Anda di halaman 1dari 7

TUGAS ESSAY 1 : AGENDA 1

AKTUALISASI KEYAKINAN DAN KESETIAAN KEPADA PANCASILA


DALAM KEPEMIMPINAN

Oleh
MUHAMMAD DAHLAN
NDH :24

PESERTA

PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR ANGKATAN IV PUSAT


PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN DAN KAJIAN DESENTRALISASI DAN
OTONOMI DAERAH LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK
INDONESIA

TAHUN 2023
AKTUALISASI KEYAKINAN DAN KESETIAAN KEPADA PANCASILA
DALAM KEPEMIMPINAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila merupakan pedoman dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia.

Sebagai pedoman dasar, Pancasila tempatnya berada paling atas dalam hirarki perundang

Undangan. Setiap warga negara, dalam hal ini seorang pemimpin, wajib mengetahui,

menghayati, dan mengamalkan nilai nilai Pancasila dal kehidupan sehari harinya.

Pancasila sebagai system etika meliputi hal hal sebagai berikut: pertama, meletakkan sila

sila Pancasila sebagai system etika berarti menempatkan Pancasila sebagai sumber moral

dan inspirasi bagi penentu sikap, tindakan dan keputusan yang di ambil setiap warga

negara. Kedua, Pancasila sebagai system etika memberi pedoman bagi setiap warga negara

sehingga memiliki orientasi yang jelas dalam tata pergaulan baik local, nasional, regional

maupun Internasional. Ketiga, Pancasila sebagai system etika dapat menjadi dasar analisis

bagi berbagai kebijakan yang dibuat oleh penyelenggara negara sehingga tidak keluar dari

semangat negara kebangsaan yang berjiwa Pancasila. Ke empat, Pancasila sebagai system

etika dapat menjadi filter untuk menyaring pluralitas. Ke lima, menegaskan bahwa seluruh

rakyat Indonesia berhak mendapatkan perlakuan yang adil dalam semua aspek kehidupan

sosial, ekonomi, budaya, agama, dan lain sebagainya.

Oleh karena banyak kriteria yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, maka hal yang

paling sederhana dan sebagai syarat mutlak untuk menjadi seorang pemimpin adalah ada
yang di “pimpin”. Seorang pemimpin setidaknya memiliki satu pengikut, tidak ada seorang

pemimpin di sebut pemimpin jika tidak ada subjek yang di pimpin ( Kellerman,2007).

Seorang pemimpin yang baik harus paham kebutuhan pengikutnya, mulai dari makanan

dan minuman, bernafas, berpakian, bekerja, ilmu, teman, pernikahan, pengakuan, dan

sebagainya. Akan tetapi, agar pembahasan mengenai apa yang di butuhkan orang lebih

terarah dan tidak terlalu meluas, maka kita dapat merujuk keteori Maslow yang banyak

dipakai sebagai referensi untuk membicarakan kebutuhan dan motivasi manusia.

Dewasa ini banyak orang yang ingin mengaktualisasikan dirinya dengan berbagai kegiatan

dan kreativitas agar kehadirannya diakui. Aktualisasi yang mereka lakukan cenderung unik

dan beragam antara satu orang dengan yang lainnya, sehingga setiap orang memiliki

identitas berdasarkan apa yang sudah mereka perbuat. Aktualisasi diri menjadi kebutuhan

di tengah kehidupan bermasyarakat.

Seperti yang sudah di sebutkan oleh Maslow ( 1970), pemenuhan kebutuhan akan

aktualisasi diri merupakan tingkat kebutuhan yang tertinggi dari lima kebutuhan dasar

manusia ( Adhani 2013). Aktualisasi akan selalu melekat dalam kehidupan setiap individu.

Kebetuhan akan aktualisasi sebagai puncak dari kebutuhan manusia menjadi hal akan selalu

muncul dalam berbagai lingkungan kehidupan dan memunculkan keunikan tersendiri dalam

hal cara mengimplementasikannya.

Tidak hanya di dalam lingkungan sosial masyarakat. Dalam lingkungan kerja, kebutuhan

akan aktualisasi juga di perlukan. Pegawai yang dapat mengaktualisasikan dirinya dalam

lingkugan kerja dapat meningkatkan prestasi kerja mereka dan apabila itu tidak dapat di

lakukan bisa menurukan kerja dari pada pegawai tersebut.


B. Analisis Masalah
Apabila seorang pegawai yang tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya akan berpengaruh

terhadap kinerjanya, hal mendasar yang sering menjadi permasalahan terhadap pegawai

adalah sebagai berikut:

1. Tidak terpenuhinya kebutuhan fisiologis

2. Tidak terpenuhi kebutuhan Rasa Aman

3. Tidak terpenuhinya kasing sayang

4. Tidak terpenuhinya kebutuhan penghargaan

5. Tidak terpenuhinya kebutuhan aktualisasi diri

Begitulah kebutuhan manusia yang selalu meningkat dari yang dasar hingga yang tidak

terpikirkan melawan batas nalar manusia. Jika kebutuhan dasar yang berkembang menjadi

siklus keinginan ini di bairkan terus menerus, maka tidak menutup kemungkinan akan ada

aksi saling menjatuhkan dan saling menghancurkan demi memenuhi nasfu semata.

