Anda di halaman 1dari 20

Kisah Nabi Luth Alaihissalam

Nasab Nabi Luth : Luth bin Haran bin Azar, keponakan Nabi Ibrahim.
Lokasi : Di Jordania, dilaut mati.
ْ Allah
Negeri-negeri lokasi dakwah Nabi Luth álaihis salam disebut dengan ُُ‫ال ُمؤْ تَفِكات‬.
berfirman :

ِ ‫ن قَ ْبلَ ُهُ َو ْال ُمؤْ تَ ِفكاتُُ ِب ْال‬


ُ‫خاطئَ ِة‬ ُْ ‫ن َو َم‬
ُُ ‫ع ْو‬
َ ‫َوجا َُء فِ ْر‬
Dan telah datang Fir´aun dan orang-orang yang sebelumnya dan (penduduk) negeri-negeri
yang dijungkir balikkan karena kesalahan yang besar (QS Al-Haaqqoh : 9)

َّ ‫غ‬
‫شى‬ َّ َ‫ فَغ‬،‫َو ْال ُمؤْ تَ ِف َك ُةَ أ َ ْه َوى‬
َ ‫شاهَا َما‬
dan negeri-negeri kaum Luth yang telah dihancurkan Allah, lalu Allah menimpakan atas
negeri itu azab besar yang menimpanya (QS An-Najm : 53-54)
Ahli tafsir mengatakan ada 4 kota kecil yang penduduknya semuanya adalah pelaku
َ ), Umuroh (ُُ‫ورة‬
Homoseksual. Keempat negeri tersebut adalah Sodom (ُ‫سدُو ُم‬ َ ), Adamah (ُُ‫)أَدَ َمة‬,
َ ‫ع ُم‬
dan Shibwim (ُ‫)ص ْب ِوي ُم‬
ِ

Kemungkaran Kaum Nabi Luth selain Mendustakan Nabi Luth:

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,

ُ‫ل َوتَأْتُونَُ فِيُ نَادِي ُك ُُم ْال ُم ْن َك َر‬


َُ ‫س ِبي‬ َ ‫ل َوتَ ْق‬
َّ ‫طعُونَُ ال‬ ِ َُ‫أ َ ِئ َّن ُك ُْم لَتَأْتُون‬
َُ ‫الر َجا‬

“Apakah sesungguhnya kamu patut mendatangi laki-laki, memotong jalan (menyamun) dan
mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu?” (QS. Al-Ankabut : 29)

Dalam ayat ini Allah menyebutkan 3 kemungkaran yang mereka lakukan :


Pertama : Mereka melakukan praktik homoseksual (mendatangi para lelaki)
Kedua : Memotong jalan. Ada beberapa pendapat ulama tentang makna “memotong jalan”,
diantaranya maknanya mereka menyamun (merampok), mereka menangkap orang-orang di
jalan untuk memenuhi syahwat mereka (memerkosa mereka), atau maksudnya mereka
memutuskan keturunan karena mereka tidak mendatangi wanita, tapi mencukupkan diri
dengan melakukan praktik homoseksual([7]).
Ketiga : Melakukan kemungkaran di tempat-tempat perkumpulan mereka.
Terdapat khilaf di kalangan para ulama tentang kemungkaran yang mereka lakukan di tempat
pertemuan mereka. Ada yang berpendapat bahwa kemungkaran tersebut adalah mereka
melempari para wanita yang lewat. Pendapat yang lain menyebutkan bahwa kemungkarannya
adalah mengejek orang-orang yang lewat. Ada yang mengatakan bahwa setiap orang dari
mereka membawa piring yang isinya adalah kerikil. Kalau ada lelaki yang lewat maka mereka
berlomba untuk melempari lelaki tersebut, siapa yang pertama kali berhasil mengenakan
kerikil kepada lelaki asing tersebut maka ia yang paling berhak untuk menggauli lelaki tersebut.
Ada juga yang berpendapat bahwa mereka tidak memiliki rasa malu dengan saling buang
angin satu sama lain. Pendapat yang lain menyebutkan bahwa kemungkarannya adalah
mereka melakukan praktik homoseksual secara bersama-sama([8]).

Allah Subhanahu wa ta’ala menyebutkan kaum Nabi Luth dengan 7 sifat yang menunjukkan
keburukan mereka:
1. َُ‫ُمس ِْرفُون‬
َُ‫ ُمس ِْرفُون‬yaitu orang yang melampaui batas dalam berbuat maksiat, Allah Subhanahu wa ta’ala
berfirman,

َُ‫ل أ َ ْنت ُ ُْم قَ ْومُ ُمس ِْرفُون‬


ُْ ‫اء ُۚ َب‬
ُِ ‫س‬
َ ‫الن‬
ِ ‫ُون‬ ُْ ‫ش ْه َوةُ ِم‬
ُِ ‫ن د‬ َ ‫ل‬ ِ َُ‫ِإ َّن ُك ُْم لَتَأْتُون‬
َُ ‫الر َجا‬
“Sesungguhnya kalian mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsu kalian (kepada mereka),
bukan kepada wanita, malah kalian ini adalah kaum yang melampaui batas (dalam bermaksiat)”
QS. Al-A’raf: 81
2.ُ َُ‫ْال ُمجْ ِرمِ ين‬
َُ‫ ْال ُمجْ ِرمِ ين‬yaitu orang-orang yang kufur dan berdosa, Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

َُ‫عاقِ َب ُةُ ْال ُمجْ ِر ِمين‬


َ َُ‫ْف َكان‬ ُ ‫طرا ُۚ فَا ْن‬
َُ ‫ظ ُْر َكي‬ َ ‫علَ ْي ِه ُْم َم‬ َ ‫َوأ َ ْم‬
َ ‫ط ْرنَا‬
“Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); maka perhatikanlah bagaimana kesudahan
orang-orang yang berdosa itu.” QS. Al-A’raf: 84
َ ‫قَ ْو َُم‬
3. ‫س ْو ُء‬
َ ‫ قَ ْو َُم‬yaitu kaum yang buruk, Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
ُ‫س ْوء‬

