Anda di halaman 1dari 43

PETUNJUK OPERASIONAL

SISTEM INSTALASI GAS MEDIS


RSUP. Dr CIPTO MANGUNKUSUMO
GEDUNG CENTRAL MEDICAL UNIT 3
(CMU 3)

DIBUAT OLEH:

Head Office Gedung UGM Samator Pendidikan Tower A – 5th Floor


Jln. Dr. Sahardjo No.83 Manggarai – Jakarta Selatan

JAKARTA
2023
RSUP. Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO – CMU3

DAFTAR ISI

BAB I
SENTRAL GAS OXYGEN ( O2 )
1.1 SISTEM PEMASANGAN 4
1.2 FUNGSI PERALATAN SENTRAL 5
1.3 CARA PENGOPERASIAN SENTRAL 7
1.4 CARA MENGATASI GANGGUAN 8

BAB II
SENTRAL NITROUS OXIDE (N2O)
2.1 SISTEM PEMASANGAN 10
2.2 FUNGSI PERALATAN SENTRAL 11
2.3 CARA PENGOPERASIAN SENTRAL 13
2.4 CARA MENGATASI GANGGUAN 14

BAB III
SENTRAL CARBON DIOXIDE (CO2)
3.1 SISTEM PEMASANGAN 16
3.2 FUNGSI PERALATAN SENTRAL 17
3.3 CARA PENGOPERASIAN SENTRAL 19
3.4 CARA MENGATASI GANGGUAN 20

BAB IV
SENTRAL COMPRESSED AIR ( KOMPRESSOR UDARA)
4.1 SISTEM PEMASANGAN 22
4.2 FUNGSI PERALATAN SENTRAL 26
4.3 CARA PENGOPERASIAN SENTRAL 26
4.4 CARA MENGATASI GANGGUAN 28

BAB V
SENTRAL SUCTION (VACUUM)
5.1 SISTEM PEMASANGAN 30
5.2 FUNGSI PERALATAN SENTRAL 32
5.3 CARA PENGOPERASIAN SENTRAL 33
5.4 CARA MENGATASI GANGGUAN 34

2
RSUP. Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO – CMU3

BAB VI
INSTALASI PIPA/OUTLETS
6.1 SISTEM PEMASANGAN 36
6.2 FUNGSI PERALATAN 38
6.3 CARA PENGOPERASIAN INSTALASI / OUTLET 39
6.4 CARA MENGATASI GANGGUAN 40

BAB VII
PERALATAN DAN PERLENGKAPAN OUTLET GAS MEDIS
7.1 CARA PEMASANGAN 42
7.2 FUNGSI PERALATAN 42
7.3 CARA PENGOPERASIAN PERLENGKAPAN OUTLET 43
7.4 CARA MENGATASI GANGGUAN 43

3
RSUP. Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO – CMU3

BAB I
SENTRAL GAS OXYGEN (O2)
TYPE : AUTOMATIC CHANGEOVER DEVICE

1.1 SISTEM PEMASANGAN

1.1.1 Sentral Gas Oxygen kapasitas 2 x 10 tabung, mensuply seluruh kebutuhan gas oxygen
keruangan yang terpasang yang terpasang outlet

1.1.2 Tabung Gas Oxygen dipasang secara berangkai, type single row dalam 2 (dua) sayap
dengan bekerja secara bergantian.

Kapasitas Sayap:
Sayap Kiri : 10 tabung
Sayap Kanan : 10 tabung

1.1.3 Tabung gas pada umumnya terbuat dari tabung baja bertekanan tinggi Volume = 6 m 3
(6.000 liter), tekanan kerja 150 Kg/cm2, dipasang dengan posisi berdiri

1.1.4 Kapasitas Total Sentral Carbon Dioxide sistim tabung gas adalah:
2 x 10 x 6.000 Liter = 120.000 liter

1.1.5 Sentral Oxygen tabung gas terdiri dari:


Regulator = 1 buah
Block regulator = 1 set
Filter high pressure = 2 buah
Block Valve = 20 set
High Pressure Tube = 1 set
Lead Copper tube = 20 buah
Breacket tabung = 1 set
Piping System = 1 set

4
RSUP. Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO – CMU3

1.2 FUNGSI PERALATAN SENTRAL

1.2.1 Regulator sebagai pengatur tekanan dari tabung gas bertekanan 150 Kg/cm² ke instalsi
sesuai dengan kebutuhan pasien diruangan menjadi 4 Kg/cm².

1.2.2 Block regulator sebagai kedudukan regulator dengan sentral tabung sekaligus
penghubung sentral gas dengan regulator

1.2.3 Filter high pressure berfungsi menyaring kotoran gas dari tabung, supaya tidak terbawa
ke instalasi

1.2.4 High Pressure Tube: Pipa tembaga tekanan tinggi sebagai penghubung saluran gas secara
berantai dari satu tabung ke tabung gas lainnya

1.2.5 Lead Copper Tube:


Saluran Supply gas tekanan tinggi yang menghubungkan tabung gas dengan block valve
c/w valve

1.2.6 Piping Sistem: Instalasi Pipa yang menghubungkan antara sentral gas regulator sampai
dengan valve pembagi pada ruang sentral

1.2.7 Tabung gas:


Tabung baja bertekanan tinggi sebagai penyimpan gas Oxygen (pressure penuh
150/cm²)

5
RSUP. Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO – CMU3

6
RSUP. Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO – CMU3

1.3 CARA PENGOPERASIAN SENTRAL GAS OXYGEN :

1.3.1 Sebelum tabung Oxygen dipasang, periksalah lebih dahulu; Volume Tekanan dan
Kondisi tabung, apakah sudah memenuhi persyaratan sesuai petunjuk label yang ada
pada tabung atau tidak. Pada umumnya tabung yang biasa dipakai di Sentral Oxygen
mempunyai volume 6 m3 (6.000 liter) dengan tekanan 150 kg/cm2. Untuk menghindari
klaim dari pemakai, catatlah kondisi tabung pada saat diterima, kalau masih meragukan
hendaknya dikembalikan pada pengirim. Hal yang penting lagi periksalah bagian-bagian
tabung terutama pada bagian kran, apabila ada OLI, VET atau sejenisnya, “TABUNG
JANGAN DIPASANG”.

1.3.2 Bersihkan tangan dan peralatan yang akan dipergunakan, semuanya harus bebas Oli,
karena oli dan sejenisnya akan menimbulkan bahaya ledakan.

1.3.3 Pasanglah tabung-tabung Oxygen sesuai Kapasitas Sentral, yaitu 2 x 10 tabung = 20


tabung, dengan menghubungkan Nepple Lead Copper Tube dengan kran tabung,
selanjutnya kuatkan dengan kunci secukupnya sampai tidak ada kebocoran pada
sambungan .

1.3.4 Bukalah kran-kran tabung Oxygen, periksalah kebocoran-kebocoran dengan memakai


larutan sabun/detergen oleskan pada bagian-bagian sambungan. Apabila terdapat
gelembung busa, berarti pada bagian tersebut masih ada kebocoran. Perbaiki sambungan
tadi sampai tidak ada kebocoran sama sekali.

1.3.5 Sentral Sistem Oxygen Gas ini akan berfungsi secara manual apabila tabung sayap kiri
dan tabung sayap kanan seluruhnya dibuka.

