Anda di halaman 1dari 4

Perjuangan dan permalasahan dalam Novel Negeri di

Ujung Tanduk
Resensi Novel “Negeri di Ujung Tanduk”

Identitas Penulis Resensi

Nama Muhammad Kholish

Kelas XI MIPA 4

Absen 23

Identitas Novel
Judul Novel : Negeri di Ujung Tanduk

ISBN : 9789792294293

Pengarang : Tere Liye


Penerbit Asli : PT Gramedia Pustaka Utama

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2013


Jumlah Halaman : 360 halaman

Orientasi
Novel “Negeri di Ujung Tanduk” ini merupakan novel yang ditulis oleh
penulis terkenal yang bernama Tere Liye. Novel ini merupakan sequel dari Novel
“Negeri Para Bedebah” dan diterbitkan pada bulan April 2013 oleh PT Gramedia
Pustaka Utama.

Ringkasan
Novel ini menceritakan tentang perjuangan seorang lelaki yang bernama
Thomas yang sedang berusaha melepaskan diri dari buronan. Novel ini tidak
diceritakan secara detail, tetapi kita bisa melihat dan mengetahuinya dari beberapa

57
tempat seperti Jakarta, Bali, dan beberapa tempat lainnya. Serta permasalahan
yang sedikit menyinggung permasalahan di dunia nyata.
Saat ini, kehidupan semakin rusak karena banyaknya orang jahat yang
memegang kekuasaan, serta semakin banyaknya orang yang memilih untuk tidak
peduli lagi. Novel ini menceritakan perjuangan yang dilakukan oleh seorang lelaki
yang tengah berjuang menyelamatkan hidupnya dari ancaman para mafia hukum.
Karena pekerjaannya, Thomas harus selalu waspada terhadap segala hal yang
berbau politik. Tokoh utama dalam novel ini, Thomas digambarkan sebagai sosok
yang memiliki style yang khas, rapi, dan balutan eksekutif cerdas dan
berpengaruh melekat padanya.
Terdapat permasalahan yang menyinggung kasus di dunia nyata seperti
kasus korupsi Bank Century. Thomas yang dulunya merupakan seorang konsultan
ekonomi, merambah menjadi konsultan politik.
Setahun sebelumnya, dalam penerbangan menuju ke London, Thomas
bertemu JD, mantan wali kota dan gubernur yang dikenal sebagai figur muda
yang bersih dan sederhana. Pertemuan itu menjadi momen terpenting dalam hidup
Thomas. Percakapan dengan JD membuat Thomas terinspirasi untuk terlibat
dalam dunia politik.
Dalam sosok JD Thomas menemukan. Jawaban dari pertanyaan dalam
benaknya terkait sosok politikus dengan kemuliaan dan kelurusan hati. Maka,
Thomas menawarkan diri menjadi konsultan strategi demi mewujudkan
penegakan hukum yang dikehendaki JD. Dan karena presiden merupakan
pemegang kekuasaan tertinggi, maka cita-cita JD hanya bisa direalisasikan dengan
menjadi presiden.
Menjelang konvensi partai yang akan mengumumkan secara resmi
kandidat presiden, mendadak terjadi peristiwa yang tidak diantisipasi Thomas.
Terjadi ekskalasi besar-besaran dari peserta konvensi yang ditandai dengan
manuver raksasa dari pihak lawan JD. Situasi yang tidak terduga ini membuat JD
meminta Thomas yang berada di Hongkong untuk kembali ke Jakarta. Tapi
sebelum Thomas meninggalkan Hongkong, ia ditangkap satuan khusus anti-teror
otoritas Hongkong. Di dalam kapal yang digunakan untuk menjemput Thomas di
Makau, ditemukan seratus bubuk kilogram bubuk heroin serta setumpuk senjata
api dan peledak. Tidak ada hipotesis lain yang terbentuk di benak Thomas selain
bahwa kejadian ini adalah salah satu agenda serius yang dijalankan pihak lawan
JD. Ditahannya Thomas di Hongkong, membuat ia tidak bisa hadir di konvensi
partai. Untungnya ada Lee, pengusaha Hongkong yang dikalahkannya dalam
pertarungan di Makau. Lee berhasil meloloskan Thomas dan mengatur perjalanan
pulang Thomas ke Indonesia. Setibanya di Jakarta, Thomas dikejutkan dengan
berita penangkapan kliennya. JD ditetapkan sebagai tersangka korupsi
megaproyek tunnel raksasa sepaka menjabat sebagai gubernur ibu kota.
Penangkapan itu tak pelak lagi disinyalir Thomas sebagai upaya pembunuhan

