Nasab Nabi Luth : Luth bin Haran bin Azar, keponakan Nabi Ibrahim.
Lokasi : Di Jordania, dilaut mati.
ْ Allah
Negeri-negeri lokasi dakwah Nabi Luth álaihis salam disebut dengan ُُال ُمؤْ تَفِكات.
berfirman :
َّ غ
شى َّ َ فَغ،َو ْال ُمؤْ تَ ِف َك ُةَ أ َ ْه َوى
َ شاهَا َما
dan negeri-negeri kaum Luth yang telah dihancurkan Allah, lalu Allah menimpakan atas
negeri itu azab besar yang menimpanya (QS An-Najm : 53-54)
Ahli tafsir mengatakan ada 4 kota kecil yang penduduknya semuanya adalah pelaku
َ ), Umuroh (ُُورة
Homoseksual. Keempat negeri tersebut adalah Sodom (ُسدُو ُم َ ), Adamah (ُُ)أَدَ َمة,
َ ع ُم
dan Shibwim (ُ)ص ْب ِوي ُم
ِ
“Apakah sesungguhnya kamu patut mendatangi laki-laki, memotong jalan (menyamun) dan
mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu?” (QS. Al-Ankabut : 29)
Allah Subhanahu wa ta’ala menyebutkan kaum Nabi Luth dengan 7 sifat yang menunjukkan
keburukan mereka:
1. َُُمس ِْرفُون
َُ ُمس ِْرفُونyaitu orang yang melampaui batas dalam berbuat maksiat, Allah Subhanahu wa ta’ala
berfirman,
َ قَ ْو َُم
َُس ْوءُ فَا ِس ِقين
“dan kepada Luth, Kami telah berikan hikmah dan ilmu, dan telah Kami selamatkan dia dari
(azab yang telah menimpa penduduk) kota yang mengerjakan perbuatan keji. Sesungguhnya
mereka adalah kaum yang buruk lagi fasik.” QS. Al-Anbiya’: 74
4. َُفَا ِسقِين
َُ فَا ِسقِينyaitu kaum yang fasik, berdasarkan ayat pada surah Al-Anbiya’ di atas.
5. َُتَجْ َهلُون
Allah Subhanahu wa ta’ala menyifati mereka dengan kaum yang bodoh, berdasarkan firman
Allah Subhanahu wa ta’ala,
ِ َوتَذَ ُرونَُ َما َخلَقَُ لَ ُك ُْم َر ُّب ُك ُْم ِم ْنُ أ َ ْز َو، َأَتَأْتُونَُ الذُّ ْك َرانَُ ِمنَُ ْال َعالَ ِمين
ُاج ُك ْمُ َب ْلُ أ َ ْنت ُ ْمُ قَ ْوم
َُعادُون
َ
“Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan isteri-isteri
yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui
batas” (QS Asy-Syuároo : 165-166)
7. َُْال ُم ْف ِسدِين
Allah Subhanahu wa ta’ala menyifati mereka dengan yaitu orang-orang yang berbuat
kerusakan, berdasarkan firman Allah Subhanahu wa ta’ala,
“Kalau sekiranya Allah tidak menceritakan kepada kami kisah kaum Nabi Luth, maka tidak
akan menyangka akan ada laki-laki menggauli laki-laki.([12])”
Dakwah Nabi Luth
Allah berfirman :
ِ َوتَذَ ُرونَُ َما َخلَقَُ لَ ُك ُْم َر ُّب ُك ُْم ِم ْنُ أ َ ْز َو، َالذُّ ْك َرانَُ ِمنَُ ْال َعالَ ِمين،
َ اج ُك ُْم َب ْلُ أ َ ْنت ُ ْمُ قَ ْو ُم
َُعادُون
َُ ِإ َّنُ فِي ذَ ِلكَُ َْل َي ُة َو َما َكان، َط ُرُ ْال ُم ْنذَ ِرين
َ سا َُء َم َ علَ ْي ِه ْمُ َم
َ َطرا ف َ َوأ َ ْم، َْاْلخ َِرين
َ ط ْرنَا
Kaum Luth telah mendustakan Rasul-Rasul, ketika saudara mereka, Luth, berkata kepada
mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa ?. Sesungguhnya aku adalah seorang Rasul
kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku,
dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah
dari Tuhan semeta alam. Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu
tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-
orang yang melampaui batas”. Mereka menjawab: “Hai Luth, sesungguhnya jika kamu tidak
berhenti, benar-benar kamu termasuk orang-orang yang diusir”. Luth berkata:
“Sesungguhnya aku sangat benci kepada perbuatanmu”. (Luth berdoa): “Ya Tuhanku
selamatkanlah aku beserta keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan”. Lalu
Kami selamatkan ia beserta keluarganya semua, kecuali seorang perempuan tua (isterinya),
yang termasuk dalam golongan yang tinggal, Kemudian Kami binasakan yang lain, dan Kami
hujani mereka dengan hujan (batu) maka amat jeleklah hujan yang menimpa orang-orang
yang telah diberi peringatan itu. Sesunguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
bukti-bukti yang nyata. Dan adalah kebanyakan mereka tidak beriman (QS Asy-Syuároo :
160-174).