Adapun cara kerja sentral gas manual adalah sebagai berikut:


Sistim kerja sentral gas manual, untuk membuat pressure dari tabung 150 kg/cm² sampai
pressure pemakaian pada pasien 4 kg/cm² harus diseting manual pada regulator

Dengan sentral gas sistem manual pada posisi rak sebelah yang dioperasikan pemakaian
sudah melemah ( kurang dari 6 kg/cm2) supaya ditutup, untuk menggantikan suply
oxygen maka tabung gas pada posisi rak sebelah secara manual dibuka

Tekanan pemakaian yang terbaca pada presure gauge regulator , menunjuk tekanan kerja
outlet pada seluruh ruangan yang terpasang. Kalau diperlukan tekanan pemakaian dapat
disesuaikan sepanjang tidak merusak alat dan sesuai permintaan pemakai.

1.3.6 Dalam keadaan Normal seluruh kran rak sebelah yang dioperasikan dibuka dan sebelah
yang lain tertutup sebagai cadangan dan kran distribusi harus selalu terbuka.

7
RSUP. Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO – CMU3

1.4 CARA MENGATASI GANGGUAN

1.4.1 Gangguan pada sentral gas oxygen:


Pada umumnya gangguan pada peralatan Regulator, sering terjadi pada packing karet
(diaphragma) dan ring karet ( O ring) yang dapat menyebabkan turunnya flow dan
tekanan kerja pemakaian. Adapun jenis gangguan, sebab-sebabnya dan cara
memperbaikinya adalah sebagai berikut:

8
RSUP. Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO – CMU3

GANGGUAN SEBAB-SEBABNYA CARA MEMPERBAIKI


1. Gas keluar pada Diaphragm Sobek Diaphragm diganti baru
lubang O Ring longgar O ‘ Ring diganti baru
Buang regulator
2. Tekanan kerja Katup pengatur berubah Katup disetel sampai manometer
tidak normal penunjuk normal
Seat Kit pada regulator Rusak
Ganti Seat Kit baru
3. Lampu Alarm Pipa penghubung buntu Nepel dibuka dan bersihkan kotorannya.
menyala Tekanan sentral kurang Diganti tabung yang penuh isi 150
Pressure switch tidak normal kg/cm²
tertahan benda lain Periksa pressure switch dan buang
penahan yang mengganjal
4. Gas keluar dari Seal valve rusak Bongkar dang anti dengan seal baru dan
valve keraskan boven stepnya

9
RSUP. Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO – CMU3

BAB II
SENTRAL NITROUS OXIDE (N2O)
TYPE : AUTOMATIC CHANGEOVER DEVICE

2.1 SISTEM PEMASANGAN:

2.1.1 Pada dasarnya Sentral Nitrous Oxide (N2O) sama, seperti sistem Sentral N2O, yang
berbeda disini hanyalah fungsi Jenis Gas, Tekanan kerja gas, Type valve dan Regulator.

2.1.2 Sentral N2O mempunyai Kapasitas 2 x 6 tabung, dipasang secara berangkai, type single,
row dalam 2 (dua) sayap dengan bekerja bergantian.
Kapasitas sayap:
Sayap kiri : 6 tabung
Sayang kanan : 6 tabung

2.1.3 Tabung N2O pada umumnya dari tabung baja tekanan tinggi, berat Liquid N2O = 25 kg,
tekanan kerja ± 80 kg/cm², dipasang dengan posisi berdiri. Tabung gas sebagai
penyimpan liquid N2O sama dengan tabung Gas N2O yang berbeda dari kedua gas adalah
fungsi, kegunaan dan cara menghitung isinya yaitu:

N2O dihitung dengan satuan berat (kg) sedangkan oxygen dihitung dengan satuan
volume (m3)

2.1.4 Kapasitas Total Sentral N2O terdiri dari:


2 x 6 x 25 kg = 300 kg

2.1.5 Sentral Nitrous Oxide (N2O) terdiri dari:

Regulator = 1 buah
Block regulator = 1 set
Filter high pressure = 2 buah
Block Valve = 12 set
High Pressure Tube = 1 set
Lead Copper tube = 12 buah
Bracket tabung = 1 set
Piping Sistem = 1 set

2.1.6 Mengingat Penggunaan gas N2O hanya dipakai unutuk keperluan pembiusan, maka
pemakaiannya lebih banyak diruang OK (Operasi), dan perawatan khusus saja apabila
diperlukan

10
RSUP. Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO – CMU3

2.2. FUNGSI PERALATAN SENTRAL

2.2.1 Regulator sebagai pengatur tekanan dari tabung gas bertekanan 80 Kg/cm² ke instalsi
sesuai dengan kebutuhan pasien diruangan menjadi 4 Kg/cm².

2.2.2 Block regulator sebagai kedudukan regulator dengan sentral tabung sekaligus
penghubung sentral gas dengan regulator

2.2.3 Filter high pressure berfungsi menyaring kotoran gas dari tabung, supaya tidak terbawa
ke instalasi
High Pressure Tube: Pipa tembaga tekanan tinggi sebagai penghubung saluran gas secara
berangkai dari satu tabung ke tabung gas lainnya

2.2.4 High Pressure Tube: Pipa tembaga tekanan tinggi sebagai penghubung saluran gas secara
berantai dari satu tabung ke tabung gas lainnya

2.2.5 Lead Copper Tube:


Saluran supply gas tekanan tinggi yang menghubungkan tabung gas dengan block valve
c/w valve.

11
RSUP. Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO – CMU3

2.2.6 Bracket tabung :


Standard / dudukan sebagai pengikat tabung supaya tidak bergeser atau mudah roboh dan
aman

2.2.7 Piping Sistem:


Instalasi Pipa yang menghubungkan dari Regulator sentral sampai valve pembagi pada
ruang sentral

2.2.8 Tabung Gas


Tabung terbuat dari baja bertekanan tinggi sebagai penyimpang liquide N2O

12
RSUP. Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO – CMU3

2.3 CARA PENGOPERASIAN SENTRAL NITROUS OXIDE :

2.3.1 Sebelum tabung N2O dipasang, periksalah lebih dahulu; isi, tekanan dan kondisi tabung,
apakah sudah memenuhi sesuai petunjuk label yang ada pada tabung atau tidak. Pada
umumnya tabung yang biasa dipakai Sentral N2O mempunyai berat 25 (dua puluh lima)
kg dengan tekanan 80 kg/cm2.
Untuk menghindari klaim dari pemakai catalah kondisi tabung pada saat diterima, kalau
masih meragukan hendaknya dikembalikan pada pengirim. Hal yang penting lagi
periksalah bagian-bagian tabung terutama pada bagian kran, apabila ada OLI, VET atau
sejenisnya, “TABUNG JANGAN DIPASANG”

2.3.2 Bersihkan tangan dan peralatan yang dipergunakan, semuanya harus bebas Oli, karena
Oli dan sejenisnya akan menimbulkan bahaya ledakan.

2.3.3 Pasanglah tabung-tabung N2O sesuai kapasitas sentral, yaitu :


2 x 6 tabung = 12 tabung, dengan menghubungkan Nepel Lead Copper Tube dengan
Kran tabung, selanjutnya kuatkan dengan kunci secukupnya sampai tidak ada kebocoran
pada sambungan tadi.

2.3.4 Bukalah kran-kran tabung N2O. Periksalah kebocoran-kebocoran dengan memakai


larutan sabun/detergen dilaburkan pada bagian-bagian sambungan. Apabila terdapat
gelembung busa, berarti pada bagian tersebut masih ada kebocoran. Perbaiki sambungan
tadi sampai tidak ada kebocoran sama sekali.

