Anda di halaman 1dari 75

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pesatnya perkembangan lembaga asuransi di Indonesia baik yang

konvensional maupun syariah mengindifikasikan besarnya minat masyarakat

di Indonesia terhadap produk asuransi. Terutama asuransi syariah,

keberadaannya tentunya sangat dinantikan kaum muslimin untuk menjawab

kebutuhan mereka akan asuransi yang aman dan sesuai syariah. Dalam upaya

mengembangkan asuransi syariah di Indonesia, Departeman Keuangan RI

tidak akan membatasi perkembangan industry asuransi syariah. Deperteman

Keuangan memberikan kelonggaran untuk mendorong tumbuhnya jasa

asuransi syariah di Indonesia, baik asuransi jiwa maupun asuransi umum.1

Dimana banyak kantor dan unit asuransi syariah yang beroperasi di daerah

Indonesia.

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan jumlah operator

asuransi syariah cukup banyak di dunia. Berdasarkan data Dewan Syariah

Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI), terdapat 49 pemain asuransi

syariah di Indonesia yang telah mendapatkan rekomendasi syariah. Mereka

terdiri dari 40 operator asuransi syariah, tiga reasuransi syariah, dan enam

broker asuransi dan reasiuransi syariah. Perkembangan industri asuransi

1
Hendi Suhendi dan Deni K yusup, Asuransi Takaful dari Teoretis ke Praktis, Cet Perdana,
(Bandung, Rohim Agency Bandung, 2005), Hlm 180
2

syariah di negeri ini diawali dengan kelahiran asuransi syariah pertama

Indonesia pada 1994.2 Hal ini terjadi karena indonesia yang mayoritas

muslim.

Usaha asuransi merupakan suatu mekanisme yang memberikan

perlindungan pada tertanggung apabila terjadi risiko di masa mendatang.

Apabila risiko tersebut benar-benar terjadi, pihak tertanggung akan

mendapatkan ganti rugi sebesar nilai yang diperjanjikan antara penanggung

dan tertanggung. Mekanisme perlindungan ini sangat dibutuhkan dalam dunia

bisnis yang penuh dengan risiko.3 Asuransi syariah dalam perjanjian dua

belah pihak yang mempunyai makna saling menanggung dan saling

menolong yang mempunyai padanan dalam bahasa arab takaful (menolong),

ta’min (perlindungan), dan tadhamun (menanggung). Pihak manajemen

dalam perusahaan asuransi perlu mengelola keuangannya dengan baik agar

tetap bertahan dalam jangka panjang.

Laporan keuangan merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan

suatu perusahaan pada periode tertentu dan melibatkan neraca serta laporan

laba rugi.4 Laporan keuangan komersial adalah laporan keuangan yang

disusun berdasarkan Praturan Standar Akuntasi Keuangan (PSAK) yang

bertujuan untuk menyajikan secara wajar keadaan atau posisi keuangan dari

hasil usaha dan kinerja perusahaan. Dalam penyajian informasi keuangan

2
Ali Hasan, Asuransi dalam Persfektip Hukum Islam, Suatu Tinjauan Analisi Historis, Teoritis,
Praktis, (Jakarta; Prennada Media, 2004), Hlm 16
3
. Ibid... Hlm. 68
4
http://www.takafulumum.co.id/index.php/in/berita-terkini/228-asuransi-syariah-tumbuh-40-
persen-2013, Diakses 5 april 2015 pukul 05.00 wib
3

memerlukan proses penetapan dan penandingan (matching) secara periodik

antara pendapatan dan beban sehingga dapat menentukan besarnya laba/rugi

komersial. Tujuan laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan

(SAK) adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,

kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat

bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.5

Menurut data PT. Asuransi Takaful Keluarga Indonesia memperoleh

laba yakni dari pendapatan ujroh pengelola, hasil investasi serta nisbah

pengelolaan atas investasi peserta ditahun 2013. Perusahaan meningkat dari

Rp 5,97 miliar tahun 2012 menjadi Rp 15,56 miliar pada tahun 2013. Kondisi

market saham dan sukuk yang belum mengalami peningkatan pada akhir

2013 berdampak pada laba (rugi) komprehensif yakni menjadi Rp 13,97

miliar yang merupakan penurunan atas aset keuangan yang diukur pada nilai

wajar, dengan laba atau rugi yang belum direalisasi.6

Laba menurut Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) merupakan hasil

laporan laba rugi yang merupakan laporan kinerja yang memuat dari selisih

pendapatan dan beban-beban. Kemampuan perusahaan yang diharapkan

adalah memperoleh pendapatan yang optimum dan menanggung beban yang

paling minimum.7 Beban dalam asuransi takaful keluarga Indonesia salah

satunya adalah klaim sehingga dapat mempengaruhi paktor laba perusahaan.

5
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 108 Tahun 2010, Hlm. 108.19
6
Annual report, 2013, Asuransi Takaful Keluarga Indonesia, Hlm 51
7
Mursyidi, Akuntansi Dasar, Cet 1, (Bogor; Ghalia Indonesia, 2010), Hlm.127
4

Besar kecilnya pendapatan dan beban dalam perusahaan akan

mempengaruhi laporan laba rugi. Laporan laba rugi yang dikonsolidasi ini

penting untuk menilai perkembangan dan masa depan perusahaan khususnya

yang disajikan dalam bentuk perbandingan dengan periode-periode tahun

buku sebelumnya.8 Untuk melihat perkembangan suatu usaha perusahaan

yaitu dengan melihat laporan laba rugi di poin laba bersih (neto).

Pertumbuhan laba yang sehat dapat membuktikan berhasil mengelola

laporan keuangannya hingga bisa menyebabkan perusahaan bertahan dalam

waktu yang tidak dapat ditentukan. Banyak paktor yang dapat menentukan

laba asuransi salah satunya dengan beban asuransi yaitu pada pembayaran

klaim yang dikeluarkan dari pihak tertanggung kepada pihak penanggung

sesuai dengan akad yang telah ditentukan sebelumnya.9

Klaim adalah pengajuan hak yang dilakukan oleh tertanggung kepada

penanggung untuk mendapatkan haknya berupa pertanggungan atas kerugian

berdasarkan perjanjian atau akad yang telah di buat, maka jika terjadi klaim

maka akan mengurangi laba yang di peroleh perusahaan. Bila besarnya nilai

beban asuransi berupa klaim naik maka nilai laba perusahaan akan turun

begitupun sebaliknya.10 Berikut ini adalah data tabel beban klaim dan

pertumbuhan Laba:

8
Hadori Yunus dan Harnanto, Akuntasi Keuangan Lanjutan, Cet ke-15, (Yogyakarta; BPFE,
2010), Hlm. 514
9
Feby Riani, Pengaruh Solsabilitas, Premi, Klaim, Investasi, dan Underwaiting terhadap
Pertumbuhan Laba Asuransi Umum Syariah, skripsi, (Yogyakarta; Universitas Islam Negeri
Kalijaga, 2012), Hlm 48
10
Ibid, Hlm. 52
5

Tabel 1.1
Pembayaran Klaim, pertumbuhan laba dan Kenaikan/Penurunan
Priode 2009-2014 pada asuransi Takaful (Dalam Jutaan Rupiah)

TAHUN BEBAN PERKEMBANGA JUMLAH LABA PERKEMBANGAN


KLAIM N BEBAN KLAIM BERSIH LABA (%)
(%)
2009 59.919 - 9356 -
2010 62.621 4,5 13.836 47,88
2011 66.293 5,86 10.145 -26,67
2012 83.676 26,22 5.973 -41,12
2013 93.570 11,82 15555 160,42
2014 97.989 4,72 16854 8,35
Sumber :Data Keuangan Takaful Keluarga (dioleh kembali oleh penulis)

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa beban klaim mengalami

kenaikan tiap tahunnya, pada tahun 2009 sebesar 59919, tahun 2010 sebesar

62621, pada tahun 2011 sebesar 66293, pada tahun 2012 sebesar 83676,

tahun 2013 sebesar 93.570, dan tahun 2014 sebesar 97989. Sedangakan laba

mengalami fluktuatif tetapi tidak seiring pembayaran klaim pada teori, pada

tahun 2009 sebesar 9356, tahun 2010 sebesar 13836, tahun 2011 sebesar

10145, tahun 2012 sebesar 5973, tahun 2013 sebesar 15555, tahun 2014

sebesar 16854. Jika dibentuk dalam grafik akan terlihat seperti berikut ini:

Grafik 1.1
Beban Klaim dan Pertumbuhan Laba pada Asuransi Takaful
Keluarga Indonesia periode 2009-2014
Beban Klaim dan Pertumbuhan Laba
140000
120000 16854
15555
100000 97999
5973 93570
80000 83676
13836 10145 laba
9356 66293
60000 59919 62621
p.klem
40000
20000
0
2009 2010 2011 2012 2013 2014
6

Secara teori telah dijelaskan diawal bahwa hubungan antara klaim dan

pertumbuhan laba itu adalah jika klaim naik maka laba turun. Namun jika

dilihat dari dari data tabel dan grafik diatas justru yang hanya sesuai teori

yaitu pada tahun 2011 dan 2012. Sedangkan pada tahun 2010, 2013 dan 2014

bertentangan dengan teori yang ada.

Oleh karena itu, penting adanya penelitian mengenai pertumbuhan laba

untuk dapat mengukur seberapa maksimal perusahaan dalam melakukan

kegiatan operasionalnya serta perolehan laba pada perusahaan asuransi

takaful keluarga. Dalam penelitian ini akan membahas, “Seberapa besar

Pengaruh Beban Klaim Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Asuransi Syariah

Takaful Keluarga Indonesia pada tahun 2009-2014”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perkembangan beban klaim pada PT. Asuransi Takaful

Keluarga Indonesia pada tahun 2009-2014?

2. Bagaimana perkembangan pertumbuhan laba pada PT. Asuransi Takaful

Keluarga Indonesia pada 2009-2014?

3. Bagaimana pengaruh beban klaim terhadap pertumbuhan laba pada PT.

Asuransi Takaful Keluarga Indonesia pada tahun 2009-2014?


7

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh jawaban atas

masalah yang dirumuskan yaitu:

1. Untuk mengetahui perkembangan beban klaim pada PT. Asuransi

Takaful Keluarga Indonesia pada tahun 2009-2014.

2. Untuk mengetahui perkembangan pertumbuhan laba pada Asuransi

Syariah Tafakul Keluarga Indonesia pada tahun 2009-2014.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh beban klaim terhadap

pertumbuhan laba pada Asuransi Tafakul Keluarga Indonesia pada

tahun 2009-2014.

D. Kegunaan Penelitian

Dengan dilakukan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat

baik langsung maupun tidak langsung pada pihak yang berkepentingan seperti

berikut ini:

1. Kegunaan Akademis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan

tentang ilmu keuangan khususnya pengaruh beban klaim terhadap

pertumbuhan laba.

b. Bagi Jurusan Manajeman Keuangan Syariah UIN Sunan Gunung

Djati Bandung, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan


8

informasi sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan dan

pengambilan keputusan akademisi, sehingga dapat menambah

referensi keilmuan, khususnya yang terkait dengan beban klaim dan

pertumbuhan laba.

c. Bagi peneliti, dapat membandingkan teori yang diperoleh dalam

perkuliahan dengan penelitian langsung berupa laporan keuangan

tentang pengaruh beban klaim terhadap pertumbuhan laba.

2. Kegunaan Praktisi

a. Bagi Perusahaan asuransi syariah takaful, hasil penelitian ini

diharapkan dapat mendorong semakin berkembangnya bisnis

asuransi syariah di perusahaan, terutama yang terkait dengan

penelitian ini

b. Bagi perusahaan Asuransi Syariah Takaful dapat memberikan

masukan yang berguna bagi pihak manajeman perusahaan asuransi

dalam mengelola keuangan.


9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan sebelumnya diantaranya, Jamardua Haro

(2010) melakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh

Jumlah Anak, Lama Pendidikan, Tingkat Pendapatan, Besar Premi dan

Klaim, Usia Nasabah terhadap permintaan asuransi pendidikan. Hasil

penelitian ini secara parsial dapat diketahui variabel-variabel yang

berpengaruh secara signifikan terhadap permintaan asuransi pendidikan

terdapat empat dari lima variabel bebas yang signifikan mempengaruhi

asuransi pendidikan, yaitu variabel jumlah anak, Lama pendidikan, Tingkat

pendapatan, dan usia nasabah mempengaruhi permintaan asuransi pendidikan.