Allah Subhanahu wa ta’ala juga berfirman,
“Dan sungguh, dia (Luth) telah memperingatkan mereka akan hukuman Kami, tetapi mereka
meragukan peringatan-Ku.” (QS. Al-Qomar: 36)
Ayat ini Allah Subhanahu wa ta’ala menyebutkan bahwasanya Nabi Luth telah mengingatkan
mereka tentang siksaan Allah Subhanahu wa ta’ala jika mereka melanggar, namun mereka
َ تَ َمartinya mereka ragu, mereka meragukan apakah
ragu dengan peringatan tersebut, ار ْوا
mereka akan diazab karena berbuat homoseksual([13]). Dalam ayat ini terdapat uslub
tadhmin, yaitu metode pengungkapan dalam bahasa Arab, sehingga maksud dari ayat ini
adalah ار ْوُا فَ َكذَّب ُْوُا ِبال ُّنذُ ُِر
َ “ فَتَ َمmereka meragukan dan akhirnya mereka mendustakan peringatan-
Ku”([14]).
Bukan hanya mendustakan bahkan kaumnya hendak mengusir Nabi Luth ‘alaihissalam.
Sebagaimana Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
ُ ب ا ْن
ص ْر ِني َّ َّللا إِ ْنُ ُك ْنتَُ ِمنَُ ال
َُ قَا، َصا ِدقِين
ُِ ل َر َُِّ ب ُْ َ ل أ
ُِ ن قَالُوا ا ْئ ِتنَا ِبعَذَا ُ َّ ِاب قَ ْو ِم ُِه إ
َُ فَ َما َكانَُ َج َو
“Maka jawaban kaumnya tidak lain hanya mengatakan: “Datangkanlah kepada kami azab
Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar”. Luth berdoa: “Ya Tuhanku, tolonglah
aku (dengan menimpakan azab) atas kaum yang berbuat kerusakan itu“. (QS. Al-Ankabut:
29-30)
Tamu-Tamu Nabi Ibrahim álaihis salam
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
ُْ َ ث أ
ُن جا َُء ِبعِجْ لُ َح ِنيذ َُ فَما لَ ِب
“Maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang.” (QS.
Hud:69)
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
Allah berfirman :
يب
ٌ ع ِج َ َش ْي ًخا ِإ َّن َهذَا ل
َ ش ْي ٌء َ وز َو َهذَا َب ْع ِلي َ ت َيا َو ْيلَتَى أَأ َ ِلدُ َوأَنَا
ٌ ع ُج ْ َقَال
---------------------------------------------------------------------------------
ْ قَا َل فَ َما خ
َ َطبُ ُك ْم أَيُّ َها ْال ُم ْر
َسلُون
Berkata Ibrahim: “Apakah urusanmu yang penting (selain itu), hai para
utusan?” (QS Al-Hijr : 57 dan Adz-Dzariaat : 32)
Ayat ini menjelaskan bahwa para Malaikat diutus oleh Allah dengan
tujuan memberikan azab kepada kaum yang berbuat dosa, yaitu kaum
Nabi Luth.([17])
“Agar Kami menimpa mereka dengan batu-batu dari tanah (yang keras).
Yang ditandai dari Tuhanmu untuk (membinasakan) orang-orang yang
melampaui batas.”
Kata (ْن
ِي )طmemiliki makna tanah yang keras atau batu. Para ulama
menyebutkan bahwa maksud dari kata (مة ََّ ُ) adalah batu-batu yang
مسَو
dilemparkan kepada kaum Nabi Luth memiliki tanda tertentu. Tanda
tersebut menunjukkan bahwa batu itu bukan termasuk batu-batu dunia.
Akan tetapi, batu khusus yang ditimpakan untuk membinasakan kaum
Nabi Luth. Dari sisi warnanya yang mungkin kemerah-merahan atau
hitam dan menunjukkan bahwa batu tersebut dikirimkan sebagai azab
bagi mereka([18]). Ada juga sebagian ulama yang menafsirkan bahwa
maksud dari ayat ini adalah setiap batu telah diberikan tanda oleh Allah
untuk membinasakan masing-masing dari kaum Nabi Luth. Sehingga,
jika ada sebagian kaum Nabi Luth yang sedang bepergian, maka mereka
akan tertimpa batu tersebut. Dimanapun mereka berada, maka mereka
tertimpa batu itu. Hingga tidak ada satupun dari mereka yang lolos dari
azab Allah. ([19])
Ketika Ibrahim dikabarkan tentang tujuan para Malaikat , maka Beliau
berdialog dengan mereka. Allah berfirman,
“Maka tatkala rasa takut hilang dari Ibrahim dan berita gembira telah
datang kepadanya, diapun berdialog dengan (Malaikat -Malaikat ) Kami
tentang kaum Luth.” (QS. Hud : 74)
غي ُْر
َ اب َ ع ْن َهذَا ِإنَّهُ قَ ْد َجا َء أ َ ْم ُر َر ِب َك َو ِإنَّ ُه ْم آتِي ِه ْم
ٌ َعذ ْ َيا ِإب َْرا ِهي ُم أَع ِْر
َ ض
َم ْردُود
Malaikat menasihat Ibrahim untuk tidak perlu diskusi tentang kaum Nabi
Luth, karena keputusan telah ditetapkan oleh Allah bahwasanya mereka
akan ditimpa adzab, dan keputusan tersebut tidak akan berubah([23]).