َُ ‫ل ْال َخ َبا ِئ‬


‫ث ُۚ إِ َّن ُه ْمُ َكانُوا‬ ُْ ‫َولُوطا آتَ ْينَا ُهُ ُح ْكما َو ِع ْلما َو َن َّج ْينَا ُهُ ِمنَُ ْالقَ ْر َي ُِة الَّ ِتي َكان‬
ُُ ‫َت تَ ْع َم‬

َ ‫قَ ْو َُم‬
َُ‫س ْوءُ فَا ِس ِقين‬
“dan kepada Luth, Kami telah berikan hikmah dan ilmu, dan telah Kami selamatkan dia dari
(azab yang telah menimpa penduduk) kota yang mengerjakan perbuatan keji. Sesungguhnya
mereka adalah kaum yang buruk lagi fasik.” QS. Al-Anbiya’: 74
4. َُ‫فَا ِسقِين‬
َُ‫ فَا ِسقِين‬yaitu kaum yang fasik, berdasarkan ayat pada surah Al-Anbiya’ di atas.
5. َُ‫تَجْ َهلُون‬
Allah Subhanahu wa ta’ala menyifati mereka dengan kaum yang bodoh, berdasarkan firman
Allah Subhanahu wa ta’ala,

َُ‫ل أ َ ْنت ُ ُْم قَ ْومُ تَجْ َهلُون‬


ُْ ‫اء ُۚ َب‬
ُِ ‫س‬
َ ‫الن‬
ِ ‫ُون‬ ُْ ‫ش ْه َوةُ ِم‬
ُِ ‫ن د‬ َ ‫ل‬ ِ َُ‫أ َ ِئ َّن ُك ُْم لَتَأْتُون‬
َُ ‫الر َجا‬
“Mengapa kalian mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) nafsu (kalian), bukan (mendatangi)
wanita? Sebenarnya kalian adalah kaum yang jahil.” QS. An-Naml: 55
6. َُ‫عادُون‬
َ
Allah menyifati mereka dengan “melampui batas”

ِ ‫ َوتَذَ ُرونَُ َما َخلَقَُ لَ ُك ُْم َر ُّب ُك ُْم ِم ْنُ أ َ ْز َو‬، َ‫أَتَأْتُونَُ الذُّ ْك َرانَُ ِمنَُ ْال َعالَ ِمين‬
ُ‫اج ُك ْمُ َب ْلُ أ َ ْنت ُ ْمُ قَ ْوم‬

َُ‫عادُون‬
َ
“Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan isteri-isteri
yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui
batas” (QS Asy-Syuároo : 165-166)
7. َُ‫ْال ُم ْف ِسدِين‬
Allah Subhanahu wa ta’ala menyifati mereka dengan yaitu orang-orang yang berbuat
kerusakan, berdasarkan firman Allah Subhanahu wa ta’ala,

َُ‫علَى ْالقَ ْو ُِم ْال ُم ْف ِسدِين‬ ُ ‫ب ا ْن‬


َ ‫ص ْر ِني‬ َُ ‫قَا‬
ُِ ‫ل َر‬
“Luth berdoa: “Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan azab) atas kaum yang
berbuat kerusakan itu”.” (QS. Al-Ankabut: 30)
Hal diatas adalah sifat-sifat yang buruk yang secara keseluruhan Allah Subhanahu wa ta’ala
berikan kepada kaum Nabi Luth yang tidak Allah Subhanahu wa ta’ala kumpulkan sifat-sifat
tersebut pada kaum-kaum yang lain.
Ibnu Katsir yang meriwayatkan dari al-Malik bin Abdul Walid, Beliau berkata,
َُّ َ ‫ظ َن ْنتُُ أ‬
‫ن ذَكَرا َي ْعلُو ذَكَرُا‬ َ ‫ َما‬،‫علَ ْينَا َخ َب َُر لُوط‬
َ َُّ‫ قَص‬،َّ‫ع َُّز َو َجل‬ َ َّ ‫ن‬
َ ،‫َّللا‬ َُّ َ ‫ل أ‬
ُ َ ‫لَ ْو‬

“Kalau sekiranya Allah tidak menceritakan kepada kami kisah kaum Nabi Luth, maka tidak
akan menyangka akan ada laki-laki menggauli laki-laki.([12])”
Dakwah Nabi Luth
Allah berfirman :

ُ‫سولُ أ َ ِمين‬ ُ َ َ ‫ل لَ ُه ْمُ أ َ ُخو ُه ُْم لُوطُ أ‬


ُ ‫ ِإ ِني لَ ُك ْمُ َر‬، َ‫ل تَتَّقُون‬ َ ‫تُ قَ ْو ُمُ لُوطُ ْال ُم ْر‬
َُ ‫ ِإ ْذُ قَا‬، َ‫سلِين‬ ْ ‫ َكذَّ َب‬،

َُ‫ أَتَأْتُون‬، َ‫ب ْال َعالَ ِمين‬


ُِ ‫علَى َر‬ َُ ‫ن أَجْ ِر‬
ُ َّ ‫ي ِإ‬
َ ‫ل‬ ُْ ‫ن أَجْ رُ ِإ‬ َ ‫ َو َماُ أ َ ْسأَلُ ُك ُْم‬،‫ون‬
ُْ ‫علَ ْي ُِه ِم‬ ِ ُ‫َّللا َوأ َ ِطيع‬
ََُّ ‫فَاتَّقُوا‬

ِ ‫ َوتَذَ ُرونَُ َما َخلَقَُ لَ ُك ُْم َر ُّب ُك ُْم ِم ْنُ أ َ ْز َو‬، َ‫الذُّ ْك َرانَُ ِمنَُ ْال َعالَ ِمين‬،
َ ‫اج ُك ُْم َب ْلُ أ َ ْنت ُ ْمُ قَ ْو ُم‬
َُ‫عادُون‬

ِ ‫ َر‬، َ‫ل ِإ ِني ِل َع َم ِل ُك ُْم ِمنَُ ْالقَالِين‬


ُ‫ب‬ َُ ‫ قَا‬، َ‫َن ِمنَُ ْال ُم ْخ َر ِجين‬ ُُ ‫ن لَ ُْم تَ ْنتَ ُِه َيا لُو‬
َُّ ‫ط لَتَ ُكون‬ ُْ ‫قَالُوا لَ ِئ‬

