KONSUMTIF MULTIGUNA
IKHTISAR POLIS
8. Nilai yang Secara Otomatis : Maksimum Rp. 500.000.000,- ( Lima Ratus Juta Rupiah )
Bersyarat dapat Ditanggung
(Conditional Automatic Cover) Per
DEBITUR
10. Maksimum Ganti Rugi yang : Risiko Macet : 70% ( Tujuh Puluh Persen )
diberikan/disalurkan PENANGGUNG. dari Sisa Tunggakan Pokok KREDIT.
12. Pembayaran Premi Pertanggungan : Sesuai Deklarasi Bulanan yang Diajukan oleh TERTANGGUNG dan Disetujui
oleh PENANGGUNG.
Penanggung Tertanggung
13. Pengenaan Tambahan (Surcharge) : Rasio Akumulasi Pengajuan Penambahan ( Surcharge )
Tarif Premi ( Notifikasi ) Klaim terhadap Tarif Premi Pertanggungan
Premi Pertanggungan Bersih
10% (Sepuluh Persen) Terhadap tarif
30% (Tiga Puluh Persen) Premi Pertanggungan untuk
sepanjang Periode Polis.
20% (Dua Puluh Persen) terhadap
40% (Empat Puluh Persen) Tarif Premi Pertanggungan untuk
sepanjang Periode Polis.
14. Timbulnya Hak Klaim : Risiko Macet : Kondisi Informasi Kolektibilitas pada SLIK
OJK 5 (macet)
2
Penanggung Tertanggung
Persetujuan Polis,
Jakarta, xx xx 2022.
PT Asuransi Asei Indonesia IKB / IKNB
Penanggung Tertanggung
POLIS ASURANSI KREDIT
(KONSUMTIF MULTIGUNA)
Polis Pertanggungan (Asuransi) Pembiayaan ini merupakan Perjanjian antara Tertanggung dengan Penanggung.
Dengan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati bersama (selanjutnya disebut Polis) sebagaimana diatur dalam
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
PASAL 1
PENGERTIAN
Kecuali ditentukan lain dalam hubungan antar kalimat dalam POLIS ini, maka yang di maksud istilah di bawah ini
adalah :
(1) PENANGGUNG : Pihak yang memberikan pertanggungan untuk Debitur TERTANGGUNG yang
memperoleh Kredit dari TERTANGGUNG, dalam Polis ini PENANGGUNG
adalah PT Asuransi Asei Indonesia.
(2) TERTANGGUNG : Pihak yang menerima pertanggungan yang tunduk pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku yang menyalurkan Kredit kepada
Debitur TERTANGGUNG, dalam Polis ini TERTANGGUNG adalah IKB / IKNB.
(3) DEBITUR : Pihak (selaku perorangan/individual) yang mendapatkan fasilitas Kredit dari
TERTANGGUNG dan merupakan Warga Negara Indonesia.
(4) KREDIT : Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara
TERTANGGUNG dengan Debitur yang dituangkan dalam Perjanjian Kredit
antara TERTANGGUNG dengan Debitur, yang mewajibkan pihak Debitur
untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian
bunga.
(6) PERJANJIAN KREDIT : Suatu kesepakatan antara TERTANGGUNG sebagai pihak yang memberikan
Kredit dengan Debitur sebagai pihak yang menerima Kredit, dimana Debitur
sepakat akan mengembalikan pokok ditambah bunga kepada
TERTANGGUNG sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati Pihak
Debitur dan pihak TERTANGGUNG.
(7) ASURANSI KREDIT : Produk Asuransi yang diberikan oleh PENANGGUNG adalah Risiko Kredit.
KONSUMTIF MULTIGUNA
Penanggung Tertanggung
(8) DOKUMEN PERSETUJUAN : Dokumen yang telah ditandatangani oleh TERTANGGUNG yang meliputi :
KREDIT
Analisa Kredit berupa Nota Analisa Kredit/Memorandum Pengajuan
Kredit/Memorandum Pengusulan Kredit/Memorandum Persetujuan
Kredit/dokumen sejenis yang berlaku pada TERTANGGUNG.
(10) NILAI PERTANGGUNGAN : Nilai atas pertanggungan yang disetujui oleh PENANGGUNG yaitu sebesar
Deklarasi atau maksimum sebesar Kredit yang tercantum dalam Perjanjian
Kredit.
(11) MASA PERTANGGUNGAN : Jangka waktu berlakunya pertanggungan bagi TERTANGGUNG, yaitu sesuai
dengan jangka waktu Kredit yang tertuang di dalam Perjanjian Kredit antara
Debitur dengan TERTANGGUNG, dengan maksimum 15 ( Lima Belas )
tahun,.
(12) PREMI ( Imbal Jasa ) : Sejumlah uang yang dibayarkan oleh TERTANGGUNG kepada
PERTANGGUNGAN) PENANGGUNG sehubungan dengan pertanggungan yang diberikan
PENANGGUNG kepada TERTANGGUNG, dan sebagai syarat bagi
terpenuhinya manfaat asuransi.
(13) GANTI RUGI : Sejumlah nilai dana tertentu yang diberikan oleh PENANGGUNG kepada
TERTANGGUNG atas terjadinya risiko sesuai dengan Polis ini.
(17) RISIKO KREDIT : Risiko kerugian TERTANGGUNG yang disebabkan oleh kegagalan Debitur
melunasi sebagian atau seluruh Kredit dengan kondisi Kolektibilitas 5
(macet) yang dibuktikan dengan hasil Informasi Debitur pada SLIK OJK yang
terjadi dalam Masa Pertanggungan.
(18) SISA POKOK PINJAMAN : Saldo Tunggakan Pokok ( Principle Outstanding only ) dari plafond pinjaman
5
Penanggung Tertanggung
atau jumlah baki debit pinjaman, tidak termasuk bunga atau biaya denda
atau biaya provisi lainnya (principal balance) pada posisi waktu tertentu.
(19) SUBROGASI : Hak PENANGGUNG yang timbul setelah terjadi pembayaran Ganti Rugi
kepada TERTANGGUNG sebesar pembayaran Ganti Rugi yang telah
dibayarkan oleh PENANGGUNG.
(20) NOTA PENUTUPAN : Bukti PENANGGUNG setuju melakukan penutupan pertanggungan atas
PERTANGGUNGAN (NPP) pencairan Kredit yang diberikan TERTANGGUNG kepada Debitur.
NPP berfungsi sebagai Nota Tagihan Premi.