2.3.5 Sentral N2O ini akan berfungsi secara manual apabila tabung sayap kiri dibuka dan
tabung sayap kanan ditutup seluruhnya atau sebaliknya.
Adapun sentral manual adalah sebagai berikut:

 Kelengkapannya terdiri dari; manometer kontrol tekanan tabung dan tekanan pemakaian.

 Tekanan Gas dapat dibacara pada manometer tabung sentral tekanan kerja = 80 Kg/cm 2,
tekanan pemakaian = 4 Kg/cm2.

 Sebelum Handel pengatur tekanan/ regulator diputar kekanan posisi pemakaian pada
posisi manometer pemakaian 4 kg/ cm², maka gas tersebut belum mengalir secara
sempurna dan belum sesuai dengan tekanan yang dikehendaki

 Pada Regulator tersebut terdapat dua petunjuk, yaitumanometer sentral dan manometer
pemakaian

 Sistem kerja sentral gas manual pada alat ini adalah dengan sistem gas pada posisi
pemakaian sudah melemah (lebih dari 4 kg/cm2), maka tabung gas pada posisi cadangan
(sebelah) secara manual dibuka sebagai pengganti, maka aliran gas akan kembali
normal.

13
RSUP. Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO – CMU3

2.3.6 Dalam keadaan Normal seluruh kran induk dan kran distribusi harus selalu terbuka.

2.4 CARA MENGATASI GANGGUAN:

2.4.1 Gangguan pada sentral gas manual:


Pada umumnya gangguan pada peralatan regulator pada sentral N2O sama dengan
gangguan pada sentral N2O, sering terjadi pada packing karet (DIAPHRAGM) dan ring
karet (O Ring) yang dapat menyebabkan turunnya flow dan tekanan kerja pemakaian.

14
RSUP. Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO – CMU3

GANGGUAN SEBAB-SEBABNYA CARA MEMPERBAIKI


1. Gas keluar pada Diaphragm Sobek Diaphragm diganti baru
lubang O Ring longgar O ‘ Ring diganti baru
Buang regulator
2. Tekanan kerja Katup pengatur berubah Katup disetel sampai manometer
tidak normal penunjuk normal
Seat Kit pada regulator Rusak
Ganti Seat Kit baru
3. Lampu Alarm Pipa penghubung buntu Nepel dibuka dan bersihkan kotorannya.
menyala Tekanan sentral kurang Diganti tabung yang penuh isi 150
Pressure switch tidak normal kg/cm²
tertahan benda lain Periksa pressure switch dan buang
penahan yang mengganjal
4. Gas keluar dari Seal valve rusak Bongkar dang anti dengan seal baru dan
valve keraskan boven stepnya

15
RSUP. Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO – CMU3

BAB III
SENTRAL CARBON DIOXIDE (CO2)
TYPE : AUTOMATIC CHANGEOVER DEVICE

3.1 SISTEM PEMASANGAN:

2.1.1 Pada dasarnya Sentral Carbon Dioxide (CO2) sama, seperti sistem Sentral CO2, yang
berbeda disini hanyalah fungsi Jenis Gas, Tekanan kerja gas, Type valve dan Regulator.

2.1.2 Sentral CO2 mempunyai Kapasitas 2 x 4 tabung, dipasang secara berangkai, type single,
row dalam 2 (dua) sayap dengan bekerja bergantian.
Kapasitas sayap:
Sayap kiri : 4 tabung
Sayang kanan : 4 tabung

2.1.3 Tabung CO2 pada umumnya dari tabung baja tekanan tinggi, berat CO2 = 25 kg, tekanan
kerja ± 80 kg/cm², dipasang dengan posisi berdiri. Tabung gas sebagai penyimpan liquid
CO2 sama dengan tabung Gas CO2 yang berbeda dari kedua gas adalah fungsi, kegunaan
dan cara menghitung isinya yaitu:

N2O dihitung dengan satuan berat (kg) sedangkan oxygen dihitung dengan satuan
volume (m3)

2.1.4 Kapasitas Total Sentral N2O terdiri dari:


2 x 4 x 25 kg = 200 kg

2.1.5 Sentral Nitrous Oxide (N2O) terdiri dari:

Regulator = 1 buah
Block regulator = 1 set
Filter high pressure = 2 buah
Block Valve = 8 set
High Pressure Tube = 1 set
Lead Copper tube = 8 buah
Bracket tabung = 1 set
Piping Sistem = 1 set

2.1.6 Mengingat Penggunaan gas CO2 hanya dipakai unutuk keperluan Endoscopy, maka
pemakaiannya lebih banyak diruang OK (Operasi), dan perawatan khusus saja apabila
diperlukan

16
RSUP. Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO – CMU3

3.2. FUNGSI PERALATAN SENTRAL

3.2.1 Regulator sebagai pengatur tekanan dari tabung gas bertekanan 80 Kg/cm² ke instalsi
sesuai dengan kebutuhan pasien diruangan menjadi 4 Kg/cm².

2.2.2 Block regulator sebagai kedudukan regulator dengan sentral tabung sekaligus
penghubung sentral gas dengan regulator

2.2.3 Filter high pressure berfungsi menyaring kotoran gas dari tabung, supaya tidak terbawa
ke instalasi
High Pressure Tube: Pipa tembaga tekanan tinggi sebagai penghubung saluran gas secara
berangkai dari satu tabung ke tabung gas lainnya

2.2.4 High Pressure Tube: Pipa tembaga tekanan tinggi sebagai penghubung saluran gas secara
berantai dari satu tabung ke tabung gas lainnya

2.2.6 Lead Copper Tube:


Saluran supply gas tekanan tinggi yang menghubungkan tabung gas dengan block valve
c/w valve.

17
RSUP. Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO – CMU3

2.2.7 Bracket tabung :


Standard / dudukan sebagai pengikat tabung supaya tidak bergeser atau mudah roboh dan
aman

2.2.8 Piping Sistem:


Instalasi Pipa yang menghubungkan dari Regulator sentral sampai valve pembagi pada
ruang sentral

2.2.9 Tabung Gas


Tabung terbuat dari baja bertekanan tinggi sebagai penyimpang liquide CO2

18
RSUP. Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO – CMU3

3.3 CARA PENGOPERASIAN SENTRAL CARBON DIOXIDE :

3.3.1 Sebelum tabung CO2 dipasang, periksalah lebih dahulu; isi, tekanan dan kondisi tabung,
apakah sudah memenuhi sesuai petunjuk label yang ada pada tabung atau tidak. Pada
umumnya tabung yang biasa dipakai Sentral CO2 mempunyai berat 25 (dua puluh lima)
kg dengan tekanan 80 kg/cm2.
Untuk menghindari klaim dari pemakai catalah kondisi tabung pada saat diterima, kalau
masih meragukan hendaknya dikembalikan pada pengirim. Hal yang penting lagi
periksalah bagian-bagian tabung terutama pada bagian kran, apabila ada OLI, VET atau
sejenisnya, “TABUNG JANGAN DIPASANG”

3.3.2 Bersihkan tangan dan peralatan yang dipergunakan, semuanya harus bebas Oli, karena
Oli dan sejenisnya akan menimbulkan bahaya ledakan.

3.3.3 Pasanglah tabung-tabung CO2 sesuai kapasitas sentral, yaitu :


2 x 4 tabung = 8 tabung, dengan menghubungkan Nepel Lead Copper Tube dengan
Kran tabung, selanjutnya kuatkan dengan kunci secukupnya sampai tidak ada kebocoran
pada sambungan tadi.