‫ ث ُ َّمُ دَ َّم ْرنَا‬، َ‫ع ُجوزا فِي ْالغَا ِب ِرين‬


َ ُ‫ ِإ َّل‬، َ‫ فَ َن َّج ْينَا ُهُ َوأ َ ْهلَ ُهُ أَجْ َمعِين‬، َ‫ن َِج ِني َوأ َ ْه ِلي ِم َّما َي ْع َملُون‬

َُ‫ ِإ َّنُ فِي ذَ ِلكَُ َْل َي ُة َو َما َكان‬، َ‫ط ُرُ ْال ُم ْنذَ ِرين‬
َ ‫سا َُء َم‬ َ ‫علَ ْي ِه ْمُ َم‬
َ َ‫طرا ف‬ َ ‫ َوأ َ ْم‬، َ‫ْاْلخ َِرين‬
َ ‫ط ْرنَا‬

ُ‫الر ِحي ُم‬ ُُ ‫ن َربَّكَُ لَ ُه َُو ْال َع ِز‬


َّ ‫يز‬ َُّ ‫ َو ِإ‬، َ‫أ َ ْكثَ ُر ُه ُْم ُمؤْ ِمنِين‬

Kaum Luth telah mendustakan Rasul-Rasul, ketika saudara mereka, Luth, berkata kepada
mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa ?. Sesungguhnya aku adalah seorang Rasul
kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku,
dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah
dari Tuhan semeta alam. Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu
tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-
orang yang melampaui batas”. Mereka menjawab: “Hai Luth, sesungguhnya jika kamu tidak
berhenti, benar-benar kamu termasuk orang-orang yang diusir”. Luth berkata:
“Sesungguhnya aku sangat benci kepada perbuatanmu”. (Luth berdoa): “Ya Tuhanku
selamatkanlah aku beserta keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan”. Lalu
Kami selamatkan ia beserta keluarganya semua, kecuali seorang perempuan tua (isterinya),
yang termasuk dalam golongan yang tinggal, Kemudian Kami binasakan yang lain, dan Kami
hujani mereka dengan hujan (batu) maka amat jeleklah hujan yang menimpa orang-orang
yang telah diberi peringatan itu. Sesunguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
bukti-bukti yang nyata. Dan adalah kebanyakan mereka tidak beriman (QS Asy-Syuároo :
160-174).
Allah Subhanahu wa ta’ala juga berfirman,

ُ‫ت قَ ْو ُُم لُ ْوطُ ۚ ِبال ُّنذُ ِر‬


ُْ ‫َكذَّ َب‬
“Kaum Luth pun telah mendustakan peringatan itu.” (QS. Al-Qomar: 33)
Allah juga berfirman:

ُ‫ار ْوا ِبال ُّنذُ ِر‬


َ ‫شتَنَا فَتَ َم‬ ْ ‫َولَقَ ُْد ا َ ْنذَ َر ُه ُْم َب‬
َ ‫ط‬

“Dan sungguh, dia (Luth) telah memperingatkan mereka akan hukuman Kami, tetapi mereka
meragukan peringatan-Ku.” (QS. Al-Qomar: 36)

Ayat ini Allah Subhanahu wa ta’ala menyebutkan bahwasanya Nabi Luth telah mengingatkan
mereka tentang siksaan Allah Subhanahu wa ta’ala jika mereka melanggar, namun mereka
َ ‫ تَ َم‬artinya mereka ragu, mereka meragukan apakah
ragu dengan peringatan tersebut, ‫ار ْوا‬
mereka akan diazab karena berbuat homoseksual([13]). Dalam ayat ini terdapat uslub
tadhmin, yaitu metode pengungkapan dalam bahasa Arab, sehingga maksud dari ayat ini
adalah ‫ار ْوُا فَ َكذَّب ُْوُا ِبال ُّنذُ ُِر‬
َ ‫“ فَتَ َم‬mereka meragukan dan akhirnya mereka mendustakan peringatan-
Ku”([14]).
Bukan hanya mendustakan bahkan kaumnya hendak mengusir Nabi Luth ‘alaihissalam.
Sebagaimana Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,

َ َ‫ن قَ ْر َي ِت ُك ُْم ِإ َّن ُه ُْم أُنَاسُ َيت‬


َُ‫ط َّه ُرون‬ َُ ‫ن قَالُوا أ َ ْخ ِر ُجوا آ‬
ُْ ‫ل لُوطُ ِم‬ ُْ َ ‫ل أ‬
ُ َّ ‫اب قَ ْو ِم ُِه ِإ‬
َُ ‫فَ َما َكانَُ َج َو‬
“ Maka tidak ada jawaban kaumnya kecuali dengan mengatakan: “Usirlah Luth beserta
keluarganya dari negerimu; karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang (menganggap
dirinya) suci”.” (QS. An-Naml : 56)
Bahkan lebih parah dari itu, mereka akhirnya menantang Luth agar segera menurunkan adzab
atas mereka,

ُ ‫ب ا ْن‬
‫ص ْر ِني‬ َّ ‫َّللا إِ ْنُ ُك ْنتَُ ِمنَُ ال‬
َُ ‫ قَا‬، َ‫صا ِدقِين‬
ُِ ‫ل َر‬ َُِّ ‫ب‬ ُْ َ ‫ل أ‬
ُِ ‫ن قَالُوا ا ْئ ِتنَا ِبعَذَا‬ ُ َّ ِ‫اب قَ ْو ِم ُِه إ‬
َُ ‫فَ َما َكانَُ َج َو‬

َُ‫علَى ْالقَ ْو ُِم ُْال ُم ْف ِسدِين‬


َ

“Maka jawaban kaumnya tidak lain hanya mengatakan: “Datangkanlah kepada kami azab
Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar”. Luth berdoa: “Ya Tuhanku, tolonglah
aku (dengan menimpakan azab) atas kaum yang berbuat kerusakan itu“. (QS. Al-Ankabut:
29-30)
Tamu-Tamu Nabi Ibrahim álaihis salam
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

