Disusun oleh :
Rafid Alauddin Ramdhan
TRO/14/00981
Telah diperiksa dan disetujui untuk memenuhi Proposal Tugas Akhir Program
Studi Diploma Tiga Radiologi Politeknik Al Islam Bandung.
Pembimbing,
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang maha kuasa
karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami akhirnya dapat
menyelesaikan tugas akhir ini dapat terselesaikan sesuai rencana, dengan judul
PENATALAKSANAAN TEKNIK PEMERIKSAAN FEMUR SINISTRA
DENGAN KLINIS OSTEOSARCOMA DI RSUD CIBABAT CIMAHI
Penulisan tugas akhir ini bertujuan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar ahli madya kesehatan pada Program Studi D-III Radiologi
Politeknik Al Islam Bandung. Menyadari dalam pembuatan Tugas Akhir ini,
banyak pihak yang ikut membantu baik secara langsung dalam bentuk moral
maupun materil sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan pada waktunya, untuk
itu pada kesempatan ini dengan segenap hati penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Dr. Hj. Sri Djatnika SA,SE., M.Si. selaku Direktur Politeknik Al Islam
Bandung.
2. Oktarina Damayanti, ST., M.Si. selaku ketua program studi D-III
Radiologi Politeknik Al Islam Bandung.
3. Dian Nuramdiani S.Pd.., M.Si selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis
dalam penyususn tugas akhir ini.
4. Sarengat, S.ST., MMRS selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis
dalam penyusunan tugas akhir ini
5. Orang tua dan keluarga penulis yang telah banyak memberikan
dukungan material, moral, do’a kepada penulis.
6. Sahabat yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan
tugas akhir ini.
7. TRO 14 yang sedang berjuang bersama dan memberikan dukungan
kepada penulis Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangan dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
Oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran dari semua pihak.
Akhir kata, semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga tugas akhir ini bermanfaat
bagi pengembangan ilmu.
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................................2
BAB I................................................................................................................................6
PENDAHULUAN.............................................................................................................6
1.1 Latar Belakang.................................................................................................6
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................8
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................8
1.4 Manfaat Penelitian...........................................................................................8
1.5 Kerangka Penelitian.........................................................................................9
BAB II.............................................................................................................................10
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................10
2.1 Anatomi dan Fisiologis Femur......................................................................10
2.2 Osteosarcoma..................................................................................................12
2.3 Gejala Klinis Osteosarcoma..........................................................................13
2.4 Penatalaksanaan Pemeriksaan......................................................................16
2.4.1 Pembedahan............................................................................................16
2.4.2 Kemoterapi.............................................................................................18
2.4.3 Radioterapi.............................................................................................19
BAB III...........................................................................................................................21
METODE PENELITIAN..............................................................................................21
3.1 Jenis Penelitian...............................................................................................21
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian.......................................................................21
3.3 Subjek dan Objek Penelitian.........................................................................21
3.4 Metode Pengumpulan Data...........................................................................22
3.5 Pengolahan Data dan Analisis Data..............................................................23
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Oleh karena itu, persendian ini serjng terjadi sumber patologi saat
terjadi trauma.
1. Caput femur sangatlah bulat serta halus dimana tulang paha
berartikulasi dengan tulang panggul.
2. Neck Femur merupakan proses piramidal yang kuat yang dimana
menghubungjan bagian kepala oaha dengan bagian tubuh paha.
3. Trochanter Mayor merupakan tonjolan femur kasar dan besar
berfungsi untuk tempat perlekatan otot.
4. Trocahanter Minor merupakan tonjolan femur yang lebih kecil,
berbentuk kerucut dan tumpul.
2. Medial Os. Femur
Batang Femur atau bagian medial berbentuk silinder halus dan
bundar kedepan dan sisi- sisinya melengkung kedepan dan kebelakang,
dibelakngnya ada belebas yang sangat jelas disebut dengan linea aspera,
tempat kaitan sejumlah otot diantaranya adductor dari Femur.
2.2 Osteosarcoma
Osteosarcoma adalah tumor tulang langka dengan kematian mencapai
80% setelah pasien di diagnose. Osteosarcoma klasik didefinisikan dengan
sarcoma sel spindle dengan derajat malignansi tinggi dan khas
memproduksi matriks steroid. Penyebab osteosarcoma sendiri masih
belum bisa dijelaskan. Adanya hubungan kekeluargaan menjadu satu
alasan predisposisi. Osteosarcoma bisa disebut juga osteogenic sarcoma
adalah suatu neoplasma ganas yang berasal dari sel primitif (poorly
differentiated cells) di daerah metafise tulang panjang pada anak-anak.
Osteosarcoma merupakan suatu neoplasma dimana jaringan steroid
disintesis oleh sel-sel ganas. Osteosarcoma merupakan neoplasma primer.