C. Peran Kepemimpinan Dalam Menyelesaikan Permasalahan

Dalam rangka mengatasi permasalahan kebutuhan aktualisasi pegawai, seorang pemimpin

harus memperhatikan kebutuhan dari pada pegawai tersebut

- Kebetuhan fisologis adalah kebutuhan fisiologis manusia yang paling dasar meliputi

makanan, air, dan oksigen. Sesuai dengan nilai Pancasila sila ke - 5 yaitu kesejahteraan

social bagi sesama, selalu di simbolkan dengan padi dan kapas dimana seorang pemimpin

harus memberikan gaji yang layak untuk memenuhi kebutuhan sehari sehari.

- Kebutuhan rasa aman adalah kebutuhan akan lingkungan fisik dan emosional yang aman

dan terjamin serta kebebasan dari ancaman yaitu kebebasan dari kekerasan dan masyarakat

yang tertib. Sesuai dengan Pancasila sila ke-4 Pemimpin yang selalu memberikan rasa

aman terhadap pegawainya. Dimana seorang pemimpin dapat memberikan rasa aman dalam

lingkungan kerja.
- Kebutuhan rasa kasih sayang adalah kebutuhan memiliki keinginan untuk di terima oleh

teman kerja, kebutuhan tersebut mempengaruhi keinginan untuk menjalin hubungan baik

dengan rekan kerja maupun atasan. Sesuai dengan nilai Pancasila sila ke -3 kekompakan

dalam pekerjaan mencerminkan persatuan dalam lingkungan pekerjaan. dimana seorang

pemimpin harus menciptakan hubungan yang baik dengan bawahan untuk meningkatkan

kualitas pekerjaan

- Kebutuhan penghargaan adalah kebutuhan akan keinginan untuk citra diri yang positif

untuk perhatian, pengakuan dan penghargaan dari orang lain. Seorang pemimpin harus bisa

memberikan suatu penghargaan kepada pegawai yang bisa mengerjakan tugasnya dengan

baik. Pemimipin hanya perlu mengucapkan “ terima Kasih” itu sudah menjadi penghargaan

bagi pegawai karena sudah merasa dihargai dan diakui.

- Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan tertinggi, mewakili kebutuhan pemenuhan diri:

mengembangkan potensi penuh seseorang. Sesuai dengan sila ke-2 pengakuan yang di

lakukan secara manusiawi dan beradab. Seorang pemimpin harus memberikan kesempatan

untuk tumbuh, di berdayakan dan kreatif, dan memperolah pelatihan untuk tugas dan

kemajuan yang menantang.

Apakah cukup pengakuan antar sesama manusia? Ternyata manusia di ciptakan sebagai

mahluk spiritual. Dalam keadaan segenting apapun mereka akan tetap ingat pada

Tuhannya, walaupun penuh berlumpur dosa dan sering mengabaikan perintah-Nya.

Pengakuan terhadap Tuhan Yang Maha Esa akan selalu ada. Kehadiran Tuhan dalam setiap

jiwa insan akan selalu di butuhkan untuk mengisi kekosongan hati yang sifatnya Spiritual.

Petunjuk dari Tuhan ini yang akan mengarahkan manusia ke jalan yang benar agar tidak

selalu mengikuti hawa nafsunya.


D. Kesimpulan

a. Seorang pemimpin adalah seseorang yang memiliki subjek yang dipimpin dan yang

dipimpin adalah manusia.

b. Seorang pemimpin yang baik harus paham akan kebutuhan yang dipimpinnya.

c. Teori Maslow mengklasifikasikan kebutuhan manusia ke dalam lima hirarki yang mana

pemenuhannya bersifat berjenjang dalam artian ketika kebutuhan dasar itu terpenuhi

maka ia akan naik kelevel kebutuhan selanjutnya hingga mencapai kebutuhan pada

tingkat tertinggi

d. Kepemimpinan Pancasila adalah kepemimpinan yang memahami dan mengupayakan

perwujudan kebutuhan manusia yang paripurna yang tidak hanya berkutat antara

kepentingan ego dan material semata.


Lesson learnt pada Essay I

Seorang pemimpin dalam oganisasi menjalan tugas dan fungsinya harus

berlandaskan terhadap 4 pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan

Bhineka Tunggal Ika. Kemudian pemimipn juga harus memiliki jiwa Gotong

royong, toleransi, kerukunan dan hidup berdampingan ini merupakan nilai - nilai

yang sejalan dengan 4 Pilar kebangsaan. Dengan demikian seorang pemimpin

dapat menjalankan tugas dan tanggungjawab sebagai seorang pemimpin dan ASN

tidak melakukan penyimpangan dimana dia bertugas misalnya melakukan

Korupsi, Nopotisme, dan lain sebagainya yang dapat merugikan organisasi itu

sendiri.

Sebagai pemimpin dia harus mampu menjadi role model bagi semua

bawahannya dan orang lain, paling tidak dalam akhlak, cara berpikir, cara

bertindaknya, kejujuran, ketegasannya. Pada prinsipnya pemimpin harus menjadi

sosok manusia yang luar biasa, harus lebih banyak berkarya dari pada banyak

berbicara. Dan disinilah seorang pemimpin dapat menciptakan organisasi yang

bisa melawan terjadinya suatu Prektek Korupsi yang bisa merusak organisasi

untuk mencapai tujuan.

Anda mungkin juga menyukai