KELOMPOK :
ANGGA GUMILANG K3522006
LINTANG MUKTI NUGROHO K3522040
MUHAMMAD HAFIDZ RAISAL K3522046
REFA HILYAH AULIYA K3522066
RUTH RADEKTA LARASATI K3522074
DAFTAR ISI
Introduction….............................................................................................. 3
ER Diagram….............................................................................................. 6
Normalization….......................................................................................... 10
System Development Life Cycle….............................................................14
Data Definition Language…......................................................................18
Data Manipulation Language…................................................................22
Bab 1
INTRODUCTION
Oleh:
Semua Anggota
Kelompok 05
1.3.1PHYSICAL LEVEL
Merupakan level terendah dalam abstraksi data. level ini menunjukkan bagaimana sesungguhnya suatu
data disimpan. Yang dilihat user adalah data sebagai gabungan dari struktur dan datanya sendiri.
Hal-hal yang berkaitan dengan tingkatan ini adalah:
● Alokasi ruang penyimpanan untuk data dan indeks
● Deskripsi record untuk penyimpanan
● Penempatan record data
● Teknik kompresi dan enkripsi data Gambar 3.1. SQL
1.3.2 CONCEPTUAL LEVEL
Level konseptual menggambarkan data apa yang sebenarnya disimpan dalam database, serta
hubungannya dengan data lainnya. Di dalamnya terdapat struktur logic database yang hanya dapat dilihat oleh
DBA
Hal-hal yang dinyatakan oleh level ini adalah:
● Konstrain terhadap data
● Informasi keamanan dan integritas data
● Entitas, atribut, dan relasinya
● Informasi semantik data
1.3.3 VIEW LEVEL
Level ini merupakan level tertinggi dari abstraksi data. Yang ditampilkan oleh level ini hanyalah
sebagian data dari database. Ini karena tdak semua user membutuhkan semua data dalam database.
1.4 Kesimpulan
Basis data adalah kumpulan data yang dikelola berdasarkan ketentuan tertentu yang saling
berhubungan sehingga mudah dalam pengelolaannya. Melalui pengelolaan tersebut pengguna dapat
memperoleh kemudahan dalam mencari informasi, menyimpan informasi dan membuang informasi yang
berfungsi sebagai mengumpulkan file, tabel, atau arsip yang terhubung dan disimpan dalam berbagai media
elektronik.
Daftar Pustaka
Dicoding Intern (2020). Apa itu database? Pengertian-database
Liantoni, Febri (2022). Pengantar Basis Data. PPT-Basis-Data
Bab 2
ER DIAGRAM
Oleh:
Ruth Radekta Larasati
NIM K3522074
Kelompok 05
2.3.1 ENTITAS
Entitas adalah sekumpulan objek berbeda satu dengan lainnya dan disimbolkan dengan lambang
persegi panjang. Masih dalam konteks entitas, ada juga entitas lemah yang digunakan untuk mendefinisikan
objek yang mempunyai kesamaan dengan yang lainnya (tidak unik) dan disimbolkan dengan lambang persegi
panjang kecil di dalam persegi panjang besar.
2.3.2 ATRIBUT
Atribut disini digunakan untuk memberi penjelasan dan deskripsi dari karakter yang ada di entitas.
Berikut adalah jenis atribut yang sering digunakan dalam ERD.
1. Atribut Kunci
Atribut ini dituliskan dalam bentuk angka atau numerik dan dilambangkan dengan lingkaran lonjong,
serta diberi garis bawah pada penulisannya. Contohnya adalah nomor telepon, NIM mahasiswa, dan
lain-lain.
2. Atribut Simpel
Atribut ini bernilai tunggal sehingga tidak dapat dipecah menjadi bagian tertentu. Contohnya adalah
alamat, nama penerbit, dan lain-lain.
3. Atribut Multinilai
Atribut ini memiliki nilai lebih dari satu. Contohnya adalah sebuah website yang memiliki beberapa
penulis.
4. Atribut Gabungan
Merupakan gabungan dari beberapa atribut. Contohnya: nam depan, nama tengah, dan nama
belakang.
5. Atribut Derivatif
Atribut yang sifatnya opsional.
2.3.3 RELASI
Relasi dalam ERD adalah hubungan yang terjadi antara satu atau lebih entitas dan digambarkan dengan
belah ketupat. Terbagi menjadi 3 jenis:
1. One to one: setiap entitas hanya memiliki relasi dengan satu entitas lain.
2. One to many: setiap entitas memiliki relasi dengan beberapa entitas.
3. Many to many: setiap entitas memiliki relasi dengan entitas lain, begitu pula sebaliknya.
2.3.4 GARIS
Digunakan untuk menunjukkan hubungan entitas atau sebagai alur dari suatu ERD.
