Anda di halaman 1dari 3

KEPEMIMPINAN DAN INTEGRITAS PANCASILA

Pendahuluan
Isu yang saya angkat adalah Kualitas dan kapasitas kepemimpinan yang berdasarkan
Pancasila. Pancasila adalah dasar Negara Kesatuan republik Indonesia dan juga merupakan
falsafah hidup bagi bangsa yang menjadi acuan universal nilai-nilai kehidupan, yang dimana
harus dilaksanakan secara konsisten dalam berbangsa dan bernegara.
Kepemimpinan negara harus mengacu pada nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila dan harus mampu mengimplementasikan nilai-nilai tersebut ke dalam fungsi dan
perannya sebagai seorang pemimpin. Nilai-nilai dari kepemimpinan Pancasila adalah:
Spiritual, Humanisasi, Nasionalis, Demokratis dan Keadilan Sosial (social justice). Kelima
nilai-nilai kepemimpinan tersebut sudah mengacu kepada kelima sila yang ada di Pancasila.
Kepemimpinan Pancasila harus bisa bertindak dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila. Pemimpin yang berbasis Pancasila akan mampu mengelola kebhinekaan dengan
baik, menjaga keutuhan negara Republik Indonesia, membuat Indonesia menjadi bangsa
yang besar, serta menjadikan Indonesia ke arah yang lebih baik.