(21) PROSEDUR FASILITAS KREDIT : Ketentuan dan Tata Cara dalam Pemberian, Pengelolaan dan Monitoring
fasilitas KREDIT yang memenuhi Standart Operating Procedure (SOP) yang
berlaku pada Pihak TERTANGGUNG.
(22) HARI KERJA : Hari Senin s/d hari Jumat pukul 09.00 – 15.00 BBWI. kecuali hari libur yang
ditetapkan oleh Pemerintah.
Penanggung Tertanggung
PASAL 2
(1) Fasilitas Kredit diberikan berdasarkan norma-norma kredit yang sehat dan berlaku umum
(2) Fasilitas Kredit yang diberikan sesuai dengan sistem, prosedur dan syarat-syarat umum pemberian kredit,
pengelolaan dan pengawasan kredit (petunjuk pelaksanaan pemberian kredit) yang berlaku pada
TERTANGGUNG.
PASAL 3
(1) Kondisi :
a. Debitur
i. Warga Negara Indonesia.
ii. Pegawai NEGERI Aktif.
b. Seluruh nilai plafond Kredit yang diberikan kepada Debitur harus dideklarasikan kepada PENANGGUNG
sebagai Nilai Pertanggungan.
c. Besarnya Nilai Pertanggungan adalah sebesar nilai Deklarasi maksimal atau sebesar nilai plafond Kredit
yang diberikan kepada Debitur, kecuali dinyatakan/disetujui lain oleh PENANGGUNG.
e. Informasi kolektibilitas Calon Debitur saat pengajuan permohonan Kredit pada SLIK OJK adalah
Kolektibilitas 1 (Lancar) selama 12 (dua belas) bulan terakhir sebelum pengajuan kredit.
f. Jangka waktu Kredit sesuai ketentuan TERTANGGUNG atau maksimum selama 5 (Lima) tahun.
Penanggung Tertanggung
g. Perhitungan usia Debitur sebagai Peserta Asuransi pada saat penutupan Asuransi dihitung
berdasarkan tanggal ulang tahun terdekat, dengan ketentuan :
N X+N
DEBITUR X
Keterangan :
X : Usia Debitur saat menandatangani Perjanjian Kredit.
N : Jangka waktu kredit.
Rasio Angsuran
terhadap
DEBITUR Limit
Penghasilan Bersih
Debt Service Ratio
( DSR )
Maksimum 60%
Pegawai Negeri Aktif ( setelah memperhitungkan SLIK OJK )
Rp. 500.000.000,-
Pengajuan dengan kondisi diluar Ketentuan Kondisi Otomatis Bersyarat, dapat ajukan penutupan
pertanggungan secara Kasus per Kasus (Case by Case – CBC) untuk mendapat persetujuan dari Pihak
PENANGGUNG.
i. Instansi/perusahaan tempat pegawai tersebut bekerja telah memiliki kerjasama dengan TERTANGGUNG,
dengan ketentuan sebagai berikut:
Penanggung Tertanggung
(2) Dokumen Permohonan :
Persyaratan dokumen yang wajib diminta TERTANGGUNG kepada DEBITUR selaku/sebagai Pegawai
( Negeri ) adalah sebagai berikut:
a. Copy identitas
i. KTP/Passport/SIM atas nama DEBITUR (Suami/Istri) yang masih berlaku;
ii. Kartu Keluarga DEBITUR.
b. Surat Kuasa dari DEBITUR kepada Bendaharawan gaji atau kepada TERTANGGUNG untuk memotong
rekening Gaji DEBITUR guna pembayaran angsuran KREDIT kepada TERTANGGUNG.
c. Surat Keputusan :
i. Copy Surat Keputusan Pengangkatan Pertama beserta Copy Surat Keputusan perubahannya
untuk DEBITUR Pegawai Aktif (PNS/ Pejabat Pemerintah Pusat/ Daerah/ Pegawai BUMD/ BUMN/
Departemen/ Non Departemen/ Instansi/ Lembaga Pemerintah/ Anggota TNI/ POLRI).
ii. SK Asli Pengangkatan Pertama beserta Surat Perubahannya untuk DEBITUR Pegawai Aktif
(PNS/Pejabat Pemerintah Pusat/Daerah/Pegawai BUMD/BUMN/Departemen/Non
Departemen/Instansi/Lembaga Pemerintah/ Anggota TNI/ POLRI).
iii. Copy legalisir Surat Keputusan apabila Surat Keputusan secara kolektif.
f. Copy Daftar perincian penghasilan/gaji terakhir yang disahkan oleh pejabat yang berwenang;
g. Surat rekomendasi tertulis dari atasan/pejabat yang berwenang tempat DEBITUR bekerja.
Penanggung Tertanggung
PASAL 4
PASAL 5
Penanggung Tertanggung
(2) Jika TERTANGGUNG tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana diatur dalam ayat (1) Pasal ini,
PENANGGUNG tidak wajib membayar kerugian yang terjadi dan berhak menghentikan
pertanggungan serta tidak wajib mengembalikan premi.
(3) Ketentuan pada ayat (1) Pasal ini tidak berlaku dalam hal fakta material yang tidak diungkapkan
atau yang dinyatakan dengan tidak benar tersebut telah diketahui oleh PENANGGUNG, namun
PENANGGUNG tidak mempergunakan haknya untuk menghentikan pertanggungan dalam waktu 30
(tiga puluh) hari setelah PENANGGUNG mengetahui pelanggaran tersebut.