Osteosarkoma biasanya terdapat pada metafisis Tulang panjang dimana
lempeng pertumbuhannya (epi-physeal growthplate) yang sangat aktif ;
yaitu pada distal femur, proksimal tibia dan fibula, proksimal humerus dan
pelvis. Osteosarcoma biasanya tumbuh pada permukaan tulang, sedangkan
yang lain terbatas pada kavum meduler. Beberapa kasus ditemukan,
osteosarcoma muncul dari tulang normal (de novo osteosarcoma),
sedangkan yang lain timbul dari penyakit paget atau radiasi. Umumnya
penyakit ini merupakan lesi soliter, walaupun jarang adanya laporan kasus
dengan osteosarcoma multifokal. Tumor ini dapat ditemukan secara
primer namun, sangat jarang ditemukan lebih dari 50 kasus.
1. Osteosarkoma klasik.
Osteosarkoma klasik merupakan tipe yang paling sering dijumpai.
Tipe ini disebut juga: osteosarcoma intrameduler derajat tinggi (High-
Grade Intramedullary Osteosarcoma).Tipe ini sering terdapat di
daerah lutut
pada anak-anak dan dewasa muda, terbanyak pada distal dari femur.
Penderita biasanya datang karena nyeri atau adanya benjolan. Pada hal
keluhan biasanya sudah ada 3 bulan sebelumnya dan sering kali
dihubungkan dengan trauma. Nyeri semakin bertambah, dirasakan
bahkan saat istirahat atau pada malam hari dan tidak berhubungan
dengan aktivitas. Terdapat benjolan pada daerah dekat sendi yang
sering kali sangat besar, nyeri tekan dan tampak pelebaran pembuluh
darah pada kulit di permukaannya. Tidak jarang menimbulkan efusi
pada sendi yang berdekatan. Sering juga ditemukan adanya patah
tulang patologis.
2. Osteosarkoma hemoragi atau telangektasis.
Tumor ini memiliki tingkat derajat yang sangat tinggi dan agresif.
Diagnosis yang dilakukan dengan menggunakan biopsi sangat sulit
untuk dideteksi karena tumor ini memiliki sedikit jaringan yang padat,
dan sangat vaskuler.
3. Parosteal osteosarkoma.
Tipikal ini ditandai dengan lesi pada permukaan tulang, dan terjadinya
diferensiasi derajat rendah dari fibroblast dan membentuk woven bone
atau lamellar bone. Biasanya terjadi pada usia lebih tua dari
osteosarcoma klasik, yaitu pada usia 20 s/d 40 tahun.
4. Periosteal osteosarkoma.
Jenis ini merupakan osteosarcoma derajat sedang (moderate-grade)
yang merupakan lesi pada permukaan tulang bersifat kondroblastik,
dna sering terdapat pada daerah proksimal tibia. Kasus ini juga
dijumpai pada diafise tulang panjang seperti femur, hingga tulang pipih
seperti mandibula. Periosteal osteosarcoma biasanya juga menjangkit
pada usia yang sama dengan osteosarcoma klasik.
5. Osteosarkoma sekunder.
Osteosarcoma sekunder dapat terjadi dari lesi jinak pada tulang yang
mengalami mutase sekunder dan biasanya terjadi pada umur yang lebih
tua misalnya, berasal dari paget ‘s diseasea, asteoblastoma, fibous
dysplasia, benign giant cell tumor. Perjalanan penyakit sampai
mengalami degenerasi ganas memakan waktu cukup lama berkisar 15
– 25 tahun dengan mengeluh nyeri pada daerah inflamasi dari paget’s
disease. Selanjutnya rasa nyeri bertambah dan disusul oleh terjadinya
destruksi tulang.
2.4.1 Pembedahan
1. Limb Salvage Surgery
Limb salvage surgery (LSS) merupakan suatu prosedur pembedahan
yang dilakukan untuk menghilangkan tumor, pada ekstremitas dengan
tujuan untuk menyelamatkan ekstremitas. Prosedur LSS merupakan
tindakan yang terdiri dari pengangkatan tumor tulang atau sarkoma
jaringan lunak secara en-bloc dan rekonstruksi defek tulang atau sendi
dengan megaprostesis (endoprostesis), biological reconstruction
(massive bone graft baik auto maupun allograft) atau kombinasi
megaprostesis dan bone graft.
2.4.2 Kemoterapi
Osteosarkoma salah satu dari solid tumor dimana adjuvant kemoterapi
terbukti bermanfaat.
Ketentuan umum;
1. Karena kemoterapi adalah sistemik terapi, akan mempengaruhi dan
dipengaruhi organ-organ lain. Oleh karena itu dilakukan oleh
dokter penyakit dalam dan spesialis onklologi medis. Atau paling
sedikit oleh internis plus latihan singkat onkologi medis,
bersertifikat. (internis plus).
2. Pemeriksaan pendahuluan (work up) adalah, patologi anatomi:
osteosarkoma, grade, stadium.