َُ‫يم ْال ُم ْك َر ِمين‬


َُ ‫ْف ِإب َْرا ِه‬
ُِ ‫ضي‬ ُُ ‫َل أَتَاكَُ َحد‬
َ ‫ِيث‬ ُْ ‫ه‬
“Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tamu Ibrahim (Malaikat -Malaikat ) yang
dimuliakan?” (QS. Adz-Dzariyat: 24)
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

َُ‫س ََلمُ قَ ْومُ ُم ْن َك ُرون‬ َ ‫علَ ْي ُِه فَقَالُوا‬


َُ ‫س ََلما قَا‬
َ ‫ل‬ َ ‫إِ ُْذ دَ َخلُوا‬
“ (Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan, “Salaman” (salam),
Ibrahim menjawab, “Salamun” (salam). (Mereka itu) orang-orang yang belum dikenalnya.”
(QS. Adz-Dzariyat: 25)

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

َ ُ‫غ ِإلَى أ َ ْه ِل ُِه فَ َجا َُء ِبعِجْ ل‬


ُ‫س ِمين‬ َُ ‫فَ َرا‬
“Maka diam-diam dia (Ibrahim) pergi menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging
anak sapi gemuk (yang dibakar).” (QS. Adz-Dzariyat: 26)

Dan dalam ayat lain disebutkan,

ُْ َ ‫ث أ‬
ُ‫ن جا َُء ِبعِجْ لُ َح ِنيذ‬ َُ ‫فَما لَ ِب‬
“Maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang.” (QS.
Hud:69)
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

َُ‫ل تَأ ْ ُكلُون‬


ُ َ َ‫ل أ‬
َُ ‫فَُقَ َّر َب ُهُ إِلَ ْي ِه ُْم قَا‬
“Lalu dihidangkannya kepada mereka (tetapi mereka tidak mau makan). Ibrahim berkata,
“Mengapa tidak kamu makan.” (QS. Adz-Dzariyat: 27)
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

َُ‫ل تَأ ْ ُكلُون‬


ُ َ َ‫ل أ‬
َُ ‫فَقَ َّر َب ُهُ ِإلَ ْي ِه ُْم قَا‬
“Lalu dihidangkannya kepada mereka (tetapi mereka tidak mau makan). Ibrahim berkata,
“Mengapa tidak kamu makan.” (QS. Adz-Dzariyat: 27)
firman Allah,

َ ‫ص ُل ِإلَ ْي ِه نَ ِك َر ُه ْم َوأ َ ْو َج‬


ْ ‫س ِم ْن ُه ْم ِخيفَةً قالُوا ال تَخ‬
‫َف ِإنَّا‬ ِ َ ‫فَلَ َّما َرأى أ َ ْي ِديَ ُه ْم ال ت‬
‫أ ُ ْر ِس ْلنا ِإلى قَ ْو ِم لُوط‬

“Maka ketika dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, dia


(Ibrahim) mencurigai mereka, dan merasa takut kepada mereka. Mereka
(Malaikat ) berkata, “Jangan takut, sesungguhnya kami diutus kepada
kaum Luth.” (QS. Hud: 70)

Dalam ayat yang lain :

‫ت ْام َرأَتُهُ فِي‬


ِ َ‫ فَأ َ ْقبَل‬.‫ع ِليم‬
َ ‫ش ُروهُ ِبغُ ََلم‬ َ ‫فَأ َ ْو َج‬
ْ ‫س ِم ْن ُه ْم ِخيفَةً قَالُوا َال تَخ‬
َّ َ‫َف َوب‬
‫ع ِقي ٌم‬ ٌ ‫ع ُج‬
َ ‫وز‬ ْ َ‫ت َو ْج َه َها َوقَال‬
َ ‫ت‬ ْ ‫ص َّك‬
َ َ‫ص َّرة ف‬
َ

“Maka dia (Ibrahim) merasa takut terhadap mereka. Mereka berkata,


“Janganlah kamu takut, dan mereka memberi kabar gembira kepadanya
dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak). Kemudian istrinya
datang memekik (tercengang) lalu menepuk wajahnya sendiri seraya
berkata, “(Aku ini) seorang perempuan tua yang mandul.” (QS. Adz-
Dzariyat: 28-29)

Disebutkan bahwa istri Nabi Ibrahim ‘alaihissalam yaitu Sarah, ikut


membantu Nabi Ibrahim dalam menjamu para tamu. Dan tatkala Nabi
Ibrahim ketakutan, tentunya Sarah pun ikut merasa takut. Barulah dia
merasa tenang dan hilang rasa takutnya setelah para tamu tersebut
mengabarkan bahwa mereka adalah Malaikat yang diutus. Allah
Subhanahu wa ta’ala berfirman,

َ ُ‫اء إِ ْس َحاقَ يَ ْعق‬


‫وب‬ َّ َ‫ت فَب‬
ِ ‫ش ْرنَاهَا بِإِ ْس َحاقَ َو ِم ْن َو َر‬ َ َ‫َو ْام َرأَتُهُ قَائِ َمةٌ ف‬
ْ ‫ض ِح َك‬
“Dan istrinya berdiri (dibalik tirai) lalu dia tersenyum, maka Kami
sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan dari
Ishak (akan lahir puteranya) Ya’qub.” (QS. Hud : 71)

Allah berfirman :

‫يب‬
ٌ ‫ع ِج‬ َ َ‫ش ْي ًخا ِإ َّن َهذَا ل‬
َ ‫ش ْي ٌء‬ َ ‫وز َو َهذَا َب ْع ِلي‬ َ ‫ت َيا َو ْيلَتَى أَأ َ ِلدُ َوأَنَا‬
ٌ ‫ع ُج‬ ْ َ‫قَال‬

“Istrinya berkata: “Sungguh ajaib, apakah aku akan melahirkan anak


padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan ini suamikupun dalam
keadaan yang sudah tua pula?. Sesungguhnya ini benar-benar suatu
yang sangat menakjubkan“. (QS. Hud : 72)

ِ ‫علَ ْي ُك ْم أ َ ْه َل ْالبَ ْي‬


ٌ‫ت ِإنَّهُ َح ِميد‬ َ ُ‫َّللا َوبَ َر َكاتُه‬ ِ َّ ‫قَالُوا أَت َ ْع َج ِبينَ ِم ْن أ َ ْم ِر‬
ِ َّ ُ‫َّللا َر ْح َمت‬
ٌ‫َم ِجيد‬

“Para Malaikat itu berkata: “Mengapa kamu merasa heran tentang


ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkahan-Nya,
dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji
lagi Maha Pengasih“. (QS. Hud : 73)

---------------------------------------------------------------------------------

Tatkala Nabi Ibrahim mengetahui bahwa tamu-tamu yang datang


kepadanya adalah para Malaikat , Ibrahim merasa bahwa mereka datang
bukan hanya sekedar memberi kabar bahwa Beliau akan memiliki
seorang anak. Akan tetapi, tentu ada urusan lainnya yang lebih penting.
Maka dari itu, Nabi Ibrahim bertanya kepada mereka sebagaimana yang
telah dijelaskan di dalam ayat ini.

