Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

DENORMALISASI BASIS DATA

Dosen Pengampu :
Marlina, S.Kom., M.Kom

Disusun Oleh :
Kelompok 4
Muhammad Kamaluddin (222280034)
Muhammad Annas (222280045)
Bima Farras Yudha (222280050)
M. Rayhan Pratama (222280051)
Natasha (222280055)

PROGRAM STUDI INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata
kuliah Sistem Basis Data dengan judul “Denormalisasi Basis Data”.
Makalah ilmiah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu, dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar dapat dilakukan perbaikan pada makalah.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
dampaknya bagi masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Pare-pare, 28 Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
1.1 Latar Belakang......................................................................................
1.2 Rumus Masalah.....................................................................................
1.3 Tujuan....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................
2.1 Redudansi.............................................................................................
2.2 Bentuk-bentuk Denormalisasi...............................................................
2.3 Derajat Relasi........................................................................................
BAB III PENUTUP..................................................................................................
3.1 Kesimpulan............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembentukan struktur basis data merupakan pekerjaan yang tidak


mudah dalam pengembangan sistem informasi, dalam perancangan struktur
basis data dituntut mampu membentuk sebuah struktur yang dapat
memenuhi kebutuhan user pada saat ini maupun ke depan. Dalam
pembentukan struktur yang sesuai dengan kebutuhan user seorang,
perancang harus mampu melihat sampai dengan kebutuhan saat
implementasin atau operasional. Dalam kebutuhan operasional jelas
beberapa yang harus dipertimbangkan, yaitu: kemanan data, kecepatan
akses, backup dan recovery, dan juga dokumentasi yang baik. Beberapa
kebutuhan operasional tersebut merupakan isu yang tidak boleh diabaikan.
Salah satunya adalah kecepatan akses data, kecepatan akses data pada waktu
sekarang ini merupakan tantangan bagi seorang perancang basis data
bagaimana dapat membentuk struktur basis data yang kinerjanya cepat.
Denormalisasi adalah kebalikan dari proses normalisasi. Pada satu sisi
denormalisasi menyebabkan adanya redudansi yang lebih besar, bahkan
dapat mengurangi fleksibilitas basis data untuk perkembangan penggunan
dimasa depan. Di sisi lain denormalisasi dapat mempercepat pemanggilan
(retrieval) data, meskipun dapat memperlambat proses update data. Secara
prinsip, tidak ada metode khusus untuk melakukan denormalisasi Beberapa
situasi yang menjadi pertimbangan untuk melakukan denormalisasi sebagai
upaya mempercepat transaksi sbb:
1. Mengkombinasikan relasi One to One (1:1)
2. Menduplikasi field bukan kunci dalam relasi one to many (1:M)
untuk
mereduksi proses join saat query.
3. Menduplikasi field FK dalam relasi One to Many (1:M) untuk
mereduksi proses join saat query.
4. Membuat batasan pada multi atribut

Denormalisasi tabel adalah pelanggaran aturan normalisasi atau


menjabarkan suatu tataan tabel dalam basis data yang telah normal untuk
meningkatkan performa atau kinerja pengaksesan data pada basis data. Basis
data yang telah normal disini dimaksudkan basis data yang redundansi

1
2
datanya minim sehingga data yang disimpan tidak mengalami
kerancuan dalam proses pengaksesan.
Perbedaan normalisasi dan denormalisasi adalah terletak pada
redundansi data dan kompleksitas query. Pada redundansi data normalisasi
lebih strik atau harus dihilangkan sebisa mungkin sehingga mengakibatkan
apabila kita akan mengakses data dalam suatu database membutuhkan query
yang kompleks. Berbeda dengan denormalisasi, denormalisasi disini tidak
terlalu memikirkan tentang data yang redundan sehingga dalam mengakses
data lebih cepat.
Pentingnya denormalisasi dalam database, Apabila kita menilik lebih
lanjut tentang proses pengaksesan yang dilakukan basis data sewaktu data
yang berada dalam suatu tabel ada 1000 baris dengan 100 juta baris. Hal itu
akan terasa sangat beda proses kita menunggu untuk dapat melihat data.
Itupun apabila kita mengaksesnya dari beberapa tabel yang setiap tabel
berisikan jutaan data dan kita hanya menginginkan sebagian saja. Dari situ
denormalisasi diperlukan, untuk menjaga kestabilan performa suatu sistem.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dan contoh dari redudansi?
2. Bagaimana bentuk-bentuk denormalisasi?
3. Apa pengertian derajat relasi?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulis ialah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui redudansi beserta contohnya.
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk dari denormalisasi.
3. Untuk mengetahui derajat relasi.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Redudansi