Pembahasan
Pemimpin adalah seseorang yang mampu memberdayakan sumberdaya manusia dan
sumberdaya lain dalam organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Salah satu tujuan
organisasi tersebut adalah memberikan pelayanan kepada stakeholder, baik stakeholder
internal maupun eksternal. Guna memberikan kepuasan terhadap layanan tersebut
diperlukan inovasi-inovasi dalam organisasi.
Pancasila merupakan ideologi yang memiliki sejarah bagi Bangsa Indonesia dan lahir
dari pengalaman bangsa. Hadirnya Pancasila diharapkan berfungsi sebagai petunjuk ke mana
realitas bangsa diarahkan. Tentunya dengan mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan dan
keadilan sosial dari keberagaman yang dimiliki Indonesia. Sehingga bangsa ini bisa terus
mengedepankan persatuan dan kesatuan. Berbagai permasalahan seperti sering terjadinya
perpecahan dan kerusuhan antarwarga disebabkan karena kurangnya penjiwaan nilai-nilai
persatuan.
Sebagaimana yang diamanahkan oleh konstitusi, bahwa negara ini belum berhasil
menerapkan seluruh amanahnya dengan baik. Semua warga negara indonesia harus
bertanggungjawab dalam penerapan serta pengamalan nilai-nilai Pancasila. Namun, sebagai
rasionalitas demokrasi perwakilan, maka tanggungjawab atau beban terbesar tentu saja ada
ditangan para pemimpin yang sedang menjabat, baik di kursi eksekutif maupun legislatif.
Logikanya, jika pemimpinnnya baik maka masa depan dan tujuan negaranya pun akan baik.
Demikian pula sebaliknya.
Timbul pertanyaan tentang bagaimana kriteria pemimpin yang paling tepat untuk
Indonesia. Untuk itu, terlebih dahulu kita memikirkan tentang pemimpin yang dibutuhkan
yaitu pemimpin ideal untuk Indonesia. Maka, dibutuhkannya pemimpin yang peka dalam
memperjuangkan aspirasi rakyatnya, bukan pemimpin yang otoriter. Pemimpin Indonesia
yang sadar bahwa hal yang menjadi kunci maju mundurnya suatu bangsa ialah persatuan.
Maka, dikutiplah sebuah frasa karya Mpu Tantular yang menjadi semboyan Bangsa Indonesia
“Bhinneka Tunggal Ika” yang berarti berbeda-beda tapi tetap satu. Inilah yang menjadi
motivasi penyebab lahirnya Pancasila.
Perlu adanya pencarian solusi atas krisis yang terjadi di Indonesia. Yang muncul
lantaran tidak tersedianya pemimpin yang berkarakter Pancasila. Yaitu pemimpin yang
berketuhanan yang Maha Esa, menjamin penduduk untuk beribadah menurut
kepercayaannya masing-masing. Pemimpin yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan, berani membela keadilan dan kebenaran. Menumbuhkan kesadaran bahwa
berbagai perbedaan bukan untuk berselisih dan bertikai. Akan tetapi senantiasa
mengedepankan persatuan dalam membangun negeri. Memberikan kebebasan dan
kekuasaan kepada rakyat. Serta melahirkan demokrasi yang mampu mendatangkan
kesejahteraan sosial dengan permusyawaratan.
Banyaknya permasalahan yang terjadi di negara ini, dan itu sudah menjadi hal yang
biasa. Diantaranya adalah masalah politik. Korupsi merajalela dimana-mana dan belum bisa
diberantas hingga ke akarnya. Akan tetapi, belum terlihat usaha-usaha pemerintah dalam
menangani berbagai masalah tersebut. Hal yang demikian terjadi karena sistem
pemerintahan Indonesia yang masih kacau. Belum sepenuhnya teratur. Para pemimpin
banyak yang memikirkan diri sendiri dan belum membuat masyarakat sejahtera secara
menyeluruh.
Dalam menjalankan aktivitas kepemimpinannya, setiap pemimpin memiliki gayanya
masing-masing. Perbedaan gaya kepemimpinan ini bisa ditentukan oleh dua hal. Pertama,
faktor lingkungan, yang sangat berpengaruh pada gaya kepemimpinan seorang pemimpin.
Cenderung sedikit melibatkan anggotanya ketika akan menghasilkan suatu keputusan. Faktor
kedua adalah karakter. Yang merupakan kepribadian dasar yang menuntun pemikiran, sikap
dan pilihan-pilihan yang akan diambil, diputuskan oleh seorang pemimpin.
Menurut Gulo W, karakter merupakan bentuk kepribadian yang dapat dilihat dari
etika ataupun moral seseorang, yang pada umumnya karakter memiliki hubungan dengan
sifat-sifat sesorang yang relatif tidak berubah. Nah, jika dikaitkan dengan “manusia Indonesia
ideal” tentu saja manusia yang pandangan hidupnya dituntun oleh nilai-nilai Pancasila. Oleh
karenanya, pemimpin yang ideal pun semestinya pemimpin yang berkarakter Pancasila. Yaitu
dengan ditanamkan dalam dirinya nilai-nilai Pancasila agar pembangunan karakter soerang
pemimpin bisa tercapai.
Namun, pemimpin Indonesia sekarang ini banyak yang kurang berkarakterkan
pancasila. Indonesia pun belum bisa dikatakan maju karena adanya sebagian pemimpin yang
kurang berkarakter. Para pemimpinnya cenderung tidak memaknai arti Pancasila secara
mendalam dan belum mencerminkan pemimpin yang berkarakterkan Pancasila. Kebanyakan
pemimpin tidak malu dengan kesalahan mereka, mereka seakan tidak bersalah, cenderung
menutupi, bahkan hingga memutarbalikkan fakta.
Maka, sudah seharusnya pemimpin Indonesia memiliki lima karakteristik
sebagaimana yang terkandung dalam lima sila Pancasila. Dengan begitu, bangsa ini bisa
berhasil dan terhindar dari keterpurukan karakter terutama pada pemimpinnya dan
kesejahteraan pun akan tercapai. Juga dengan berkarakterkan Pancasila, pemimpin mampu
membawa Indonesia ke arah yang lebih baik lagi, sesuai yang diharapkan oleh seruruh rakyat
Indonesia. Sehingga dapat bersatunya beberapa elemen masyarakat yang memiliki
perbedaan.
Pemimpin yang kuat pendiriannya sangat dibutuhkan di tengah masyarakat. Saya
berpandangan bahwa pemimpin yang tidak berkarakter akan mudah berubah arah juga
gampang dipengaruhi. Namun, jika ingin terhindar dari segala macam pelanggaran,
terutama masalah kepemimpinan dan keluar dari segala krisis ini, maka pemimpin
berkarakter Pancasila harus segera ditemukan dan dipilih. Dimulai dari sarana-sarana
strategis yaitu keluarga, sekolah dan kampus. Semua itu bertujuan untuk memperkenalkan
dan menginternalisasikan pancasila pada seluruh maasyarakat Indonesia. Dengan langkah
ini, pemimpin berkarakter Pancasila akan terbentuk.

Anda mungkin juga menyukai