ْ ‫قَا َل فَ َما خ‬
َ ‫َطبُ ُك ْم أَيُّ َها ْال ُم ْر‬
َ‫سلُون‬
Berkata Ibrahim: “Apakah urusanmu yang penting (selain itu), hai para
utusan?” (QS Al-Hijr : 57 dan Adz-Dzariaat : 32)

َ‫قَالُوا ِإنَّا أ ُ ْر ِس ْلنَا ِإلَى قَ ْوم ُم ْج ِر ِمين‬

“Mereka (para Malaikat ) menjawab, “Sesungguhnya kami diutus kepada


kaum yang berdosa (kaum Luth).”

Ayat ini menjelaskan bahwa para Malaikat diutus oleh Allah dengan
tujuan memberikan azab kepada kaum yang berbuat dosa, yaitu kaum
Nabi Luth.([17])

َ‫س َّو َمةً ِع ْندَ َربِ َك ِل ْل ُمس ِْرفِين‬ َ ‫علَ ْي ِه ْم ِح َج‬


َ ‫ ُم‬.‫ارة ً ِم ْن ِطين‬ َ ‫ِلنُ ْر ِس َل‬

“Agar Kami menimpa mereka dengan batu-batu dari tanah (yang keras).
Yang ditandai dari Tuhanmu untuk (membinasakan) orang-orang yang
melampaui batas.”

Kata (‫ْن‬
‫ِي‬‫ )ط‬memiliki makna tanah yang keras atau batu. Para ulama
menyebutkan bahwa maksud dari kata (‫مة‬ ََّ ُ) adalah batu-batu yang
‫مسَو‬
dilemparkan kepada kaum Nabi Luth memiliki tanda tertentu. Tanda
tersebut menunjukkan bahwa batu itu bukan termasuk batu-batu dunia.
Akan tetapi, batu khusus yang ditimpakan untuk membinasakan kaum
Nabi Luth. Dari sisi warnanya yang mungkin kemerah-merahan atau
hitam dan menunjukkan bahwa batu tersebut dikirimkan sebagai azab
bagi mereka([18]). Ada juga sebagian ulama yang menafsirkan bahwa
maksud dari ayat ini adalah setiap batu telah diberikan tanda oleh Allah
untuk membinasakan masing-masing dari kaum Nabi Luth. Sehingga,
jika ada sebagian kaum Nabi Luth yang sedang bepergian, maka mereka
akan tertimpa batu tersebut. Dimanapun mereka berada, maka mereka
tertimpa batu itu. Hingga tidak ada satupun dari mereka yang lolos dari
azab Allah. ([19])
Ketika Ibrahim dikabarkan tentang tujuan para Malaikat , maka Beliau
berdialog dengan mereka. Allah berfirman,

‫ع َو َجا َءتْهُ ْالبُ ْش َرى يُ َجا ِدلُنَا ِفي قَ ْو ِم لُوط‬


ُ ‫الر ْو‬ َ ‫ع ْن ِإب َْرا ِه‬
َّ ‫يم‬ َ ‫فَلَ َّما ذَه‬
َ ‫َب‬

“Maka tatkala rasa takut hilang dari Ibrahim dan berita gembira telah
datang kepadanya, diapun berdialog dengan (Malaikat -Malaikat ) Kami
tentang kaum Luth.” (QS. Hud : 74)

Ibnu Ásyur menyebutkan bahwa percakapan di antara mereka antara


lain adalah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam meminta untuk memaafkan kaum
Luth karena kawatir adzab tersebut juga akan menimpa kaum mukminin
yang ada di sana, atau agar azab dipalingkan dari kaum Nabi Luth([20]).
Hal tersebut dikatakan oleh Nabi Ibrahim ‘alaihisslam karena Beliau
memiliki sifat yang haliim ([21]), Allah Subhanahu wa ta’ala
menyebutkan tentang sikap Nabi Ibrahim dengan berfirman,

ٌ ِ‫يم لَ َح ِلي ٌم أ َ َّواهٌ ُمن‬


‫يب‬ َ ‫ِإ َّن ِإب َْرا ِه‬

“Sesungguhnya Ibrahim itu benar-benar seorang yang penyantun lagi


memiliki hati yang lembut dan suka kembali kepada Allah.” (QS. Hud :
75)

Sebagian ulama menafsirkan dialog/percakapan Nabi Ibrahim kepada


para Malaikat adalah sebagaimana yang disebutkan dalam ayat yang
lain :

‫يم بِ ْالبُ ْش َرى قَالُوا إِنَّا ُم ْه ِل ُكو أ َ ْه ِل َه ِذ ِه ْالقَ ْريَ ِة إِ َّن‬


َ ‫سلُنَا إِب َْرا ِه‬ ْ ‫َولَ َّما َجا َء‬
ُ ‫ت ُر‬
ُ‫طا قَالُوا ن َْح ُن أ َ ْعلَ ُم بِ َم ْن فِي َها لَنُن َِجيَنَّه‬ َ ‫أ َ ْهلَ َها َكانُوا‬
ً ‫ قَا َل إِ َّن فِي َها لُو‬، َ‫ظا ِل ِمين‬