3.3.4 Bukalah kran-kran tabung CO2. Periksalah kebocoran-kebocoran dengan memakai


larutan sabun/detergen dilaburkan pada bagian-bagian sambungan. Apabila terdapat
gelembung busa, berarti pada bagian tersebut masih ada kebocoran. Perbaiki sambungan
tadi sampai tidak ada kebocoran sama sekali.

3.3.5 Sentral CO2 ini akan berfungsi secara manual apabila tabung sayap kiri dibuka dan
tabung sayap kanan ditutup seluruhnya atau sebaliknya.
Adapun sentral manual adalah sebagai berikut:

 Kelengkapannya terdiri dari; manometer kontrol tekanan tabung dan tekanan pemakaian.

 Tekanan Gas dapat dibacara pada manometer tabung sentral tekanan kerja = 80 Kg/cm 2,
tekanan pemakaian = 4 Kg/cm2.

 Sebelum Handel pengatur tekanan/ regulator diputar kekanan posisi pemakaian pada
posisi manometer pemakaian 4 kg/ cm², maka gas tersebut belum mengalir secara
sempurna dan belum sesuai dengan tekanan yang dikehendaki

 Pada Regulator tersebut terdapat dua petunjuk, yaitumanometer sentral dan manometer
pemakaian

 Sistem kerja sentral gas manual pada alat ini adalah dengan sistem gas pada posisi
pemakaian sudah melemah (lebih dari 4 kg/cm2), maka tabung gas pada posisi cadangan
(sebelah) secara manual dibuka sebagai pengganti, maka aliran gas akan kembali
normal.

19
RSUP. Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO – CMU3

3.3.6 Dalam keadaan Normal seluruh kran induk dan kran distribusi harus selalu terbuka.

3.4 CARA MENGATASI GANGGUAN:

3.4.1 Gangguan pada sentral gas manual:


Pada umumnya gangguan pada peralatan regulator pada sentral CO2 sama dengan
gangguan pada sentral CO2, sering terjadi pada packing karet (DIAPHRAGM) dan ring
karet (O Ring) yang dapat menyebabkan turunnya flow dan tekanan kerja pemakaian.

20
RSUP. Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO – CMU3

GANGGUAN SEBAB-SEBABNYA CARA MEMPERBAIKI


1. Gas keluar pada Diaphragm Sobek Diaphragm diganti baru
lubang O Ring longgar O ‘ Ring diganti baru
Buang regulator
2. Tekanan kerja Katup pengatur berubah Katup disetel sampai manometer
tidak normal penunjuk normal
Seat Kit pada regulator Rusak
Ganti Seat Kit baru
3. Lampu Alarm Pipa penghubung buntu Nepel dibuka dan bersihkan kotorannya.
menyala Tekanan sentral kurang Diganti tabung yang penuh isi 150
Pressure switch tidak normal kg/cm²
tertahan benda lain Periksa pressure switch dan buang
penahan yang mengganjal
4. Gas keluar dari Seal valve rusak Bongkar dang anti dengan seal baru dan
valve keraskan boven stepnya

21
RSUP. Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO – CMU3

BAB IV
SENTRAL COMPRESSED AIR ( KOMPRESSOR UDARA)

4.1 SISTEM PEMASANGAN:

4.1.1 Sentral Kompresor Udara yang dipasang adalah Kompresor Udara bebas oli (Oil free)
type Duplex terdiri dari 2 Kompressor, 1 Tanki berikut kelengkapannya dengan
kapasitas:
Kompressor Udara : 803 l/m – 7.5 kW – 380 V – 3 phase
Tanki Udara : 1500 liter

4.1.2 Sentral Kompressor Udara berikut kelengkapannya dipasang diatas pondasi beton
bertulang, dengan ketinggian 20 cm diatas permukaan lantai, diikat kuat dengan mur baut
angkur.

4.1.3 Daya listrik untuk penggerak Sentral Kompresor Udara dipasang Instalasi listrik dibawah
lantai dengan menggunakan kabel pelindung seba tutup plat bordes yang dilengkapi
isolasi karet dan baru penguat, rata dengan permukaan lantai. Instalasi listrik ini
menghubungkan motor-motor Kompresor berikut peralatannya dengan panel kontrol
otomatis.

4.1.4 Instalasi Pipa pada Sentral Kompresor Udara menggunakan Copper Tube (Pipa
Tembaga) khusus Medis

4.1.5 Panel listrik dipasang terpisah dari unit Kompresor Udara, bekerja secara Otomatis
Kompresor Udara dapat diatur bekerja bergantian atau bersama-sama secara Otomatis.

4.1.6 Kapasitas Total Sentral Kompresor Udara adalah: 2 x 803 liter /menit = 1606 liter/menit

22
RSUP. Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO – CMU3

4.1.7 Sentral kompresor Udara terdiri dari:

 Air Compressor 7.5 kW : 2 buah

 Air Dryer with After Cooler : 2 buah


 Air Filter : 4 buah
 Bacterial Filter : 2 buah
 Air Regulator : 2 buah

23
RSUP. Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO – CMU3

 Air Receiver (tanki Udara) : 1 buah

24
RSUP. Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO – CMU3

 Piping : 1 buah
 Main Valve : 1 buah
 Auto Control Panel : 1 buah

4.1.8 Cara kerja Kompresor Udara adalah sebagai berikut:

 Kompresor mengkompres udara samapai 7,0 kg/cm2


 Bejana pendingin mendinginkan udara dan memisahkan kondensasi yang
dihasilkannya/ditimbulkannya
 Pengering Udara selanjutnya mengeringkan udara sampai mencapai dew point (titik
embun) 17 derajat celcius
 Penyaring Udara menghilangkan partikel-partikel debu dari udara
 Penyaring bakteri menghilagkan partikel-partikel yang mengandung bakteri
 Pengatur Udara menurunkan tekanan sampai 4,0 kg/cm2 secara konstan
 Jadi udara yang disampaikan ketempat-tempat outlet, benar-benar bersih, kering dan
bebas bakteri

25
RSUP. Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO – CMU3

4.2 FUNGSI PERALATAN SENTRAL:

4.2.1 Air Compressor ( Kompressor Udara)


 Peralatan penekan udara type oil free yang dapat menekan sampai dengan kurang lebih
7,0 kg/cm.

4.2.2 Air Dryer (Pengering Udara) dengan After Cooler (Alat Pendingin)
 Pendingin Udara yang keluar dari Kompressor
 Pemisah kondensasi, mengurangi kelembaban, debu dan kadar oli yang terdapat pada
udara.
 Alat penyaring udara yang keluar dari tanki penyimpan udara untuk menghindari
kemungkinan terjadinya kondensasi pada jaringan pipa

4.2.3 Air Receiver (Tanki Udara)


 Tanki penyimpan udara tekan kapasitas kurang lebih 500 liter

4.2.4 Air Filter (Penyaring Udara)


 Alat penyaring udara untuk menghilangkan zat-zat tertentu, misalnya: Uap oli atau Uap
air dari udara tekan.

4.2.5 Bacterial Filter (Penyaring Bakteri)


 Alat penyaring bakteri untuk menghilangkan bakteri yang terdapat pada udara tekan

4.2.6 Air Regulator (Pengatur Udara)


 Alat pengatur untuk menurunkan tekanan dari 7,0 kg/cm2 menjadi 4,0 kg/cm2

4.2.7 Piping Sistem (Jaringan Instalasi)


 Instalasi pipa yang menghubungkan: air compressor, after cooler, air receiver, air dryer,
air filter, bacterial filter, air regulator, main valve menggunakan copper tube (pipa
tembaga) 1 ¼” berikut valve

4.2.8 Main Valve ( Kran Induk)


 Kran Induk Udara Tekan yang dalam pemakaian normal harus selalu terbuka

4.2.9 Auto Control Panel ( Panel Kontrol Otomatis)


 Alat pengatur otomatis untuk mengoperasikan Sentral Kompresor Udara berikut
kelengkapannya.