Dalam penelitian ini yang membedakan dengan penelitian Jamardua Haro

(2010) terletak pada variabel dan sampel penelitian, variabel yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi premi, klaim, investasi, dan

profitabilitas, sedangkan sampel penelitian ini adalah perusahaan asuransi

syari’ah di Indonesia tahun 2006-2009.11

Penelitian juga dilakukan oleh Febi Riyani (2014) yang berjudul

Pengaruh Solvabilitas, Premi, Klaim, Investasi Dan underwriting Terhadap

Pertumbuhan Laba Perusahaan Asuransi Umum Syariah, dalam penelitian ini

11
Jamardua Haro, Pengaruh Jumlah Anak, Lama Pendidikan, Tingkat Pendapatan, Besar Premi
dan Klaim, Usia Nasabah terhadap permintaan asuransi pendidikan, Skripsi, (Yogyakarta; UIN
Sunan Kalijaga, 2010)
10

dia menyimpulkan bahwa variable Klaim secara parsial tidak berpengaruh

terhadap laba, sehingga penurunan atau kenaikan klaim tidak berpengaruh

terhadap pertumbuhan laba perusahaan asuransi umum syariah.12

Dadan Afif Hamdani juga meneliti, pengaruh investasi dana peserta,

premi, dan klaim terhadap pertumbuhan laba Asuransi Prudential Life

Asurance. Dalam hasil penelitiannya berdasarkan isi skripsi perkembangan

perkembangan investasi fluktuatif, klaim naik, dana peserta naik, dan

pertumbuhan laba ada beberapa tahun fluktuatif pada hasil penelitianya

berpengaruh signifikan.13

Suci Kawati Nur Cahaya, Analisis Pengaruh Kontrabusi Bruto,

Reasuransi, Pembayaran Klaim, dan pendapatan Investasi Neto terhadap

Surplus (defisit) Underwraiting dana Tabarru Pada perusahaan Asuransi Jiwa

Syariah di Indonesia dalam penelitiannya mengenalisis suatu banyak

komponen terhadap dana Tabarru. Hasil penelitianya Kontrabusi Bruto,

Reasuransi, Pembayaran Klaim, dan pendapatan Investasi Neto terhadap

Surplus (defisit) Underwriting dana Tabarru berpengaruh simultan maupun

parsial pada perusahaan asuransi syariah.14 Berikut adalah persamaan dan

perbedaan dan persamaan dari penelitian terdahulu:

12
Febi Riyani, Pengaruh Solvabilitas, Premi, Klaim, Investasi Dan underwriting Terhadap
Pertumbuhan Laba Perusahaan Asuransi Umum Syariah, Skripsi, (Yogyakarta; UIN Sunan
Kalijaga, 2014)
13
Dadan Afip Hamdani, Pengaruh pengaruh investasi dana peserta, premi, dan klaim terhadap
pertumbuhan laba Asuransi Prudential Life Asurance, skripsi, (Yogyakarta;Uin Sunan Kalijaga,
2012)
14
Suci Kawati Nur Cahaya, Analisis Pengaruh Kontrabusi Bruto, Reasuransi, Pembayaran
Kleim, dan pendapatan Investasi Neto terhadap Surplus (defisit) Underwraiting dana Tabarru
Pada perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia, (Surabaya;Universitas Airlangga, 2012)
11

Tabel. 2.1
Persamaan dan Perbedaan dari Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Persamaan Perbedaan
1 Jamardua pengaruh Salah satu Sedangkan
Jumlah Anak, Variabel x yang sampel
Haro (2010) Lama diteliti sama penelitian ini
Pendidikan, yaitu kalim adalah
Tingkat dan sampel perusahaan
Pendapatan, penelitian asuransi
Besar Premi, variabel yang syari’ah di
klaim dan Usia digunakan Indonesia
Nasabah dalam penelitian tahun dan
terhadap ini meliputi variabel X
permintaan klaim. atau
asuransi dependen ada
pendidikan enam yaitu
Pengaruh lama
Solvabilitas, pendidikan,
Premi, Klaim, tingkat
Investasi Dan pendapatan,
underwriting premi, klaim,
Terhadap dan usia
Pertumbuhan nasabah
Laba
Perusahaan
Asuransi Umum
Syariah
2 Feby Riyani Pengaruh Variable x dan y Perbedaan
Solvabilitas, sama yaitu Obyek yang
(2014) Premi, Klaim, klaim terhadap berbeda yaitu
Investasi dan Laba Asuransi
Underwriting Umum
Terhadap
Syariah. dan
Pertumbuhan
Laba Perusahaan variabel X
Asuransi Umum atau
Syariah dependent
ada lima
yaitu
solsabilitas,
premi,
Investasi,
underwriting.
3 Dadan Afif pengaruh Pempunyai Objek yang
investasi dana kesamaan ada berbeda dan
Hamdani peserta, premi, varibel X dan Y variabel X
dan klaim ada 3
12

(2012) terhadap komponen,


pertumbuhan dan variabel
laba Asuransi X atau
Prudential Life dependent
Asurance ada tiga:
investasi,
premi, dan
klaim.
4 Suci Kawati Analisis Memiliki Berbeda
Pengaruh kesamaan salah objek dan
Nur Cahaya Kontrabusi satu Varibel X varibel Y
Bruto, yang sama
(2012) Reasuransi,
Pembayaran
Klaim, dan
pendapatan
Investasi Neto
terhadap Surplus
(defisit)
Underwraiting
dana Tabarru
Pada perusahaan
Asuransi Jiwa
Syariah di
Indonesia

B. Konsep Dan Teori

1. Asuransi Syariah

Pengertian Asuransi Syariah dihubungkan dengan Pasal 246 Kitab

Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) yang menjelaskan bahwa

asuransi adalah “suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung

mengikatkan diri kepada seorang tertanggung untuk memberikan

penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan

keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu


13

peristiwa yang tak tertentu.15 Dalam pasal 247 KUHD juga disebutkan

berbagai lapangan asuransi sebagaimana dinyatakan bahwa pertanggungan

itu antara lain dapat mengenai bahaya kebakaran, bahaya yang mengancam

hasil pertanian yang belum di panen, mengancam jiwa sesuatu atau

beberapa orang, kemudian bahaya laut, perbudakan, bahaya uang

mengancam pengangkutan di daratan, di sungai dan perairan daratan.16

Asuransi syariah adalah saling melindungi dan tolong menolong

diantara sejumlah orang atau pihak melalui invesati dana tabaru yang

memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tentu melalui

ikatan yang sesuai ikatan yang sesuai ikatan. Investasi tersebut merupakan

donasi dengan syarat tertentu dan merupakan dana peserta dan kolektip,

bukan merupakan pendapatan entitas pengelola. Perinsip dasar asuransi

syariah adalah saling tolong menolong (ta’awuni) dan saling menanggung

(takafuli) antar sesama peserta.

Dari segi bahasa, asuransi berasal dari bahasa Inggris insurance dan

bahasa Belanda verzekering atau asurantie yang berarti pertanggungan atau

penjaminan.17 Dalam perspektif ekonomi Islam, asuransi dikenal dengan

istillah takaful yang berasal dari bahasa Arab yakni takafala-yatakafulu-

takaful yang berarti saling meanggung atau saling menjamin.18

15
Zainuddin Ali, Hukum Asuransi Syariah, (Jakarta; Sinar Grafika, 2008), Hlm. 1
16
Hendi Suhendi, dan Deni K. Yusup, Asuransi Takaful dari Teori ke Peraktis, Cet Perdana,
(Bandung; Mimbar Pustaka Bandung, 2005, Hlm. 2
17
Wirjono prodjodikoro, Hukum Asuransi di Indonesia, (Jakarta; Pt. Pembimbing Masa ,1972)
Hlm.234
18
Hendi Suhendi, dan Deni K. Yusup, Asuransi Takaful Dari Teoritis Ke Praktis, (Bandung;
Mimbar 3 Pustaka), Hlm. 1
14

Sedangkan menurut Fatwa DSN-MUI Asuransi Syariah (Ta’min,

Takaful, Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong

di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau

tabarru‟ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko

tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.19

Asuransi syariah dalam pengertian muamalat mengandung arti yaitu

saling menanggung risiko di antara sesama manusia sehingga di antara satu

dengan lainnya menjadi penanggung atau risiko masing-masing. Dengan

demikian, gagasan mengenai asuransi syariah berkaitan dengan unsur saling

menanggung risiko di antara para peserta asuransi, di mana peserta

yang satu menjadi penanggung peserta yang lainnya.20

Dari beberapa pengertian di atas, asuransi syariah berarti merupakan

pihak penanggung atau penjaminan atas segala resiko kerugian, kerusakan,

kehilangan atau kematian yang dialami oleh nasabah (pihak tertanggung).21

Dalam hal ini, si tertanggung atas barang atau harta, jiwa dan sebagainya

berdasarkan prinsip bagi hasil berdasarkan pola keuntungan dan kerugian

(profit and lost sharing) yang disepakati oleh kedua belah pihak.22

Seperti halnya perusahaan asuransi komvesional, perusahaan asuransi

syariah perusahaan asuransi syariah juga mengenal istilah premi atau

19
Fatwa Dewan Syariah Nasional No.21/DSN-MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum
Asuransi Syariah
20
Rahmat Husein, Asuransi Takaful Selayang Pandang dalam Wawasan Islam dan Ekonomi,
(Jakarta; Lembaga Penerbit FE UI, 1997), Hlm. 234
21
Hendi suhendi, dan Deni K. Yusup, Asuransi Takaful dari Teoritis Ke Praktis, (Bandung;
Mimbar 3 Pustaka), Hlm. 3
22
A. Dajzul dan Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat, (Jakarta; rajawali press,
2002), Hlm. 42
15

sejumlah dana yang di tawarkan oleh peserta asuransi kepada entitas

pengelola. Berbeda dengan asuransi konvensional, asuransi syari’ah harus

beroperasi sesuai prinsip syariat Islam dengan cara menghilangkan sama

sekali kemungkinan terjadinya unsur-unsur gharar, maisir, dan riba. Bentuk

bentuk usaha dan investasi yang dibenarkan dalam syariat Islam adalah yang

lebih menekankan kepada keadilan dengan mengharamkan riba dan dengan

mengembangkan kebersamaan dalam menghadapi risiko usaha.

Adapun perbedaan asuransi syariah dan konvesional sebagai tabel

berikut23:

Tabel 2.2
Perbedaan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional
Asuransi Syariah Asuransi Konvensional
Konsep asuransi syariah Konsep asuransi
adalah suatu konsep dimana konvensional sebgaimana
terjadi saling memikul resiko didefinisikan dalam undang-
diantara semua peserta undang tentang usaha
sehingga antara satu dengan perasuransian, berbunyi,
yang lainnya menjadi “Asuransi atau pertanggung
penanggung atas resiko yang adalah perjanjian antara dua
muncul. pihak atau lebih, dimana pihak
Konsep
penanggung mengikatkan diri
kepada tertanggung, dengan
menerima premi asuransi,
untuk memberikan
penggantian kepada
tertanggung karena kerugian,
kerusakan, atau kehilanggan
keuntungan yang diharapkan”.
Al’Aqilah merupakan istilah Asal mula dari asuransi
yang cukup masyhur dalam konvensional adalah dari
kitab-kitab fiqih, yang kebiasaan masyarakat
dianggap oleh sebagian ulama Babilonia 4000-3000 SM yang
Asal – Usul
sebagai cikal bakal asuransi dikenal dengan perjanjian
syariah. Al-aqilah berasal dari Hammurabi, dikumpulkan oleh
kebiasaan suku arab jauh raja Babilonia dalam 282
sebelum islam datang (571 ketentuan pada tahun 2250

23
Zainuddin Ali, M.A, Hukum Asuransi Syariah, cet pertama, (Jakarta; Sinar Grafika, 2008),
Hlm. 64
16

M). Al-aqilah bahkan SM. Kemudian menjadi


tertuang dalam konstitusi praktik perjanjian Bottomry
pertama didunia, yang dibuat sekitar 1600-1000
langsung oleh Rasulullah yang SM yang dipraktekan di
dikenal dengan piagam masyarakat Yunani.
madinah..
Sumber hukum dari asuransi Jika sumber hukum syariah
syariah adalah syariat islam. bersumber dari firman Allah
Sedangkan sumber hukum dan Sunnah Rasul, maka pada
Sumber
dalam syariah islam adalah al- asuransi konvensional sumber
Hukum
Qur‟an, Sunnah, Ijma. hukum didsarkan pada
pemikiran manusia dan
kebudayaan.
Asuransi syariah baik yang life Dewan Hisbah PERSIS dalam
insurance (jiwa) maupun siding yang ke 12 tanggal 26
general insurance (kerugian) juni 1996, memberikan
telah terbebas dari hal hal yang kesimpulan hukum tentang
diharamkan oleh para ulama asuransi konvensional sebagai
yaitu bersih dari adanya berikut :
“maghrib” (maisir, gharar, dan a.Semua asuransi konvensional
Bersih dari
riba). yang ada saat ini mengandung
“maghrib”
unsur gharar, maisir, dan riba.
(maisir,
b.Sedangkan gharar, maisir,
gharar, dan
dan riba humunya haram.
riba)
c.Adapun Takaful, dapat
dijadikan sebagai alternatif
pengganti (asuransi syariah),
dengan catatan takaful masih
terus harus berusaha
menyemprnakan apa yang
telah ada.
Peran utama para ulama dalam Pada Asuransi Konvensional,
Dewan Pengawas Syariah tidak ada Dewam Pengawas
(DPS) adalah mengawasi Syariah (DPS)
Dewan jalannya operasional sehari-
Pengawas hari lembaga keuangan syariah
Syariah (seperti Bank, Asuransi,
Obligasi, Pasar Modal,
Leasing). Agar sesuai dengan
ketentuan-ketentuan syariah.
Akad yang digunakan dalam Akad pada asuransi
asuransi syariah adalah akad konvensional adalah akad
tijarah dan akad tabarru‟. mu‟awadhah. (1) mu‟awadah
Akad tijarah yang dimaksud ialah suatu perjanjian dimana
adalah semua bentuk akad pihak yang memberikan
Akad
yang dilakukan untuk tujuan sesuatu kepada pihak lain,
komersial misalnya berhak menerima penggantian
mudharabah, wadiah, wakalah. dari pihak yang diberinya. (2)
akad Idz‟am- Pendudukan
dalam perjanjian ini tidak
17

ketidakadilan, karena tidak


seimbang, dimana pihak yang
kuat adalah pihak asuransi. (3)
akad Gharar, karena masing-
masing dari kedua pihak,
penanggung dan tertanggung
pada waktu melangsungkan
akad tidak mengetahui jumlah
yang ia akan berikan dan
jumlah yang ia akan ambil.
Proses hubungan peserta dan Jika pada asuransi syariah
perusahaan dalam mekanisme hubungan antara peserta yang
pertanggungan pada asuransi terjadi adalah sharing of risk,
syariah adalah sharing of risk maka pada asuransi
Sharing Of yaitu saling menanggung konvensional justru sebaliknya
Risk resiko. adalah transfer of risk
memindahkan resiko. Karena,
itulah sebetulnya hakekat dan
tujuan utama orang
berasuransi.
Untuk produk-produk dengan Sementara itu, mekanisme
unsure saving, dana yang pengelolahan dana pada
dibayarkan peserta langsung asuransi konvensional tidak
Pengelolaan dibagi dalam dua rekening, ada pemisahaan antara dana
Dana yaitu rekening peserta dan peserta dan dana tabarru‟.
rekening tabarru‟. Semua bercampur menjadi
satu dan status dana tersebut
adalah dana perusahaan.
Dana-dana yang terkumpul Menurut peraturan pemerintah,
dari peserta hanya dibenarkan investasi wajib dilakukan pada
melalui instrument yang jenis investasi yang aman dan
Invesatsi
menggunakan akad yang menguntungkan serta memiliki
Dana
sesuai dengan syariat islam. likuiditas yang sesuai dengan
kewajiban yang harus
dipenuhi.
Dana yang terkumpul dari Hal yang sebaliknya terjadi
peserta dalam bentuk iuran pada asuransi konvensional,
atau kontribusi merupakan dimana dana yang terkumpul
milik peserta (shahibul mal). dari premi peserta seluruhnya
Kepemilika
Asuransi syariah hanya menjadi milik perusahaan.
n Dana
sebagai amanah (mudharib) Perusahaan bebas
dalam mengelolah. menggunakan dan
menginvestasikan kemana
saja.
Unsur premi pada asuransi Sementara itu pada asuransi
syariah terdiri dari unsur konvensional, unsur premi
Unsur tabarru‟ dan tabunggan (untuk terdiri dari : (1) tabel
Premi asuransi jiwa), dan unsur mortalitas (2) bungga
tabarru saja (untuk asuransi (interest), (3) biaya-biaya
kerugian) asuransi (cos of insurance).
18