َ‫َت ِمنَ ْالغَابِ ِرين‬


ْ ‫َوأ َ ْهلَهُ إِ َّال ْام َرأَتَهُ َكان‬
Dan tatkala utusan Kami (para Malaikat ) datang kepada Ibrahim
membawa kabar gembira, mereka mengatakan: “Sesungguhnya kami
akan menghancurkan penduduk negeri (Sodom) ini; sesungguhnya
penduduknya adalah orang-orang yang zalim”. Berkata
Ibrahim: “Sesungguhnya di kota itu ada Luth”. Para Malaikat berkata:
“Kami lebih mengetahui siapa yang ada di kota itu. Kami sungguh-
sungguh akan menyelamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali
isterinya. Dia adalah termasuk orang-orang yang tertinggal
(dibinasakan) (QS Al-Ánkabuut : 31-32) ([22])

Kemudian para Malaikat berkata,

‫غي ُْر‬
َ ‫اب‬ َ ‫ع ْن َهذَا ِإنَّهُ قَ ْد َجا َء أ َ ْم ُر َر ِب َك َو ِإنَّ ُه ْم آتِي ِه ْم‬
ٌ َ‫عذ‬ ْ ‫َيا ِإب َْرا ِهي ُم أَع ِْر‬
َ ‫ض‬
‫َم ْردُود‬

“Hai Ibrahim, tinggalkanlah soal jawab ini, sesungguhnya telah datang


ketetapan Tuhanmu, dan sesungguhnya mereka itu akan didatangi azab
yang tidak dapat ditolak.” (QS. Hud : 76)

Malaikat menasihat Ibrahim untuk tidak perlu diskusi tentang kaum Nabi
Luth, karena keputusan telah ditetapkan oleh Allah bahwasanya mereka
akan ditimpa adzab, dan keputusan tersebut tidak akan berubah([23]).

-------------------------------------------------------------------------------

Setelah mampir di Ibrahim ‘alaihis salam, berangkatlah para Malaikat


kepada Nabi Luht ‘alaihissalam. Disebutkan bahwa jarak antara rumah
Nabi Ibrahim dengan rumah Nabi Luth adalah sekitar 20
kilometer([24]). Tatkala para Malaikat datang kepada Nabi Luth
‘alaihissalam, diapun merasa takut. Allah Subhanahu wa ta’ala
berfirman,
‫يب‬
ٌ ‫ص‬ َ ‫عا َوقَا َل َهذَا يَ ْو ٌم‬
ِ ‫ع‬ ً ‫ضاقَ بِ ِه ْم ذَ ْر‬ ً ‫سلُنَا لُو‬
َ ‫طا ِسي َء بِ ِه ْم َو‬ ْ ‫َولَ َّما َجا َء‬
ُ ‫ت ُر‬

“Dan tatkala datang utusan-utusan Kami (para Malaikat ) itu kepada


Luth, dia merasa susah dan merasa sempit dadanya karena kedatangan
mereka, dan dia berkata: “Ini adalah hari yang amat sulit“. (QS. Hud :
77)

---------------------------------------------------------------------------

Maka kedatangan Malaikat berwujud manusia tampan tersebut membuat


sesak dada Nabi Luth ‘alaihissalam, karena mengkhawatirkan bahwa
laki-laki tersebut akan menjadi korban homoseksual kaumnya. Hal lain
yang dikhawatirkan adalah istri Nabi Luth adalah orang yang sering
berkhianat kepada Nabi Luth ‘alaihissalam. Maka Allah menjadikan istri
Nabi Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Allah
Subhanahu wa ta’ala berfirman,

‫ع ْبدَي ِْن‬ َ ‫ت لُوط َكانَتَا ت َ ْح‬


َ ‫ت‬ َ َ ‫َّللاُ َمث َ ًَل ِللَّذِينَ َكفَ ُروا ْام َرأ‬
َ َ ‫ت نُوح َو ْام َرأ‬ َّ ‫ب‬ َ ‫ض َر‬
َ
‫ش ْيئًا َوقِي َل ا ْد ُخ ََل‬ َ ‫صا ِل َحي ِْن فَخَانَتَا ُه َما فَلَ ْم يُ ْغنِيَا‬
ِ َّ َ‫ع ْن ُه َما ِمن‬
َ ‫َّللا‬ َ ‫ِم ْن ِعبَا ِدنَا‬
َ‫َّاخ ِلين‬ َ َّ‫الن‬
ِ ‫ار َم َع الد‬

“Allah membuat istri Nuh dan istri Luth sebagai perumpamaan bagi
orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang
hamba yang salih di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu
berkhianat kepada suaminya (masing-masing), tetapi kedua suaminya
itu tidak dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan
dikatakan (kepada keduanya): “Masuklah kamu berdua ke neraka
jahannam bersama orang-orang yang masuk (neraka)“. (QS. At-
Tahrim : 10)

Di antara pengkhianatan yang dilakukan oleh istri Nabi Luth


‘alaihissalam adalah dia mengabarkan kepada kaumnya Nabi Luth bahwa
ada para lelaki tampan dirumahnya. Maka kemudian terjadilah apa yang
dikhawatirkan oleh Nabi Luth ‘alaihissalam. Allah Subhanahu wa ta’ala
berfirman,

َ‫عونَ ِإلَ ْي ِه َو ِم ْن قَ ْب ُل َكانُوا يَ ْع َملُون‬


ُ ‫َو َجا َءهُ قَ ْو ُمهُ يُ ْه َر‬

“Dan datanglah kepadanya kaumnya dengan segera. Dan sejak dahulu


mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji.” (QS. Hud :
78)

Disebutkan oleh para ulama ahli tafsir bahwa makna ‫ن‬‫َعُو‬


َْ ‫هر‬ ُ adalah
ْ‫ي‬
bergegas([26]). Dan kata tersebut tidak disebutkan kecuali kepada
orang-orang datang dalam kondisi ketakutan, gemetar, atau syahwat
yang menggebu-gebu. Maka tatkala dikabarkan kepada kaum Nabi Luth
‘alaihissalam bahwa ada laki-laki tampan, maka syahwatnya langsung
memuncak dan bergegas pergi ke rumah Nabi Luth ‘alaihissalam. Dalam
ayat yang lain disebutkan,

َ‫َو َجا َء أ َ ْه ُل ْال َمدِينَ ِة يَ ْست َ ْبش ُِرون‬

“Dan datanglah penduduk kota itu (ke rumah Luth) dengan gembira
(karena) kedatangan tamu-tamu itu.” (QS. Hud : 67)