Tambahan:
Atribut yang digambarkan dalam bentuk oval dalam digambarkan menjadi bentuk persegi panjang seperti
tabel.
2.6 Kesimpulan
Jadi, ERD atau Entity Relationship Diagram adalah sebuah diagram yang digunakan untuk
perancangan suatu database dan fungsinya untuk menunjukkan relasi atau hubungan antar objek atau entitas
beserta atribut-atributnya.
Daftar Pustaka
Setiawan, Rony (2021). Memahami ERD, Model Data, dan Komponennya. Memahami-ERD
Setiawan, Rony (2021). Bagaimana Cara Membuat ERD dan Contohnya. Membuat-ERD
Bab 3
NORMALIZATION
Oleh:
Lintang Mukti Nugroho
NIM K3522040
Kelompok 05
3.1 Pendahuluan
Normalisasi database biasanya jarang dilakukan dalam database skala kecil, dan dianggap tidak
diperlukan pada penggunaan personal. Namun seiring dengan berkembangnya informasi yang dikandung
dalam sebuah database, proses normalisasi akan sangat membantu dalam menghemat ruang yang digunakan
oleh setiap tabel di dalamnya, sekaligus mempercepat proses permintaan data. Berikut ini dipaparkan
metodologi logis sederhana untuk menormalkan model data dalam sebuah database, diiringi contoh
pembuatan database untuk tugas-tugas matakuliah dalam sebuah fakultas (fiktif) dengan atribut yang
disederhanakan. Proses normalisasi model data dapat dirangkum sebagai berikut:
1. Temukan entitas-entitas utama dalam model data.
2. Temukan hubungan antara setiap entitas.
3. Tentukan atribut yang dimiliki masing-masing entitas.
Normalisasi model data dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sederhana, mengubahnya
agar apa yang disebut sebagai bentuk normal pertama, kedua, lalu ketiga secara berurutan.
Relasi ini jarang ditemui dalam m nodel data yang benar, sehingga saat Anda menemukannya,
kemungkinan besar hal itu berarti masih ada yang belum sempurna dari model data Anda; relasi 1-1
sering berarti kedua entitas tersebut sebenarnya adalah kesatuan, satu entitas tunggal. Kemungkinan lain
adalah relasi 1-1 ini adalah relasi turunan atau relasi non-identifying (identitas unik satu entitas tidak
bergantung pada identitas unik entitas lain) namun jenis relasi kedua ini jarang ditemui.
2. Relasi 1-N. Relasi ini yang paling umum ditemui dalam model data.
3. Relasi M-N. Relasi ini juga sering ditemui dalam model data, dan sering pula dapat dinormalkan
lebih jauh lagi. Langkah yang dapat ditempuh untuk menormalkan relasi M-N:
a. Buat sebuah entitas baru sebagai penghubung antara kedua entitas dengan relasi MN tersebut. Entitas
penghubung ini akan memiliki hubungan 1-M dengan masing-masing entitas awal. Identifier entitas
penghubung dapat dibuat tersendiri, atau dengan cara mewarisi identifier kedua entitas awal dan
membuat keduanya identifier unik entitas penghubung ini. Sering kali akan ada atribut lain yang
dimiliki oleh entitas penghubung tersebut. Entitas Kelas dalam contoh model data kita dapat menjadi
contoh entitas penghubung. Apabila tidak ada entitas penghubung yang dapat diciptakan, relasi M-N
tetap 5harus diubah untuk menghindari kesulitan dalam konversi model data menjadi skema database
fisik.
3.3 Kesimpulan
Data dan informasi yang dimiliki oleh sebuah organisasi perseorangan maupun persero harus dikelola
secara benar. Karena teknologi komputer telah memberikan fasilitas berupa DBMS untuk membantu
mengelola data dan informasi Dalam rangka memanfaatkan DBMS, basis data perlu dirancang secara
benar yaitu dengan memperhatikan kaidah normalisasi.