Pada asuransi jiwa konsep Pada asuransi jiwa


yang benar tidak ada (konvensional), loading atau
pembebanan biaya yang kontribusi biaya include
dipotong dari iuran dana (tercakup) dalam premi
Konstribusi
peserta(premi). peserta, dan biasanya premi
Biaya
tahun pertama dan kedua habis
terserap untuk biaya kontribusi
biaya, terutama untuk komisi
agen.
Pada asuransi syariah Pada Asuransi konvensional
sumber pembayaran klaim sumber pembayaran klaim
diperoleh dari rekening adalah dari rekening
Sumber tabarru‟ yaitu : rekening dana perusahaan, murni bisnis, dan
Pembayaran tolong-menolong dari seluruh tentu tidak ada nuansa spiritual
Klaim peserta, yang sejak awal sudah yang melandasinya.
diakadkan ikhlas untuk
keperluan saudara- saudaranya
apabila ada yang klaim.
Pada akuntansi asuransi Konsep akutansi yang
syariah lebih cenderung diterapkan pada asuransi
menggunakan cash basis konvensional adalah accrual
daripada accrual basis, dengan basis, dasar akrual‟ Accrual
System
pertimbangan-pertimbangan basis menurut belkaouni
Akuntansi
syar‟i. adalah suatu proses akutansi
untuk mengakui terjadinya
peristiwa atau keadaan non
kas.
Profit pada asuransi syariah Pada asuransi konvensional
untuk asuransi kerugian, yang sebagaimana lazimnya semua
diperoleh dari surplus industry asuransi, keuntungan
underwriting, komisi yang diperoleh dari surplus
reasuransi, dan hasil investasi underwriting, komisi
bukan seluruhnya menjadi reasuransi, dan hasil
Keuntungan milik perusahaan. Tetapi investasi, dalam satu tahun
dilakukan bagi hasil antara keuntungan menjadi milik
perusahaan dan peserta perusahaan.
sebagaimana yang telah
diperjanjikan atau menjadi
akad diawal ketika baru masuk
asuransi syariah.
a. Misi Aqidah a. Misi ekonomi
Ekonomi islam adalah Dalam ekonomi asuransi
ekonomi IIahiah, karena titik memberikan manfaat ekonomi,
berangkatnya dari Allah, misalnya rasa aman karena
Misi dan tujuanya mencari ridha Allah, risiko kerugian ada yang
Visi dengan cara tidak menanggung. Dan dapat
bertentanggan dengan syariat- melakukan efisiensi dikala
Nya. harus mengeluarkan biaya
b. Misi Ibadah besar.
Asuransi syariah adalah b. Misi Sosial
19

asuransi yang bertumpu pada Asuransi juga tidak dapat


konsep tolong- menolong dipungkiri, menambah misi
dalam kebaikan dan sosial. Misalnya, asuransi
ketakwaan. Serta menjadikan sosial jaminan tenaga kerja
peserta sebagai keluarga besar (Jamsostek), asuransi pensiun
yang saling menanggung. (Pegawai Negeri), asuransi
c. Misi Iqhtishodi (Ekonomi) Jasa Raharja, dan sebagainya.
Asuransi syariah bersama
lembaga-lembaga ekonomi
syariah lainnya muncul
sebagai solusi bukan hanya
untuk meningkatkan ekonomi
umatnya, tetapi untuk
membantu perekonomian
Negara.
d. Misi Pemberdayaan umat
(Sosial)
Sebagaimana misi yang
diemban asuransi umumnya,
pada asuransi syariah misi
mengemban beban social
terasa lebih melekat pada
dirinya, melalui produk-
produk yang khusus dirancang
untuk lebih mengarah kepada
kepentingan social dan
pemberdayaan umat daripada
kepentingan komersial.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka ditemukan

beberapa perbedaan dan keunggulan asuransi syariah dan asuransi

konvesional dan kelemahan-kelemahan yang ada pada sistem maupun

mekanisme yang diimplementasikan selama ini oleh asuransi konvesional

Pemerintah Republik Indonesia telah mengeluarkan KMK No.

423/KMK/06/2003 yang di dalamnya antara lain mengatur ketentuan-

ketentuan asuransi syariah, baik menyangkut persyaratan untuk mendirikan

maupun konversi asuransi konvesional ke asuransi syariah, membuka


20

cabang asuransi syariah, unit usaha syariah, ketentuan ahli asuransi syariah,

mengatur tentang investasi yang dibenarkan secara syariah.24

Dalam pengelolaan dan penanggungan resiko, asuransi syariah tidak

membolehkan adanya gharar (ketidakpastian atau spekulasi) dan maisir

(perjudian). Dalam investasi dan manajemen dana tidak diperkenankan

adanya riba (bunga). Ketiga larangan ini, gharar, maisir dan riba adalah area

yang harus dihindari dalam praktik asuransi syariah, dan yang menjadi

pembeda utamadengan asuransi konvensional.25 Menetapkan prinsip-

prinsip, praktik, dan operasional dari suatu asuransi syariah, parameter yang

menjadi rujukan adalah syariah islam yang bersumber dari Al- qur’an, hadis,

dan fikih Islam. Asuransi syariah syariah mendasarkan diri dari pada prinsip

kejelasan dan kepastian, sehingga kejelasan yang meyakinkan kepada

peserta asuransi dengan akad secara syariah antara perusahaan dengan

peserta asuransi, baik yang akad jual beli (tudabuli) maupun akad tolong-

menolong (takafuli).

2. Landasan Hukum Asuransi Takaful.

Secara umum, dasar utama pembentukan Asuransi Takaful

sesungguhnya mengacu kepada prinsip umum yang terdapat dalam nash al-

Qur’an yang mengharuskan setiap individu saling tolong menolong satu

24
Ibid...Hlm.74
25
Muhaimin Iqbal, Asuransi Umum Syariah Dalam Praktik, (Jakarta; Gema Insani Press, 2005),
Hlm. 2
21

sama lain.26 Landasan syariah Asuransi Takaful merupakan asuransi syariah

atau sekurang-kurangnya asuransi yang islami. Sebab prinsip-prinsip dan

cara kerja asuransi takaful bertumpu pada prinsip tolong menolong (al-

ta’awun) yang bersandar dari al-Qur’an dan Sunnah.

a. QS. Al-Maidah ayat 227:

  


   
   
    
 
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa,

dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan

bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksaannya”.

b. As-Sunnah28

“Diriwayatkan dari Abu Musa ra. Ia berkata bahwa Rasulullah SAW

bersabda: “Seorang mukmin terhadap mukmin yang lain adalah seperti

sebuah bangunan di mana sebagiannya menguatkan sebagian yang lain.”

(HR Bukhari dan Muslim).

Hadits nabi yang diriwayatkan oleh bukhari dan muslim bahwa

“kedudukan (persaudaraan) yang beriman satu sama lainnya ibarat satu

tubuh, bilamana salagsah satu tubuh itu sakit, maka akan dirasakan

sakitnya oleh seluruh anggota tubuh lainnya”.

26
Jafri Khalil, Ta’min Islami dan Akad-Akad yang diaplikasikan, Makalah tidak dipublikasikan,
Hlm. 2
27
Al- Qur’an dan Terjemaah
28
www.DasarHukumAsuransi, Google, di akses tanggal 28 Juni, 2015 pukul 01.30
22

Asuransi Syari’ah yang berdasarkan konsep tolong menolong dalam

kebaikan dan ketakwaan, menjadikan semua peserta dalam suatu keluarga

besar untuk saling melindungi dan saling menanggung risiko keuangan yang

terjadi di antara mereka. Konsep takafulli yang merupakan dasar dari

asuransi syari’ah, ditegakkan di atas tiga prinsip dasar, yaitu:

a). saling bertanggung jawab,

b). saling bekerja sama dan saling membantu,

c). saling melindungi dalam kebenaran.

Oleh karena itu, sistem asuransi syari’ah adalah sikap ta’awun yang

telah diatur dengan sistem yang sangat rapi, antara sejumlah besar manusia,

semua tetap siap mengantisipasi suatu peristiwa.29

3. Prinsip Operasional Asuransi Syari’ah

Berbeda dengan asuransi konvensional, asuransi syari’ah harus

beroperasi sesuai prinsip syariat Islam dengan cara menghilangkan sama

sekali kemungkinan terjadinya unsur-unsur gharar, maisir, dan riba. Bentuk

bentuk usaha dan investasi yang dibenarkan dalam syariat Islam adalah yang

lebih menekankan kepada keadilan dengan mengharamkan riba dan dengan

mengembangkan kebersamaan dalam menghadapi risiko usaha.

Terdapat beberapa solusi untuk menyiasati agar bentuk usaha asuransi

dapat terhindar dari unsur gharar, maisir, dan riba.

a. Gharar (uncertainty) atau ketidakpastian ada dua bentuk : 30

29
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syari’ah, cet. ke-1, (Jakarta; Gema Insani, 2004), Hlm. 293-
294.
23

1) Bentuk akad syari’ah yang melandasi penutupan polis. Secara

konvensional, Kontrak atau Perjanjian dalam asuransi Jiwa dapat

dikategorikan sebagai akad tabadulli atau akad pertukaran, yaitu

pertukaran pemabayaran premi dengan utang pertanggungan. Secara

harfiah dalam akad pertukaran harus jelas berapa yang dibayarkan

dan berapa yang diterima. Keadaan ini menjadi rancu (gharar)

karena kita tahu berapa yang akan diterima (sejumlah uang yang

dipertanggungkan), tetapi tidak tahu berapa yang akan dibayarkan

(sejumlah seluruh premi) karena hanya Allah yang tahu kapan

seseorang akan meninggal . Dalam konsep syari’ah keadaan ini akan

lain karena akad yang digunakan adalah akad takafuli atau peserta

asuransi menjadi penolong dan penjamin satu sama lainnya.

2) Sumber dana pemabayaran klaim dan keabsahan syar’i penerima

uang klaim itu sendiri. Dalam konsep asuransi konvensional, peserta

hanya tahu jumlah pembayaran klaim yang akan diterimanya. Dalam

konsep takaful, setiap pemabayaran premi sejak awal akan dibagi

dua, masuk kerekening pemegang polis dan satu lahi dimasukkan ke

rekening khusus peserta yang diniatkan tabarru’ atau kata lain, dana

klaim dalam konsep takaful diambil dari dana tabarru’ yang

merupakan kumpulan dana sedekah yang diberikan oleh peserta.

b. Maisir (gambling), artinya ada salah satu pihak yang untung tapi

dipihak lain justru mengalami kerugian. Unsur ini dalam asuransi

30
Muhammad Syafi’i Antonio, “Prinsip Dasar Operasi Takaful” dalam Arbitrase Islam di
Indonesia, (Jakarta; Badan Arbitrase Muamalat Indonesia, 1994), Hal. 148.
24

konvensional terlihat apabila selama masa perjanjian peserta tidak

berhak mendapatkan keuntungan apa-apa termasuk premi yang

disetornya. Sedangkan, keuntungan yang diperoleh ketika peserta lain

yang belum lama menjadi anggota menerima dana pembayaran klaim

yang jauh lebih besar. Dalam konsep takaful, apabila peserta tidak

mengalami kecelakaan atau musibah selama menjadi peserta, maka ia

tetap berhak mendapatkan premi yang disetor kecuali dana yang

dimasukkan dalam dana tabarru’.

c. Unsur Riba (ususry) tercermin dalam cara perusahaan asuransi

konvensional melakukan usaha dan investasi dimana meminjamkan

dana premi yang terkumpul atas dasar bunga. Dalam konsep takaful

dana premi yang terkumpul diinvestasikan dengan prinsip bagi hasil,

terutama mudharabah dan musyarakah.

4. Akad Asuransi Syariah

Dalam teori hukum kontrak secara syariah (nazarriyati al – uqud),

setiap terjadi transaksi, maka akan terjadi salah satu dari tiga hal berikut.

Pertama kontraknya sah; kedua kontraknya fasad; dan ketiga, akadnya batal.