3. Performance status 0,1 (WHO) , fungsi organ-organ (jantung, paru,
liver, ginjal) baik. Komorbid infeksi, TB, hepatitis B dan C., bila
ada diobati.
4. Pasca kemoterapi; follow up: respon terapi yang terukur, diameter,
vaskularisasi, konsistensi, berkala, klinis dan radiologi (RECIST)
darah perifer lengkap, ureum–kreatinin dan fungsi organ lain yang
terkait oleh internis.
5. Kemoterapi neoadjuvant diberikan 2-3 siklus, setelahnya dilakukan
evaluasi pre-operasi (penilaian respon histopatologi berdasarkan
kriteria HUVOS). Bila menurut HUVOS kurang respon, maka
diberikan kemoterapi second line.
6. Bila adjuvant 6 siklus.
7. Pada kemoterapi palliative, tergantung respons penyakit.
Prinsipnya kualitas hidup diperbaiki dan survival dapat
diperpanjang.
Dengan demikian efek samping yang merugikan secara dini bisa
diketahui dan pencegahan atau pengobatan dini bisa dilakukan.
2.4.3 Radioterapi
Prinsip radioterapi pada osteosarkoma dapat dibedakan untuk lokasi
tumor primer dan lesi metastasis.
Radiasi pada tumor primer
a. Radiasi eksterna dipertimbangkan pada kasus batas sayatan positif
pasca operasi, reseksi subtotal, dan kasus yang tidak dapat
dioperasi.
b. Dosis radiasi pasca operasi: 54-66 Gy.
c. Dosis radiasi pada kasus unresectable: 60-70 Gy, bergantung pada
toleransi jaringan sehat.
Radiasi juga dapat diberikan sebagai terapi paliatif pada kasus
metastasis, misalnya nyeri hebat atau perdarahan. Dosis paliatif
biasanya 40 Gy yang dapat terbagi dalam fraksinasi konvensional, 2Gy
per hari atau hipofraksinasi.
b. Lokasi penelitian
Dalam penelitian ini lokasi yang dipilih oleh penulis untuk
dilakukannya penelitian penatalaksanaan teknik pemeriksaan femur
sinistra dengan klinis osteosarcoma bertempat di di RSUD Cibabat,
Cimahi
b. Wawancara
Penulis melakukan wawancara dengan dokter spesialis dan radiografer
untuk memperoleh keterangan dan persiapan apa saja yang
berhubungan dengan penatalaksanaan teknik pemeriksaan femur
sinistra dengan klinis osteosarcoma di RSUD Cibabat, Cimahi.
c. Dokumentasi
Untuk melengkapi data penelitian, penulis mengumpulkan dokumen
yang berhubungan dengan penatalaksanaan teknik pemeriksaan femur
sinistra dengan klinis osteosarcoma di RSUD Cibabat, Cimahi. Antara
lain riwayat klinis pasien, hasil gambaran dan hasil ekspertise pada
pemeriksaan tersebut.
3.5 Pengolahan Data dan Analisis Data
Penulis melakukan anilisis data yang merupakan kegiatan menelaah
suatu komponen yang kemudian menelaah hubungan masing-masing
komponen dengan keseluruhan konteks dari segala sudut pandang. Data
yang telah didapatkan peneliti bermaksud untuk menganalisis data melalui
beberapa tahapan, seperti:
a. Reduksi data
Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan akan mempermudah peneliti untuk mecari data selanjutnya
dan mencarinya Kembali apabila data tersebut diperlukan. Menurut
(Sugiyono, 2009:2) reduksi data merupakan proses berpikir sensitif
yang memerlukan kecerdasan dan keleluasan dan kedalam wawasan
yang tinggi.
Hasil dalam penelitian ini akan dibuat transkip hasil wawancara
dengan setiap narasumber, hasil wawancara akan dipilih dan dipilah
sehingga data yang tidak diperlukan tidak akan di masukan.
b. Penyajian data
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antara kategori, flowchart, dan
sejenisnya. Data yang sering digunakan untuk menyajikan data
biasanya dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan
data. Maka akan mempermudah untuk memahami apa yang terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami
tersebut (Sugiyono, 2009:95).
Hasil wawancara yang telah direduksi oleh peneliti dikelompokan
sesuai dengan tujuan yang ada. Maka untuk mempermudah peneliti
memnuat kedalam tabel.
c. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan peneliti mengungkapkan makna
dari hasil penelitian yang ada kemudian peneliti mencari hubungannya
antara penyajian data dan reduksi data sehinga terverifikasi dan tidak
melenceng dari hasil reduksi data dan penuajian data yang telah
dilakukan sehingga dapat dipertanggung jawabkan. Hasil yang telah
didapatkan oleh peneliti, peneliti menganalisis dengan menggunakan
beberapa sumber yakni dengan menggunakan konsep yang relevan
dengan penelitian.