Redundansi data adalah duplikasi data dalam beberapa file data sehingga
data yang sama di simpan di dalam lebih dari 1 lokasi. Redundansi data
terjadi ketika kelompok yang berbeda dalam organisasi mendapatkan data
yang sama secara independen dan menyimpannya secara independen juga.
Redundansi data menghabiskan tempat penyimpanan data dan juga
menimbulkan inkonsisten data, dalam arti atribut yang sama mungkin
mempunyai nilai berbeda.
Contoh Redundasi yaitu:
a. Didalam sistem yang menggunakan input indentitas
mahasiswa tapi di sistem yang lain menginputnya
menggunakan identitas saja.
b. Pada sistem pengkodean yang berbeda, misalnya pada toko
pakaian menggunakan kode yang berbeda pada penjualan,
persediaan, dan sistem produksi dengan kode yang digunakan
untuk mengkode ukuran pakaian yang dijual kepelanggan

Contoh Bentuk Redudansi:

1.

2.

4
2.2 Bentuk-bentuk Denormalisasi

Denormalisasi terdiri dari beberapa bentuk yaitu :


1. Atribut turunan (Derived Atribut)
Atribut turunan adalah atribut yang nilai-nilainya diperoleh dari
pegolahan atau dapat diturunkan dari atribut atau tabel lain yang
berhubungan. Atribut yang demikian sebenarnya dapat ditiadakan
dari sebuah tabel, karena nilai-nilainya bergantung pada nilai yang
ada pada atribut lainnya.hal inilah yang disebut sebagai
denormalisasi. Yang keberadaan atributnya bersifat redundan.
Atribut semacam ini digunakan untuk menghindari proses
perhitungan yang berulang dan memakan banyak waktu.
Contoh :

Pada contoh di atas, nilai-nilai pada atribut angkatan dapat


diketahui dari atribut nim, di mana dua karakter pertama dalam
nim menyatakan dua digit bilangan tahun masuknya mahasiswa
yang bersangkutan. Sedang pada atribut ip, nilai-nilainya diperoleh
dari pengelolahan yang lebih rumit, yakni dengan menerapkan
formula tertentu yang melibatkan atribut indeks_nilai yang ada di
tabel nilai dan atribut sks yang ada di tabel kuliah.

2. Atribut yang berlebihan


Atribut yang berlebihan atribut yang menyatakan lebih dari satu
fakta.Atribut berlebihan terbagi atas beberapa bagian yaitu :
a) Atribut Terkodekan
Atribut terkodekan adalah atribut yang memiliki kode
tambahan yang menunjukkan beberapa kondisi lainnya.

Contoh :

5
Atribut KuliahID di tabel kuliah yang di dalamnya sudah
terkandung data semester penyelenggaraan setiap mata
kuliah. Data semester inni sebenarnya sudah tidak
diperlukan lagi, karena sudah ada atribut semester di tabel
kuliah.
Contoh : Kuliah ID= IF-101 (semester ganjil), IF-102
(semester genap)

b) Atribut Gabungan
Atribut gabungan adalah atribut yang terdiri dari atribut
yang lain.
Contoh :

Atribut alamat bisa dipecah menjadi 3 bagian yaitu :


alamat, kota, kode_pos.

c) Atribut Tumpang Tindih

Atribut tumpang tindih adalah atribut dengan nilai yang


tidak sepenuhnya ekslusif (bersifat khusus).

Contoh :

6
Penambahan atribut “program studi” : S1 dan S2 dan DS
(S1&S2 Overlap).

d) Atribut Bermakna Ganda


Atribut bermakna ganda adalah atribut yang memiliki arti
berbeda tergantung kelompok entitasnya. 