4.3 CARA PENGOPERASIAN SENTRAL

4.3.1 Sebelum menghidupkan Kompresor Udara terlebih dahulu diperiksa sumber listrik dan
panel kontrol otomatis berikut sekring-sekringnya, apakah sudah tersambung dan bekerja
dengan baik semuanya atau belum. Juga diperiksa kran-kran pada kompresor dan
kelengkapannya semuanya harus dalam keadaan terbuka.

26
RSUP. Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO – CMU3

4.3.2 Aturlah tombol-tombol pada panel kontrol otamat untuk menentukan jalannya mesin
kompresor secara otomatis dan manual, bergantuan atua bersama-sama.
Pada tombol MAN-OO-AUTO supaya diatur pada posisi AUTO agar Kompresor Udara
bekerja secara otomatis.
Pada tombol 1-2 simultant bisa dipilih salah satu, bergantung pada kebutuhan pemakaian.
Pada saat supply diperlukan banyak, aturlah pada posisi Simultante, sehingga kompresor
bekerja bersama-sama, sedang pada posisi normal aturlah pada posisi 1 atau 2.

4.3.3 Dengan mengatur tombol pada posisi AUTO maka Kompresor akan bekerja dan baru
berhenti setelah tekanan mencapai 7,0 kg/cm2.
Kompresor dan after cooler bekerja berbarengan, sedang air dryer ON-OFF nya harus
diatur sendiri biasanya bekerja non stop.
Cara kerja kompresor Udara adalah:
Pertama : ON = 0,0 kg/cm2 OFF = 7,0 kg/cm2
Berikutnya : ON = 5,5 kg/cm2 OFF = 7,0 kg/cm2

27
RSUP. Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO – CMU3

4.3.4 Pada start pertama biarkanlah kran-kran terbuka selama kurang lebih 15 menit, setelah itu
tutuplah kran-kran: kran pembuang tanki udara, kran pembuang air filter dan kran
pembuang bacterial filter, sedangkan kran-kran lainnya tetap pada keadaan terbuka.

4.3.5 Untuk membersihkan dan mengeringkan udara lebih baik, buanglah udara tekan pada
tanki udara, air filter dan bacterial filter, sedangkan kran-kran lainnya tetap dalam
keadaan terbuka. Untuk membersihkan dan mengeringkan udara lebih baik, buanglah
udara tekan pada tanki udara, air filter dan bacterial filter setiap 8 (delapan) jam sekali
selama kurang lebih 5 (lima) menit.

4.3.6 Periksalah selalu kebocoran-kebocoran pada jaringan instalasi dengan menggunakan air
sabun. Gunakan saluran by pass saat darurat agar pengadaan udara tekan tetap berjalan
dengan baik. Jagalah selalu kebersihan ruangan agar udara yang dihisap kompresor selalu
bersih.

4.4 CARA MENGATASI GANGGUAN:

4.4.1 Kompresor tidak mau jalan:


 Cek bahwa tombol panel kontrol ada pada posisi ON atau AUTO
 Cek bahwa kabel-kabel listrik tersambung dengan baik
 Cek bahwa alat-alat pemutus arus (sikring) menyala
 Cek bahwa voltage listrik dalam keadaan cukup
 Cek bawah motornya tidak rusak

4.4.2 Tekanan tetap rendah:


 Cek apabila ada kebocoran dari sambungan-sambungan meteran, kran-kran, pipa-pipa
dan lain-lainnya.
 Cek kalau tali kipasnya selip
 Lepaskan kepala silinder dan cek bahwa kran-kran pada ruangan kompresi bekerja
dengan normal

4.4.3 Motor terlalu panas:


 Cek kalau-kalau terjadi kebocoran
 Cek saringan Inlet Kompresor
 Tanki penerima mungkin terlalu kecil, dan kompresornya mungkin jalan dan berhenti
terlalu sering. Apabila demikian halnya gantilah tanki penerimanya dengan yang lebih
besar.

4.4.4 Alat penunjuk titik embun (Dew Point) alat pengering menunjukkan diatas 10 Derajat
Celcius.
 Cek thermostat dan gantilah apabila dianggap perlu
 Cek bahwa alat penunjuk/indicator bekerja secara normal. Putuskan aliran listrik dan
perhatikan kalau alat penunjuk/indikator temperatur di sekelilingnya.

4.4.5 Tekanan pada outlet-oulet menunjukan diatas 4 kg/cm2.


 Regulator penurun tekanan rusak/tidak berfungsi. Setel kembali, apabila perlu lepaskan
dan cek bagian dalamnya.

28
RSUP. Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO – CMU3

4.4.6 Tekanan pada outlet-outlet menunjukan dibawah 4kg/cm2:


 Cek kalau penyaring udara tersumbat
 Cek kalau penyaring bakteri tersumbat. Setelah elemen penyaring bakteri dikeluarkan,
jangan lupa mensterilkannya dengan uap atau udara panas
 Cek kran penurun tekanan
 Sementara kompresor jalan, perhatikan meteran yang ada pada tanki penerima.
Apabila jalannya compressor tidak normal cek sakelar tekanannya.

29
RSUP. Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO – CMU3

BAB V
SENTRAL SUCTION (VACUUM)

5.1 SISTEM PEMASANGAN:

5.1.1 Sentral Suction yang dipasang adalah Vacuum Pump Type Rotary Vane Oil Seal dengan
kapasitas:
Vacuum pump 160 m3/ jam 4 Kw – 380 V – 3 phase
Vacuum tank 1000 liter

5.1.2 Sentral Suction dipasang diatas permukaan lantai, diikat kuat denganm mur baut angkut.

5.1.3 Daya listrik untuk penggerak Sentral Suction dipasang Instalasi listrik dibawah lantai
dengan menggunakan kabel pelindung serta tutup plat bordes yang dilengkapi isolasi
karet dan baut pengikat, rata dengan permukaan lantai. Instalasi listrik ini
menghubungkan motor vacuum dengan panel kontrol otomatis.

5.1.4 Instalasi Pipa pada Sentral Suction menggunakan Copper Tube ASTM B 280 type L
khusus medis

5.1.5 Panel listrik dipasang terpisah dari Unit Vacuum Pump, bekerja secara otomatis

30
RSUP. Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO – CMU3

5.1.6 Vacuum pump dapat diatur bekerja bergantian atau bersama-sama secara otomatis

5.1.7 Kapasitas Total Sentral Suction adalah:


 2 x 180 m3/jam = 360 m3/jam

5.1.8 Sentral Suction terdiri dari:


 Vacuum pump 5.5 Kw. = 2 buah
 Bacterial Filter = 2 buah
 Vacuum Tank = 1 buah
 Piping Sistem = 1 set
 Main Valve = 2 buah
 Auto Control Panel = 1 buah

31
RSUP. Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO – CMU3

5.1.9 Cara kerja Sentral Suction adalah sebagai berikut:


Vacuum Pump menghampakan udara sampai dengan 500 mm/Hg
Drain Pot menyaring kotoran-kotoran yang dihisap dari outlet-outlet dipasang sesudah
tanki dan sebelum Vacuum Pump. Dalam keadaan normal harus dijaga Vacuum pada
300-500 mm/Hg, dapat diatur bergantian menurut kebutuhan.