Daftar Pustaka
Setiyadi Didik. (2018). Normalisasi Dalam Perancangan Basis Data Relasional Purchase Order (PO).
https://media.neliti.com/media/publications/415203-none-ee2e1327.pdf. Hargo Adi (2006). Normalisasi
Database Menggunakan Metode Logika Sederhana.
https://staff.blog.ui.ac.id/r-suti/files/2010/03/nor m_database.pdf
Bab 4
SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE
Oleh:
Muhammad Hafidz Raisal
NIM:
K3522046
Kelompok 05
3.1 Pengertian
System Development Life Cycle (SDLC) adalah model konseptual dalam proyek
manajemen yang menjelaskan tahapan kerja dalam pengembangan sistem informasi. SDLC
meliputi studi kelayakan dari tahap awal hingga pemeliharaan aplikasi. Tujuan dari SDLC adalah
menghasilkan sistem berkualitas tinggi yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan, dalam hal
waktu, biaya, efektivitas, dan efisiensi. Untuk itu sistem ini berisikan rencana lengkap untuk
mengembangkan, memelihara, dan menggantikan perangkat lunak tertentu.
3.2 Tujuan
Tujuan dari System Development Life Cycle untuk menyediakan manajer proyek IT alat yang
dapat membantu memastikan keberhasilan implementasi sistem yang memenuhi tujuan bisnis dan
strategis. Dalam segi bisnis SDLC memiliki tujuan untuk; memastikan pengiriman sistem berkualitas
tinggi, memberikan kontrol manajemen yang kuat, dan memaksimalkan produktivitas.
3.3 Fungsi
Menurut Michigan Technological University, SDLC memiliki fungsi untuk menyediakan alat bantu
bagi manajer proyek IT dalam memastikan keberhasilan implementasi sistem yang memenuhi tujuan
strategis dan bisnis. SDLC yang dilakukan dengan benar dapat berfungsi sebagai kontrol dan
dokumentasi manajemen tingkat tinggi dalam perusahaan pengembang perangkat lunak.
● Communications. Mendefinisikan metode atau cara aplikasi berkomunikasi dengan aset lainnya
seperti server pusat atau aplikasi lainnya
● Programming. Tidak hanya menentukan bahasa pemrograman tapi juga termasuk
metode pemecahan masalah dan tugas-tugas yang ada dalam aplikasi.
● Architecture. Menentukan bahasa pemrograman, praktik dalam industri, desain
keseluruhan dan penggunaan template tertentu
● User Interface. Mendefinisikan bagaimana cara pelanggan berinteraksi dengan software dan
bagaimana software tersebut dapat merespon input yang ada
● Platforms. Mendefinisikan platform di mana software akan dijalankan. Misalnya versi
android, ios, linux atau game konsol.
● Security. Mendefinisikan langkah-langkah untuk mengamankan aplikasi. misalnya membuat
perlindungan kata sandi, enkripsi SSL traffic atau membuat penyimpanan kredensial
pengguna yang aman.
Membuat prototipe juga dapat menjadi bagian dari tahapan desain dalam SDLC. Prototipe
sendiri menjadi versi awal dari software dalam model pengembangan software yang berulang. Prototipe
akan mendemonstrasikan ide dasar bagaimana aplikasi dapat terlihat dan bekerja. Desain ini dapat
ditunjukkan kepada pemangku kepentingan untuk mendapatkan umpan balik yang berguna untuk
meningkatkan aplikasi software tersebut.
Metode waterfall merupakan metodologi SDLC yang terstruktur dan paling tua. Metode ini
juga dikenal paling mudah karena dapat dilakukan dengan menyelesaikan satu fase secara total lalu
melanjutkan ke dase berikutnya tanpa kembali atau terjadi pengulangan.
Setiap tahap dalam metode waterfall ini bergantung pada informasi dari tahap sebelumnya dengan
rencana proyek sendiri. Metode waterfall secara umum mudah dipahami dan dikelola. Kekurangan
dari metode ini umumnya pada efisiensi waktu. Jika terjadi perlambatan atau penundaan di fase awal
maka akan dapat membuang seluruh garis waktu dalam proyek. Metode SDLC jenis ini juga kurang
fleksibel meski memiliki kelebihan untuk menekan segala risiko pengulangan.
3.5.2 V-Shaped Model
V-Shaped merupakan metodologi SDLC yang bertumpu pada validasi atau verifikasi. Metode
ini berbentuk V yang dilakukan dengan fase pengujian yang sesuai untuk setiap tahap
pengembangan. Metode ini hampir sama seperti metode Waterfall karena baru bisa berganti fase
ketika fase sebelumnya telah berakhir. Metode V-shaped amat berguna ketika tidak ada lagi
persyaratan yang diperlukan atau tidak diketahui dalam tahapan pengembangan perangkat lunak. Hal
ini dikarenakan jika telah berganti tahap maka metode ini tidak memungkinkan pengembang untuk
kembali ke tahap sebelumnya.