PASAL 6
PASAL 7
11
Penanggung Tertanggung
(7) Debitur meninggal dunia yang disebabkan karena :
a. Bunuh diri atau usaha bunuh diri;
b. Hukuman mati berdasarkan putusan pengadilan;
c. Upaya pencederaan diri atau upaya untuk membuat diri sakit secara sengaja;
d. Perbuatan kejahatan yang dilakukan dengan sengaja, langsung atau tidak langsung, oleh mereka yang
berkepentingan langsung atau tidak langsung untuk tujuan mendapatkan manfaat asuransi (antara lain
dan tidak terbatas pada Pemegang Polis/TERTANGGUNG/Ahli Waris) atau perlawanan yang dilakukan
oleh Peserta/TERTANGGUNG pada saat terjadinya penahanan diri seseorang (termasuk
Peserta/TERTANGGUNG) yang dijalankan oleh pihak yang berwenang;
e. Penyakit yang disebabkan baik langsung maupun tidak langsung oleh AIDS (Acquired Immune Deficiency
Syndrome), ARC (AIDS Related Complex) atau infeksi yang disebabkan oleh HIV (Human
Immunodeficiency Virus), Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), H1n1, H5N1, dan setiap mutasi
H5N1 yang dapat menularkan kepada manusia lain termasuk semua komplikasi yang terjadi karenanya
epidemik, endemik, dan pandemik (termasuk Covid–19 dan turunannya) dan atau Ketentuan Lain yang
diberlakukan Back Up Reasuransi Jiwa di kemudian hari.;
f. Penggunaan narkotika, psikotropika, alkohol, racun, gas atau bahan-bahan sejenis, atau obat-obatan
selain digunakan sebagai obat menurun resep yang dikeluarkan oleh Dokter;
g. Penugasan pada dinas militer atau kepolisian dengan sesuatu Angkatan/kekuatan bersenjata atau
kepolisian suatu Negara atau Lembaga Internasional;
h. Olahraga atau Kegemaran (hobi) berbahaya namun tidak terbatas pada olah raga menyelam dengan alat
bantu pernafasan, pendakian gunung dengan alat apapun, terjun payung, layang gantung, olahraga
musim dingin dan/atau melibatkan es atau salju, termasuk tidak terbatas pada ski es dan kereta luncur,
hoki, bungee jumping atau perlombaan lainnya yang menggunakan kaki dan/atau kendaraan tertentu;
i. Perang, invasi, tindakan musuh asing, tindakan bermusuhan (baik dinyatakan perang maupun tidak),
perang saudara, pemberontakan, kerusakan, pemogokan dan huru hara revolusi, perlawanan terhadap
pemerintah, perebutan kekuasaan oleh militer, atau operasi sejenis dengan perang atau ikut serta dalam
huru hara, pemogokan dan kerusuhan sipil, terpapar atau terkontaminasi radio aktif;
j. Aborsi bagi wanita;
k. Penyakit kejiwaan dan gangguan mental lainnya serta cacat bawaan yang terbentuk sejak lahir;
l. Bencana alam seperti banjir, angin topan, gunung meletus dan gempa bumi;
m. Penyakit Jantung, Hipertensi, Stroke, Kelainan pada darah, Semua jenis kanker, Asma, Gagal Ginjal
termasuk Batu/Radang Ginjal, Diabetes Mellitus (Kencing Manis), Hepatitis, Tuberculosis (TBC),
Komplikasi apabila Jangka Waktu pertanggungan kurang dari 2 (dua) tahun sejak perncairan Kredit.
(8) DEBITUR mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang disebabkan karena :
a. Mengundurkan diri atau berhenti atas keinginan sendiri atau pihak lain.
b. Pensiun dini.
c. PHK secara tidak hormat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dibidang ketenagakerjaan yang
12
Penanggung Tertanggung
berlaku dan/atau peraturan perundangan lain yang relevan.
d. PHK yang bersifat massal sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dibidang ketenagakerjaan yang
berlaku.
e. Merger atau akuisisi perusahaan serta pemberhentian pegawai untuk efisiensi (khusus untuk karyawan
bukan BUMN/ BUMD/ PNS/ TNI/ POLRI/ Anggota DPR).
f. Perusahaan dinyatakan bangkrut/pailit sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku (khusus
untuk karyawan bukan BUMN/ BUMD/ PNS/ TNI/ POLRI/ Anggota DPR).
g. Melakukan kesalahan berat (Pasal 158 dan 159 UU Ketenagakerjaan).
h. Ditahan oleh Pihak berwajib (Pasal 160 UU Ketenagakerjaan).
i. Akibat terjadi Epidemi, Endemi dan Pandemi (termasuk Covid-19 dan atau turunan-nya) yang telah
dinyatakan oleh Pemerintah atau Instansi yang berwenang.
(9) Debitur yang berstatus anggota DPR/DPRD yang disebabkan karena :
a. Mengundurkan diri atau berhenti atas keinginan sendiri.
b. Melakukan pelanggaran yang melanggar hukum yang dikeluarkan pada Peraturan Daerah.
c. Melakukan tindak pidana Asusila dan/atau Korupsi.
d. Ditahan oleh Pihak berwajib.
e. Jangka Waktu Kredit melebihi masa periode jabatan yang telah ditandatangani dan telah diberikan
nomor pada SK Gurbernur.
(10) Terjadi kerugian TERTANGGUNG yang disebabkan oleh:
a. TERTANGGUNG memberikan laporan yang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya kepada
PENANGGUNG
b. TERTANGGUNG dalam memberikan dan/atau pencairan fasilitas Kredit kepada Debitur tidak sesuai
dengan Pasal 1 ayat (21).
c. Kredit yang diberikan oleh TERTANGGUNG kepada Debitur ternyata tidak sesuai dengan yang dinyatakan
oleh TERTANGGUNG dalam Deklarasi yang menyangkut Debitur yang bersangkutan.
d. Bukti dan keterangan yang dipergunakan TERTANGGUNG untuk mengajukan tuntutan Ganti Rugi kepada
PENANGGUNG tidak benar.
e. Pengajuan Surat Tuntutan Ganti Rugi Daluwarsa sebagaimana ditetapkan pada Pasal 15 Polis ini.
f. TERTANGGUNG tidak melaksanakan ketentuan dan persyaratan pertanggungan sebagaimana telah
diatur dalam Polis ini.
g. DEBITUR dalam kondisi penundaan pembayaran gaji dari tempat DEBITUR bekerja.
PASAL 8
MATA UANG POLIS
(1) Mata Uang yang digunakan dalam Polis, baik pada saat Tertanggung membayar Premi kepada Penanggung
atau pada saat Penanggung membayar Ganti Rugi atau Klaim kepada Tertanggung atau pada saat
penerimaan Pemulihan Kerugian (Recovery) baik secara langsung dari Peminjam (DEBITUR) maupun dari
Juru Tagih (Debt Collector) atau Kuasa Hukum dari Penanggung adalah sama dengan mata uang
Pembiayaan.
13
Penanggung Tertanggung
(2) Limit pertanggungan sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Limit Pertanggungan (KLP) akan
menggunakan Mata Uang sesuai dengan Mata Uang yang diajukan oleh Tertanggung pertama kali dalam
Surat Aplikasi Asuransi Pembiayaan Tagihan Domestik sebagaimana diatur dalam Polis ini. Apabila
Tertanggung melakukan Pembiayaan selain Mata Uang yang telah ditetapkan dalam KLP, maka dalam
menghitung penggunaan limit pertanggungan oleh Tertanggung, Penanggung akan merubah atau
melakukan konversi Pembiayaan tersebut ke Mata Uang yang ditetapkan dalam KLP dengan menggunakan
Kurs Tengah Bank Indonesia pada tanggal Pembiayaan.