Untuk melihat kontrak itu jatuhnya kemana, maka perlu diperhatikan

instrumen mana dari akad yang dipakai dan bagaimana aplikasinya.31

Pandangan hukum syariah suatu akad merupakan ikatan secara hukum

yang dilakukan oleh dua atau beberapa pihak yang sama-sama keinginan

31
Jafril Kahlil, “Akad-Akad Produk Keuangan Islam, (Lembaga Diklat Depkeu, 2003), Hlm 1
25

untuk mengikatkan diri. Kehendak atau keinginan pihak pihak yang

mengikatkan diri itu sifatnya tersembunyi dalam hati. Oleh sebab itu,

menyatakan kehendak masing-masing harus diungkapkan dalam suatu

pernyataan. Pernyataan pihak-pihak yang berakad itu disebut ijab dan qabul.

Ijab adalah pernyataan pertama yang dikemukakan oleh satu pihak, yang

mengadung keinginannya secara pasti untuk mengikatkan diri. Sedangkan

qabul adalah pernyataan pihak lain setelah ijab yang menunjukan

persetujuannya untuk mengikatkan diri.

Akad adalah hubungan/keterkaitan antara ijab dan qabul atas

diskursus yang dibenarkan oleh oleh syar’i dan memiliki imflikasi hukum

tertentu.32 Ijab dan qabul telah memenuhi syarat-syaratnya, sesuai

ketentuan syar’i maka terjadilah perikatan antara pihak-pihak yang

melakukan ijab qabul dan munculah segala akibat hukum dari akad yang

disepakati.33

Demikian halnya dalam asuransi, akad antara perusahaan dan

peserta harus jelas, apakah akadnya jual beli atau akad tolong-menolong

atau akad lainnya, sementara itu asuransi syariah, akad yang melandasinya

bukan akad jual beli sebagaimana halnya dalam asuransi konvesional.

Tetapi yang melandasinya akad tolong-menolong (aqd takafuli) dengan

menciptakan instrumen baru untuk menyalurkan dana kebijakan melalui

akad tabarru hibah.

32
Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah, Cet 1, (Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 2008),
Hlm48
33
Ibid ... Hlm. 49
26

1. Ketentuan Umum

a. Asuransi syariah (Ta’min, Takafuli, Tadhamun) adalah usaha saling

menolong dan melindungi diantara sejumlah orang/pihak melalui

investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru, yang memberikan pola

pengembalian untuk menghadapi resiko tentu melalui akad

(perikatan ) yang sesuai dengan syariah.

b. Akad yang sesuai syariah dimaksud pada poin adalah yang tidak

dimaksud gharar penipuan, masyir perjudian, riba (bunga), zulmu

penganiayaan, riswah suap, barang haram dan maksiat.

c. Akad tijarah adalah semua bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan

komersial.

d. Akad tabarru adalah semua bentuk akad yang dilakukan dengan

tujuan kebaikan dan tolong menolong, bukan semata kebutuhan

komersial.

e. Klaim adalah hak peserta asuransi yang wajib diberi perusahaan

asuransi sesuai dengan kesepakatan dalam akaad.

2. Akad dalam asuransi

a. Akad yang dilakukan antara peserta dengan perusahaan terdiri atas

akad tijarah dan atau akad tabarru.

b. Akad tijarah yang dimaksud dalam ayat (1) adalah mudharabah,

sedangkan akad tabarru’ adalah hibah.

c. Dalam akad sekurang-kurangnya disebutkan:

 Hak dan kewajiban peserta dan perusahaan.


27

 Cara dan waktu pembayaran premi.

 Jenis akad tijarah dan atau akad tabarru’ serta syarat-syarat

yang disepakati sesuai jenis asuransi yang diakad.

3. Kedudukan Setiap Pihak dalam Akad Tijarah dan Tabarru’

a. Dalam akad tijarah (mudharabah), perusahaan bertindak sebagai

shabibul mal pemegang polis.

b. Dalam akad tabarru hibah’, peserta memberikan hibah yang akan

digunakan untuk menolong peserta lain yang terkena musibah.

Sedangkan, perusahaan sebagai pengelola dana hibah.

4. Ketentuan dalam Akad Tijarah dan Tabarru’

a. Jenis akad tijarah dapat diubah menjadi jenis akad tabarru’ bila

pihak yang tertahan haknya dengan rela melepaskan haknya

sehingga menggugurkan kewajiban pihak yang belum menunaikan

kewajibannya.

b. Jenis akad tabarru’ tidak dapat diubah menjadi jenis akad tijarah.

5. Jenis Asuransi dan Akadnya

a. Dipandang dari segi jenis, asuransi itu terdiri atas asuransi kerugian

dan asuransi jiwa.

b. Sedangkan bagi akad kedua jenis asuransi tersebut adalah

mudharabah dan hibah.

6. Premi

a. Pembayaran premi didasarkan atas jenis akad tijarah dan jenis akad

tabarru’.
28

b. Untuk menentukan besarnya premi, perusahaan asuransi dapat

menggunakan rujukan table mortalita untuk asuransi jiwa dan table

morbidita untuk asuransi kesehatan, dengan syarat tidak memasukan

unsur riba dalam perhitungannya.34

Fatwa ini merupakan asuan sementara bagi perusahaan asuransi

syariah di Indonesia, terutama menyangkut bagaimana akad-akad dalam

bisnis asuransi syariah dan ketentuan-ketentuan lain yang terkait dengannya.

5. Pengertian Klaim

Klaim adalah pengajuan hak yang di lakukan oleh tertanggung

kepada penanggung untuk mendapatkan haknya berupa pertanggungan

atas kerugian berdasarkan perjanjian atau akad yang telah di buat.35 Dengan

kata lain, klaim adalah proses pengajuan oleh peserta untuk mendapatkan

uang pertanggungan setelah tertanggung melaksanakan seluruh

kewajibannya kepada penanggung, yaitu berupa penyelesaian pembayaran

premi sesuai dengan kesepakatan sebelumnya. Pembayaran klaim adalah

salah satu beban asuransi pada asuransi syari’ah diambil dari dana tabarru’

semua peserta. Perusahaan sebagai mudharib wajib menyelesaikan proses

klaim secara cepat, tepat, dan efisien sesuai dengan amanah yang

diterimanya.

34
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syari’ah, cet. ke-1, (Jakarta: Gema Insani, 2004), hlm. 249
35
Feby Riyani “Pengaruh Solvabilitas, Premi, Klaim, Investasi Dan underwriting Terhadap
Pertumbuhan Laba Perusahaan Asuransi Umum Syariah,” Skripsi (Yogyakarta; UIN Sunan
Kalijaga,2014), Hlm. 7
29

Beban klaim di ambil dari beban asuransi berupa pembayaran klaim

yang dilakukan oleh perusahaan asuransi mengacu pada PSAK NO. 108

Tahun 2010 yaitu di ambil dari dana tabarr.’36Akuntasnsi Laporan

pembayaran klaim mengacu pada PSAK No.111 Akuntasi Transaksi

Asuransi Syariah yang relevan.37 Pembayaran Klaim diambil pada laporan

Surplus defisit/underwriting dana tabarru pada laporan keuangan.

Tabel 2.3
Beban Klaim Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 111
Akuntasi Transaksi Asuransi Syariah
1. Pendapatan Asuransi 7. Beban Asuransi
2. Kontribusi bruto 8. Pembayaran Klaim
3. Ujrah pengelola 9. Klaim yang ditanggung
4. Bagian retakaful retafakul dan pihak lain
5. Perubahan kontribusi 10. Penyisihan teknis
6. Jumlah pendapatan Asuransi 11. Beban pengelola asuransi
12. Jumlah Beban Asuransi

Sumber: PSAK No.111 Akuntansi Transakasi Asuransi Syariah


Beban klaim dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan adalah

salah satu beban asuransi yaitu pada pembayaran klaim poin delapan. Beban

asuransi adalah suatu yang berpengaruh pada laporan laba rugi. Secara

teknis laporan laba rugi adalah laporan yang disusun secara sistematis

tentang pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian yang dicapai oleh

perusahaan pada suatu periode tertentu.38

36
Lihat Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), No. 108 point 12, Hlm. 2
37
Lihat Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), No. 111 Akuntansi Transaksi Asuransi
Syariah
38
Mursidi, Akuntansi Dasar, Cet. 1, (Bogor; Ghalia Indonesia, 2010), Hlm. 127
30

6. Prosedur Pengembalian Klaim Peserta Asuransi

Prosedur pengembalian klaim peserta asuransi mencakup atas

ketentuan-ketentuan teknis yang berlaku dengan bagaimana peserta asuransi

dapat hak-haknya secara propeional. Hal ini sangat penting berdasarkan visi

lembaga keuangan syariah yakni menyelanggarakan pelayanan dan jasa

keuangan secara adil dan seimbang berlandaskan syariah. 39 Syarat-syarat

yang bersipat baik dari asuransi lainnya juga biasanya mengikat kedua belah

pihak baik dari status agen maupun langsung ke kantor asuransi, hal itu

mempermudah pengembalian klaim.

Secara umum, dapat digambarkan bahwa prosedur pengembalian

klaim peserta dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:40

1. Peserta mendatangi kantor asuransi kalau ada melalui agen asuransi atas

kerugian yang dialami.

2. Peserta mengisi formulir penarikan klaim asuransi yang disesuaikan

dengan jenis produk asuransi yang diambil, jenis dan jumlah kerugian

yang dialami.

3. Peserta melengkapi semua persyaratan yang diperlukan:

a. Biodata lengkap peserta.

b. Jenis produk yang diambil.

c. Salinan rekening tabungan yang telah disetor.

d. Surat keterangan data kerugian yang dialami.

e. Jumlah kerugian yang harus ditanggung.


39
Hendi Suhendi dan Deni K. Yusup, Asuransi Takaful dari Teoretis ke Praktis, Cet Perdana,
(Bandung; Mimbar Pustaka Bandung, 2005), Hlm. 108
40
Ibid... Hlm.109
31

4. Kantor asuransi akan mengkaji studi kelayakan untuk menaksir jumlah

kerugian si peserta dan jumlah biaya yang harus ditanggung.

5. Jika studi kelayakan taksiran kerugian sudah dianggap tepat dan

propesional, maka peserta dapat mencairkan klaim asuransi di bagian

teller.

7. Pengertian Laba

Laba adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang

dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur

pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau

rugi) bersih.

Unsur-unsur laporan laporan laba rugi biasanya terdiri dari:

 Pendapatan dari penjualan

Dikurangi Beban pokok penjualan

 Laba/rugi kotor

Dikurangi Beban usaha

 Laba/rugi usaha

Ditambah atau dikurangi Penghaslan/beban lain

 Laba/rugi sebelum pajak

Dikurangi Beban pajak

 Laba/rugi bersih.41

41
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), No. 108
32

Laporan laba-rugi memuat tentang pendapatan dan beban-beban

sehingga dapat diketahui keutungan dan kerugian perusahaan selama

periode tertentu, laporan ini dapat disajikan dalam dua cara, yaitu dengan

cara single step atau cara multiple step. Cara single step (satu tahap)

menunjukan menunjukan bahwa laporan laba rugi menghitung dengan satu

tahapan, yaitu pendapatan dikurangi dengan beban, sedangkan multi step

(tahapan ganda)dimana perhitungan selisih pendapatan dan beban dihitung

dua kali, yaitu pendapatan usaha (operating revenue) dikurangi dengan

beban usaha (operating expenses), dan pendapatan luar usaha (non-

operating revenue) dikurangi beban luar usah ( non-operating expenses).42

Penyajian laporan laba rugi secara setahap, pada umumnya

dipergunakan oleh perusahaan yang mempunyai penghasilan dan beban

luar usaha dengan jumlah yang relatif sedikit. Namun berdasarkan standar

akuntansi keuangan, laporan laba rugi disajikan dengan cara multi step,

karena akan mencerminkan kinerja perusahaan yang sesungguhnya. 43

Dalam pernyataan laporan laba rugi ini bila pendapatan lebih besar dari

beban akan mendapatkan laba perusahaan.

Pertumbuhan perusahaan sehat dianggap sebagai persyaratan dasar

dari keberhasilan perusahaan. Perusahaan yang bertumbuh, ukuran (size)

dan pangsa pasarnya akan meningkatkan laba perusahaan. Selanjutnya,

perusahaan yang pertumbuhannya tinggi akan menarik bagi management

talent dan sumber-sumber keuangan yang besar.

42
Mursidi, Akuntansi Dasar, Cet 1, (Bogor; Ghalia Indonesia, 2010), Hlm. 127
43
Ibid... Hlm 127
33

Secara umum, tujuan perusahaan dapat dikelompokkan menjadi tiga

kelompok, yaitu:

1) Profitabilitas (profitability), yaitu untung yang harus di dapat

oleh sebuah instansi perusahaan.

2) Pertumbuhan (growth), yaitu bertambahnya ukuran (size)

maupun pangsa pasar perusahaan.

3) Kelangsungan Hidup (survival), yaitu kekuatan perusahaan

dalam menjalani usahanya untuk jangka waktu yang tidak

dapat di tentukan.

Kelangsungan hidup tanpa pertumbuhan hanya menempatkan

perusahaan itu sebagai perusahaan yang tidak memiliki tujuan. Sedangkan

profitabilitas tanpa memperhatikan kelangsungan hidup adalah sangat

riskan. Sementara itu pertumbuhan tanpa profitabilitas adalah tidak

mungkin. Pertumbuhan mengandung arti bahwa perusahaan itu sudah pasti

profitable dan mengarah pada kelangsungan hidup.44Karena dalam

pencapaian tujuan kelangsungan hidup sulit dianalisis secara numerik,

maka isu sentral yang memerlukan pembahasan secara mendalam adalah

pertumbuhan, salah satu pertumbuhan tersebut adalah laba. Berikut adalah

penerapan laba di laporan keuangan menurut Pernyataan Standar Akuntasi

Keuangan (PSAK) transaksi Asuransi Syariah:

44
Abd Ghofar, “Pengaruh Premi, Klaim, Investasi & Profitabilitas Terhadap Pertumbuhan
Aset Pada Perusahaan Asuransi Syariah di Indonesia”, Skripsi, (Yogyakarta; Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga, 2012), Hlm 10
34

Tabel 2.4
Laba Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 111 Akuntasi
Transaksi Asuransi Syariah
Pendapatan Beban
1. Pendapatan pengelola 1. Beban komisi
asuransi 2. Ujrah dibayar
2. Pendapatan Investasi 3. Beban operasional
dana peserta 4. Beban akuisisi lain
3. Jumlah pendapatan 5. Beban umum
6. Zakat
Laba neto
Sumber : PSAK No. 111 Akuntansi Transakasi Asuransi Syariah

Peningkatan laba yang diikuti peningkatanhasil operasi akan semakin

menambah kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan.

