Disusun oleh :
Nama : Puspita sari
NIM : 043294161
Prodi : S1 Manajemen
Abstrak
Artikel ini dirancang untuk mengetahui berbagai penyimpangan masyarakat terhadap
Pancasila. Artikel ini mencakup Pancasila dan penerapannya pada kehidupan sehari-hari
serta data tentang pengamalan Pancasila pada era globalisasi yang sebagaimana remaja
yang menjadi peran utama pokok pembahasan. Kondisi bangsa Indonesia sekarang sedang
dilanda oleh sebuah iklim karakter kehidupan yang tidak mendukungtumbuhnya budaya
Pancasila. Memudarnya karakter dapat dilihat dari banyaknya orang mengkonsumsi
narkoba, tawuran antar sekolah maupun kampong, pola hidup konsumeris. Krisis karakter
saat ini sudah menjalar pada kawasan kampus sehingga mudah ditemui sikap dan perilaku
mahasiswa yang bertentangan dengan nilai moral.
Sebagai manusia yang menjunjung tinggi keharmonisan dan keserasian sebagai jati diri
bangsa. ,akan sangatlah tepat jika nilai-nilai Pancasila dijadikan sebagai nilai moral untuk
landasan dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Prinsip
etika Pancasila pada hakikatnya bersifat humanistic, artinya nilai-nilai Pancasila
mendasarkan pada nilai yang bersumber pada harkat dan martabat manusia sebagai
makhluk yang berbudaya . Pancasila sebagai dasar negara dan ideology bangsa
mengandung nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan nilai
keadilan. Apabila manusia mampu menyadari dan benar-benar bisa menjalankan kelima
nilai yang terkandung didalam Pancasila . maka manusia dapat menyelamatkan bangsa
Indonesia dari berbagai konflik. Membangun karakter melalui nilai-nilai Pancasila dapat
mempersatukan seluruh bhineka tunggal ika
Pendahuluan
Masalah seputar karakter atau moral yang terjadi saat ini, jauh lebih banyak dibandingkan
dengan masalah-masalah karakter dan moral yang terjadi pada masa-masa sebelumnya.
Pembahasan karakter menjadi bahan pemikiran dan keprihatinan bersama karena negara ini
bisa dianggap sedang mengalami krisis karakter. Krisis ini ditandai dengan maraknya
pergaulan seks bebas, penyalahgunaan narkotika, pornografi, bullying, tawuran pelajar dan
masih banyak lagi. Menurut kepala BKKBN, Sugiri syarif, data badan koordinasi keluarga
berencana nasional (BKKBN) pada 2010 menunjukan 51 persen remaja di Jabodetabek
telah melakukan seks pra nikah. Artinya dari 100 remaja, 51 sudah tidak perawan.
Beberapa wilayah lain di Indonesia seks pra nikah juga dilakukan oleh beberapa
remaja.misalnya saja Surabaya tercatat 54 persen, di Bandung 47 persen, dan 52 persen di
Medan. Dari kasus perzinaan yang dilakukan para remaja putri tersebut yang paling banyak
terjadi di Yogyakarta. Pihaknya menemukan dari hasilpenelitian di Yogya kurun waktu
2010 setidaknya tercatat sebanyak 37 persen dari 1.160 mahasiswi di kota Gudeg ini
menerima gelar MBA (Marriage by accident) alias menikah akibat hamil
maupunkehamilan diluar nikah.
Untuk itu, diperlukan sekolah atau lembaga pendidikan untuk mengantisipasi secara tidak
langsung permasalahan moral remaja, terutama yang berkaitan dengan pengamalan
Pancasila pada kehidupan sehari-hari di era globalisasi. Perlunya landasan dalam
membangun karakter agar masyatrakat memiliki pedoman dalam bersikap dan berperilaku
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai dasar negara dan ideology bangsa,
Pancasila sangatlah tepat jika dijadikan landasan dalam bersikap dan berperilaku karena
dalam Pancasila terdapat nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai kerakyatan, dan nilai
keadilan. Nilai-nilai Pancasila merupakan sebuah norma untuk menata kehidupan manusia.
Apabila melaksanakan nilai-nilai dari Pancasila akan terkandung beberapa hubungan yang
melahirkan keseimbangan antara hak dan kewajiban antara hubungan tersebut. Pertama :
hubungan vertical yaitu hubungan manusia dengan Tuhan, sebagaimana penerapan dari
nilai-nilai Pancasila ketuhanan yang maha esa
Pancasila sebagai dasar negara mengandung arti bahwa Pancasila dijadikan
landasan dalam penyelenggaraan negara. Pancasila sebagai dasar negara berarti bahwa,
seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan pemerintah harus mencerminkan nilai-nilai
Pancasila dan tidak boleh bertentangan. Menurut Damanhuri dkk (2016:183) secara
etimologis Pancasila berasal dari sansekerta yang di artinya Pancasila berarti lima dan sila
bebrati batu sendi, alas dan dasar. Pancasila memiliki arti lima dasar, sedangkan sila sendiri
sering diartikan sebagai kesesuaian atau peraturan tingkah laku yang baik. Hakikat adalah
sesuatu hal yang harus ada dalam diri sendiri. Pancasila bukanlah sesuatu yang asing lagi
bagi warga Indonesia, ditetapkan dalam pembukaan UUD 1945 alenia IV dan dijadikan
dasar negara republic Indonesia yang terdiri dari lima sil. Meskipun dalam UUD 1945 tidak
secara langsung dijelaskan mengenai Pancasila, namun Pancasila sudah tertanam sendiri
dalam jiwa masyarakat Indonesia bahwa Pancasila merupakan pedoman yang harus
ditanamkan dalam diri. Menurut Suraya (2015:154) Pancasila adalah dasar negara
Indonesia, Pancasila diibaratkan sebagai pondasi , jadi semakain kuat pondasi tersebut
maka akan semakin kokoh suatu negara. Pancasila juga mencerminkan kepribadian
masyarakat Indonesia karena didalamnya terdapat butur-butir yang apabila
diimplementasikan akan mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia.