Contoh: :

Di tabel dosen terdapat atribut gaji. Bagi dosen tetap atribut


ini berisi gaji tetap perbulan, sedangkan bagi dosen tidak
tetap gaji ini berisi insentif (gaji tambahan) mengajar tiap
sks.

Jika gaji dosen harus dibedakan, maka harus disediakan 2


buah atribut yakni gaji_tetap dan
gaji_tidak_tetap.Walaupun sama-sama berisi tentang
jumlah gaji yang diterima dosen, hal ini tentu
sajamelanggar aturan normalisasi karena ada blok data
yang kosong. Tetapi sekali lagi, denormalisasi dalam hal
ini boleh dilakukan.

3. Tabel rekapitulasi (Summary Tabel)

Laporan hasil rekapitulasi akan selalu merupakan hasil


pengolahan dari semua tabel yang  ada. Pengolahan tersebut
melibatkan banyak tabel sehingga akan membutuhkan waktu
yang lama. Jika hal tersebut sering diakses dan diperlukan, maka

7
perlu dibuat tabel khusus untuk menyimpan data hasil
rekapitulasi tersebut.

Contoh :

Tabel LapPenjualanSeptember2008

2.3 Derajat Relasi

Menurut (Fatansya,2001) kardinalitas relasi menunjukkan jumlah


maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan
entitas yang lain.

1. Satu ke satu (One to One).


Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat
berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada
himpunan entitas B, dan begitu juga sebaliknya, setiap entitas pada
himpunan entitas B berhubungan dengan paling banyak dengan satu
entitas pada himpunan entitas A.

2. Satu ke Banyak (One to Many)


Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat
berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi
tidak sebaliknya.

8
3. Banyak ke Satu ( Many to One )
Setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling
banyak dengan satu entitas pada satu entitas himpunan entitas B,
tetapi tidak sebaliknya, di mana setiap entitas pada himpunan entitas
A berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan
entitas B

4. Banyak ke Banyak (Many to Many)


Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat
berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, dan
demikian juga sebaliknya, dimana setiap entitas pada himpunan
entitas B dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan
entitas

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengaruh denormalisasi terhadap basis data cukup besar khususnya


dalam hal meningkatkan performansi database. Terkait dengan
denormalisasi pembuatan database penting juga untuk dilakukan karena
hal ini akan mempunyai efek terhadapat kecepatan akses data sehingga
akan mempercepat proses pelayanan sehingga waktu yang dibutuhkan
lebih efesien.

Pengaruh denormalisasi terhadap basis data cukup besar


khususnya dalam hal meningkatkan performansi database. Terkait
dengan denormalisasi pembuatan database penting juga untuk dilakukan
karena hal ini akan mempunyai efek terhadapat kecepatan akses data
sehingga akan mempercepat proses pelayanan sehingga waktu yang
dibutuhkan lebih efesien.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Triyono. (2011). Pertimbangan Melakukan Denormalisasi Pada Model


Basis Data Relasi. Jurnal TELEMATIKA MKOM (2011). Vol 3 No 2.
2. https://sis.binus.ac.id/2020/06/15/pentingnya-melakukan-denormalisasi-
pada-perancangan-sistem/ Diakses pada tanggal 29 Mei 2023
3. https://repository.dinus.ac.id/docs/ajar/c-6-BD.pdf Diakses pada tanggal
29 Mei 2023
4. https://goverto.wordpress.com/2013/10/07/denormalisasi/ Diakses pada
tanggal 29 Mei 2023
5. https://fdokumen.com/document/denormalisasi.html?page=17 Diakses
pada tanggal 29 Mei 2023
6. https://mrifqisubagja.wordpress.com/2016/01/06/merangkum-kegiatan-
belajar-7-ketergantungan-fungsional/ Diakses pada tanggal 30 Mei 2023
7. https://sahabatakbar06.blogspot.com/2017/08/atribut-turunan-derived-
attribute.html Diakses pada tanggal 30 Mei 2023
8. http://eprints.dinus.ac.id/13951/2/BAB_II.pdf Diakses pada tanggal 30
Mei 2023

11

Anda mungkin juga menyukai