8. Hubungan Antara Beban Klaim Dengan Pertumbuhan Laba

Beban klaim adalah beban asuransi pada poin pembayaran klaim di

laporan keuangan adalah pencairan dana yang dilakukan oleh penganggung

kepada tertanggung berdasarkan perjanjian atau akad yang telah dibuat.

Posisi pembayran klaim pada perusahaan asuransi merupakan beban/biaya

yang harus ditanggung oleh perusahaan. Dikarenakan pembayaran klaim

adalah sebuah beban/biaya, maka jika terjadi pembayaran klaim akan

mempengaruhi laba perusahaan artinya klaim akan mengurangi laba. Laba

adalah suatu keuntungan yang diperoleh perusahaan dari suatu priode

tertentu. dalam istilah akuntasi laba adalah keuntungan dari operasi

perusahaan dan ditambah oleh pendapatan dan dikurangi oleh beban.

Laporan laba rugi merupakan laporan kinerja, karena dalam laporan

ini memuat capaian perusahaan yang menunjukan kemampuan untuk

memproleh return yang dihasilkan dari selisih pendapatan dan beban-beban.


35

Kemampuan perusahaan yang diharapkan adalah memperoleh pendapatan

yang optimum dan penanggung beban yang minimum.45 Dalam Asuransi

Takaful Keluarga Indonesia yang mempengaruhi laba perusahaan adalah

beban klaim.

C. Kerangka Berpikir
Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang

tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran

sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternative solusi

dari serangkaian masalah yang ditetapkan.46 Kerangka berpikir atau kerangka

pemikiran dalam sebuah proses penelitian kuantitatif, sangat menentukan

kejelasan dan validitas proses penelitian secara keseluruhan. Melalui uraian

dalam kerangka berpikir, peneliti dapat menjelasakan secara komprehensif

Variabel-Variabel apa saja yang diteliti. Dan dari teori apa Variabel-Variabel

itu diturunkan serta mengapa Variabel-Variabel itu saja yang diteliti. Uraian

dalam kerangka berpikir harus mampu menjelaskan dan menegasakan secara

komprehensif asal usul Variabel yang diteliti, sehingga variabel- variabel

yang tercantum didalam rumusan maslah dan identifikasi masalah semakin

jelas asal-usulnya.47

Semakin besarnya laba dalam perusahaan asuransi maka akan

mempengaruhi stabilitas kesehatan keuangan perusahaan tersebut, oleh

45
Mursidi, Akuntansi Dasar, Cet 1, (Bogor; Ghalia Indonesia, 2010), Hlm. 127
46
Hamid Abdul, Panduan PenulisanSkripsi, (Jakarta; FEB Uin Pres, 2012), Hlm.25
47
Sambas, Kerangka Pemikiran, (online)>Availabel:http://sambas.staf.upi.edu. Dikases tanggal
31 januuari 2015 pukul 02.00
36

karena itu manajer perusahaan asuransi perlu mengadakan kebijakan dalam

pengelolaan keuangannya.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat berapa pengaruh variabel beban

klaim (dependen) terhadap independent (pertumbuhan laba).

PERTUMBUHAN
BEBAN KLAIM
LABA

Gambar.2.1
Kerangka berpikir

X = Beban Klaim

Y = Pertumbuhan Laba

D. Hipotesis

Dalam sebuah penelitian, memiliki dugaan smentara mengenai hasil

penelitian (hipotesis), tetapi hipotesis tidak mutlak selalu ada dalam

penelitian. Sebelumnya berikut penertian hipotesis, yang dimaksud adalah

sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.

Dari kutipan diatas, hipotesis merupakan suatu pernyataan yang

bersifat sementara atau dengan anggapan. Pendapat atau asumsi yang

mungkin benar dan mungkin salah. Berdasarkan uraian kerangka pemikiran

diatas, maka hipotesis yang disajikan penulis adalah:

Ho : Beban Klaim (X) tidak berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba (Y)

pada PT. Asuransi Takaful Keluarga Indonesia.


37

Ha : Beban Klaim (X) berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba (Y) pada

PT. Asuransi Takaful Keluarga Indonesia.


38

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah untuk mengetahui beban klaim terhadap laba

pada perusahaan asuransi syari’ah PT. Asuransi Takaful Keluarga Indonesia

Graha Takaful Indonesia tepatnya Kantor Pusat Graha Takaful Jl. Mampang

Prapatan Raya No.100 Jakarta 12790 Indonesia karena alasan data yang

dibutuhkan lebih lengkap dan mudah di akses dari laporan keuangan yang

dipublikasikan dan alamat web perusahaan.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian ini metode analisis deskriftif dimana kerangka kerja

dalam suatu studi tertentu, guna mengumpulkan, mengukur dan melakukan

analisis sehingga dapat menjawab pertanyaan pertanyaan penelitian.

Penelitian terdiri dari desai eksploratori, desai deskriftif, dan desain kausal,

yaitu menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel

lainnya atau bagaimana satu variabel mempengaruhi variabel lainnya.

Sedangkan sifat hubungan dari desain kausal ini adalah hubungan asimetris

atau hubungan kausal yaitu “Hubungan yang terjadi jika variabel bebas

mempengaruhi variabel terikat”.48

48
M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodelogi Penelitian dan Aplikasinya, ( Jakarta; Ghalia
Indonesia, 2002), Hlm 33
39

Terdapat dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu

Beban Klaim (variabel X) sebagai variabel bebas serta Pertumbuhan Laba

(variabel Y) sebagai variabel terikat.

C. Operasoinalisasi Variabel

Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek

atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya49

Berdasarkan penjelasan tersebut, variabel-variabel yang terdapat dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas (Independent)

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen

(terikat).50 Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Beban Klaim (X).

Indikatornya terletak pada laporan Surplus (defisit) underwriting dana

tabarru pada akun beban asuransi point pembayaran klaim.

2. Variabel terikat (Dependent)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas.51 Variabel terikat dalam penelitian

ini adalah Pertumbuhan Laba (Y). Indikatornya adalah total laba pada

laporan keuangan di laporan laba rugi dengan skala nominal.

49
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung; Alfabeta, 2009), Hlm.59
50
Ibid., Hlm.59.
51
Ibid., Hlm.59.
40

Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala

Independen Beban klaim adalah Laporan surplus Nominal


Beban Klaim beban asuransi yang (defisit)
(X) mempengaruhi underwriting dana
tingkat laba, besar tabarru pada akun
kecilnya beban klaim beban asuransi
akan mempengaruhi point Pembayaran
tingkat laba. Klaim.
Dependent Variabel dependen Laporan Laba – Nominal
Pertumbuhan yang digunakan Rugi, poin Laba.
laba adalah pertumbuhan
(Y) laba. Laba yaitu yang
dihasilkan dari
laporan laba rugi dari
selisih pendapatan
dan beban-beban.
Semakin besar laba
diharapkan semakin
besar hasil
operasional yang
dihasilkan oleh
perusahaan.

D. Jenis Data

Secara garis besar data yang terkumpul diklasifikasikan kedalam data

kuantitatif. kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka, data ini diperoleh

dari laporan keuangan bank. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data kuantitatif yang meliputi:

a. Data laporan keuangan Beban Asuransi dalam poin pembayaran

Klaim PT.Asuransi Takaful Keluarga Indonesia pada tahun 2009-

2014.
41

b. Data laporan keungan laba rugi asuransi berupa saldo laba/rugi poin

Laba Neto PT. Asuransi Takaful Keluarga Indonesia pada tahun

2009-2014.

c. Data Perkembangan Beban Klaim PT. Asuransi Takaful Keluarga

Indonesia.

d. Data Perkembangan Pertumbuhan Laba PT. Asuransi Takaful

Keluarga Indonesia.

E. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Data sekunder adalah data yang berupa data runtut (time series) yang

diperoleh dari bank Indonesia dan laporan keuangan PT. Asuransi Takaful

Keluarga Indonesia berupa laporan keuangan yang di publikasikan.

Adapun teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

non propability sampling dengan pendekatan Purposive sampling yaitu teknik

penentuan sampling dengan memilih objek peniliti atau sampel secara sengaja

dengan pertimbangan tertentu, dokumen terkait laporan keuangan, Internet dan

buku-buku”.52

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah

penelitian dokumantasi (Documents Research) pengumpulan data yang


52
Sugiono, Statistik untuk Penelitian (Bandung; CV Alfabeta, 2002) , Hlm 24.
42

dilakukan dengan cara membaca buku, artikel, website, dan tulisan yang

berkaitan dengan masalah yang akan di teliti penulis.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematis dan

standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Adapun teknik

pengumpulan data yang utama dilakukan dalam penelitian ini diantaranya

adalah:

1. Dokumentasi yaitu tehnik pengumpulan data dengan menelaah

dokumentasi berupa laporan keuangan tahunan serta catatan

keuangan yang ada di PT. Asuransi Takaful Keluarga Indonesia

yang di publikasikan di Internet.

2. Magang dan menjadi agen di Asuransi Prudensial Life di kantor

cabang buah batu.

3. Studi perpustakaan, yatu mencari langsung keperpustakaan untuk

mencari bahan yang berkaitan dengan penelitian ini.

H. Analisis Data

Bentuk analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis

kuantitatif. Hasil analisis kuantitatif disajukan dalam bentuk anagka angka

kemudian dijelaskan dan di interpretasikan dalam suatu uraian atau

penafsiran. Berdasarkan penjelasan diatas, maka teknik analisis data yang

dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:


43

1. Mencantumkan tingkat klaim dan laba yang sudah ada dilaporan

keuangan kemudian melihat bagaimana perkembangan dari nilai

nominal pada periode tahun 2009-2014.

2. Menghitung berapa besar pengaruh beban klaim terhadap laba

dengan menggunakan bantuan program SPSS. Yaitu dengan

menghitung persamaan regresi linier berganda dan sederhana

dengan menggunakan bantuan program SPSS.

Analisis regresi linier berganda dan sederhana digunakan dalam

penelitian ini karena selain data berupa skala rasio, mendekati distribusi

normal serta mendekati linier juga dimaksud untuk menjawab rumusan

masalah. “Seberapa besar pengaruh Beban Klaim terhadap Pertumbuhan

Laba secara parsial dan simultan”, yang merupakan hubungan fungsional dan

kauslitas.

Berdasarkan hal tersebut, selanjutnya teknik statistik yang digunakan

untuk mengetahui bagaimana pengaruh pariabel X terhadap Y dalam

penelitian ini digunakan analisis regresi linier berganda dan sederhana untuk

kemudian ditarik sebuah kesimpulan. Adapun pengaruh regresi linier

berganda adalah sebagai berikut:

Y = βO + β1 X + e

Keterangan :

X = Beban Klaim

Y = Pertumbuhan Laba
44

βO = Konstanta

β1 = Koefisien regresi

e = Variabel lain yang tidak diteliti

Selanjutnya, sebelum melakukan proses analisis dan pengolahan data

maka dilakukan pengujian spesifikasi model. Uji F digunakan untuk menguji

layaknya medel regresi yang di usulkan. Asumsi yang mendasari uji F adalah

tolak model regresi jika model uji F lebih kecil atau sama dengan F (tabel)

untuk menguji koefisien masing-masing variabel independen digunakan uji t

(tabel), maka hipotesis penelitian diterima dengan tingkat signifikansi 5%.

Cara lain dalam pengujian ini adalah membandingkan nilai signifikansi yang

sebenarnya dengan taraf nyata penelitian 5% dengan kriteria:

a. Tolak hipotesis nol jika signifikasi > taraf nyata.

b. Terima hipotesis nol kia signifikansi < taraf nyata.

Koefisien determinasi (R2) yang di peroleh untuk mengetahui

kemampuan variabel indevenden dalam menjelaskan perubahan variabel

dependen secara bersama-sama. Nilai koefisien yang diperoleh akan berkisar

0 < R2 > 1. Artinya jika nilai R2 semakin mendekati 1, maka semakin kuat

kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen.

Kemudian sebelum dianalisis dengan analisis regresi linier berganda, maka

data perlu diuji terlebih dahulu. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian

ini meliputu uji validitas seta uji reliabilitas instrumen penelitian.


45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian.

1. Gambaran Umum PT. Asuransi Takaful Keluarga Indonesia.

a. Sejarah PT. Asuransi Takaful Keluarga Indonesia

Atas prakarsa Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) melalui

Yayasan Abdi Bangsa, bersama Bank Muamalat Indonesia Tbk., PT Asuransi

Jiwa Tugu Mandiri, Departemen Keuangan RI, dan beberapa pengusaha

Muslim Indonesia, serta bantuan teknis dari Syarikat Takaful Malaysia, Bhd.

(STMB), TEPATI mendirikan PT Syarikat Takaful Indonesia (Takaful

Indonesia) pada 24 Februari 1994, sebagai pendiri asuransi syariah pertama di

Indonesia.