Metode agile dalam SDLC merupakan salah satu yang populer. Metode ini dilakukan dengan
memecah produk menjadi beberapa siklus dan lantas dengan cepat memberikan fungsi pada produk.
Metodologi ini merupakan pendekatan pengembangan yang lebih realistis dan cepat.
Metode agile menghasilkan rilisan perangkat lunak yang berkelanjutan yang dapat diperbarui secara
bertahap. Metode SDLC jenis ini juga menekankan interaksi antara klien, pengemban, dan tim
pengembang karena adanya kans untuk melakukan penyisipan fungsi di tengah proyek. Kekurangan
dari metode ini adalah amat bergantung pada klien, sehingga proyek dapat tidak terarah karena klien
tidak memiliki tujuan jelas.
Metode bigbang merupakan anomali dalam proses SDLC dikarenakan prosesnya tidak
mengikuti proses khusus dan membutuhkan waktu sedikit untuk perencanaan. Sebagian sumber daya
untuk metode ini dicurahkan untuk pengembangan dan bahkan klien tidak memiliki kesempatan
untuk memahami persyaratan perangkat lunak ini.
Bigbang merupakan salah satu metode SDLC yang umumnya digunakan untuk proyek kecil
dengan hanya satu atau dua insinyur perangkat lunak. Metode SDLC jenis ini tidak
direkomendasikan untuk proyek besar dan kompleks. Hal ini dikarenakan adanya risiko tinggi jika
persyaratan atau requirements salah dipahami sejak awal. Risiko pengulangan dari awal saat produk
telah diproduksi amat besar.
3.4.7 Spiral model
3.3 Kesimpulan
Dengan demikian, SDLC adalah standar praktik bisnis saat membangun aplikasi software untuk
mengukur dan meningkatkan proses pengembangannya. SDLC ini sering digunakan dalam
pembuatan atau pembaruan sistem basis data dan dapat berfungsi sebagai alat yang berguna bagi
para pengguna yang mencoba melakukan proyek dengan basis data besar.
Daftar Pustaka
Najmaa Shiba (2022). Software Development Life Cycle. STMIK Indo Daya Suvana.
https://ids.ac.id/apa-itu-system-development-life-cycle-sdlc-pahami-secara-lengkap/
Maria Tri Handayani (2021). Apa itu SDLC? Berikut cara kerja, fungsi, dan 7 tahapannya. Ekrut Media
https://www.ekrut.com/media/sdlc-adalah
Anonim.
https://databasemanagement.fandom.com/wiki/SDLC#:~:text=The%20Systems%20Developmen t
%20Life%20Cycle,undertake%20a%20large%20database%20project.
Bab 5
DATA DEFINITION LANGUAGE
Oleh:
Refa Hilyah Auliya
NIM K3522066
Kelompok 05
5.1 Pendahuluan
Sesuai namanya, Data Definition Language merupakan bahasa pemrograman dalam komputer
yang berguna untuk mendefinisikan suatu objek dalam database, dapat juga dimanfaatkan untuk
membuat hingga memodifikasi struktur dari suatu objek dalam database yang bentuk utamanya
adalah skema. Bahasa pemrogramman ini adalah salah satu bentuk SQL atau Structure Query Language.
Untuk lebih rincinya, Data Definition Language merupakan perintah yang ada dalam SQL (Structure
Query Language) yang memberikan gambaran seputar desain database secara menyeluruh. DDL
berisi kumpulan perintah SQL yang digunakan untuk membuat, mengubah, juga menghapus struktur
dan definisi dari metadata dari objek-objek database.
5.2.1 CREATE
Gambar 5.1. Create Table
http://mysql.phi-integration.com/_/rsrc/1432298421000/sql/apa-itu-dml-ddl/dml_ddl_front.png
Create adalah salah satu perintah yang paling banyak digunakan dalam DDL. Perintah create
digunakan untuk membuat berbagai macam objek yang diinginkan. Terdapat tujuh poin dalam
perintah ini. Poin-poin tersebut adalah:
● Create database
Fungsinya adalah untuk membuat database yang baru
● Create function
Berfungsi untuk membuat fungsi baru
● Create index
Memiliki fungsi untuk membuat index, yaitu objek yang berisi data yang terurut dari
nilai-nilai pada satu atau lebih field dalam suatu table.
● Create procedure
Fungsinya adalah untuk membuat prosedur baru. Objek prosedur digunakan
untuk menggantikan berbagai kumpulan perintah yang sering kita gunakan,
seperti
misalkan sejumlah row ke table lain dengan filter tertentu.