PEMBAHASAN
Karakter adalah mustika yang membedakan mausia dengan binatang. Manusia tanpa
karakter adalah manusia yang telah membinatang. Orang-orang yang berkarakter kuat
dan baik secara individual maupun secara sosial ialah ia yang memiliki akhlak moral
dan budi pekerti yang baik. Menurut Coon, (Zubaedi, 2012:8) mendefinisikan karakter
sebagai suatu penilaian subjektif terhadap kepribadian yang dapat atau tidak dapat
diterima oleh masyarakat. Sebagai aspek keprbadian karakter merupakan cerminan
dari kepribadian secara utuh dari seseorang: mentalitas sikap dan perilaku secara
universal berbagai karakter dirumuskan sebagai nilai hidup bersama berdasarkan atas
pilar kedamaian (peace), menghargai (Respect), Kerjasama(Cooperation), Kebebasan
(Freedom), Kebahagiaan (Happiness), Kejujuran (Honesty), kerendahan hati
(Humility), Tanggung jawab (responbility), Kesederhanaan (Simplicity), Toleransi
(tolerance) dan persatuan (unity), Karakter (Character), mengacu pada serangkaian
sikap (attitudes), Perilaku (behaviors), Motifasi (Motivations) dan kerterampilan
(Skills). Membangun karakter diakui jauh lebih sulit dan membutuhkan waktu yang
lama. Situasi dan kondisi karakter bangsa yang memprihatinkan telah mendorong
pemerintah untuk mengambil inisiatif untuk memprioritaskan pembangunan karakter
bangsa. Pembangunan karakter bangsa dijadikan arus utaman pembangunan nasional.
Hal ini mengandung arti bahwa setiap upaya pembangunan harus selalu diarahkan
untuk memberi dampak positif terhadap pengembangan karakter. Karakter masyarakat
sebelum kemerdekaan terbilang sangat kuat, hal tersebut dapat terlihat dari perjuangan
para pahlawan dalam mencapai kemerdekaan, semangat persatuan, rela berkorban dan
tidak putus asa merupakan karakter yang dimiliki oleh para pahlawan segingga hanya
bermodalkan senjata bambu runcing dapat membuat para penjajah keluar dari tanah air
Indonesia. Sekarang ini masyarakat tidak sekuat pada masalalu, sudah sangat rapuh,
semangat juang bangsa ini nyaris hilang ditelan berbagai godaan dan kepentingan
sesaat. Menurut (Gede raka, dkk, 2011:120) kondisi karakter bangsa saat ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
Sila terakhir ini pada esensinya merupakan tujuan negara Indonesia yaitu kemakmuran
yang dapat dicapai melalui pemenuhan kebutuhan primer. Nilai dari inti sila ini adalah
keadilan yang mencakup hubungan timbal balik antar warga dan negarannya. Hal tersebut
dapat diwujudkan dalam hidup bersama untuk mengamalkan tujuan negara dengan
berlandaskan suatu prinsip kemerdekaan bagi setiap bangsa, peramaian abadi serta keadilan
dalam kehidupan bersama (keadilan sosial). Contoh sikap pengamalan Pancasila sila ke
lima antara lain melaksanakan kewajiban dan menghormati hak orang lain menolong orang
lain sesuai kemampuan, Menghargai karya orang lain, Menjunjung tinggi nilai
kekeluargaan, menghormati hak dan kewajiban orang lain.
Kesimpulan
Membangun karakter masyarakat dan siswa sangat penting sebagai keberlangsungan hidup.
berpijak pada nilai-nilai karakter dasar, yang selanjutnya dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan, kondisi dan lingkungan masyarakat itu sendiri. Dengan adanya pembelajaran
pendidikan kewarganegaraan bagi siswa sangat membantu untuk menciptakan karakter
yang menjunjung tinggi nilai Pancasila. Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bagsa
yang berisikan nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan
nilai keadilan dirasa tepat jika dijadikan sebagai dasar pembangun masyarakat. Pancasila
mengandung nilai-nilai yang sesuai dengan kondisi kebagsaan dalam menghadapi
tantangan dan mencerminkan karakteristik bangsa. Dengan demikian. Nilai-nilai Pancasila
dijadikan sebagai norma dalam mengatasi segala persoalan dalam kehidupan berbagsa dan
bernegara
Daftar Pustaka