Selanjutnya, pada 5 Mei 1994 Takaful Indonesia mendirikan PT

Asuransi Takaful Keluarga (Takaful Keluarga) yang bergerak di bidang

asuransi jiwa syariah dan PT Asuransi Takaful Umum (Takaful Umum) yang

bergerak di bidang asuransi umum syariah. Takaful Keluarga kemudian

diresmikan oleh Menteri Keuangan saat itu, Mar’ie Muhammad dan mulai

beroperasi sejak 25 Agustus 1994. Sedangkan Takaful Umum diresmikan

oleh Menristek/Ketua BPPT Prof. Dr. B.J. Habibie selaku ketua sekaligus

pendiri ICMI dan mulai beroperasi pada 2 Juni 1995. Sejak saat itu, Takaful

Keluarga dan Takaful Umum berkembang menjadi salah satu perusahaan

asuransi syariah terkemuka di Indonesia.


46

Dalam perkembangannya, pada tahun 1997, STMB menjadi salah satu

pemegang saham melalui penempatan modalnya dan mencapai nilai yang

signifikan pada tahun 2004. Komitmen STMB untuk terus memperbesar

Takaful Indonesia juga dibuktikan dengan setoran modal langsung di PT

Asuransi Takaful Keluarga pada tahun 2009. Selanjutnya, pada tahun 2000

Permodalan Nasional Madani (PNM) turut memperkuat struktur modal

Perusahaan, kemudian diikuti oleh Islamic Development Bank (IDB) pada

tahun 2004. Komitmen PT Asuransi Takaful Keluarga untuk terus

meningkatkan kualitas sekaligus menjaga konsistensi layanan kepada

masyarakat ditunjukkan dengan diperolehnya sertifikasi ISO 9001:2008,

sebagai standar internasional terbaru untuk sistem manajemen mutu dari Det

Norske Veritas (DNV), Norwegia Kemajuan Asuransi Takaful Keluarga pada

bidang asuransi syariah terbukti dengan diperolehnya penghargaan dari

berbagai pihak, di antaranya dari Majalah Media Asuransi, Infobank,

Investor, dan lain-lain. Beberapa penghargaan juga diraih oleh Takaful

Keluarga, diantaranya; Islamic Fiinance Award 2010 dari Karim Business

Consulting, The Best Islamic Life Insurance 2012 dari Media Asuransi,

Kinerja Keuangan Sangat Bagus 2012 dari Info Bank dan Best Customer

Choice Brand 2012.

Kini, seiring dengan perkembangan bisnis syariah yang semakin maju,

Asuransi Takaful Keluarga berkomitmen untuk terus memberikan layanan

terbaik bagi seluruh lapisan masyarakat sehingga mampu berperan dalam


47

menguatkan simpul-simpul pembangunan ekonomi syariah, demi masa depan

Indonesia yang gemilang.

b. Visi, Misi PT. Asuransi Takaful Keluarga Indonesia

VISI

Menjadi Role Model Bisnis Syariah di Indonesia dengan Profesional,

Amanah dan Memberikan Manfaat bagi Masyarakat.

MISI

1. Menjadikan Asuransi Takaful Keluarga sebagai Perusahaan Asuransi


Jiwa Terbaik Di Indonesia.
2. Menjadikan Sumber Daya Manusia sebagai salah satu laba bagi
pertumbuhan perusahaan.
3. Memberikan pelayanan yang terbaik dengan dukungan teknologi.
c. Konsep Dan Filosofi PT. Asuransi Takaful Keluarga Indonesia

Segala musibah dan bencana yang menimpa manusia adalah ketentuan

Allah. Namun manusia wajib berikhtiar untuk memperkecil risiko dan juga

dampak keuangan yang mungkin timbul. Upaya tersebut sering kali tidak

memadai, sehingga timbul kebutuhan akan mekanisme membagi risiko

seperti yang di tawarkan oleh kosep Takaful.

Sebagai perusahaan asuransi syariah, Takaful beroprasi dengan

konsep tolong-menolong, sebagaimana telah digariskan di dalam Al Qur-an,

”Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa” (QS.Al-Maidah

[5] ayat 2). Dengan landasan ini, takaful menjadikan semua peserta sebagai

satu keluarga besar yang akan saling melindungi dan bersama-sama

menanggung risiko keuangan dari musibah yang mungkin terjadi di antara

mereka.
48

Transaksi yang digunakan berlandaskan pada akad tabarru’dan akad

tijari. Akad tijari itu sendiri terdiri meliputi Mudharabah, Musytarakah, dan

Wakalah bil Ujrah. Semua akad tersebut terbebas dari unsur riba (bunga

uang), maisir (judi), gharar (ketidak jelasan), dan zhulmu (penganiayaan)

yang secara tegas di larang dalam syariat islam.

d. Produk - Produk PT. Asuransi Takaful Keluarga Indonesia

1) Takaful Individu.

a. Takaful Dana Pendidikan.

1. Pengantar

Memberikan pendidikan terbaik bagi sang buah hati merupakan

impian setiap orangtua. Pendidikan yang berkualitas dapat menjadi bekal

utama buah hati untuk meraih cita-cita, menjemput masa depan yang

gemilang. Biaya pendidikan yang cenderung bertambah mahal saban

tahunnya, sudah semestinya disikapi secara bijak dengan merencanakan

dana pendidikan sejak dini sehingga tidak memberatkan kondisi keuangan

keluarga sewaktu dibutuhkan biaya pendidikan relatif besar seperti saat naik

jenjang pendidikan dari TK ke SD, SD ke SMP, SMP ke SMA, serta dari

SMA ke Perguruan Tinggi.

Takaful Dana Pendidikan (Fulnadi) merupakan program asuransi

dan tabungan yang menyediakan pola penarikan disesuaikan dengan

kebutuhan dana terkait biaya pendidikan anak (Penerima Hibah) serta

memberikan manfaat berupa Beban santunan kepada ahli waris apabila


49

peserta mengalami musibah meninggal dunia atau cacat tetap total dalam

periode akad.

Fulnadi diprogram untuk membantu setiap orangtua dalam

merencanakan pendidikan buah hatinya. Menyediakan dana pendidikan

secara terjadwal ketika buah hati memasuki jenjang pendidikan dari Taman

Kanak-kanak hingga Perguruan Tinggi. Memberikan perlindungan optimal

dengan menjamin sang buah hati dapat terus melanjutkan pendidikan tanpa

perlu khawatir musibah datang menghampiri.

2. Manfaat

a. Murni Syariah

Fulnadi dikelola sesuai prinsip syariah memberi kesempatan untuk

saling menolong dan berbagi kebahagiaan dengan sesama peserta (tabarru’)

sehingga insya Allah menambah berkah.

b. Perlindungan Menyeluruh

Menyediakan berbagai manfaat perlindungan bagi orangtua ketika

musibah terjadi seperti pembebasan kontribusi dan pemberian santunan

duka.

c. Santunan Duka

Peserta akan mendapatkan santunan duka dan saldo dana tabungan

jika Penerima Hibah (Anak) mengalami musibah meninggal dunia dalam

periode akad.
50

d. Proteksi hingga Perguruan Tinggi

Memastikan buah hati Anda dapat menempuh bangku pendidikan

hingga Perguruan Tinggi tanpa khawatir dengan kemungkinan musibah di

masa mendatang.

e. Dana Pendidikan Terjadwal

Mempersiapkan dan menyediakan dana pendidikan ketika buah hati

Anda memasuki jenjang pendidikan TK, SD, SMP, SMA, hingga

Perguruan Tinggi.

f. Uang Saku

Menyiapkan uang saku selama 5 tahun buah hati Anda menjalani

studi di Perguruan Tinggi.

g. Biaya Kompetitif

Biaya polis hanya Rp. 25.000,-; biaya bulanan Rp. 15.000,- (mulai

tahun kedua); biaya Free Look Rp. 100.000,- (jika melakukan free look);

serta biaya administrasi klaim hanya 1% dari nilai klaim (maksimum Rp.

50.000,-).

h. Beban Fleksibel

Beban Kontribusi dapat dilakukan sesuai keinginan Anda baik itu

bulanan (minimum Rp. 200.000,-), triwulanan (minimum Rp. 500.000,-),

semesteran (minimum Rp. 1.000.000,-), tahunan (minimum Rp.

2.000.000,-), atau sekaligus (minimum Rp. 10.000.000,-).


51

b. Takafulink Salam.

1. Pengantar

Kebahagiaan hari esok bergantung pada apa yang tengah Anda

persiapkan sekarang untuk meraihnya. Dengan menanam benih hari ini,

anda akan menikmati hasilnya esok hari.

Takafulink salam merupakan program unggulan yang dirancang

untuk memberikan manfaat perlindungan jiwa dan kesehatan menyeluruh

sekaligus membantu Anda untuk berinvestasi secara optimal untuk berbagai

tujuan masa depan termasuk persiapan hari tua.

Sejak mengawali perlindungan, takafulink salam memberikan nilai

investasi positif sejak tahun pertama dan selanjutnya meningkat dari tahun

ke tahun. Anda bisa memilih jenis investasi sesuai dengan profil investasi

Anda. Takafulink salam menawarkan empat jenis investasi yang dapat

dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan anda yaitu istiqomah (pasar uang

& sukuk), mizan (balanced), ahsan (balanced agressive), serta alia

(agressive). Dengan perencanaan investasi yang fleksibel, takafulink salam

menawarkan kemudahan berinvestasi untuk hasil yang lebih optimal untuk

kebahagiaan anda esok hari.

2. Manfaat

a. Murni Syariah

b. Perlindungan Maksimum

c. Pembebasan Kontribusi

d. Keleluasaan Berinvestasi
52

e. Kemudahan Berasuransi

f. Perhitungan Zakat Maal

g. Biaya Kompetitif

h. Beban Fleksibel

3. Pilihan Investasi

a. Istiqomah

Model investasi istiqomah disediakan bagi Anda yang

menginginkan hasil investasi optimal dengan tingkat risiko minimum.

Sesuai untuk anda dengan profil investasi moderat.

Alokasi investasi pada model investasi istiqomah meliputi: Efek

Pendapatan Tetap Syariah (min. 80%) dan Instrumen Pasar Uang Syariah

(maks. 20%)

b. Mizan

Model investasi mizan disediakan bagi anda yang menginginkan

hasil investasi optimal dengan tingkat risiko medium. Sesuai untuk anda

yang menginginkan hasil investasi setingkat di atas model istiqomah.

Alokasi investasi pada model investasi mizan meliputi: Efek

Pendapatan Tetap Syariah (50% - 70%), Saham Syariah (20% - 40%) dan

Instrumen Pasar Uang Syariah (maks. 20%)

c. Ahsan

Model investasi ahsan disediakan bagi Anda yang menginginkan

hasil investasi maksimum dengan tingkat risiko sebanding. Sesuai untuk

Anda dengan profil investasi balanced-aggressive.


53

Alokasi investasi pada model investasi ahsan meliputi: Efek

Pendapatan Tetap Syariah (20% - 40%), Saham Syariah (50% - 70%) dan

Instrumen Pasar Uang Syariah (maks. 20%)

d. Alia

Model investasi alia disediakan bagi anda yang menginginkan hasil

investasi maksimum dengan tingkat risiko relatif tinggi. Sesuai untuk anda

dengan profil investasi agresif yang berani mengambil risiko untuk

memperoleh hasil yang lebih tinggi. Alokasi investasi pada model investasi

Alia meliputi: Saham Syariah (min. 80%) dan Instrumen Pasar Uang

Syariah (maks. 20%)

c. Takafulink Salam Cendekia.

1. Pengantar

Memperoleh pendidikan yang berkualitas setinggi mungkin adalah

hak buah hati sekaligus kewajiban orangtua untuk mengupayakannya.

Untuk melindungi hak sang buah hati sehingga dapat menempuh jenjang

pendidikan sampai perguruan tinggi, diperlukan perencanaan keuangan

yang baik.

Takafulink Salam Cendekia memberikan perlindungan jiwa dan

kesehatan menyeluruh serta dirancang untuk memudahkan Anda

merencanakan kebutuhan pembiayaan pendidikan buah hati mulai dari

Taman Kanak-kanak hingga Perguruan Tinggi melalui program investasi.

Takafulink Salam Cendekia melindungi upaya buah hati Anda dalam


54

meraih cita-cita supaya tidak terbentur oleh persoalan biaya di kemudian

hari.

Takafulink Salam Cendekia menawarkan tiga jenis investasi yang

dapat dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan anda yaitu Istiqomah

(pasar uang & sukuk), Mizan (balanced), serta Ahsan (balanced agressive).

Dengan perencanaan investasi yang fleksibel, Takafulink Salam Cendekia

menawarkan kemudahan berinvestasi untuk hasil yang lebih optimal demi

buah hati Anda dalam meraih cita-cita.

2. Manfaat

a. Murni Syariah

b. Perlindungan Maksimum

c. Pembebasan Kontribusi

d. Keleluasaan Berinvestasi

e. Dana Pendidikan hingga Perguruan Tinggi

f. Uang Saku

g. Biaya Kompetitif

h. Beban Fleksibel

3. Pilihan Investasi

a. Istiqomah

b. Mizan

c. Ahsan

d. Alia
55

2) Takaful Kumpulan.

a. Fulmedicare.

Produk Takaful Kesehatan Kumpulan Fulmedicare adalah suatu

program asuransi kesehatan kumpulan (Group Health Insurance) yang

merupakan proteksi ekonomi bagi Perusahaan dalam kewajibannya

memberikan jaminan kesehatan bagi para karyawan beserta keluarganya

sehingga dapat membantu Perusahaan dalam mengendalikan biaya jaminan

kesehatan.

Dengan konsep syariah yang berdasarkan prinsip ta’awun (tolong

menolong), fulmedicare dapat dirancang sesuai dengan kebutuhan

pelanggan dengan memperhatikan batas-batas asuransi.

1. Program Pokok

a. Rawat Inap dan Pembedahan (In Patient).