● Create table
Berfungsi untuk membuat tabel baru
● Create trigger
Fungsinya adalah untuk membuat reaksi tertentu atau trigger pada database saat
memasukkan perintah lain
● Create view
Fungsi create view untuk membuat view baru. View sendiri adalah perintah query
yang disimpan pada database dengan suatu nama tertentu, sehingga bisa digunakan
setiap saat untuk melihat data tanpa menuliskan ulang query tersebut.
5.2.2 ALTER
Alter merupakan perintah yang digunakan untuk merubah struktur dari sebuah objek yang
sudah ada. Objek yang telah ada dalam database bisa dimodifikasi dengan perintah alter. Contoh dari
fungsi perintah alter adalah seperti merubah struktur suatu tabel atau memodifikasi bentuk kolom,
mengganti ataupun sekadar menambah tabel yang sebelumnya sudah ada.
5.3 Kesimpulan
DDL atau Data Definition Language adalah salah satu bahasa perograman dalam SQL
yang berfungsi untuk mendefinisikan objek database. Bahasa pemrograman ini berisi kumpulan
perintah yang digunakan untuk membuat, mengubah, juga menghapus struktur dan definisi dari
metadata dari objek-objek database. Terdapat tiga perintah utama dalam DDL, yaitu create, alter, dan drop.
Selain itu ada dua perintah lagi yaitu truncate dan comment. Truncate adalah perintah untuk menghapus semua
tabel dalam database lebih cepat dari perintah delete.
Daftar Pustaka
Anonim. Apa Itu DDL & DML. http://mysql.phi-integration.com/sql/apa-itu-dml-ddl
Nugroho, Andy. (2020). Apa yang Dimaksud dengan DDL (Data Definition Language).
https://qwords.com/blog/ddl-adalah/
Bab 6
DATA MANIPULATION LANGUAGE
Oleh:
Angga Gumilang
NIM K3522006
Kelompok 05
6.1 Pendahuluan
DML (Data Manipulation Language) berfungsi untuk memanipulasi database seperti: menambah data,
merubah/mengganti data dan menghapus data. Perintah pda DML tidak terkait dengan struktur dan metadata
dari obyek yang berada pada tabel database
INSERT• INSERT digunakan untuk menambahkan data ke suatu tabel.• Bentuk umum
pemanggilan insert adalah :INSERT [INTO] nama_tabel[(nama_kolom1[, nama_kolom2, ...])]{VALUE |
VALUES} (isi_kolom1[, isi_kolom2, ...]) • Keterangan :– INTO sifatnya opsional. Boleh ditulis, boleh
tidak.– Daftar nama kolom boleh ditulis, boleh tidak. Jika tidak ditulis, makadianggap sesuai urutan
nama kolom dalam
pendefinisian tabel (lihatdengan perintah DESC namatabel. Gunakan koma sebagai pemisah.– {VALUE |
VALUES}, wajib ditulis. Boleh VALUE atau VALUES.– Isi kolom harus sesuai dengan urutan daftar nama
kolom. Boleh diisiekspresi atau DEFAULT. Gunakan koma sebagai pemisah.
6.3.2 select
• SELECT digunakan untuk mengambil data dari database.• Bentuk umum pemanggilan SELECT adalah
:SELECT {*|daftar_kolom} FROM nama_tabel[WHERE kondisi_where]• Keterangan :– * digunakan untuk
menampilkan semua kolom yang ada dalam tabel– Daftar_kolom digunakan untuk mengampikan kolom
tertentu saja– WHERE digunakan jika ingin membatasi data yang ditampilkan• Perintah SELECT lebih lanjut
akan diterangkan pada bab-babberikutnya.
6.3.3 update
UPDATE• UPDATE digunakan untuk mengganti isi data.• Bentuk umum penggunaan update adalah
:UPDATE nama_tabelSET kolom1={isi|DEFAULT} [, kolom2={expr2|DEFAULT}] ...]
[WHERE kondisi_where] [ORDER BY nama_kolom_pengurutan] [LIMIT banyak_baris]• Keterangan :–
WHERE digunakan untuk membatasi banyaknya baris yang diupdate– ORDER BY digunakan untuk
melakukan pengurutan data yang akandiupdate.– LIMIT digunakan untuk membatasi baris yang akan
diupdate (setelahdata dibatasi dengan WHERE).
6.4 Kesimpulan
DML berfungsi untuk memanipulasi data.
Daftar Pustaka
M. Heryandi T. Praktikum Sistem Basis Data.
://www.teorikomputer.com/2015/10/pengertian-dan-fungsi-dml-data.html?m=1
Tabel Pembagian Tugas :