(3) Biaya Pertanggungan selain Premi yaitu Biaya Informasi, Biaya Administrasi dan Biaya Materai ,
menggunakan Mata Uang Rupiah.
PASAL 9
PREMI ( IMBAL JASA ) PERTANGGUNGAN
(1) Biaya Pertanggungan dihitung berdasarkan Nilai Pertanggungan, dimana besaran NIlai Pertanggungan
yang dimaksud adalah sama dengan Nilai Pencairan Kredit dan Pembiayaan.
(2) Biaya pertanggungan meliputi Premi (Tarif Premi Pertanggungan dikalikan dengan Nilai Pertanggungan)
ditambah Biaya Administrasi Polis dan Biaya Meterai Polis.
(3) Besarnya Tarif Premi Pertanggungan, Biaya Administrasi Polis, dan Biaya Meterai Polis setiap Nota
Penutupan Pertanggungan (NPP) ditentukan secara tersendiri sebagai lampiran Polis dan bersifat dapat
ditinjau kembali.
(4) Seluruh biaya yang timbul dalam pertanggungan ini menjadi beban dari Tertanggung.
(5) Dalam hal terdapat Konversi mata uang asing yang digunakan untuk Pembayaran Biaya Pertanggungan
maka Kurs yang digunakan adalah Kurs Tengah Bank Indonesia pada saat dilakukan pembayaran.
(6) Merupakan Syarat dari Tanggung Jawab TERTANGGUNG atas/terhadap Pertanggungan berdasarkan Polis
ini, bahwa setiap Biaya (Premi) Pertanggungan wajib dibayar Lunas dan secara nyata telah diterima oleh
Penanggung yaitu Maksimum 5 (lima) Hari Kerja dan / atau sesuai ketentuan : Polis dan atau Keputusan
Limit Pertanggungan (KLP) dan atau Nota Penutupan Pertanggungan (NPP).
(7) Pembayaran Biaya Pertanggungan dilakukan secara sekaligus sesuai Skema atau Pengaturan Pembayaran
BIaya Pertanggungan dan dilakukan hanya dengan mekanisme Pelimpahan Dana dana atau Transfer ke
Rekening Bank atas nama Penanggung.
(8) Waktu yang diakui sebagai Tanggal Pembayaran Biaya (Premi) Pertanggungan untuk setiap Tagihan
(Invoice) adalah Tanggal Transfer yang dilakukan oleh Tertanggung adalah masuknya pelimpahan dana
(transfer) ke Rekening Bank atas nama Penanggung.
(9) Penanggung dianggap telah menerima Pembayaran Biaya Pertanggungan pada saat Premi yang
bersangkutan telah masuk ke Rekening Bank Penanggung dan atau Penanggung telah menyetujui
pelunasan Premi Pertanggungan bersangkutan secara tertulis.
(10) Dalam hal pembayaran Premi Pertanggungan melewati batas waktu yang telah ditetapkan sebagaimana
Ayat (6) Pasal ini, Tertanggung wajib memberitahukan secara tertulis kepada Penanggung, dan
Penanggung berhak/dapat menolak pemberian Pertanggungan kecuali keterlambatan Pembayaran
tersebut dinyatakan diterima oleh Penanggung secara Tertulis selambat-lambatnya 30 (Tiga Puluh) Hari
Kalendar setelah diterimanya pemberitahuan dari Tertanggung dan jangka waktu efektif Pertanggungan
akan berlaku terhitung sejak Pelunasan Biaya atas Pertanggungan dilakukan oleh Tertanggung.
(11) Dalam hal Pembayaran Biaya (Premi) Pertanggungan melewati batas waktu yang ditetapkan sebagaimana
Ayat (6) Pasal ini dan Tertanggung tidak menyampaikan Pemberitahuan secara tertulis kepada
Penanggung dan atau Tidak ada Konfirmasi dari PENANGGUNG , maka Pertanggungan ini dapat
dinyatakan Tidak Berlaku (Not Valid) dengan sendirinya tanpa harus menerbitkan dokumen Lembaran
Perubahan (Endorsement) terhitung sejak Tanggal berakhirnya tenggang waktu tersebut dan Penanggung
14
Penanggung Tertanggung
dibebaskan dari semua tanggung jawab atas Kerugian sejak tanggal dimaksud.
PASAL 10
JANGKA WAKTU (Perpanjangan) PERTANGGUNGAN
DAN ATAU
PENGAKHIRAN PERIODE PERTANGGUNGAN
(3) Periode Pertanggungan terus berlaku sesuai dengan Jangka Waktu yang ditetapkan pada Polis dan atau
Keputusan Limit Pertanggungan (KLP). Pada setiap akhir periode Pertanggungan baik TERTANGGUNG
maupun PENANGGUNG dapat memilih untuk mengakhiri atau memperpanjang periode Pertanggungan.
(4) Dalam hal TERTANGGUNG memilih untuk memperpanjang atau mengakhiri periode Pertanggungan ,
Tertanggung wajib memberikan pemberitahuan tertulis kepada Penanggung melalui Surat Resmi atau
Surat Elektronik (E-mail) mengenai rencana Perpanjangan atau Pengakhiran Pertanggungan dimaksud
Paling Lambat 30 (Tiga Puluh) Hari Kalender sebelum periode Pertanggungan tersebut berakhir.
(5) PENANGGUNG dapat Mengakhiri atau Membatalkan Perptanggungan sebelum berakhirnya periode
pertanggungan apabila :
PASAL 11
15
Penanggung Tertanggung
HAK MENUNTUT GANTI RUGI ( KLAIM )
Hak TERTANGGUNG menuntut GANTI RUGI kepada PENANGGUNG timbul pada saat risiko yang
ditanggung sebagaimana dimaksud Pasal 5 POLIS ini terjadi dan berakhir sampai dengan daluwarsa.