Penggantian biaya rawat inap dan pembedahan yang mencakup

biaya kamar, biaya aneka perawatan, biaya konsultasi dokter, biaya

operasi, biaya ICU/ICCU, dan lain sebagainya.

b. Program Tambahan

Santunan Rawat Jalan (Out Patient) mencakup biaya pemeriksaan

dokter umum, biaya pemeriksaan dokter spesialis, biaya pembelian obat-

obatan, biaya laboratorium dan X-Ray, dan sebagainya.

Santunan Persalinan mencakup biaya kehamilan normal, biaya

kehamilan dengan komplikasi, biaya kamar ibu dan bayi, biaya kamar
56

bersalin, biaya melahirkan normal, biaya melahirkan dengan operasi, dan

lain sebagainya.

Santunan Rawat Gigi mencakup biaya perawatan dokter gigi

dengan maksimal penggantian biaya yang dapat disesuaikan dengan

kebutuhan.Santunan Kacamata mencakup biaya penggantian frame dan

lensa per tahun. Program Pokok dan Program Tambahan diberikan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku pada polis.

2. Sistem Pelayanan

a. Provider

Sistem pelayanan kesehatan melalui rumah sakit yang menjalin

hubungan kerjasama dengan Asuransi Takaful dimana rumah sakit

tersebut dapat menagih secara langsung kepada Asuransi Takaful

Keluarga sejumlah biaya pengobatan peserta sesuai dengan ketentuan.

b. Reimbursment

Sistem pelayanan dimana Asuransi Takaful Keluarga akan

mengganti biaya yang dikeluarkan peserta setelah berakhirnya perawatan

sesuai dengan ketentuan.

c. Syarat Kepesertaan

1. Karyawan tetap dan atau beserta keluarganya (Istri/Suami dan

Anak Karyawan).

2. Pada saat didaftarkan usia calon peserta maksimal 55 tahun

sedangkan usia anak antara 15 hari sampai dengan 23 tahun (belum

bekerja, belum menikah dan berstatus mahasiswa).


57

3. Pada saat didaftarkan tidak sedang menjalani rawat inap di rumah

sakit manapun.

4. Minimal 25 karyawan dengan peserta 50 orang.

5. Minimal premi untuk tiap kumpulan Rp 5.000.000,-.

3. Keistimewaan FulMedicare

a. Layanan pelanggan 24 jam by officer

b. Tidak ada batas penyedia jasa layanan

c. Tanpa batas teritorial dan waktu (berlaku 24 jam)

d. Proses klaim yang cepat

e. Bagi hasil di akhir periode kepesertaan, jika ada

f. Kerjasama jaringan penyedia jasa layanan rawat inap di lebih dari

200 rumah sakit yang tersebar di seluruh Indonesi.

b. Takaful Al Khairat Kumpulan.

Program Takaful Al Khairat adalah suatu program asuransi yang

memberikan manfaat berupa Beban santunan kepada ahli waris apabila

peserta ditakdirkan meninggal dunia dalam masa perjanjian.

1. Manfaat

Bila Peserta ditakdirkan meninggal dalam masa perjanjian, maka

ahli warisnya akan mendapatkan dana santunan meninggal dari Asuransi

Takaful Keluarga sesuai dengan jumlah yang direncanakan Peserta.

2. Ketentuan:

a. Usia masuk maksimal 55 tahun

b. Usia masuk + masa perjanjian maksimal 56 tahun


58

c. Jumlah Peserta minimal 25 orang dan min. 90% dari jumlah

karyawan/institusi

d. Besarnya manfaat Takaful dapat disesuaikan dengan permintaan

e. Minimal premi untuk tiap kumpulan Rp 500.000,-.

2. Analisis Deskriptif

a. Pertumbuhan Beban Klaim di PT. Asuransi Takaful Keluarga

Indonesia.

Data beban klaim yang di ambil dari beban asuransi poin pembayaran

klaim penulis peroleh dari laporan keuangan yg dipublish oleh PT. Asuransi

takaful Keluarga Indonesia . data beban klaim adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1
Selisih kenaikan Beban Klaim Periode 2009-2014
TAHUN BEBAN KLAIM SELISIH Naik/Turun

2009 59919000000
2010 62621000000 2702000000 Naik
2011 66293000000 3672000000 Naik
2012 83676000000 17383000000 Naik
2013 93570000000 -74319000000 Naik
2014 97989000000 88632000000 Naik
Sumber : laporan keuangan www.takaful.co.id ( diolah kembali oleh penulis )

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa beban klaim yang di

keluarkan oleh PT. Asuransi Takaful Keluarga Indonesia meningkat tiap

tahunnya, kenaikan yang signifikan ada pada tahun 2012 yaitu selisihnya

naik sebesar Rp.17.383.000.000. dibanding tahun yang lain.

Jika data beban klaim kita sajikan dalam bentuk diagram maka akan

terlihat seperti diagram di berikut ini:


59

Diagram 4.1
Pertumbuhan Klaim PT. Asuransi Takaful Indonesia pada Tahun
2009 – 2014

Beban Klaim 2009,


2014, Rp59,919,000,0
Rp97,989,000,0 00.00 , 16%
00.00 , 26%

2010,
2013, Rp62,621,000,0
Rp9,357,000,00 00.00 , 17%
0.00 , 2%
2012, 2011,
Rp83,676,000,0 Rp66,293,000,0
00.00 , 22% 00.00 , 17%

Dari diagram diatas dapat kita lihat bahwa beban klaim yang

dikeluarkan oleh PT. Asuransi Takaful Keluarga Indonesia mengalami

kenaikan terus menerus tiap tahunnya terutama pada tahunnya.

Berdasarkan hasil analisa diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa

beban klaim yang dilakukan oleh PT. Asuransi Takaful Keluarga Indonesia

mengalami kenaikan dari tahun ke tahun hal ini bisa terjadi karena banyaknya

klaim yang di ajukan oleh pihak tertanggung (nasabah).

Pertumbuhan beban klaim yang sudah ada, agar memepermudah kerja

maka perlu kita mengubah angka nominal tadi menjadi data statistic dengan

menggunakan fungsi Logaritma Natural (LN) pada microsoft excel. Data

yang diubah menjadi data statistik pada Microsoft excel adalah sebagai

berikut:
60

Tabel 4.2
Data Statistic
TAHUN Klaim(x) Laba(y) Xy Xx Yy
2009 22.959 27,273 676,806 615,847 743,800
2010 24,860 27,458 682,612 618,038 753,933
2011 24,917 27,335 681,118 620,874 747,206
2012 25,150 27,489 691,354 632,533 755,644
2013 25,262 27,582 696,786 638,167 760,788
2014 25.308 27,672 700,322 640,501 765,729
Jml 150,314 164,809 4128,997 3765,961 4527,101
(jml)2 22594,386 27161,938 17048616,077 14182460,521 20494640,756
rata-rata 25,001 27,427 685,735 625,092 752,274
Sumber : Microsoft office excel 2010

Untuk mengetahui minimum, maksimum, mean, dan standar deviasi nilai

beban Klaim menghitung Deskritive Statistik oleh SPSS. Berikut adalah hasil

perhitungannya:

Tabel 4.3
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Klaim 6 22.959 25.308 24.66833 0.858298


Valid N (listwise) 6
Sumber : Ouput SPSS Versi 21

Berdasarkan tabel 4.2 perhitungan statistic dengan menggunakan

SPSS Versi 21, maka dapat dilihat bahwa Beban klaim yang dikeluarkan oleh

PT. Asuransi Takaful Keluarga Indonesia selama enam tahun mempunyai

nilai Minimum 22.959, Maximum 25.308, Mean 24.66833, dan Standar

Deviasi 0,858298 atau 0,214488.

b. Pertumbuhan Laba di PT. Asuransi Takaful Keluarga Indonesia.

Data Laba Penulis peroleh dari laporan keuangan berupa laporan

keuangan poin laba neto di website yang di publish Oleh PT. Asuransi
61

Takaful Keluarga Indonesia. Berikut adalah tabel data laba PT. Asuransi

Takaful:

Tabel 4.4
Selisih Pertumbuhan Laba PT. Asuransi Takaful Keluarga Indonesia
2009 – 2014 ( Dalam Ribuan Rupiah)
Tahun Jumlah LABA SELISIH Naik/Turun
2009 Rp 9.356.000.000,00 -
2010 Rp 13.836.000.000,00 Rp 4.480.000.000,00 Naik
2011 Rp 10.145.000.000,00 Rp (3.691.000.000,00) Turun
2012 Rp 5.973.000.000,00 Rp (4.172.000.000,00 ) Turun
2013 Rp 15.555.000.000,00 Rp 9.582.000.000,00 Naik
2014 Rp 16.854.000.000,00 Rp 89.109.000.000,00 Naik
Sumber : Laporan Keuangan www.takaful.co.id (diolah kembali oleh penulis)

Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bahwa laba PT. Asuransi

Takaful Keluarga Indonesia mengalami fluktuasi tiap tahunnya. Dapat di lihat

bahwa penurunan laba terjadi pada tahun 2010 sampai 2011 dengan selissih

penurunan laba sebesar Rp. 95.308.000.000,00 .

Dan jika di gambarkan berdasarkan diagram maka akan terlihat seperti

gambar berikut ini.

Diagram. 4.2
Pertumbuhan Laba PT. Asuransi Takaful Indonesia padaTahun
2009-2014
2009
2014 LABA
Rp9,356,000,00
Rp16,854,000,0 0.00
00.00 13%
24% 2010
2013
Rp13,836,000,0
Rp15,555,000,0 00.00
00.00 19%
22% 2012 2011

Rp5,973,000,00 Rp10,145,000,0
0.00 00.00
8% 14%
62

Dapat kita lihat bahwa jumlah pertumbuhan laba PT. Asuransi

Takaful selama lima periode yaitu dari tahun 2009 sampai dengan 2014

mengalami perubahan yang fluktuatif , dan mengalami penurunan pada tahun

2010 sampai 2011 yaitu dengan selisih sebesar Rp.97.156.000.000,00 atau

sekita 14 %.

Dari hasil analisa diatas dapat dilihat bahwa laba yang dimiliki oleh

PT. Asuransi Takaful mengalami fluktuasi hal ini mungkin terjadi karena

faktu klaim yang di ajukan nasabah terlalu banyak atau kinerja investasi

menurun.

Pertumbuhan beban klaim yang sudah ada, agar memepermudah

kerja maka perlu kita mengubah angka nominal tadi menjadi data statistic

dengan menggunakan fungsi Logaritma Natural (LN) pada microsoft excel.

Berikut adalah data yang diubah menjadi data statistik:

Tabel 4.5
Data Statistic
TAHUN Klaim(x) Laba(y) Xy Xx Yy
2009 22.959 27,273 676,806 615,847 743,800
2010 24,860 27,458 682,612 618,038 753,933
2011 24,917 27,335 681,118 620,874 747,206
2012 25,150 27,489 691,354 632,533 755,644
2013 25,262 27,582 696,786 638,167 760,788
2014 25.308 27,672 700,322 640,501 765,729
Jml 150,314 164,809 4128,997 3765,961 4527,101
(jml)2 22594,386 27161,938 17048616,077 14182460,521 20494640,756
rata-rata 25,001 27,427 685,735 625,092 752,274
Sumber : Microsoft office excel 2010
63

Untuk mengetahui minimum, maksimum, mean, dan standar deviasi nilai

pertumbuhan laba menghitung deskritive statistik dari SPSS. Berikut adalah hasil

perhitungannya:

Tabel 4.6
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Laba 6 22.511 23.548 23.14617 0.389035


Valid N (listwise) 6
Sumber : Output SPSS Versi 21

Jika di hitung statistic dengan menggunakan SPSS Versi 21 akan

dapat hasil seperti pada tabel diatas yaitu selama enam tahun dari tahun 2009

sampai dengan 2014 bahwa nilai Minimum 22.511, Maximum 23.548, Mean

23.14617, dan Standar deviasi 0,389035 atau 0,148907.

c. Seberapa Besar Pengaruh Beban Klaim Asuransi Terhadap

Pertumbuhan Laba PT. Asuransi Takaful Keluarga Indonesia.

Pada poin a dan b penulis telah memaparkan bagaimana

perkembangan jumlah Beban klaim selama Enam tahun dan juga bagaimana

perkembangan jumlah pertumbuhan laba selama enam tahun. Setelah

mengetahui perkembangan masing-masing variable, dibawah ini penulis akan

menganalisis bagaimana pengaruh beban klaim sebagai variable X terhadap

pertumbuhan laba sebagai variable Y. Untuk mengetahui apakah secara

statistik ada hubungan antara beban klaim sebagai variabel X terhadap

pertumbuhan laba sebagai variabel Y di PT. Asuransi Takaful Keluarga

Indonesia maka dilakukan analisis regresi, korelasi, koefisien determinasi dan

uji hipostesis.
64

3. Analisis Data

a. Analisis Regresi Linier Sederhana.

Untuk memudahkan perhitungan dalam memprediksi perubahan nilai

Beban Klaim terhadap Pertumbuhan Laba, maka penulis menggunakan

analisis statistik yaitu Regresi Linier Sederhana. Adapun rumus regresi linier

sederhana adalah sebagai berikut53:

Dari data-data yang ada pada tabel-tabel diatas, kemudian dihitung

untuk menghasilkan rumus regresi linier sederhana. Dalam rumus regresi

linier sederhana tersebut, penulis mencari koefisien-koefisien a dan b. nilai a

dan b dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

(∑ )(∑ ) (∑ )(∑ )
 ∑ (∑ )

( ) ( )
( ) ( )

(∑ ) (∑ ) (∑ )
 ∑ (∑ )

( ) ( )( )
( )

Maka persamaan yang di hasilkan dari hasil hitung manual adalah Y=

27.250 + 0.627

53
Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung; CV. Alfabeta, 2002), Hlm. 244
65

Apabila dibandingkan dengan hitung SPSS Versi 21 maka akan

terlihat hasil seperti tabel di bawah ini:

Tabel 4.7
Coefficien
Model Unstandardized Coefficients Standardized T Sig.
Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 27.257 5.202 5.240 .006


1
Klaim -.167 .211 -.368 -.791 .473
a. Dependent Variable: Laba

Dari table 4.7 tersebut dihasilkan konstanta a sebesar 27.250 dan

koefisien arah regresi b sebesar 0.627; sehingga bentuk hubungan antara

Beban Klaim dengan Pertumbuhan Laba membentuk persamaan regresi Ŷ=

27,257+ (0627X1).