5.2 FUNGSI PERALATAN SENTRAL:

5.2.1 Vacuum Pump (Pompa Vacuum)


 Peralatan penghampa udara Type Rotary Vane-oil seal yang dapat membuat vacuum
sampai dengan 550 mm/Hg.

5.2.2 Drain Pot ( Bejana Pembuang)


 Peralatan penyaring kotoran dipasang sebelum dan sesudah Vacuum Pump
5.2.3 Vacuum Tank ( Tanki Vacuum)
 Tanki Penyimpan Vacuum kapasitas 1000 .liter

5.2.4 Piping Sistem ( Jaringan Instalasi)


 Instalasi Pipa yang menghubungkan Vacuum Pump – Drain Pot-Vacuum Tank, Main
Valve menggunakan Copper Tube

5.2.5 Main Valve ( Kran Induk)


 Kran Induk Suction yang dalam pemakaian normal harus selalu terbuka

5.2.6 Auto Control Panel:


 Alat pengatur otomatis untuk mengoperasikan Sentral Suction

32
RSUP. Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO – CMU3

5.3 CARA PENGOPERASIAN SENTRAL:

5.3.1 Sebelum menghidupkan Vacuum Pump terlebih dahulu diperiksa sumber listrik pada
panel kontrol otomatis, sikring-sikring apakah sudah tersambung dan bekerja dengan baik
semuanya atau belum. Juga diperiksa kran-kran semuanya harus dalam keadaan terbuka.
Periksa pula kondisi oli dan tinggi/ level permukaan oli.

5.3.2 Aturlah tombol-tombol pada panel kontrol otomatis untuk menentukan jalannya Vacuum
Pump secara otomatis atau normal, bergantian atau bersama-sama. Pada tombol MAN-
OFF-AUTO supaya diatur pada posisi AUTO agar Vacuum Pump bekerja secara
otomatis. Pada tombol 1-2 SIMULTANT bisa dipilih salah satu bergantung pada
kebutuhan pemakaian. Pada jam-jam sibuk setel tombol pada posisi SIMULTANTE
sedang pada jam-jam normal setel pada posisi 1 dan 2.

5.3.3 Dengan mengatur tombol pada posisi AUTO maka sentral Suction akan bekerja dan baru
berhenti pada saat vacuum mencapai 500 mm/Hg

Cara kerja vacuum pump adalah sebagai berikut:

Pertama : ON = 000 mm / Hg – OFF = 500 mm/Hg


Berikutnya : ON = 300 mm/HG – OFF 500 mm/Hg

5.3.4 Pada start pertama biarkanlah kran-kran terbuka selama 15 menit, setelah itu tutuplah
kran pembuang pada tanki Vacuum, sedangkan kran-kran lainnya selalu terbuka.

5.3.5 Periksalah selalu kebocoran-kebocoran pada jaringan instalasi dengan air sabun.
Gunakanlah saluran by pass pada saat darurat, agar pemakaian Sentral Suction selalu
siap.

33
RSUP. Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO – CMU3

5.3.6 Mengingat Sentral Suction ini Type Oil Sealed, gunakanlah oli khusus untuk pelumas
vacuum pump yaitu:
 MOBIL RARUS 427
 CASTROL PERFECTO TT
 ESO TERESO 68 atau 77
 SITELL CORINA D 71
 TEXACO REGAL PE (R&O)

5.4 CARA MENGATASI GANGGUAN:

5.4.1 Vacuum pump tidak berjalan:

 Cek bahwa alat pemutus gas (sikring) didalam panel pengontrol dinyalakan
 Cek bahwa tombol-tombol yang ada pada panel pengontrol ada pada posisi ON dan
AUTO
 Cek bahwa terminal-terminalnya yang ada di panel pengontrol cukup baik sambungannya
 Cek bahwa didalam Vacuum Pump terdapat cukup oli
 Cek bahwa motornya tidak rusak

5.4.2 Penghisapan / penyedotan tidak cukup


 Cek elemen penyaring INLET
 Cek permukaan oli
 Cek bahwa oli yang digunakan adalah dari jenis yang tepat
 Cek kalau terdapat penurunan Voltage
 Ganti meteran Vacuum untuk mengetahui bahwa yang asli dijalankan secara normal
 Cek bahwa pembuangannya tidak terganggu
 Perhatikan kalau meteran amper yang ada pada panel pengontrol mencatat penggunaan
tenaga yang tinggal sekali. Apabila demikian cek motornya.

 Cek bahwa arah rotasi/putaran rotornya seperti yang ditunjukkan oleh arah panah yang
ada pada pompa. Apabila rotasinya keliru, baliklah U dan W tahap-tahap pensuplaian
pada terminal board.

 Melaksanakan pengetesan kebocoran pada Sentral / Instalasi Suction adalah sukar sekali,
tetapi apabila segala sesuatu yang dilakukan gagal, kerjakan pengetesan itu dengan
memberikan sistem tekanan yang positif jangan lupa melepaskan meteran-meteran
Vacuum dank ran-kran pengaman. Pasanglah sebuah kran penghenti pada saluran pipa
yang ada di dekat pompa, dan berilah tekanan dari salah satu outlet. Tekanannya harus 2
kg/cm2 lamanya harus 2 jam.

5.4.3 Penghisapan / penyedotan cukup sementara pompa berjalan, tetapi tingkat kevacumannya
cepat berkurang apabila berhenti.
 Periksa kran pengecek (Non-Return Valve) yang ada di bawah pasangan penyaring filter.
 Buka kran pembuang tanki penerima. Bunyi gelembung akan terdengar apabila
didalamnya terdapat air. Buang air itu dengan menghentikan pompa-pompa dan
keluarkan meteran vacuum atau kran pengaman. Tutuplah kran penutupnya.

34
RSUP. Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO – CMU3

 Kapasitas tanki penerima mungkin terlalu kecil. Dalam hal ini, gantilah tankinya dengan
yang lebih besar.

5.4.4 Vacuum pump panas sekali


 Cek bahwa pompa diberi ventilator yang cukup baik
 Cek elemen penyaring oli
 Cek permukaan oli
 Cek bahwa oli yang dipakai adalah dari jenis yang tepat
 Cek pendingin oli, apabila ada
 Cek bahwa fan intake grillnya tidak terganggu

5.4.5 Oli dalam pompa sering sekali menjadi gelap dan pekat/kental
 Pompa Vacuum mungkin terlalu panas. Dalam hal demikian ikuti cara-cara pada butir 2.4
 Cek bahwa elemen penyaring inlet dipasang secara tepat

5.4.6 Oli dalam pompa sering sekali menjadi kental seperti Milk
 Buka kran buangan yang ada pada tanki penerima. Bunyi menggelembung akan
terdengar apabila didalamnya terdapat air. Buanglah air itu dengan menghentikan pompa
dan mengeluarkan meteran Vacuum atau kran pengamannya. Tutup kran penutup

 Oli menjadi kental seperti Milk itu merupakan pertanda bahwa udara yang masuk
mengandung terlalu banyak air. Pasanglah satu Drain Trap didepan tanki penerima.

5.4.7 Penyaring / saringan pembuang terlalu sering diganti


 Cek bahwa pemasangan penyaring oli sudah tepat/benar
 Kemungkinan sekali ini disebabkan oleh partikel debu yang terkandung oleh udara yang
masuk. Pasang satu penyaring debu didepan tanki penerima.

