DAFTAR ISI
1. Pendahuluan
2. Peralatan dan APD
2.1 Peralatan kerja
2.2 APD
3. Potensi bahaya
3.1 Pemasangan scaffolding
3.2 Penggunaan scaffolding
3.3 Pembongkaran scaffolding
4. Persyaratan umum yang harus dilakukan saat perencanaan dan pemasangan scaffolding
5. Perawatan dalam pemasangan perancah / platform yang harus memenuhi kriteria
6. Pemasangan dan pembongkaran perancah (Scaffolding)
7. Jenis dan Type perancah (Scaffolding)
7.1 Scaffolding kayu
7.2 Mobile scaffold
7.3 Tube atau coupler scaffold
7.4 Frame Scaffold
8. Tips cara pemasangan Scaffolding yang benar dan aman
9. Pembongkaran perancah (Scaffolding)
1. Pendahuluan
Scaffolding adalah tempat kerja sementara di ketinggian yang dibangun untuk memudahkan
dan mengamankan pekerjaan.
2.2 APD
1. Helm Safety melindungi bagian atas/kepala dari benturan.
2. Sarung tangan melindungi tangan agar tidak tergores.
3. Safety Shoes melindungi bagian bawah/kaki tidak tergores.
4. Full Body Harness pelindung diri untuk bekerja di ketinggian.
3. Potensi bahaya
3.1 Pemasangan scaffolding
1. Jatuh dari ketinggian.
2. Terkena benda tajam.
3. Beban berlebih/kegagalan staging.
4. Benda-benda jatuh dari atas melukai pekerja di bawah.
5. Lonjakan pergeseran tanah.
6. Tidak Menggunakan Full body harness / Mencantolkan hook.
Ketinggian sistem perancah harus tidak lebih dari 3 “lift” di atas bangunan.
Perancah diperlukan setiap kali bekerja di atas dimana tidak dapat dilakukan
dengan menggunakan tangga.
Perancah dan komponen-komponennya tidak akan runtuh / rubuh, dapat membawa
setidaknya 4 kali beban maksimum yang diizinkan beban kerja dan tidak overload.
Penggunaan perancah yang tidak vertikal dilarang,
Material dari perancah yang digunakan harus dalam kondisi baik dan diinspeksi
secara berkala.
Tidak diizinkan untuk menghilangkan bagian dari perancah tanpa persetujuan
terlebih dahulu,
Platform scaffold tidak akan bersandar atau menggantung di pagar yang dapat
dengan mudah dipindahkan.
Tangga dan perangkat lain untuk mendapatkan ketinggian tidak boleh digunakan di
atas perancah Platform.
Perancah yang harus dibangun di atas permukaan yang datar dimana mampu
mendukung berat maksimum.
Perlindungan menggunakan jaring/kelambu agar material tidak terjatuh langsung ke
bawah jika ada lonjakan (pergeseran).
Scaffold tidak harus menghalangi jalan keluar, atau passage way yang menghambat
proses evakuasi saat adanya keadaan darurat.
Dimana obstruksi peralatan darurat atau melarikan diri rute yang tidak dapat dihindari,
pengaturan keamanan alternatif harus dilakukan sebelum platform dibangun.
Daerah kerja harus cukup lebar (setidaknya 650 mm lebar) untuk memberikan jalan yang
aman.
cara yang aman untuk akses dan jalan keluar (biasanya dengan tangga) harus
disediakan.
Semua tangga akses harus sesuai dan diikat dengan kuat ke struktur perancah.
Karena pertimbangan yang diambil untuk loading dan dekat dengan sumber bahaya
seperti memindahkan mesin, peralatan listrik.
Jika memungkinkan personil tidak harus bekerja atau berjalan di bawah perancah/sekitar
perancah.
Di mana ada bahaya personil terhadap benda-benda yang terjatuh, maka penutup
pelindung/kelambu harus didirikan antara papan kaki dan pertengahan frame.
Good housekeeping daerah perancah dan platform harus dipelihara untuk mencegah
tergelincir, tersandung dan terjatuh. Semua tumpahan dan puing-puing harus
dibersihkan segera..
Base Plate
Tiang Scaffolding Harus dipasang di atas Base Plate atau Kayu yang datar untuk
memastikan Tiang tidak akan terbenam bila terbebani dan tidak mengalami lonjakan jika
terdapat pergeseran.
Tiang (Frame)
Harus dipasang tegak lurus di atas Base sebagai rangka awal.
Ladder (Tangga)
Dipasang di salah satu sisi tangga bisa terbuat dari almunium atau terbuat dari material
pipa scaffolding sendiri yang dipotong persatu meter.
Scaffolding ini terdiri dari frame dan besi sebagai rangka, bentuk rangka yang mudah
di bongkar dan dirakit contoh : banyak ditemukan dalam suatu proyek untuk support
pekerjaan ketinggian.
Penempatan tempat kedudukan ujung dari scaffolding perlu diperhatikan benar, jika
tanah atau landasan yang ada miring perlu diratakan dengan baik atau menggunakan
plat yang datar/based plat, jika tanah nya lembek perlu diperkeras ataupun diberi alas
yang kuat dan cukup lebar agar tidak terjadi kemungkinan tergelincir akibat tekanan dari
atas atau pun ada pergerakan gempa bumi misalnya. Contoh Gambar :
Penem
patan dudukkan seperti gambar diatas jelas-jelas sangat membahayakan, pada kasus ini
scaffolding di tempatkan pada tanah yang lembek kemudian pada sebagian lokasi diberi
penguat dengan dudukan dari balok kayu yang di letakkan asal bisa menahan batang
perancah saja. Kondisi ini sangat rawan untuk tergelincir. Baik itu balok penahannya
maupun batang perancahnya sendiri, walaupun sudah di paku pada balok penahan.
Sangat tidak dianjurkan penahan scaffolding menggunakan alas dari kayu, berpotensi
jika terdapat beban berat dan pergeseran tanah , kayu tersebut tidak kuat dan patah,
menghasilkan scaffolding ambruk.
Base plated dan tiang tidak lengkap, berbahaya sebagai penahan dan penyangga saat
scaffolding berdiri. Tidak layak untuk digunakan saat bekerja.
1. Didahului dengan penurunan u-head pada bagian tengah bentangan atau daerah momen
terbesar ke arah tepi, untuk menghindari penurunan mendadak.
2. Dilanjutkan dengan pembongkaran frame scaffolding.
3. Jika dibutuhkan sebagai perancah pada saat pembongkaran bekisting cetak maka frame
lapis pertama tidak dibongkar.
4. Selanjutnya melepas join pin dan cross brace.
5. Melapaskan Screwjack.
6. Pembongkaran dilakukan hingga sampai ke bagian paling bawah.
7. Merapihkan base plat
8. Material scaffolding disusun rapih, jika belum di angkut oleh kendaraan traspot, gunakan
safety line sebagai pengaman tumpukan material scaffolding diarea kerja (bersifat
temporary).
Create By,