Kemudian Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,

‫ض ْي ِفي‬ ِ ‫َّللاَ َو َال ت ُ ْخ ُز‬


َ ‫ون فِي‬ ْ َ ‫قَا َل يَا قَ ْو ِم َهؤ َُال ِء بَنَاتِي ُه َّن أ‬
َّ ‫ط َه ُر لَ ُك ْم فَاتَّقُوا‬

َ ‫أَلَي‬
ٌ‫ْس ِم ْن ُك ْم َر ُج ٌل َر ِشيد‬

Luth berkata: “Hai kaumku, inilah putri-putriku, mereka lebih suci


bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu
mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antara
kalian seorang yang berakal?” (QS. Hud : 78)

Para ulama ahli tafsir menyebutkan bahwa tatkala itu Nabi Luth berdiri
di depan pintu rumahnya untuk menghalangi kaumnya. Ada yang
mengartikan perkataan Nabi Luth tentang menawarkan putri-putrinya
adalah agar mereka mendatangi para wanita secara wajar yang ada di
kampung tersebut. Hal ini didasari dengan status seluruh para Nabi yang
sama statusnya seperti seorang ayah([27]). Akan tetapi kaum Nabi Luth
tidak mau mendengar dan mereka telah mabuk kepayang terhadap para
lelaki tampan tersebut. Allah Subhanahu wa ta’ala menyebutkan kondisi
mereka dalam surah lain,

َ‫س ْك َرتِ ِه ْم يَ ْع َم ُهون‬


َ ‫لَ َع ْم ُر َك ِإنَّ ُه ْم لَ ِفي‬

“Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya mereka terombang-ambing


di dalam kemabukan (kesesatan)“. (QS. Al-Hijr : 72)

Maka kemudian mereka berkata kepada Nabi Luth,

ُ‫ت َما لَنَا فِي بَنَاتِ َك ِم ْن َحق َو ِإنَّ َك لَت َ ْعلَ ُم َما نُ ِريد‬ َ ‫قَالُوا لَقَ ْد‬
َ ‫ع ِل ْم‬

“Mereka menjawab: “Sesungguhnya kamu telah tahu bahwa kami tidak


mempunyai keinginan terhadap putri-putrimu; dan sesungguhnya kamu
tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki“. (QS. Hud :
79)

Maka Nabi Luth berusaha melawan akan tetapi dia tidak bisa. Karena
Nabi Luth ‘alaihissalam datang mendakwahi kaum Sodom sendirian dan
tidak memiliki kabilah. Oleh karenanya Nabi Luth ‘alaihissalam berkata,

َ ‫قَا َل لَ ْو أ َ َّن ِلي ِب ُك ْم قُ َّوة ً أ َ ْو آ ِوي ِإلَى ُر ْكن‬


‫شدِيد‬
“Luth berkata: “Seandainya aku ada mempunyai kekuatan (untuk
menolakmu) atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang
kuat (tentu aku lakukan)“. (QS. Hud : 80)

Nabi Luth pada waktu itu belum menyadari bahwa para lelaki tersebut
adalah Malaikat . Mereka terus merayu Nabi Luth untuk menyerahkan
tamu-tamu tersebut kepada mereka.

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,

‫عذَابِ ْي َونُذُ ِر‬


َ ‫ط َم ْسنَا ٓ ا َ ْعيُنَ ُه ْم فَذُ ْوقُ ْوا‬
َ َ‫ض ْي ِفه ف‬ َ ُ‫َولَقَ ْد َر َاود ُْوه‬
َ ‫ع ْن‬

“Dan sungguh, mereka telah membujuknya (agar menyerahkan)


tamunya (kepada mereka), lalu Kami butakan mata mereka, maka
rasakanlah azab-Ku dan peringatan-Ku!” (QS. Al-Qomar: 37)

ُ
َ‫د‬
‫ة‬ ََ
‫َاو‬
‫ُر‬ ْ Yaitu merayu orang yang tidak mau, jadi mereka merayu Nabi
‫الم‬
Luth untuk menyerahkan tamu-tamunya namun Nabi Luth menolaknya,
dan ketika mereka gagal mereka terus mendatanginya dan terus
merayunya agar Nabi Luth menyerahkan tamu-tamunya kepada mereka
namun Nabi Luth tetap menolaknya([28]).

Maka para Malaikat kemudian mengabarkan kepada Nabi Luth akan


hakikat mereka. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,

ْ ‫صلُوا إِلَي َْك فَأَس ِْر بِأ َ ْه ِل َك بِ ِق‬


‫طع ِمنَ اللَّ ْي ِل َو َال‬ ِ َ‫س ُل َربِ َك لَ ْن ي‬ ُ ‫قَالُوا يَا لُو‬
ُ ‫ط إِنَّا ُر‬
َ َ ‫صيبُ َها َما أ‬
ُّ ‫صابَ ُه ْم إِ َّن َم ْو ِعدَ ُه ُم ال‬
‫ص ْب ُح‬ ْ ‫يَ ْلت َ ِف‬
ِ ‫ت ِم ْن ُك ْم أ َ َحدٌ إِ َّال ْام َرأَت َ َك إِنَّهُ ُم‬
‫ص ْب ُح بِقَ ِريب‬ َ ‫أَلَي‬
ُّ ‫ْس ال‬
“Para utusan (Malaikat ) berkata: “Wahai Luth, sesungguhnya kami
adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat
mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan
pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorangpun
di antara kamu yang tertinggal, kecuali istrimu. Sesungguhnya dia akan
ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat
jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu
sudah dekat?“. (QS. Hud : 81)

Dalam ayat yang lain disebutkan:

ْ ‫ار ُه ْم َو َال يَ ْلت َ ِف‬


ُ ‫ت ِم ْن ُك ْم أ َ َحدٌ َو ْام‬
‫ضوا‬ ْ ‫فَأ َ ْس ِر ِبأ َ ْه ِل َك ِب ِق‬
َ َ‫طع ِمنَ اللَّ ْي ِل َوات َّ ِب ْع أ َ ْدب‬
ُ ‫َحي‬
َ‫ْث تُؤْ َم ُرون‬