5.4.8 Uap oli keluar dari pipa pembuang


 Cek bahwa pemasangan elemen penyaring pembuang sudah tepat/ benar
 Cek pada meteran tekanan di belakang, ganti elemen penyaring buangan kalau dianggap
perlu

35
RSUP. Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO – CMU3

BAB VI
INSTALASI PIPA/OUTLETS

6.1 SISTEM PEMASANGAN

6.1.1 Jenis Instalasi Gas Medis yang dipasang adalah


 Instalasi Pipa Oyxgen (O2)
 Instalasi Pipa Nitrous Oxide (N2O)
 Instalasi Pipa Compress Air (Udara)
 Instalasi Pipa Suction (Vacuum)
 Instalasi Pipa Carbon Dioxide (CO2)

6.1.2 Sesuai persyaratan Medis Pemipaan pada Instalasi gas medis menggunakan Pipa
Tembaga (Copper Tube) ASTM B 280 Type L dengan ukuran Diamter yang disesuaikan
dengan panjang Instalasi Pipa dan jumlah Outlets yang terpasang.

6.1.3 Ukuran Pipa Tembaga (Copper Tube) berikut fitting-fittingnya yang dipakai adalah
2 5/8”, 2 1/8”, 1 1/8 “, 5/8”, ¾”; 1/2” dengan panjang rata-rata 5.8 meter setiap
batangnya.

6.1.4 Pada setiap instalasi dilengkapi 1 (satu) buah kran induk (main valve) yang ditempatkan
di ruang sentral yang berfungsi untuk menutup dan membuka saluran gas ke masing-
masing jaringan instalasi.

6.1.5 Pada setiap jenis gas dipasang 1 (Satu) set Zone Vale (kran distribusi) yang berfungsi
untuk menutup dan membuka saluran gas jaringan instalasi

6.1.6 Pada setiap lantai dipasang masing-masing 1 (Satu) unit Alarm yang berfungsi untuk
mengontrol keadaan gas medis di Sentral setiap saat.

36
RSUP. Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO – CMU3

6.1.7 Gas Medis dari Ruang Sentral dialirkan ke tiap lantai melalui Pipa Saluran Induk yang
dipasang di lajur khusus (shaft)

6.1.8 Instalasi Gas Medis dipasang diatas plafon diletakkan pada dudukan pipa yang
digantung dan dikuatkan pada dak beton dan pada ruang pasien, pipa diturunkan melalui
pipa pelindung (PVC) selanjutnya dimasukkan dan dipasang pada bedhead.

6.1.9 Pada bedhead, Instalasi / Outlet Gas Medis dipasang bersama-sama peralatan lain seperti:
stop kontak listrik, nurse call, lampu dell dengan maksud agar dapat melaksanakan
perawatan dengan mudah, tanpa harus merusak dinding.

6.1.10 Pada Ruang Bedah/OK. dipasang Outlet Gas Medis (Oxygen, N2O, Compressed Air,
Suction dan AGSS.) dipasang secara lengkap juga dilengkapi stop kontak listrik yang
keseluruhannya untuk melayani kegiatan operasi.

37
RSUP. Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO – CMU3

6.1.11 Setiap pemasangan instalasi gas medis harus diberi tanda/warna yang berbeda menurut
standard yaitu:
 Instalasi oxygen = PUTIH
 Instalasi N2O = BIRU
 Instalasi Compressed Air = HIJAU
 Instalasi Medical Vacuum = KUNING
 Instalasi Carbon Dioxide = HITAM

6.1.12 Jumlah Pemasangan Instalasi Gas Medis secara keseluruhan adalah:


Keterangan:
O = Oxygen
N = Nitrous Oxide (N2O)
A = Compressed Air
V = Vacuum
CO2 = Carbon Dioxide

JUMLAH KESELURUHAN:
Oxygen = 85 set
Nitrous oxide = 12 set
Compressed Air = 75 set
Vacuum = 85 set
Carbon Dioxide = 2 set
Anesthesi Gas Scavenging = 18 set

6.1.13 Jumlah Pemasangan Box Valve/ Shut off Valve secara keselurahan adalah :
Shut Off Valve Type 2 gas (O2,Vac) = 1 Unit
Shut Off Valve Type 3 gas (O2,A,Vac) = 5 Unit
Shut Off Valve Type 4 gas (O2,N2O,A,Vac) = 15 Unit
Shut Off Valve Type 6 gas (O2,N2O,A,Vac,CO2,TA) = 3 Unit

6.1.14 Jumlah Pemasangan Medical Gas Alarm System secara keseluruhan adalah :
Alarm System Type 2 gas (O2,Vac) = 1 Unit
Alarm System Type 3 gas (O2,A,Vac) = 5 Unit
Alarm System Type 4 gas (O2,N2O,A,Vac) = 15 Unit
Alarm System Type 6 gas (O2,N2O,A,Vac,CO2,TA) = 3 Unit

6.2 FUNGSI PERALATAN:

6.2.1 Main Valve ( Kran Induk)


 Katup penutup / pembuka saluran gas medis secara keseluruhan

6.2.2 Zone Valve ( Kran Distribusi)


 Katup penutup/pembuka saluran gas medis pada tiap-tiap lantai

6.2.3 Instalasi pipa Induk;


 Pipa saluran supply gas medis yang dipasang di ruang khusus (shaft) antar main valve
dan zone valve

38
RSUP. Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO – CMU3

6.2.4 Instalasi Pipa Distribusi:


 Pipa penyalur supply gas medis pada tiap-tiap lantai sesudah zone valve yang dipasang
diatas plafon

6.2.5 Outlet Gas Medis


 Outlet Oxygen, outlet N2O, outlet compressed air dan outlet suction sebagai titik keluar
gas medis di ruang pasien

6.2.6 Multigas Alarm System


 Petunjuk / isyarat pemakaian gas medis

6.3 CARA PENGOPERASIAN INSTALASI / OUTLET

6.3.1 Lebih dahulu harus mengetahui kegunaan, sifat dan bahayanya dari masing-masing gas
medis yang akan dipakai yaitu sebagai berikut:

 Oxygen (O2) = Digunakan untuk pernapasan tidak berbau, bertekanan tinggi (150
kg/cm2), bisa terjadi ledakan apabila bersinggungan dengan oli dan sejenisnya.

 Nitrous Oxide (N2O) = Digunakan untuk pembiusan pada proses pembedahan, tidak
berbau, bertekanan tinggi (80 kg/cm2) cairan (liquid) bisa terjadi ledakan bila
bersinggungan dengan oli dan sejenisnya.

 Compressed Air = Digunakan untuk pernapasan sesudah dilakukan pembedahan ,


penggerak respirator pada ruang bedah.

 Vacuum = Digunakan untuk penyedotan / penghisapan cairan pada pasien, tidak


menekan tapi menyedot (vacuum).

 Carbon Dioxide = Digunakan untuk insuflasi (tindakan meniupkan gas, bubuk, uap
kedalam tubuh) gas medis untuk operasi yang kurang invasif. Serta untuk stimulasi
pernafasan sebelum dan setelah anestesi.

 AGSS = Menghisap sisa sisa gas bius melalui mesin Anesthesi ke udara bebas.

39
RSUP. Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO – CMU3

6.3.2 Pada pemakaian normal main valve dan zone valve harus selalu dalam keadaan terbuka.
Penutupan hanya dilakukan apabila terjadi kebocoran atau kerusakan pada instalasi pipa
atau outlet.