-------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------
“Allah membuat istri Nuh dan istri Luth sebagai perumpamaan bagi
orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang
hamba yang salih di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu
berkhianat kepada suaminya (masing-masing), tetapi kedua suaminya
itu tidak dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan
dikatakan (kepada keduanya): “Masuklah kamu berdua ke neraka
jahannam bersama orang-orang yang masuk (neraka)“. (QS. At-
Tahrim : 10)
“Dan datanglah penduduk kota itu (ke rumah Luth) dengan gembira
(karena) kedatangan tamu-tamu itu.” (QS. Hud : 67)
َ أَلَي
ٌْس ِم ْن ُك ْم َر ُج ٌل َر ِشيد
Para ulama ahli tafsir menyebutkan bahwa tatkala itu Nabi Luth berdiri
di depan pintu rumahnya untuk menghalangi kaumnya. Ada yang
mengartikan perkataan Nabi Luth tentang menawarkan putri-putrinya
adalah agar mereka mendatangi para wanita secara wajar yang ada di
kampung tersebut. Hal ini didasari dengan status seluruh para Nabi yang
sama statusnya seperti seorang ayah([27]). Akan tetapi kaum Nabi Luth
tidak mau mendengar dan mereka telah mabuk kepayang terhadap para
lelaki tampan tersebut. Allah Subhanahu wa ta’ala menyebutkan kondisi
mereka dalam surah lain,
ُت َما لَنَا فِي بَنَاتِ َك ِم ْن َحق َو ِإنَّ َك لَت َ ْعلَ ُم َما نُ ِريد َ قَالُوا لَقَ ْد
َ ع ِل ْم
Maka Nabi Luth berusaha melawan akan tetapi dia tidak bisa. Karena
Nabi Luth ‘alaihissalam datang mendakwahi kaum Sodom sendirian dan
tidak memiliki kabilah. Oleh karenanya Nabi Luth ‘alaihissalam berkata,
Nabi Luth pada waktu itu belum menyadari bahwa para lelaki tersebut
adalah Malaikat . Mereka terus merayu Nabi Luth untuk menyerahkan
tamu-tamu tersebut kepada mereka.
ُ
َد
ة ََ
َاو
ُر ْ Yaitu merayu orang yang tidak mau, jadi mereka merayu Nabi
الم
Luth untuk menyerahkan tamu-tamunya namun Nabi Luth menolaknya,
dan ketika mereka gagal mereka terus mendatanginya dan terus
merayunya agar Nabi Luth menyerahkan tamu-tamunya kepada mereka
namun Nabi Luth tetap menolaknya([28]).
“Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu
yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan
batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi.” (QS. Hud : 82)
َّ َي ِمن
الظا ِل ِمينَ ِببَ ِعيد َ س َّو َمةً ِع ْندَ َر ِب َك َو َما ِه
َ ُم
“Yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tidaklah jauh dari
orang-orang yang zalim.” (QS. Hud : 83)
Allah juga menyebutkan tentang adzab kaum Luth pada ayat yang lain :
س َحر نِ ْع َمةً ِم ْن ِع ْن ِدن َۗا َك ٰذ ِل َك
َ ِِال ٰا َل لُ ْوط ۗنَ َّجي ْٰن ُه ْم ب
ٓ َّ اصبًا ا َ س ْلنَا
ِ علَ ْي ِه ْم َح َ اِنَّا ٓ ا َ ْر
َ ي َم ْن
ش َك َر ْ ن َْج ِز
ا
َِب حadalah angin kencang yang disertai dengan batu([2]), dalam ayat
َاص
yang lain disebutkan tentang sifat batu tersebut,
َ علَ ْي ِه ْم ِح َج
ارة ً ِم ْن ِس ِجيل َ سافِلَ َها َوأ َ ْم
َ ط ْرنَا َ فَ َجعَ ْلنَا
َ عا ِليَ َها
“Maka Kami jadikan bagian atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami
hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras.” QS. Al-Hijr: 74
Siksaan yang turun kepada mereka berupa hujan batu terjadi di waktu
pagi, sebagaimana yang Allah Subhanahu wa ta’ala firmankan dalam
surah yang lain,