58
karakter untuk mencemarkan reputasi cemerlang JD. Kemungkinan besar, JD
akan didiskualifikasi dari kandidat calon presiden partai.
Maka sebelum pelariannya diketahui dari Hongkong dan menyebar ke
seluruh jaringan interpol dunia dan menobatkannya menjadi buruan internasional,
Thomas harus bergerak cepat memperjuangkan nasib kliennya. Karena seperti
dugaan Thomas, ada kelompok yang disebut mafia hukum, bergerak di belakang
pada setiap kejadian itu.
Apakah Thomas bisa menghadiri konvensi partai dan mengembalikan
kepercayaan semua pendukung JD? Thomas, mau tak mau, mesti merancang
sebuah rencana agar bisa menghadapi tekanan demi tekanan yang akan
dihadapinya. Tidak hanya berupaya membawa keluar seorang saksi mahkota dari
tahanan kepolisian, Thomas juga menggandeng Komisi Pemberantasan Korupsi,
untuk menjalankan rencananya. Hingga pada akhirnya ia menyadari,
sesungguhnya ia sedang berhadapan dengan para pendiri benteng kekuasaan yang
mampu melakukan apa saja demi pencapaian tujuan mereka. Dan sebagai
pemimpinnya adalah bedebah yang menyeruak dari puing-puing masa lalu
Thomas.
Diakhir cerita, Thomas bisa dibilang beruntung karena memiliki teman-
teman yang peduli dan peka terhadap pekerjaannya. Thomas mengakhiri dan
mendapat bantuan dari teman-temannya saat sedang terpojok.

Keunggulan Novel
Novel “Negeri di Ujung Tanduk” memiliki alur yang cuku menegangkan
dan penggambaran suasana yang cukup membuat pembaca merasa berada di
dalamnya. Terdapat banyak mesan moral terkandung di dalamnya terutama
mengenai politik di Indonesia. Setiap tokoh memiliki karakter yang khas serta cover
di bukunya yang terlihat cukup menarik karena para pemegang kekuasaan
digambarkan sebagai monyet.

Kekurangan Novel
Salah satu peran tokoh di buku pertama yang bernama Julia menghilang
padahal ia merupakan wartawan yang membantunya dan membuat pembaca
penasaran. Dalam novel tidak dijelaskan secara mendetail mengapa Thomas
berpindah dari konsultan keuangan ke konsultan politik. Buku ini juga memiliki
gaya penulisan yang berat sehingga bagi orang awam akan sulit memahaminya,
apalagi tidak semua orang menyukai tema politik.

59
Penutup, Rekomendasi Atau Kesimpulan
Novel “Negeri di Ujung Tanduk” memiliki tema dan alur cerita yang
bertemakan politik. Alur cerita tersebut cukup seru untuk diikuti dan banyak
tokoh yang memiliki peran penting dalam ceritanya. Buku ini juga menyinggung
permasalahan politik di dunia nyata dan terdapat banyak pesan moral dalam
ceritanya. Buku ini sangat direkomendasikan bagi para pembaca yang suka
dengan tema politik dan alur cerita yang berat.

60

Anda mungkin juga menyukai