6.3.3 Tekanan kerja instalasi harus senantiasa dijaga agar tetap stabil yaitu:
 Instalasi Oxygen = 4 kg/cm2
 Instalasi N2O = 4 kg/cm2
 Instalasi Compressed air = 4 kg / cm2
 Instalasi Vacuum = 200-400 mm Hg

6.3.4 Gas Medis akan keluar dari outlet apabila pada outlet tersebut dipasang alat perlengkapan
outlet.
Peralatan perlengkapan outlet yang dimaksud adalah:

 Oxygen = Flowmeter / humidifier atau


 Nitrous Oxide (N2O) = Tubing Kit/ Connector
 Compressed air = Tubing Kit/ Connector
 Vacuum = FA Suction / Connector

6.3.5 Pasanglah peralatan perlengkapan outlet yang sesuai, pakailah sesuai kebutuhan/aturan
dan tutuplah dengan rapat apabila sudah tidak diperlukan lagi guna menghindari
kebocoran.

6.3.6 Untuk memeriksa kebocoran baik pada instalasi maupun pada outlet gas medis
gunakanlah cairan sabun yang dioleskan pada bagian yang diperlukan pada kebocoran.

6.4 CARA MENGATASI GANGGUAN:

6.4.1 Gangguan pada Instalasi Pipa

Pada setiap pemasangan instalasi gas medis test kebocoran selalu dilaksanakan secara
berulang-ulang dan dalam tempo yang cukup lama, biasanya 2 x 24 jam tanpa ada
penurunan.

Hal ini dilakukan untuk menghindari kebocoran terutama pada saat penggunaan.
Kebocoran mendadak biasanya terjadi apabila ada pelubangan akibat pemasangan paku
dan lain-lain pada dinding setelah instalasi di test dan siap dioperasikan.
Untuk mengatasi kebocoran ini, setelah diketahui bagian yang bocor cukup di las perak
saja sedang untuk pipa yang rusak diganti/disambung dengan pipa baru secukupnya.

6.4.2 Gangguan pada Main Valve/ Zone Valve

Pada umumnya gangguan pada Main Valve/Zone Valve jarang sekali terjadi, karena baik
material maupun sistem valve itu sendiri sudah didesain secara khusus untuk keperluan
gas medis. Namun apabila terjadi kebocoran tentunya harus di cek bagian mana yang
rusak / bocor.

40
RSUP. Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO – CMU3

Apabila yang rusak hanya pada bagian seal atau o’ring cukup diganti dengan seal atau
o’ring yang baru.
Tetapi apabila kebocorannya akibat retak pada bagian body valve, terpaksa harus diganti
dengan Main Valve atau Zone Valve baru yang ukurannya sama.

6.4.3 Gangguan pada outlet:


Gangguan kebocoran yang terjadi pada outlet gas medis pada umumnya seringkali pada
bagian o’ring karet yang sudah longgar atau pada bagian ball plastic yang sudah kotor.

Apabila hal itu terjadi seperti itu, lakukanlah penggantian o’ring baru dan bersihkanlah
ball yang kotor dengan air.

41
RSUP. Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO – CMU3

BAB VII
PERALATAN DAN PERLENGKAPAN OUTLET GAS MEDIS

7.1 CARA PEMASANGAN

7.1.1 Outlet gas medis yang dipasang adalah type quick connection sehingga lebih mudah
setiap pemasangan peralatan outlet

7.1.2 Pada outlet oxygen dipasang: flowmeter dan humidifier untuk mengatur pemakaian gas
oxygen dalam satuan liter per menit.

7.1.3 Pada outlet N2O dan compress air biasanya hanya dipasang handwheel dan tubing saja
dihubungkan ke peralatan anestesi atau respirator.

7.1.4 Pada outlet vacuum dipasang: Suction yang berfungsi untuk mengatur besar kecilnya
hisapan / sedotan biasanya dalam satuan cm Hg atau mm Hg. Peralatan lainnya adalah:
tubing, glass jar, handpiece dan catheter.

7.1.5 Fungsi outlet vacuum ini berbeda dengan outlet gas medis lainnya ( Oxygem N2O dan
Compressed air) dimana pada outlet vacuum perlu dilengkapi glass Jar yang berfungsi
untuk menapung cairan yang disedot / dihisap dari pasien. Volume cairan pada glass jar
harus selalu diperhatikan terutama pada tinggi permukaan cairan, sering kali hal ini
membantu mempercepat penyumbatan

7.2 FUNGSI PERALATAN:

7.2.1 FLOWMETER:
Pengatur pemakaian Gas Oxygen bagi pasien dalam satuan liter per menit

7.2.2 HUMIDIFIER:
Penampung cairan (AQUADES) sebagai pelembab Oxygen

7.2.3 TUBING:
Slang plastic khusus atau anti static untuk mengalirkan gas Oxygen dari flowmeter dan
humidifier

7.2.4 MASKER:
Kedok Oxygen yang dipakai pada pasien

7.2.5 NASAL:
Slang plastic / karet yang dipasangkan pada hidung pasien

7.2.6 FA. WALL SUCTION:


Alat pengatur hisapan (Sedotan) dalam satuan cm Hg atau mm Hg

7.2.8 HANDPIECE:
Alat pengatur penutup/pembuka saluran cairan

42
RSUP. Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO – CMU3

7.2.9 CATHETER:
Slang karet untuk mengambil cairan pada pasien

7.3 CARA PENGOPERASIAN PERLENGKAPAN OUTLET

7.3.1 Sebelum dipasang semua peralatan outlet harus diperiksa terutama bersih dari oli dan
sejenisnya dan apabila tidak ada masalah pasanglah masing-masing alat sesuai
pemakaiannya.

7.3.2 Setelah flowmeter / humidifier terpasang periksalah sambungan/ connection dan periksa
pula ini cairan (Aquades) pada Humidifier apabila telah yakin baik, bukalah know
flowmeter, perhatikan tinggi ball pada skala liter per menit sesuai kebutuhan pasien.

7.3.3 Pasanglah Tubing, masker atau nasal pada hidung pasien.

7.3.4 Apabila ada peralatan lain yang menggunakan Gas Oxygen atau Vacuum pakailah
connectorl yang sesuai.

7.3.5 Pada outlet vacuum setelah FA Suction terpasang dengan baik, putarlah know dan
perhatikan jarum penunjuk pada manometer suction (biasanya dalam satuan cm Hg/ mm
Hg) setelah itu pasanglah tubing

7.3.6 Perhatikan tinggi permukaan cairan pada tiap glass jar, kalau perlu diberi batas/ tanda
tersendiri agar tidak terjadi penyumbatan pada slang Biasanya pada Glass Jar
ditambahkan cairan khusus untuk memudahkan pembersihan.

7.4 CARA MENGATASI GANGGUAN

7.4.1 Apabila Ball pada Flowmeter tidak bisa naik sampai penuh, kemungkinan ada
penyumbatan pada Flowmeter itu sendiri atau pada outlet oxygen. Untuk itu sebaiknya di
cek lebih dahulu kemungkinan penyumbatan pada flowmeter dan apabila tidak ada
periksalah penyumbatan pada outlet cara perbaikan penyumbatan pada outlet perhatikan
butir 5.4.3

7.4.2 Apabila isyarat pembuntuan pada humidifier berbunyi terus periksalah isyarat bunyi dan
bersihkan.

7.4.3 Peralatan lain yang sifatnya disposable cukup dibersihkan dengan pencucian saja.

7.4.4 Penyumbatan pada FA Suction sering terjadi pada Filter yang tercemar cairan pasien.
Untuk perbaikannya Filter tersebut supaya diganti dengan yang baru.

43

Anda mungkin juga menyukai