“Maka pergilah kamu pada akhir malam beserta keluargamu, dan


ikutilah mereka dari belakang. Jangan ada di antara kamu yang menoleh
ke belakang dan teruskanlah perjalanan ke tempat yang diperintahkan
kepadamu.” (QS. Al-Hijr: 65)

Disebutkan oleh sebagian ahli tafisr bahwa tatkala Malaikat telah


mengungkapkan identitasnya, Nabi Luth ‘alaihissalam kemudian
meminta disegerakan azab bagi kaumnya, maka Malaikat tersebut
mengatakan bahwa waktu subuh adalah waktu dimana mereka akan
diazab, dan waktu subuh itu telah dekat([30]).
Adzab Untuk Kaum Luth
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,

َ ‫علَ ْي َها ِح َج‬


‫ارة ً ِم ْن ِس ِجيل‬ َ ‫سافِلَ َها َوأ َ ْم‬
َ ‫ط ْرنَا‬ َ ‫فَلَ َّما َجا َء أ َ ْم ُرنَا َجعَ ْلنَا‬
َ ‫عا ِليَ َها‬
ُ ‫َم ْن‬
‫ضود‬

“Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu
yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan
batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi.” (QS. Hud : 82)

Allah mengangkat negeri tersebut, lalu dibalik dan menurunkan hujan


batu yang sangat panas menimpa mereka

َّ َ‫ي ِمن‬
‫الظا ِل ِمينَ ِببَ ِعيد‬ َ ‫س َّو َمةً ِع ْندَ َر ِب َك َو َما ِه‬
َ ‫ُم‬

“Yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tidaklah jauh dari
orang-orang yang zalim.” (QS. Hud : 83)

Sebagian ahli tafsir menyebutkan bahwa maksud dari ‫ة‬


َ‫م‬ََّ ُ (batu yang
‫مسَو‬
telah diberi tanda) adalah batu-batu tersebut telah ditugaskan oleh Allah
untuk melempari orang – orang yang Allah tetapkan. Sehingga setiap
batu hanya akan mengenai orang-orang yang telah ditetapkan pada
masing-masing batu tersebut([1]). Oleh karenanya kata para ulama,
ketika ada sebagian kaum Nabi Luth yang tidak berada dikampungnya,
maka batu-batu yang telah ditugaskan untuk dilemparkan kepada
mereka, mengejar dimana pun mereka berada.

Allah juga menyebutkan tentang adzab kaum Luth pada ayat yang lain :
‫س َحر نِ ْع َمةً ِم ْن ِع ْن ِدن َۗا َك ٰذ ِل َك‬
َ ِ‫ِال ٰا َل لُ ْوط ۗنَ َّجي ْٰن ُه ْم ب‬
ٓ َّ ‫اصبًا ا‬ َ ‫س ْلنَا‬
ِ ‫علَ ْي ِه ْم َح‬ َ ‫اِنَّا ٓ ا َ ْر‬
َ ‫ي َم ْن‬
‫ش َك َر‬ ْ ‫ن َْج ِز‬

“Sesungguhnya Kami kirimkan kepada mereka badai yang membawa


batu-batu (yang menimpa mereka), kecuali keluarga Luth. Kami
selamatkan mereka sebelum fajar menyingsing sebagai nikmat dari
Kami. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang
bersyukur” (QS. Al-Qomar: 34-35)

‫ا‬
َ‫ِب‬ ‫ ح‬adalah angin kencang yang disertai dengan batu([2]), dalam ayat
‫َاص‬
yang lain disebutkan tentang sifat batu tersebut,

َ ‫علَ ْي ِه ْم ِح َج‬
‫ارة ً ِم ْن ِس ِجيل‬ َ ‫سافِلَ َها َوأ َ ْم‬
َ ‫ط ْرنَا‬ َ ‫فَ َجعَ ْلنَا‬
َ ‫عا ِليَ َها‬

“Maka Kami jadikan bagian atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami
hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras.” QS. Al-Hijr: 74

Di sini Allah Subhanahu wa ta’ala menyebutkan bahwa batu tersebut ْ


َِ
‫ن‬ ‫م‬
‫ س‬yaitu batu yang keras dan panas yang dilemparkan kepada
‫ِجِيل‬
َ
mereka.

Siksaan yang turun kepada mereka berupa hujan batu terjadi di waktu
pagi, sebagaimana yang Allah Subhanahu wa ta’ala firmankan dalam
surah yang lain,

ْ ‫صلُوا ِإلَي َْك ۖ فَأَس ِْر ِبأ َ ْه ِل َك ِب ِق‬


‫طع ِمنَ اللَّ ْي ِل َو َال‬ ِ ‫س ُل َر ِب َك لَ ْن َي‬ ُ ‫قَالُوا َيا لُو‬
ُ ‫ط ِإنَّا ُر‬
َ َ ‫صيبُ َها َما أ‬
ُّ ‫صا َب ُه ْم ۚ ِإ َّن َم ْو ِعدَ ُه ُم ال‬
ۚ ‫ص ْب ُح‬ ْ ‫َي ْلت َ ِف‬
ِ ‫ت ِم ْن ُك ْم أ َ َحدٌ ِإ َّال ْام َرأَت َ َك ۖ ِإنَّهُ ُم‬
‫ص ْب ُح ِبقَ ِريب‬ َ ‫أَلَي‬
ُّ ‫ْس ال‬
“Para utusan (Malaikat ) berkata: “Hai Luth, sesungguhnya kami adalah
utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat
mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan
pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorangpun
di antara kamu yang tertinggal, kecuali istrimu. Sesungguhnya dia akan
ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat
jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu
sudah dekat?“.” QS. Hud: 81

Allah juga berfirman :

َ ‫اب ُّم ْست َ ِق ۚر فَذُ ْوقُ ْوا‬


‫عذَا ِب ْي َونُذُ ِر‬ َ ً ‫صبَّ َح ُه ْم بُ ْك َرة‬
ٌ َ‫عذ‬ َ ‫َولَقَ ْد‬

“Dan sungguh, pada esok harinya mereka benar-benar ditimpa azab


yang menetap. Maka rasakanlah azab-Ku dan peringatan-Ku!” (QS. Al-
Qomar: 38-39)

Anda mungkin juga menyukai