PASAL 12
KEWAJIBAN TERTANGGUNG
SEBELUM & PADA SAAT
TIMBULNYA HAK MENUNTUT GANTI RUGI ( KLAIM )
Apabila terjadi Risiko Wanprestasi (Protracted Default) atas Peminjam (DEBITUR) sebagaimana didefinisikan dalam
Pasal 1 Polis, sebelum timbulnya Hak menuntut Ganti Rugi atau Klaim, Tertanggung wajib memastikan bahwa
Tertanggung telah melakukan upaya-upaya maksimal/terbaik (Best Efforts) Penagihan kepada Peminjam
(DEBITUR), minimal 6 (Enam) bulan dengan kriteria/ketentuan minimal 1 (Satu) kali dalam tiap minggu-nya secara
tertulis dan atau melalui Surat Elektronik (email), sampai dengan Periode Tunggu Klaim (Claim Waiting Period)
berakhir sebagaimana diatur dalam Polis ini. Penagihan oleh Tertanggung kepada Peminjam (DEBITUR) tersebut
dan korespondensi serta tanggapan tertulis dari Peminjam (DEBITUR) tersebut akan menjadi salah satu dokumen
pembuktian Klaim sebagaimana diatur dalam Polis ini yang dibutuhkan oleh PENANGGUNG pada saat melakukan
analisa atas tuntutan Ganti Rugi atau Klaim Tertanggung.
PASAL 13
KRITERIA (BESARNYA) NILAI KERUGIAN DAN GANTI RUGI
Besarnya kerugian yang dihitung sebagai dasar pembayaran GANTI RUGI adalah sebesar sisa pokok pinjaman
DEBITUR (tidak termasuk bunga dan denda) yang diberikan oleh PENANGGUNG kepada TERTANGGUNG
adalah sebesar 70% (tujuh puluh persen).
PASAL 14
TATA CARA PENGAJUAN TUNTUTAN GANTI RUGI ( KLAIM ) ,
Penanggung Tertanggung
iv. Rekening pinjaman atau rekening koran Debitur (sejak pencairan Kredit sampai dengan saat
Debitur Macet) atas fasilitas Kredit.
v. Foto Copy Perjanjian Kredit.
vi. Informasi kolektibilitas Calon Debitur saat pengajuan permohonan Kredit pada SLIK OJK adalah
Kolektibilitas 1 (Lancar) selama 12 (dua belas) bulan terakhir sebelum pengajuan kredit.
vii. Rekapitulasi (rincian) rasio Akumulasi Nilai Pengajuan Klaim terhadap akumulasi Premi
Pertanggungan setelah dikurangi Fee Based yang di terima oleh PENANGGUNG (Accumulated of
Claim Notification to Premium Paid Accumulated Ratio) < 50% ( kurang dari lima puluh persen ).
viii. Laporan Rasio Angsuran terhadap Penghasilan Bersih Debitur
- Pegawai Negeri : ≤ 60% (kurang dari atau sama dengan enam puluh persen),
dibuktikan dengan analisa perhitungan biaya operasional bulanan (Calon) Debitur dan dilengkapi
dengan data SLIK OJK.
ix. Non Performing Loan ( NPL ) < 5% ( kurang dari/dibawah : Lima Persen ).
b. Untuk pengajuan GANTI RUGI akibat DEBITUR gagal melunasi KREDIT yang diberikan oleh
TERTANGGUNG, data/dokumen yang dilampirkan antara lain namun tidak terbatas pada :
i. Laporan Kredit Menunggak (Lampiran Polis).
ii. Copy Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga, Kartu Tanda Pengenal Pegawai.
iii. Bukti bahwa Debitur dalam kondisi Kolektibilitas 4 (diragukan) sesuai hasil Informasi Debitur pada
SLIK OJK terakhir, pada saat terjadinya risiko dalam Jangka Waktu Pertanggungan.
iv. Kronologis macetnya Kredit.
v. Laporan kunjungan/monitoring.
vi. Surat Teguran atau Peringatan 1, 2 dan 3 kepada Debitur.
vii. Informasi Agunan DEBITUR atas fasilitas Kredit yang dipersyaratkan TERTANGGUNG
viii. Dokumen lain sepanjang relevan dan sesuai dengan kebutuhan analisa klaim.
(2) PENANGGUNG dapat melakukan penelitian lapangan sebelum mengambil keputusan atas tuntutan GANTI
RUGI yang diajukan oleh TERTANGGUNG, bila diperlukan PENANGGUNG dapat melakukan On The Spot.
PENANGGUNG akan memberikan keputusan menyetujui atau menolak tuntutan GANTI RUGI selambat-
lambatnya 120 (seratus dua puluh) Hari Kerja setelah PENANGGUNG menerima Surat Tuntutan Ganti Rugi
dan dokumen lainnya dari TERTANGGUNG secara lengkap dan memenuhi kriteria Pertanggungan dalam polis.
(3) Dalam hal tuntutan GANTI RUGI disetujui, PENANGGUNG menerbitkan Surat Penyelesaian Tuntutan Ganti
Rugi (Lampiran Polis) dan pembayarannya dilaksanakan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) HARI KALENDER
setelah tanggal Surat Penyelesaian Tuntutan Ganti Rugi disetujui oleh TERTANGGUNG dan diterima kembali
oleh PENANGGUNG dan mendapatkan (Konfirmasi) Persetujuan Pembayaran.
(4) Dalam hal tuntutan GANTI RUGI tidak disetujui, maka PENANGGUNG akan menyampaikan Surat Penolakan
Tuntutan Ganti Rugi kepada TERTANGGUNG dengan menyebutkan alasan-alasan penolakan dan
TERTANGGUNG berhak untuk mengajukan tuntutan Ganti Rugi ulangan selambat-lambatnya 20
(dua puluh) Hari Kerja setelah tanggal Surat Penolakan Tuntutan Ganti Rugi dengan melampirkan dokumen
lain yang perlu dilengkapi.
(5) Atas pembayaran tuntutan Ganti Rugi dari PENANGGUNG kepada TERTANGGUNG maka TERTANGGUNG
tidak diperkenankan lagi memberikan fasilitas cash loan maupun non cash loan baru kepada DEBITUR.
PASAL 15
17
Penanggung Tertanggung
DALUWARSA KLAIM
PASAL 16
PUTUSAN ( PENOLAKAN ) TUNTUTAN GANTI RUGI ( KLAIM )
PENANGGUNG berhak/dapat untuk Menolak Tuntutan Ganti Rugi ( Klaim ) yang diajukan oleh Tertanggung dalam hal:
(1) Kerugian TERTANGGUNG disebabkan oleh Risiko Yang Tidak Ditanggung ( Dikecualikan ) sebagaimana disebut
dalam Polis atau Perjanjian Pertanggungan.
(2) Pembayaran Premi ( Imbal Jasa ) Pertanggungan tidak mememnuhi kriteria.
(3) Tertanggung tidak dapat melengkapi dokumen atau Bukti Klaim sesuai permintaan Penanggung sebagaimana
diatur dalam Polis ini sebelum Daluwarsa Klaim sebagaimana diatur dalam Polis ini.
(4) Tuntutan Ganti Rugi ( Klaim ) dan atau Banding Keputusan Klaim diajukan : Daluwarsa.
(5) Memenuhi Kriteria : Keadaan Kahar ( Force Majeur ).
PASAL 17
BANDING PUTUSAN GANTI RUGI (KLAIM)
a. Tertanggung tidak mengajukan Tuntutan Ganti Rugi atau Klaim kepada Penanggung dalam waktu 15
(Lima Belas) Hari Kelender sejak timbulnya Hak Tertanggung untuk menuntut Ganti Rugi atau Klaim
sebagaimana diatur dalam Polis ini, dan atau;
b. Tertanggung tidak dapat melengkapi dokumen atau Bukti Klaim sebagaimana diatur dalam Polis ini
dalam waktu 15 (Lima Belas) Hari Kalender sejak timbulnya Hak Tertanggung untuk menuntut Ganti Rugi
atau Klaim sebagaimana diatur dalam Polis ini.
(2) Daluwarsa Banding Keputusan Klaim terjadi apabila Tertanggung tidak mengajukan Banding Keputusan Penolakan
Klaim dalam waktu 30 (Tiga Puluh) Hari Kalender sejak tanggal Surat Keputusan Penolakan Klaim diterima oleh
Tertanggung sebagaimana diatur dalam Polis ini.
18
Penanggung Tertanggung
PASAL 18
PENYELESAIAN SUBROGASI
Dengan adanya pembayaran GANTI RUGI oleh PENANGGUNG kepada TERTANGGUNG tidak menghilangkan
kewajiban DEBITUR untuk melunasi hutangnya kepada TERTANGGUNG dan selanjutnya:
(1) PENANGGUNG memiliki hak SUBROGASI atas hak TERTANGGUNG kepada DEBITUR.
(2) Hak SUBROGASI.
(3) PENANGGUNG bersama-sama TERTANGGUNG dapat melakukan upaya-upaya penagihan kepada DEBITUR.
(4) Setiap pembayaran pelunasan dari DEBITUR sesudah pembayaran GANTI RUGI merupakan hasil penyelesaian
tunggakan hutang (recovery) dan dibagi secara proporsional sesuai dengan prosentase Ganti Rugi.
(5) Penerimaan yang merupakan hasil recovery atas kewajiban DEBITUR kepada TERTANGGUNG wajib
dilimpahkan ke rekening PENANGGUNG pada TERTANGGUNG selambat-lambatnya 10 (sepuluh) HARI KERJA
setelah TERTANGGUNG memperoleh pembayaran tersebut.
(6) PENANGGUNG mengenakan denda sebesar 1 (satu) permil kepada TERTANGGUNG setiap harinya atas
keterlambatan pengiriman hasil recovery dari jumlah yang seharusnya diterima PENANGGUNG.
(7) TERTANGGUNG wajib melakukan segala upaya didalam penyelesaian hutang DEBITUR termasuk melakukan
penjualan terhadap AGUNAN. Kewajiban TERTANGGUNG berakhir setelah TERTANGGUNG melepaskan hak
tagihnya dengan kondisi :
a. AGUNAN sudah selesai dieksekusi, atau
b. AGUNAN yang ada tidak dapat dieksekusi atau tidak dimungkinkan lagi dilakukan eksekusi. Selanjutnya
dilakukan penyerahan eksekusi penyelesaian hutang DEBITUR dari TERTANGGUNG kepada
PENANGGUNG dan selanjutnya TERTANGGUNG tidak memiliki hak atas hasil recovery yang dihasilkan
setelah dilakukan penyerahan hutang DEBITUR.
(8) Apabila sampai dengan batas waktu maksimal 12 (dua belas) bulan, PENANGGUNG tidak memperoleh
recovery untuk seluruhnya dan/atau memperoleh recovery tetapi tidak optimal, maka PENANGGUNG akan
mengambil alih hak penagihan kepada Debitur.
(9) Dengan pengalihan Hak Tagih tersebut tidak menghilangkan kewajiban TERTANGGUNG untuk melakukan
upaya didalam penyelesaian Hutang/Kewajiban Debitur.
(10) Dalam hal terdapat pelaksanaan pencairan / penjualan AGUNAN sebagaimana tersebut dalam pasal ini
diperlukan biaya-biaya, maka biaya-biaya dimaksud menjadi beban DEBITUR.
PASAL 19
Penanggung Tertanggung
(2) PENANGGUNG berhak melakukan evaluasi untuk Kenaikan Tarif Premi ( Imbal Jasa ) dan atau
penyesuaian/perubahan Kondisi ( Syarat & Ketentuan ) Pertanggungan apabila Rasio Akumulasi Pengajuan
(Notifikasi) Klaim telah mencapai Rasio sesuai Tabel pada ayat ini. Rasio Akumulasi Pengajuan (Notifikasi)
Klaim yaitu akumulasi nilai klaim yang diajukan TERTANGGUNG kepada PENANGGUNG terhadap nilai Premi
Pertanggungan Bersih di terima oleh PENANGGUNG (Accumulated of Claim Notification/Reported to
Net Premium Paid Accumulated, Ratio).
(3) Segera setelah Rasio Akumulasi Pengajuan (Notifikasi) Klaim sebagaimana ayat (2) Pasal ini terpenuhi,
PENANGGUNG menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada TERTANGGUNG mengenai mulai
berlakunya tarif premi baru atau tambahan sesuai ketentuan pada ayat (2) Pasal ini.
(4) TERTANGGUNG menunda/menangguhkan ( postpone ) Pengajukan Klaim kepada PENANGGUNG , dan
PENANGGUNG menunda/menangguhkan ( postpone ) Penerimaan Pengajuan Klaim dari TERTANGGUNG :
- Rasio Akumulasi Pengajuan (Notifikasi) Klaim apabila Rasio Akumulasi Pengajuan (Notifikasi) Klaim
terhadap Premi Pertanggungan Bersih diterima PENANGGUNG telah mencapai dan atau melebihi 50%
(Lima Puluh Persen).
Rasio
Akumulasi Pengajuan
( Notifikasi ) Klaim Postpone Claim Notification
Terhadap
Premi Pertanggungan Bersih
20
Penanggung Tertanggung
- Rasio Akumulasi Kriteria Kredit/Pembiayaan Bermasalah ( Non Performing Loan ) : Kredit/Pembiayaan
Bermasalah yang di-asuransi-kan kepada PENANGGUNG terhadap Kredit/Pembiayaan yang di-asuransi-
kan kepada PENANGGUNG telah mencapai dan atau melebihi 5% (Lima Persen).
(5) TERTANGGUNG dapat kembali mengajukan klaim kepada PENANGGUNG , dan PENANGGUNG dapat kembali
menerima Pengajuan Tuntutan Ganti Rugi dari TERTANGGUNG , apabila :
- Rasio Akumulasi Pengajuan (Notifikasi) Klaim terhadap Premi Pertanggungan Bersih diterima
PENANGGUNG , turun atau menjadi dibawah 50% (lima puluh persen) , dan ;
- Rasio Akumulasi Kriteria Krredit/Pembiayaan Bermasalah ( macet ) yang di-Asuransi-kan terhadap Premi
Pertanggungan Bersih diterima PENANGGUNG , turun atau menjadi dibawah 5% (lima persen)
(6) PENANGGUNG memproses klaim yang sudah diterima, sesuai ketentuan Pertanggungan ( Polis ini ).
(7) PENANGGUNG membayar Tuntutan Ganti Rugi ( Klaim ) kepada TERTANGGUNG, dalam hal telah dinyatakan
disetujui ( layak bayar ) sesuai Ketentuan Pertanggungan ( Polis ini ) dan disetujui nilai ganti ruginya oleh
TERTANGGUNG.
(8) TERTANGGUNG tetap dapat mengajukan Deklarasi kepada PENANGGUNG.
(9) TERTANGGUNG dapat mengajukan permohonan penurunan tarif premi sebagaimana besaran tarif sebelum
dilakukan evaluasi apabila terdapat penurunan Rasio Akumulasi Pengajuan (Notifikasi) Klaim dengan
mengacu kepada ayat (2) Pasal ini.
(10) Pengajuan penurunan tarif premi oleh TERTANGGUNG dilakukan secara tertulis kepada PENANGGUNG dan
berlaku ( dalam hal ) setelah mendapatkan persetujuan dari PENANGGUNG.
PASAL 20
KEADAAN KAHAR (FORCE MAJEUR)
(1) Keadaan memaksa adalah setiap peristiwa yang terjadi di luar kekuasaan manusia, termasuk perubahan
kebijaksanaan Pemerintah di bidang moneter yang secara fundamental mempengaruhi pelaksanaan
kewajiban KEDUA BELAH PIHAK berdasarkan POLIS ini, kekacauan politik yang bersifat nasional, gangguan
militer, peperangan, pemogokan yang bersifat nasional dan bencana alam nasional yang mengakibatkan tidak
dapat dipenuhinya kewajiban KEDUA BELAH PIHAK berdasarkan POLIS ini.
(2) Dalam hal KEDUA BELAH PIHAK tidak dapat melaksanakan sebagian atau seluruh kewajibannya berdasarkan
POLIS ini dikarenakan adanya keadaan memaksa, maka segala sanksi dalam POLIS ini dikecualikan.
21
Penanggung Tertanggung
(3) Hal-hal yang termasuk risiko yang dijamin di dalam POLIS tidak dianggap sebagai peristiwa yang dapat
dikatagorikan sebagai keadaan memaksa.
PASAL 21
KETENTUAN TAMBAHAN
Hal-hal yang belum cukup diatur secara jelas dalam Polis ini, serta perubahan/tambahan yang perlu diadakan,
PENANGGUNG berhak melakukan Endorsment Polis yang disampaikan secara tertulis oleh PENANGGUNG kepada
TERTANGGUNG. Endorsment Polis merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Polis ini.
PASAL 22
PENUTUP
Perjanjian Turunan (Polis) ini telah disesuaikan dengan Ketentuan Internal Para Pihak dan merupakan Bagian yang
tidak terpisahkan merujuk Perjanjian Kerjasama Induk ( Master Agreement ).
22
Penanggung Tertanggung
Lampiran I
BIAYA PERTANGGUNGAN
(1) TARIF PREMI
23
Penanggung Tertanggung
LAMPIRAN II
Kepada Yth.
PT. Asuransi Asei Indonesia
Kantor Cabang...........
dengan ini mengajukan surat permohonan penutupan pertanggungan Asuransi Kredit / Pembiayaan MULTIGUNA
kepada PT Asuransi Asei Indonesia selaku Penanggung untuk Debitur dengan data sebagai berikut :
Nama
Alamat Telepon :
Fax :
Jenis Fasilitas
Tujuan Penggunaan
Plafond/Limit Fasilitas
Rp…………………………………………
Cara Penarikan
Cara Pembayaran
Cara Pembayaran
Agunan Tambahan
Sehubungan dengan surat permohonan ini, kami (selaku Tertanggung) menyatakan akan mematuhi seluruh
ketentuan yang diatur dalam Polis Asuransi Kredit antara PT Asuransi Asei Indonesia
dengan ......................................... Nomor ........................ dan Nomor ..................... tanggal ......................... .
Sebagai pertimbangan, kami sampaikan :
1. Copy/salinan surat permohonan Kredit / Pembiayaan dari Debitur.
Penanggung Tertanggung
Lampiran III
DEKLARASI
FASILITAS KREDIT /PEMBIAYAAN MULTIGUNA
No : ……………………………………………
Berdasarkan POLIS dan atau Keputusan Limit Pertanggungan ( KLP ) Asuransi Kredit/Pembiayaan Multiguna,
Kami mengajukan DEKLARASI atas Fasilitas yang telah direalisir dengan data sebagai berikut :
Nama
Pekerjaan/ Jangka
No Alamat No. KTP Jenis Kelamin Tempat/Tgl Lahir Nilai Pertanggungan Intansi/ Perusahaan Premi No. PK / Tanggal
Jabatan Waktu
Debitur
1.
2.
3.
Jumlah
Diisi oleh PT. ASURANSI ASEI INDONESIA
Tanggal diterima No. Reg. Deklarasi Kode No. Reg. Debitur
Catatan :
……………………………. 20….
IKB / IKNB
( )
25
Penanggung Tertanggung
LAMPIRAN IV
NOMOR.....................................
2. Biaya Pertanggungan :
3. NPP ini berlaku juga sebagai Nota Tagihan, jumlah Biaya Pertanggungan tersebut di atas mohon dibukukan pada
rekening kami :
Nama PT Asuransi Asei Indonesia
No. Rekening
Bank/Cabang Bank ... Cabang.... Kota...
Jatuh Tempo Pembayaran .... dd-mm-yy (... Hari)
Atas perhatian dan kerja sama yang baik, kami ucapkan terima kasih.
....................................................
LAMPIRAN V
26
SURAT TUNTUTAN GANTI RUGI
( Klaim )
ASURANSI KREDIT
Konsumtif MULTIGUNA
Nomor : …………………………………………
Menunjuk POLIS dan atau Keputusan Limit Pertanggungan (KLP) Nomor………………, dengan ini kami mengajukan
Tuntutan Ganti Rugi dengan data dan keterangan sebagai berikut :
I. DATA DEBITUR
1. Nama : …………………………
2. Alamat : ………………………..
II. DATA KREDIT YANG DIAJUKAN TUNTUTAN GANTI RUGI
1. No. & Tanggal PK/ Akad Kredit : ………………………..
2. Nilai Pertanggungan : ………………………….
3. Jangka Waktu : ………………………….
III. DATA LAIN MENGENAI DEBITUR
1. Pekerjaan/Jabatan : …………………………
2. Nama dan alamat Intansi/Perusahaan :
Nama Perusahaan/Instansi Alamat Telp
IV. UPAYA YANG TELAH DAN AKAN DITEMPUH TERTANGGUNG UNTUK MEMPERKECIL KERUGIAN
1. Tindakan yang akan dilakukan TERTANGGUNG untuk memperoleh pembayaran pelunasan Kredit yang
diajukan Tuntutan Ganti Rugi adalah sebagai berikut: ………………………………..
2. Tindakan lainnya : .......................................................................................................................
27
VII. LAMPIRAN SURAT TUNTUTAN GANTI RUGI
Sebagai pendukung Surat Tuntutan Ganti Rugi, kami lampirkan dokumen-dokumen sebagai berikut :
a. Copy dokumen pada saat permohonan Kredit/Pembiayaan merujuk Pasal 2 dan Pasal 11 POLIS ini
dan atau Keputusan Limit Pertanggungan (KLP) nya.
b. Dokumen klaim meliputi :
i. Risiko Kredit/Pembiayaan.
i.1. Copy BI Checking atas nama DEBITUR dengan hasil kolektibilitas 1 (lancar) sesuai hasil BI
Checking bulan terakhir sebelum dilakukan pencairan KREDIT.
i.2. Bukti bahwa DEBITUR dalam kondisi BERMASALAH :
- Kolektibiltas minimal 5 (macet).
sesuai hasil BI Checking terakhir, pada saat terjadinya risiko dalam JANGKA WAKTU
PERTANGGUNGAN.
i.3. Rekening DEBITUR.
(sejak pencairan kredit sampai dengan saat kondisi bermasalah).
i.4. Bukti Deklarasi Pertanggungan per bulan yang menghasilkan Premi Pertanggungan
(Pembayaran Premi) minimum Rp. 500.000.000,- ( Lima Ratus Juta Rupiah ) per bulan.
i.5. Rekapitulasi (rincian) rasio Akumulasi Nilai Pengajuan Klaim terhadap akumulasi Premi
Pertanggungan setelah dikurangi Fee Based yang di terima oleh PENANGGUNG
(Accumulated of Claim Notification to Net Premium Paid Accumulated Ratio) < 50%
( kurang dari lima puluh persen ).
i.6. Laporan Rasio Angsuran terhadap Penghasilan Bersih Debitur :
Pegawai Negeri : ≤ 60% (kurang dari atau sama dengan enam puluh persen),
dibuktikan dengan analisa perhitungan biaya operasional bulanan (Calon) Debitur dan
dilengkapi dengan data SLIK OJK.
i.7. Laporan Non Performing Loan (NPL) < 5% ( Lima Persen ) dari Loan Disbursement dan
atau memenuhi kriteria Protracted Default/Claim Waiting Period (Tunggakan
melampaui/melebihi 180 Hari) dan atau Ketentuan Lainnya yang terkait.
i.8. Surat Teguran atau Surat Peringatan.
i.9. Kronologi Fasilitas menjadi Bermasalah.
i.10. Dokumen Lain yang terkait/relevan merujuk Pasal 2 dan 11 Polis ini.
Dibuat di : ……………………………
Tanggal : ……………………………
( …………………………………………….. )
28
Lampiran VI
Berdasarkan POLIS dan atau Keputusan Limit Pertanggungan ( KLP ) Nomor : ..................
tanggal .................... dan Surat Tuntutan Ganti Rugi (STGR) Saudara No ……………………..
tanggal ………………… dengan data penutupan pertanggungan sebagai berikut :
1. Nama DEBITUR
: ………………………………..
2. Alamat : ….…………………………....
3. No. NOTA PENUTUPAN PERTANGGUNGAN (NPP) dan Endorsemen terakhir
: ………………………………
4. NILAI PERTANGGUNGAN
: ………………………………..
5. Plafon Fasilitas : ………………………………..
6. Besarnya Kerugian : ………………………………..
…………………………………………………………….…………………………
I. Tata cara pembayaran diatur dengan cara Transfer dari PENANGGUNG ke Rekening
TERTANGGUNG di BANK…………………… No. Rekening ………………
II. Penyelesaian Tuntutan GANTI RUGI ini dibuat dalam rangkap 10 (sepuluh) Asli, setelah
ditanda-tangani dikirim kembali kepada PENANGGUNG dan 2 (dua ) tindasan untuk
TERTANGGUNG.
………………………………. ……………………………………..
29
Lampiran VII
…………….., ………………………….
Up :
………………………………..
Jabatan
Dengan hormat,
A. STRUKTUR :
1. Tertanggung :
2. Alamat Tertanggung :
3. Nama Debitur :
4. Alamat :
5. Limit Pertanggungan :
6. Jenis Pertanggungan
7. Tujuan Penggunaan :
Kredit/Pembiayaan
30
10. Besaran Ganti Rugi (%) :
Demikian agar Saudara maklum dan sebagai tanda persetujuan Saudara harap tembusan Surat
Pemberitahuan Persetujuan Penutupan Pertanggungan ini Saudara tanda tangani di atas materai
secukupnya serta dibubuhi cap perusahaan dan dikembalikan kepada kami dalam waktu 30 (tiga
puluh) hari sejak tanggal pengiriman surat ini.
Hormat kami,
31
LAMPIRAN VIII
Berdasarkan Surat Permintaan Limit Pertanggungan/SPLP No. ………………… Tgl. ……………..…. yang kami
terima, dengan ini kami tetapkan Keputusan Limit Pertanggungan/KLP sebagai berikut :
Nama : …………………
Jabatan : ………………
32