Artinya nilai a dan b tersebut adalah:

a = 27,257, ini mempunyai arti bahwa setiap perubahan Beban Klaim akan di

imbangi dengan perubahan Pertumbuhan Laba sebesar = 27,257

b = -0,167, ini mempunyai arti bahwa setiap perubahan Beban Klaim sebesar

satu persen (%) akan diikuti perubahan Pertubuhan Laba sebesar = -

0,167.

Sehingga rumus diatas dapat diartikan bahwa apabila Beban Klaim

perubahan sebesar satu persen (%), maka Pertumbuhan Laba akan berubah

sebesar -0,167.
66

b. Uji Koefesien Korelasi.

Setelah dilakukan uji regresi diketahui data memiliki regresi linier,

selanjutnya dilakukan analisis korelasi dengan menggunakan rumus korelasi

product moment dari Pearson, adalah sebagai berikut:

∑ (∑ )(∑ )
√* (∑ ) (∑ +* (∑ ) (∑ ) +

( ( ) ( )( ))
√* ( ) ( )+* ( ) ( ) +

-0.367503

Sedangkan jika Proses penghitungannya menggunakan bantuan SPSS

21 dan menghasilkan angka korelasi sebagai berikut:

Tabel. 4.8
Correlations
Klaim Laba
Pearson Correlation 1 -.368
Klaim Sig. (2-tailed) .473

N 6 6
Pearson Correlation -.368 1
Laba Sig. (2-tailed) .473
N 6 6

Angka korelasi yang dihasilkan sebesar 0.902. dengan taraf significant

0,05. Jika mengacu kepada skala interpretasi yakni sebagai berikut:

Tabel. 4.9
Skala Interpretasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
67

Diketahui angka korelasi 0,902 tersebut berada pada skala 0.80 –

1,000 dengan kualifikasi terjadi korelasi sangat kuat. Jadi dapat disimpulkan

bahwa Beban Klaim berkorelasi Sangat kuat dengan Pertumbuhan Laba.

c. Uji Koefesien Determinasi.

Koefesien determinasi yang dihasilkan berdasarkan pengujian manual.

Kd = r2 x 100%

Kd = 0,14 X 100% = 14 %

Apabila dengan SPSS Versi 21 adalah seperti tabel di bawah ini:

Tabel. 4.10
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the

Square Estimate

a
1 .368 .135 -.081 .404493

a. Predictors: (Constant), klaim

Dengan demikian berdasarkan perhitungan diatas maka diperoleh

koefisien determinasi, yaitu 0,8151% = 81,51%. Atau mendekati 14 % Maka

bisa disimpulkan penerapan Beban Klaim mampu menjelaskan 14 % dari

perubahan Pertumbuhan Laba, sedangkan 86% dijelaskan oleh variabel lain

yang tidak dimasukkan dalam penelitian. Beban Klaim dilakukan oleh PT.

Asuransi Takaful Keluarga Indonesia kepada nasabah. Sesuai teori yang


68

dikemukakan oleh ABD. Ghofar bahwa potensi Pengurangan Laba terjadi

akibat Beban Klaim tapi berbeda dengan hasil penelitian yang dia lakukan.

d. Uji Hipotesis.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data rasio dan sampel

yang digunakan merupakan sampel kecil (n ≥ 5 ), maka uji hipotesis yang

digunakan adalah uji t. Tujuan dari uji t itu sendiri adalah untuk mengetahui

signifikan atau tidaknya pengaruh antara variabel independent terhadap

variabel dependent.

1. Menentukan Hipotesis Statistik

Ho : r = 0, Beban Klaim (X) tidak berpengaruh terhadap Pertumbuhan

Laba (Y) pada PT. Asuransi Takaful Keluarga Indonesia.

Ha : r ≠ 0, Beban Klaim (X) berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba

(Y) pada PT. Asuransi Takaful Keluarga Indonesia.

2. Menetapkan Tingkat Signifikan

Pada pengujian dua pihak ini menggunakan tingkat signifikansi =5%

yang bertujuan untuk mengetahui diterima atau ditolaknya hipotesis.

e. Uji Hipotesis (Uji t)

Guna uji hipotesis dilakukan proses penghitungan manual dan dengan

menggunakan SPSS Versi 21 . Hipotesis yang akan diuji adalah terdapat

pengaruh dari Beban Klaim terhadap Pertumbuhan Laba Berdasarkan hasil

penghitungan, diperoleh hasil sebagai berikut:


69



√ ( )

Jika di bandingkan dengan Hitung SPSS versi 21 adalah sebagai

berikut:

Tabel. 4.11
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized T Sig.
Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 27.257 5.202 5.240 .006


1
Klaim -.167 .211 -.368 -.791 .473
a. Dependent Variable: Laba

Kriteria penerimaan hipotesis dapat ditentukan dengan

membandingkan antara t hitung, yaitu:

a. Jika t hitung≥ t tabel, maka Ho ditolak, Ha diterima

b. Jika t hitung≤ t tabel, maka Ho diterima, Ha ditolak

Dari hasil SPSS versi 21 t- hitung sebesar - 0,7943 dan t-tabel 2.13185

dinyatakan signifikan pada taraf signifikansi sebesar 5 %.

Karena t-hitung kecil dari t-tabel maka ho ada di daerah penerimaan

dan ha yang tolak. Dengan demikian, data tersebut mengindikasikan

penerimaan terhadap ho yang menyatakan Beban klaim memiliki pengaruh

negatif terhadap pertumbuhan Laba.


70

B. Pembahasan.

1. Pertumbuh Beban Klaim di PT. Asuransi Takaful Keluarga Indonesia.

Setelah melakukan analisis terhadap data-data hasil penelitian, berikut

ini disampaikan pembahasan mengenai Pertumbuhan Beban Klaim selama

enam tahun yaitu dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014. Dalam

pembahasan ini didapat dari data kuantitatif sebagai hasil hitung statistik.

Pertumbuhan Beban klaim pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2013

mengalami kenaikan tiap tahunnya. Terutama pada dari tahun 2011 sampai

2012 selisih kenaikan sebesar Rp.17.383.000.000.

Dan jika di hitung statistic dengan menggunakan SPSS Versi 21 akan

dapat hasil seperti pada tabel diatas yaitu selama Enam tahun dari tahun 2009

sampai dengan 2014 bahwa mempunyai Nilai Minimum 22.959, Maximum

25.308, Mean 24.66833dan Standar Deviasi 0,214488.

2. Pertumbuhan Laba di PT. Asuransi Takaful Keluarga Indonesia.

Setelah dilakukan analisa maka pertumbuhan laba PT. Asuransi Takaful

Keluarga Indonesia mengalami fluktuasi tiap tahunnya. Dapat di lihat bahwa

penurunan laba terjadi pada tahun 2011 sampai 2012 dengan selisih penurunan

laba sebesar Rp.95.308.000.000. atau kisaran 14 %

Dan jika di hitung statistic dengan menggunakan SPSS versi akan dapat

hasil seperti pada tabel diatas yaitu selama Enam tahun dari tahun 2009 sampai

dengan 2013 bahwa nilai N 6 menunjukkan bahwa Dan variable Y minimum

27,273, Maximum 27,6727 , Mean 23.14617dan Standar Deviation 0,148907.


71

3. Pengaruh Beban Klaim Dengan Pertumbuhan Laba di PT. Asuransi

Takaful Keluarga Indonesia.

Pengaruh beban klaim terhadap pertumbuhan laba, sebagaimana

diketahui dari hasil analisis kuantitatif yang telah dilakukan, diantaranya

menyatakan ;

1. Hasil analisa regrei linier sederhana membentuk persamaan seperti: Y

=27,257+ (0627X1).

Artinya nilai a dan b tersebut adalah:

a = 27,257, ini mempunyai arti bahwa setiap perubahan beban klaim akan di

imbangi dengan perubahan pertumbuhan laba sebesar = 27,257

b = -0,167, ini mempunyai arti bahwa setiap perubahan beban klaim sebesar

satu persen (%) akan diikuti perubahan pertubuhan laba sebesar = -0,167.

2. Hasil koefesien korelasi

Rumus:

Artinya bahwa hubungan Beban Klaim (variable x) dengan

Pertumbuhan Laba (variable y) 0,902 berada pada skala 0.800 – 1,00 dengan

kualifikasi terjadi korelasi sangat kuat. Jadi dapat disimpulkan bahwa Beban

Klaim berkorelasi sangat kuat dengan Pertumbuhan Laba.

3. Uji Koefesien Determinasi.(pearson)

Koefesien determinasi yang dihasilkan berdasarkan pengujian manual.

Kd = 81,5% atau mendekati 82 %


72

Artinya Pertumbuhan Laba dipengaruhi oleh Beban Klaim sebesar 82

%, sedangkan 18% lagi disebabkan oleh faktor lain.

4. Hasil hipotesis

Rumus

Mengatakan bahwa angka t hitung sebesar 4,190 dengan t-tabel 2,776

dinyatakan signifikan pada taraf signifikansi yang menunjukan angka 0,05

.Dengan demikian, data tersebut mengindikasikan penerimaan terhadap ha

yang menyatakan Beban klaim memiliki pengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap pertumbuhan Laba.

Jadi secara signifikan beban klaim berpengaruh negatif terhadap

Pertumbuhan Laba.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan.

Setelah melakukan penelitian, pengolahan dan analisis terhadap data-data

mengenai Beban Klaim dan Laba, maka dapat akan dapat kesimpulan sebagai

berikut.

1. Beban Klaim yang di keluarkan oleh PT. Asuransi Takaful Keluarga

Indonesia selama enam tahun yaitu dari tahun 2009 sampai dengan 2014

mengalami meningkat tiap tahunnya. Terlebih pada tahun 2011 sampai

2012 kenaikan Beban Klaim mengalami peningkatan yang cukup

signifikan dari tahun sebelumnya yaitu dengan selisih sebesar

Rp.17.383.000.000.

2. Laba yang dimiliki oleh PT. Asuransi Takaful Keluarga Indonesia

mengalami fluktuasi dalam rentan enam tahun yaitu mulai dari 2009

sampai 2014. Pada tahun 2010 sampai 2011 mengalami penurunan sebesar

Rp. 97.156.000.000 .

3. Pengaruh Beban klaim terhadap pertumbuhan laba membentuk persamaan

regresi seperti: Y = 27,257+ (0627X1). Artinya nilai a dan b tersebut

adalah: a = 27,257, ini mempunyai arti bahwa setiap perubahan Beban

Klaim akan di imbangi dengan perubahan Pertumbuhan Laba sebesar =

27,257, b = -0,167, ini mempunyai arti bahwa setiap perubahan Beban

Klaim sebesar satu persen (%) akan diikuti perubahan Pertubuhan Laba
74

sebesar = -0,167. Dan Hasil koefesien korelasi Artinya bahwa

hubungan Beban Klaim (variable x) dengan Pertumbuhan Laba (variable

y) 0,902 berada pada skala 0.800 – 1,00 dengan kualifikasi terjadi korelasi

sangat kuat. Dan hasil Uji Koefesien Determinasi (pearson) menyatakan

bahwa koefesien determinasi yang dihasilkan berdasarkan pengujian

manual Kd = 0,8151X100% = 81,5% atau mendekati 82 % artinya

Pertumbuhan Laba dipengaruhi oleh Beban Klaim sebesar 82 %,

sedangkan 18% lagi disebabkan oleh faktor lain. Dan Hasil hipotesis

menggunakan SPSS Versi 21 adalah Mengatakan bahwa angka t

hitung sebesar 4,190 dengan t-tabel 2,776 dinyatakan signifikan pada taraf

signifikansi yang menunjukan angka 0,05 .Dengan demikian, data tersebut

mengindikasikan penerimaan terhadap ha yang menyatakan Beban klaim

memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan Laba. Jadi

secara signifikan beban klaim berpengaruh negatif terhadap Pertumbuhan

Laba.

B. Saran-saran

Sejalan dengan simpulan penelitian, pada bagian ini disampaikan saran-

saran kepada beberapa pihak terkait.

1. PT. Asuransi Takaful Keluarga Indonesia,sebagai pionir asransi syariah

pertama di Indonesia terus menjaga kepercayaan masyarakat terhadap

asuransi syariah, dalam menanggung resiko yang dialami oleh nasabahnya.


75

Tapi juga harus memperhatikan kesehatan keuangan yang dimiliki oleh

perusahaan dalam mencairkan untuk beban klaim.

2. Mahasiswa Jurusan Manajemen Keuangan Syariah di Universitas Islam

Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, penulis sangat mengharapkan ada

keterlanjutan dari penelitian ini, sehingga dapat diketahui faktor lain yang

berpengaruh terhadap pertumbuhan laba yang ada di Perusahaan Asuransi

Syariah .

3. Penelitian selanjutnya, agar menambah variabel penelitian yang telah

dilakukan oleh penulis, peneliti selanjutnya dapat meneliti faktor yang lain

yang berpengaruh terhadap pertumbuhan Laba di PT. Asuransi Takaful

Keluarga Indnonesia, ataupun di asuransi syariah lainnya. Faktor lainnya

antara lain Premi, Invetasi, dan Profabilitas beserta data yang diambil

secara triwulan.

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat disampaikan berkaitan

dengan hasil penelitian tentang pengaruh beban klaim terhadap pertumbuhan

laba di PT. Asuransi Takaful Keluarga Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai