Anda di halaman 1dari 34

Jurnal AgriSains Vol.5 No. 1.

, Mei 2014 ISSN : 2086-7719

i
Jurnal AgriSains Vol.5 No. 1., Mei 2014 ISSN : 2086-7719

Jurnal
AgriSains

PENANGGUNG JAWAB
Kepala LPPM Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Ketua Umum :
Dr. Ir. Ch Wariyah, M.P.

Sekretaris :
Awan Santosa, S.E., M.Sc.

Dewan Redaksi :
Dr. Ir. Wisnu Adi Yulianto, M.P.
Dr. Ir. Sri Hartati Candra Dewi, M.P.
Dr. Ir. Bambang Nugroho, M.P.

Penyunting Pelaksana :
Ir. Wafit Dinarto, M.Si.
Ir. Nur Rasminati, M.P.

Pelaksana Administrasi :
Zulki Adzani Sidiq Fathoni
Hartini

Alamat Redaksi/Sirkulasi :
LPPM Universitas Mercu Buana Yogyakarta
Jl. Wates Km 10 Yogyakarta
Tlpn (0274) 6498212 Pesawat 133 Fax (0274) 6498213
E-Mail : lppm.umby@yahoo.com
Web : http://lppm.mercubuana-yogya.ac.id

Jurnal yang memuat ringkasan hasil laporan penelitian ini diterbitkan oleh
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM)
Universitas Mercu Buana Yogyakarta, terbit dua kali setiap tahun.

Redaksi menerima naskah hasil penelitian, yang belum pernah


dipublikasikan baik yang berbahasa Indonesia maupun Inggris. Naskah
harus ditulis sesuai dengan format di Jurnal AgriSains dan harus diterima
oleh redaksi paling lambat dua bulan sebelum terbit.

ii
Jurnal AgriSains Vol.5 No. 1., Mei 2014 ISSN : 2086-7719

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayahNya, sehingga
Jurnal Agrisains Volume 5, No. 1, Mei 2014 dapat kami terbitkan. Redaksi
mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada para
penulis yang telah berbagi pengetahuan dari hasil penelitian, untuk dipublikasikan
dan dibaca oleh pemangku kepentingan, sehingga memberikan kemanfaatan yang
lebih besar bagi perkembangan IPTEKS.
Pada jurnal agrisains edisi Mei 2014, disajikan beberapa hasil penelitian di
bidang matematika dan teknologi pengolahan pangan. Pada bidang matematika
berisi tentang keefektifan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) dan
Pendekatan Pemecahan Masalah dengan metode group to group, pengembangan
perangkat pembelajaran matematika menggunakan metode pembelajaran
kooperatif, pengaruh pendekatan open ended terhadap motivasi belajar siswa serta
upaya meningkatkan motivasi dan prestasi pembelajaran matematika pada siswa
SMP kelas IV, sedangkan pada bidang teknologi pengolahan pangan berisi tentang
sifat fisik instan temulawak (curcuma xanthorhiza roxb.) dengan berbagai rasio
penambahan gum arab dan maltodekstrin.
Redaksi menyadari bahwa masih terdapat ketidaksempurnaan dalam
penyajian artikel dalam jurnal yang kami terbitkan. Untuk itu kritik dan saran sangat
kami harapkan, agar penerbitan mendatang menjadi semakin baik. Atas perhatian
dan partisipasi semua pihak, redaksi mengucapkan terima kasih.

Yogyakarta, Mei 2014


Redaksi

iii
Jurnal AgriSains Vol.5 No. 1., Mei 2014 ISSN : 2086-7719

Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1 ini telah direview oleh Mitra Bestari :

1. Heru Sukoco, S.Si., M.Pd. bidang studi Pendidikan Matematika

2. Drs. Riyanto, M.Si. bidang studi Agroteknologi

3. Dr. Ir. Chatarina Wariyah, M.P. bidang studi Ilmu Pangan

iv
Jurnal AgriSains Vol.5 No. 1., Mei 2014 ISSN : 2086-7719

DAFTAR ISI

Hal

Kata Pengantar ........................................................................................... iii


Daftar Mitra Bestari .................................................................................... iv
Daftar Isi...................................................................................................... v

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND


LEARNING (CTL) DAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH (PPM)
PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE
GROUP TO GROUP DITINJAU KEAKTIFAN DAN PRESTASI SISWA...... 1-24
Nuryadi

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) MATEMATIKA


MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF LEARNING ............................... 25-41
Anggun Badu Kusuma

SIFAT FISIK INSTAN TEMULAWAK (Curcuma Xanthorhiza Roxb.)


DENGAN BERBAGAI RASIO PENAMBAHAN GUM ARAB DAN
MALTODEKSTRIN DARI EKSTRAK HASIL MASERASI ........................... 42-57
Irak Febriyanti dan Astuti Setyowati

PENGARUH PENDEKATAN OPEN ENDED TERHADAP MOTIVASI


BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS
SISWA SMAN 5 MATARAM ........................................................................ 58-86
Muhammad Taufik

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI PEMBELAJARAN


MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CT SISWA KELAS VII SMP ...... 87-100
Ririn Kurnila Sari dan Nuryadi

PEDOMAN PENULISAN NASKAH ............................................................. 101

v
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1., Mei 2014 ISSN : 2086-7719

PENGARUH PENDEKATAN OPEN ENDED TERHADAP MOTIVASI BELAJAR


DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS
SISWA SMAN 5 MATARAM

Muhammad Taufik
Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Samawa Sumbawa Besar Nusa Tenggara Barat, Jl. Raya ByPass
Sering Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat
Email : taufik.p.mat@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh pendekatan open


ended, ditinjau dari aspek motivasi belajar dan kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa kelas X SMAN 5 Mataram tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian
ini adalah penelitian eksprerimen semu dengan pre- posttest nonequivalent control
group design. Penelitian ini menggunakan dua kelompok yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Populasi penelitian mencakup seluruh siswa
kelas X SMAN 5 Mataram yang terdiri dari enam kelas. Dari populasi yang ada
diambil secara acak dua kelas yaitu X(IPA2) dan X(IPA3) sebagai sampel
penelitian. Pembelajaran matematika pada kelas X(IPA3) menggunakan
pendekatan open-ended dan pembelajaran pada kelas X(IPA2) menggunakan
pendekatan konvensional. Instrumen penelitian ini adalah angket motivasi belajar
matematika siswa dan tes kemampuan pemecahan masalah matematis. Untuk
mengetahui perbedaan pengaruh antara kelompok pendekatan open ended dan
pendekatan konvensional digunakan uji manova dan untuk uji lanjut dilakukan uji T-
test sampel independen untuk melihat variabel mana yang memberikan sumbangan
terhadap perbedaan tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat
perbedaan pengaruh pendekatan open ended dan pendekatan konvensional pada
motivasi belajar dan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMAN 5
Mataram. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pendekatan open ended lebih
berpengaruh positif baik terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis
maupun motivasi belajar matematika siswa SMAN 5 Mataram.

Kata kunci : Pemecahan masalah matematis siswa, pendekatan open ended dan
motivasi belajar siswa terhadap matematika.

THE INFLUENCE OF OPEN ENDED APPROACH TO THE LEARNING


MOTIVATION AND MATHEMATICS PROBLEM SOLVING ABILITIES
STUDENTS OF SMAN 5 MATARAM

ABSTRACT

This study was a quasi-experimental study employing the pretest-postest


nonequivalent control group design. This study used two groups: experimental
group and control group. The research population comprised all year X students of
SMAN 5 Mataram consisting of six classes. From the population, two classes
X(IPA2) and X(IPA3) were selected as the sample. Mathematics instructions in
X(IPA3) used the open-ended approach and that in X(IPA2) used the conventional
approach. The data collecting instruments were a questionnaire of students’ learning
motivation and test of mathematics problem solving abilities. To know whether there

58
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1., Mei 2014 ISSN : 2086-7719

was a different effect between the group taught using the open-ended that taught
using approach and conventional approach, the researcher applied the manova test
and the dependent sample was tested in order to observe the variable that
contributed to the differences. The research results show that (1) there are
significant differences in the open-ended approach and conventional approach in
terms of learning motivation and mathematics problem solving abilities of the
students of SMAN 5 Mataram, (2) the open-ended approachhas a positive effect in
terms of learning motivation and mathematics problem solving abilities of the
students of SMAN 5 Mataram.

Keywords : open-ended approach, learning motivation, mathematics problem


solving abilities.

PENDAHULUAN dan mengolah informasi serta

memanfaatkannya dalam

Perkembangan zaman dan memecahkan masalah.

kemajuan teknologi telah membawa Berkaitan dengan pemecahan

perubahan di berbagai bidang. Salah masalah, dalam Peraturan Menteri

satu efek dari perkembangan zaman No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi

dan kemajuan teknologi adalah secara detail dijelaskan bahwa

terciptanya berbagai perangkat pelajaran metematika di sekolah

teknologi yang memberikan pengaruh menengah bertujuan sebagai

besar bagi pola pikir serta gaya hidup memecahkan masalah yang meliputi

masyarakat, termasuk tuntutan untuk kemampuan memahami masalah,

memperbaiki kualitas diri. Hal ini merancang model matematika,

penting karena untuk bisa hidup dan menyelesaikan model dan

berkembang di era yang modern yang menafsirkan solusi yang diperoleh.

penuh dengan persaingan global, Dari kompetensi-kompetensi

dituntut pengetahuan yang seperti yang disajikan di atas,

mendukung, termasuk kemampuan setidaknya terdapat beberapa

berpikir logis, kritis, inovatif, kreatif kompetensi yang harus dimiliki siswa

serta mampu untuk mengumpulkan setelah mempelajari matematika, yaitu

59
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1., Mei 2014 ISSN : 2086-7719

mengaplikasikan konsep atau di kelas terlihat bahwa guru dominan

algoritma secara luwes, akurat, dalam proses pembelajaran

efisien, dan tepat yang merupakan matematika. Selama pelajaran guru

kompetensi yang penting dalam menyajikan materi dengan

pemecahan masalah. Hal ini sesuai mengkombinasikan beberapa metode

dengan harapan NCTM (1989) yang yaitu, ceramah, tugas/latihan dan

menyatakan bahwa “… problem tanya jawab, sedang siswa diam, pasif

solving should become the focus of di tempat duduk mendengarkan

mathematics in school”. Ini berarti penyampaian materi oleh guru dan

fokus dari pembelajaran matematika jika terdapat kesulitan, siswa

di sekolah adalah mengembangkan cenderung malu dan takut untuk

kemampuan siswa untuk bertanya kepada guru. Terlebih siswa

memecahkan masalah dan pada dengan berkemampuan rendah,

akhirnya dapat tercapai kompetensi mereka malu menyampaikan

yang bisa dimanfaatkan untuk pertanyaan maupun pendapatnya.

bersaing di era global ini. Nilai rata-rata mid semester siswa

Metode pembelajaran yang untuk angkatan 2010 pada kelas X

sama juga ditemukan di SMAN 5 semester II rendah, hal ini dapat

Mataram. Dari informasi yang dilihat pada perolehan tes siswa pada

diperoleh melalui observasi awal yang ulangan harian, ulangan mid, dan

dilakukan melalui pengamatan ulangan semester disajikan pada

langsung saat proses pemebelajaran Tabel 1 sebagai berikut:

60
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1., Mei 2014 ISSN : 2086-7719

Tabel 1. Rata-rata Nilai Ulangan Siswa Kelas X

Rata-rata
IPA-1 IPA-2 IPA-3 IPA-4 IPA-5 IPA-6
nilai
Ulangan 70,4 73,2 68 70 84 75
Harian
MID 50 60 65,4 66 58,5 60,2
Ulangan 58,5 54 75,5 65 70,5 60
Semester
(Sumber: Guru matematika SMA Negeri 5 Mataram)

Hasil wawancara dengan guru kemampuan pemecahan masalah

matematika dan beberapa siswa SMA matematis yang baik.

Negeri 5 Mataram terdapat beberapa Mengingat pentingnya

permasalahan yang dihadapi oleh pembelajaran matematika di dalam

siswa kelas X yaitu siswa belum pendidikan sejak jenjang pendidikan

memiliki motivasi belajar dan dasar sampai jenjang pendidikan

kemampuan pemecahan masalah menengah, diperlukan suatu

matematis yang baik, diantaranya; (1) pendekatan yang tepat sehingga

siswa lebih mengutamakan soal yang siswa mempelajari matematika secara

dapat diselesaikan dengan bermakna yang akan melatih siswa

menggunakan prosedur rutin dan berfikir kreatif, analitis dan mampu

sesuai contoh yang diberikan, (2) memecahkan masalah-masalah

siswa sangat mudah menyerah ketika matematika. Oleh karena itu dituntut

diberikan permasalahan non rutin, kemapuan guru dalam proses

dan(3) siswa belum mampu pembelajaran berupa cara

menggunakan strategi yang tepat pengelolaan proses pembelajaran

dalam pemecahan masalah. Ini matematika.

menunjukkan bahwa siswa SMA Adanya perbedaan diantara

Negeri 5 Mataram belum memiliki siswa, memerlukan model

motivasi belajar yang tinggi dan pembelajaran yang bervariasi yang

61
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1., Mei 2014 ISSN : 2086-7719

dapat memanfaatkan perbedaan kepada siswa untuk memperoleh

tersebut untuk dapat meningkatkan pengetahuan, mengenali, dan

motivasi belajar, kemampuan memecahkan masalah dengan

pemecahan masalah matematis. Ini beberapa teknik dan menghargai

seperti yang dinyatakan Kennedy, et siswa ketika mereka menemukan

al (2008) sebagai berikut “Each jawaban dari masalah yang diberikan

instructional approach invites serta memperhatikan perbedaan

childrens to construct mathematical kognitif siswa.

knowledge and to develop skills” yang Berdasarkan hasil penelitian

maksudnya yaitu setiap pendekatan yang dilakukan oleh Alimuddin (2009)

pembelajaran memberikan menyatakan bahwa pemecahan

kesempatan kepada setiap anak untuk masalah open ended dapat

membangun pengetahuannya dan menumbuhkembangkan berpikir

mengembangkan keterampilannya. kreatif matematika siswa yang dapat

Pengalaman pembelajaran dapat dilihat dari cara siswa memecahkan

terwujud melalui model pembelajaran masalah matematika.

yang bervariasi dan berpusat pada

peserta didik. Pendekatan Open Ended

Pendekatan open ended Menurut Shimada (1997),

merupakan pendekatan yang pendekatan open ended merupakan

menyajikan suatu masalah terbuka pendekatan yang memberikan

yang memungkinkan siswa pengalaman kepada siswa untuk

mengembangkan pola pikirnya menemukan sendiri pengetahuan

dengan bebas sesuai dengan minat matematika yang baru dengan

dan kemampuan masing-masing, mengkombinasikan pengetahuan

sehingga dapat memberi kesempatan yang dimiliki siswa, keterampilan, atau

62
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1., Mei 2014 ISSN : 2086-7719

cara berfikir siswa yang telah pengetahuan, keterampilan, dan

dipelajari sebelumnya. Pendekatan metode matematika yang telah

open ended diawali dengan dipelajarinya. Pada pendekatan open

menyajikan masalah kepada siswa, ended tujuan pemberian masalah

masalah yang disajikan merupakan bukan untuk menemukan jawaban

masalah incomplete yaitu masalah akan tetapi menemukan strategi, cara,

yang diformulasikan memiliki lebih dari pendekatan yang berbeda untuk

satu cara untuk sampai pada jawaban sampai pada jawaban dari masalah

dan memiliki lebih dari satu jawaban yang diberikan.

benar. Selain itu Pui Yee (2009), Menurut Silver (1997), pada

menyatakan bahwa soal tipe open pendekatan open ended, siswa

ended terkait dengan pendekatan - menganalisa masalah dan metode

open ended, mathematical pemecahan masalah melalui proses

investigation, problem based learning. pemecahan masalah dalam satu arah

Sawada (1997), menyatakan dan kemudian membahas dan

bahwa dalam pendekatan open mengevaluasi berbagai metode solusi

ended, guru memberikan suatu situasi yang telah dikembangkan dan

masalah pada siswa dimana solusi disajikan oleh teman sekelas. Dengan

atau jawaban dapat diperoleh dengan menganalisa masalah, dan

berbagai cara. Guru kemudian mengevaluasi berbagai metode solusi

menggunakan perbedaan-perbedaan secara tidak langsung siswa telah

pendekatan atau cara yang digunakan melakukan kegiatan berfikir tingkat

siswa untuk memberikan pengalaman tinggi untuk menemukan metode

kepada siswa dalam menemukan atau pemecahan dari masalah tersebut

menyelidiki sesuatu yang baru dengan serta bernalar apakah strategi atau

menggabungkannya pada metode yang ditemukan masuk akal

63
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1., Mei 2014 ISSN : 2086-7719

atau tidak. Lebih lanjut Erman diskusi tentang respon-respon (3)

Suherman (2003), menyatakan Catatan dari pengajaran di kelas.

bahwa: pendekatan open ended Berdasarkan beberapa

bertujuan untuk mengangkat kegiatan pendapat para ahli di atas maka

kreatif siswa dan berpikir matematika pendekatan open ended adalah

secara simultan. pendekatan pembelajaran yang

Mc Intos dan Jarret (2000), melibatkan siswa memecahkan

menyatakan bahwa pembelajaran masalah-masalah open ended

dengan memecahkan masalah open sebagai sarana untuk memperoleh

ended akan membantu siswa pengetahuan matematika yang baru,

mengembangkan pemahaman yang difokuskan pada aspek proses untuk

lebih fleksibel yang diperoleh dari menemukan strategi-strategi atau

situasi-situasi baru dan digunakan metode-metode untuk menemukan

untuk mempelajari hal-hal baru. Ketika solusi-solusi dari masalah.

siswa menghadapi masalah

matematika yang menarik dan Pendekatan Konvensional

menantang mereka dalam konteks Pendekatan konvensional

pemecahan masalah open ended dalam pembelajaran matematika

kemungkinan besar akan memperoleh berdasarkan pada hasil penelitian

berbagai pengalaman internal. behavioral (Gunter, 1990).

Sedangkan menurut Takasago (1997), Pembelajaran dalam pandangan

menyatakan format setiap bagian behaviorism merupakan proses

pada pembelajaran dengan pengalaman yang menghasilkan

pendekatan open ended yaitu sebagai sebuah perubahan yang relatif tetap

berikut : (1) Masalah dan konteksnya, pada perilaku. Dengan demikian,

(2) Respon yang diharapkan dan pengalaman yang diperoleh siswa dari

64
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1., Mei 2014 ISSN : 2086-7719

lingkungan sekitar berperan penting mengerjakan latihan soal. Guru

dalam penentuan perilaku. menuntun siswa bagaimana

Pendekatan konvensional yang menggunakan materi yang dipelajari

mengikuti pendekatan langsung ini untuk mengerjakan latihan. Fokus

bercirikan pembelajaran dalam waktu utama dari pelajaran adalah

relatif singkat diikuti dengan latihan- mendapatkan jawaban. Siswa

latihan sampai siswa menguasai menyandarkan kepada guru untuk

materi tersebut. Tahap pembelajaran menentukan apakah jawabannya

dengan pendekatan langsung (Gunter, benar.

1990) yaitu: 1) guru mengulas kembali Menurut Muijs dan Reynolds

materi pembelajaran yang lampau, 2) (2005) elemen-elemen pembelajaran

guru mengemukakan tujuan langsung yang harus dipenuhi agar

pembelajaran, 3) guru pembelajaran langsung terjadi secara

mempresentasikan materi baru, 4) efektif adalah: (1)Pembelajaran yang

siswa berlatih soal dengan pandangan distrukturisasikan dengan jelas, (2)

guru, 5) siswa melakukan latihan Presentasi dengan struktur yang jelas,

secara mandiri dengan umpan balik, (3) Pacing, (4) Modelling (membuat

6) ulasan materi secara berkala pemodelan, (5) Penggunaan

dengan umpan balik bila diperlukan. pemetaan konseptual, (6)

Menurut Van de Walle (2008), Mengupayakan tanya jawab yang

menjelaskan bahwa pendekatan interaktif

tradisional dimulai dengan penjelasan Dari uraian di atas, dapat

tentang ide-ide yang terdapat pada disimpulkan bahwa pembelajaran

halaman buku yang dipelajari, matematika dengan pendekatan

kemudian diikuti dengan menunjukkan konvensional mengikuti tahap-tahap

kepada siswa bagaimana sebagai berikut, pada mulanya guru

65
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1., Mei 2014 ISSN : 2086-7719

mengingatkan siswa pada materi incentives that are either primarly

pelajaran sebelumnya, kemudian guru internal or primarily external in origin.

memberitahukan tujuan materi Another way of stating this is to speak

pelajaran kali ini. Tahap berikutnya, of intrinsic motivation and extrinsic

guru menyampaikan materi baru motivation. In intrinsic motivation, the

tersebut dengan ceramah tentang primary force driving the individual

suatu rumus, definisi atau teorema stems from things such as the

berikut contoh-contohnya. Kemudian, individual’s involvement in work or

siswa mengerjakan latihan-latihan satisfaction with work products. In

soal. Soal pemecahan masalah extrinsic motivation, the primary force

diberikan pada akhir pembelajaran driving the individual stems from

sebagai aplikasi konsep matematika reward, such as salary and bonuses,

tersebut dalam kehidupan sehari-hari. or from constraints, such as job loss”.

Dalam belajar matematika

Motivasi Belajar siswa yang memiliki motivasi intrinsik

Menurut Timothy dan Robbins menganggap matematika

(2009), motivation the processes that menyenangkan, mengerjakan

account for an individual’s intensity, matematika dengan perasaan senang,

direction, and persistence of effort menyelesaikan tugas-tugas

toward attaining a goal”. Motivasi matematika dengan tepat waktu. Hal

adalah proses yang menjelaskan ini, sejalan dengan pendapat Skemp

intensitas, arah, dan ketekunan usaha (1971) bahwa: Mathematics is a

untuk mencapai suatu tujuan. pleasurable and worthwhile activity in

Cohen dan Swedlik (2005), itself, regardless of any other goals

menyatakan bahwa “ Motivation may which it may also serve. Way people

be conceptualized as stemming from should enjoy learn and practicing

66
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1., Mei 2014 ISSN : 2086-7719

mathematics for its own sake is, mendapatkan hadiah yang diinginkan

however, far from obvious if we keep atau untuk menghindari hukuman atau

to our original hypothesis that any rasa malu dalam kehidupan sosial.

motivated behavior satisfies some Dari beberapa teori di atas

need. Artinya matematika adalah dapat disimpulkan bahwa motivasi

aktivitas yang menyenangkan dan terdiri atas dua yaitu motivasi intrinsik

bermanfaat dalam dirinya sendiri, dan motivasi ekstrinsik. Motivasi

meskipun ada tujuan yang lain intrinsik adalah dorongan yang

diperoleh. Penyebab seseorang harus berasal dari dalam individu tersebut

menikmati belajar dan berlatih yaitu kepuasaan terhadap aktivitasnya

matematika adalah untuk kepentingan tanpa dipengaruh oleh pihak lain dan

sendiri, perilaku yang termotivasi perasaan senang terhadap aktivitas

merupakan akibat pemenuhan yang telah dilakukannya sendiri.

kebutuhan. Keadaan siswa yang Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah

memiliki gabungan kedua motivasi dorongan yang berasal dari luar

tersebut akan mempengaruhi situasi individu tersebut yaitu mendapat

belajar matematika siswa menjadi penghargaan dari pihak lain seperti

lebih baik. Akan tetapi motivasi hadiah, pujian, dan menghindari

ekstrinsik menurut Arends dan Kilcher hukuman.

(2010) bahwa “extrinsic motivation is

at play when individuals take action to Kemampuan Pemecahan Masalah


Matematika
capture a desired reward or to avoid
Gorman (1974), menyatakan
punishments or social
bahwa masalah pada dasarnya
embarrassment”. Artinya motivasi
adalah situasi yang mengandung
ekstrinsik adalah tindakan individu
kesulitan bagi seseorang atau
melakukan tindakan untuk

67
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1., Mei 2014 ISSN : 2086-7719

membutuhkan sesuatu yang lebih merupakan bagian yang tak

untuk menjembatani perbedaan terpisahkan dari semua proses belajar

antara masalah itu sendiri dengan matematika. Pemecahan masalah

penyelesaiannya. Dalam hal ini situasi berawal dari ketika siswa dihadapkan

akan mendorong seseorang untuk pada suatu situasi yang menunjukkan

mengatasi kesulitan tersebut. Proses adanya kesukaran untuk mencapai

mengatasi kesulitan tersebut suatu tujuan yang telah ditetapkan.

dipandang sebagai proses Polya (1973), mendefinisikan

pemecahan masalah. pemecahan masalah (problem

NCTM (2000), menjelaskan solving) sebagai usaha sadar untuk

bahwa pemecahan masalah meliputi mencari jalan keluar dari suatu

kepercayaan diri dan kesediaan untuk kesulitan, tetapi tujuan tersebut tidak

menyelesaikan masalah baru atau segera dapat dicapai. Menurut Polya

masalah yang sulit.Dalam pemecahan (1985), dalam memecahkan suatu

masalah diperlukan kemampuan masalah terdapat empat langkah yang

untuk melihat setiap informasi yang harus dilakukan, yaitu:

dapat digunakan dan menggunakan

pengetahuan yang dimiliki dengan Memahami masalah

sebaik-baiknya. Pengetahuannya Pertanyaan yang membantu

tentang strategi pemecahan masalah untuk memahami masalah

memberikan banyak pilihan dalam diatanranya: Apa yang tidak diketahui

menentukan langkah-langkah yang dari masalah? Apa saja data yang

akan digunakan untuk memecahkan diketahui? Bagaimana keadaan

masalah. masalah? Apakah masalah ini

NCTM (2000), menyatakan mungkin untuk diselesaikan? Apakah

bahwa pemecahan masalah keadaannya cukup untuk menentukan

68
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1., Mei 2014 ISSN : 2086-7719

apa yang tidak diketahui? Ataukah yang diberikan. Hal-hal yang penting

tidak cukup? Atau berlebihan? Atau yang dapat dikembangkan dalam

kontradiksi? langkah terakhir dari strategi Polya

adalah: mencari kemungkinan adanya

Merencanakan penyelesaian generalisasi, melakukan pengecekan

Saat siswa merencanakan terhadap hasil yang diperoleh.

penyelesaian siswa akan Berdasarkan uraian diatas,

menghubungkan masalah yang dapat disimpulkan bahwa

sedang dihadapinya dengan masalah kemampuan pemecahan masalah

lain yang pernah diselesaikannya. matematika merupakan skor yang

Kemudian siswa akan menggunakan diperoleh siswa setelah proses

hasil dan metode dari masalah yang memecahkan masalah matematika

telah diselesaikannnya untuk melalui tahapan memahami masalah,

menyelesaiakan masalah yang merencanakan penyelesaian masalah,

sedang dihadapinya. menyelesaikan masalah sesuai

Menyelesaikan masalah sesuai dengan rencana, menafsirkan atau


rencana
menyimpulkan solusi yang telah
Siswa menyelesaikan masalah
diperoleh.
sesuai dengan langkah-langkah yang

telah direncanakan.
MATERI DAN METODE
Memeriksa kembali

Dengan langkah pengecekan


Jenis dan Desain Penelitian
diharapkan berbagai kesalahan yang
Penelitian ini menggunakan
tidak perlu dapat dikoreksi kembali
Quasi exsperiment design. Peneliti
sehingga siswa dapat memperoleh
menggunakan kelompok-kelompok
jawaban yang tepat sesuai masalah
untuk perlakuan karena peneliti tidak

69
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1., Mei 2014 ISSN : 2086-7719

dapat memilih individu-individu secara untuk mengukur motivasi belajar

acak. Kelompok-kelompok yang siswa.

diberikan perlakuan adalah siswa Untuk instrumen tes, validitas

kelas X SMA N 5 Mataram. Desain yang digunakan adalah validitas isi,

yang digunakan pada penelitian ini sedangkan untuk instrumen angket

adalah pretest- posttest control group digunakan validitas isi dan konstruk.

design dengan memberikan pre-test Validitas isi instrumen mengacu pada

sebelum perlakuan dan post-test sejauh mana instrumen mencakup

sesudah perlakuan dan pada keseluruhan situasi yang ingin diukur.

kelompok eksperimen dan kontrol. Validitas isi instrumen tes dapat

Perangkat pembelajaran yang diketahui dari kesesuaian instrumen

digunakan adalah Silabus, Rencana tes tersebut dengan standar

Proses Pembelajaran (RPP), Lembar kompetensi dan kompetensi dasar.

Kegiatan Siswa (LKS) dan Tes untuk Validitas isi instrumen non tes dapat

kemampuan pemecahan masalah dan diketahui dari kesesuaian instrumen

angket untuk mengukur motivasi yang telah dikembangkan dengan kisi-

belajar siswa. kisinya. Untuk memperoleh bukti

validitas isi baik untuk instrumen tes

Prosedur Penelitian maupun instrumen non tes dilakukan

Dalam penelitian ini data dengan cara meminta pertimbangan

diperoleh langsung oleh peneliti ahli (expert judgement).

dengan memberikan perlakuan Validitas isi (content validity)

kepada kedua kelas eksperimen. instrumen mengacu pada sejauh

Teknik pengumpulan data dengan tes mana item instrumen mencakup

untuk mengukur kemampuan keseluruhan situasi yang ingin diukur.

pemecahan masalah dan angket Validitas isi instrumen tes dapat

70
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1., Mei 2014 ISSN : 2086-7719

diketahui dari kesesuaian instrumen Teknik Analisis Data

tes tersebut dengan SK dan KD, Deskriptif data

sedangkan untuk angket motivasi Analisis deskriptif digunakan

siswa diketahui dari kesesuaian untuk mendiskripsikan data. Data

instrumen yang telah dikembangkan yang dideskripsikan adalah hasil

dengan kisi-kisinya. Setelah instrumen pretest dan posttest kelompok

dikonstruksi, instrumen eksperimen dan kontrol. Untuk

dikonsultasikan dengan ahli. Validitas mendiskripsikan data pretest dan

oleh ahli ini bertujuan untuk post-test kelompok eksperimen dan

memperoleh bukti validitas isi. kontrol digunakan teknik statistik yang

Untuk mengestimasi koefisien meliputi rata-rata, ragam (variansi),

reliabilitas instrumen digunakan simpangan baku, dan persentase.

formula Alpha Cronbach (Ebel dan Data tentang kemampuan

Frisbie, 1986) dengan rumus sebagai pemecahan masalah matematis

berikut: diperoleh melalui pengukuran dengan

instrumen tes yang berbentuk uraian.

Skor yang diperoleh selanjutnya

Keterangan : dikonversi sehingga menjadi nilai

: koefisien realibilitas dengan rentang antara 0 sampai

dengan 100. Skor tersebut kemudian


instrumen
digolongkan dalam kriteria
k : banyak butir item
berdasarkan kriteria ketuntasan
: varians skor siswa pada
minimal (KKM) yang ditetapkan oleh
suatu item tes
sekolah untuk mata pelajaran
: varians skor total
matematika yaitu 75. Nilai KKM ini

digunakan untuk menentukan

71
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1., Mei 2014 ISSN : 2086-7719

persentase banyak siswa yang Tabel 2. Kriteria Motivasibelajar Siswa


terhadap Matematika
mencapai kriteria ketuntasan tersebut.
Interval Kriteria
Data tentang motivasi Mi+1,5Si<X≤Mi+3Si Sangat Tinggi
Mi+Si <X≤Mi+1,5Si Tinggi
terhadap matematika yang diperoleh Mi-0,5Si<X≤ 0,5Mi+Si Sedang
Mi-1,5SI<X≤Mi-0,5Si Rendah
dengan instrumen yang berbentuk
Mi-3Si <X≤Mi-1,5Si Sangat Rendah
checklist dalam skala Likert,
Setelah memperoleh data pengukuran
selanjutnya data tersebut dianalisis
motivasi belajar matematika, skor total
dengan statistik deskriptif. Analisis
masing-masing unit dikategorikan
deskriptif yang dilakukan hanya untuk
berdasarkan kriteria pada Tabel 2 di
memperoleh skor tentang motivasi
atas. Total skor semua unit yang telah
siswa. Selanjutnya, digolongkan
terkumpul kemudian dihitung
berdasarkan skor baku, penyekoran
presentasenya untuk masing-masing
angket motivasi dalam penelitian ini
kategori sangat tinggi, tinggi, sedang,
dilakukan dengan rentang dari 21
rendah, dan sangat rendah.
sampai 105.

Kategori pengaruh metode


Analisis Data
pembelajaran aspek afektif yaitu
Teknik analisis ini digunakan
motivasi belajar siswa pada
untuk melihat adanya perbedaan
matematika ditetapkan rata-rata siswa
mean antara dua kelompok yaitu
mencapai skor motivasi belajar siswa.
kelompok yang menggunakan
Kategori aspek motivasi didasarkan
pendekatan open ended dan
pada pedoman kategorisasi yang
konvensional dengan dua variabel
tertera pada Tabel 2 berikut:
dependen yaitu kemampuan

pemecahan masalah matematis, dan

motivasi belajar siswa terhadap

matematika secara simultan. Untuk

72
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1., Mei 2014 ISSN : 2086-7719

analisis dengan multivariate two-group

test (Hotelling’s T2), data yang


Dimana p adalah banyaknya variabel
dianalisis adalah data yang diperoleh
dependen.
dari pretest, posttest, dan angket
Kriteria keputusan yaitu tolak
sikap sebelum dan setelah treatment.
H0 jika F hitung F Tabel (
Dibawah ini adalah hipotesis statistik

yang akan diuji sebagai berikut: ) derajat bebasnya dk1=p

lawan dan dk2=n1+n2-p-1. Jika pada uji

kesamaan vektor rata-rata pada setiap

kelompok diperoleh perbedaan yang

Keterangan: signifikan maka uji selanjutnya adalah

: vektor rata-rata variabel-i pada uji t untuk menguji hipotesis sebagai

kelompok ke-j, I = 1,2 dan j = 1,2. berikut:

Hipotesis diatas diuji dengan taraf H0 : dan Ha :

signifikansi = 0,05 dengan taraf signifikansi dengan

Statistik uji Multivariate two-group test p=2, jadi untuk =5% untuk masing-

(Hotelling’s T2) (Stevens, 2002: 176) masing t-test digunakan kriteria


dirumuskan sebagai berikut: 0.05/2=0.025. statistik uji yang

digunakan adalah:

Setelah diperoleh nilai T2 Hotelling’s,

kemudian ditransformasikan untuk Dimana

memperolah nilai distribusi F dengan


Kriteria keputusan yaitu tolak H0 jika t
menggunakan formula:
hitung > t Tabel

73
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1., Mei 2014 ISSN : 2086-7719

Asumsi yang harus terpenuhi besar, selanjutnya dibuat plot

sebelum melakukan analisis dengan dengan nilai (i-1/2)/n, dimana i=


one sample t-test, Multivariate two-
1,2,…n dan dengan derajat
2
group test (Hotelling’s T )adalah
kebebasan v=p, p= 2 yaitu banyaknya
asumsi normalitas dan homogenitas.
variabel terikat. Jika hasil plot dapat
Uji normalitas bertujuan untuk
didekati dengan garis lurus (diagonal),
mengetahui apakah sampel berasal
maka dapat disimpulkan bahwa
dari populasi yang berdistrubusi
sampel berasal dari populasi yang
normal. Uji normalitas dilakukan
berdistribusi normal.
terhadap data yang diperoleh baik
Untuk mengetahui
sebelum maupun setelah treatment
homogenitas matriks varian
meliputi data hasil tes (kemampuan
kovarians dua kelompok dengan dua
pemecahan masalah matematis
variabel dependen secara simultan
siswa) dan angket motivasi belajar
dilakukan melalui uji homogenitas
siswa terhadap matematika baik pada
Box-M, menggunakan bantuan
kelompok yang menerapkan
software SPSS 16.0. Uji
pendekatan open ended maupun
homogenitas dan penarikan
pendekatan konvensional.
kesimpulan terhadap uji hipotesis
Pada uji normalitas multivariat
dilakukan pada taraf signifikansi 0,05.
dengan mencari nilai jarak kuadrat
Pedoman pengambilan keputusan uji
untuk setiap pengamatan yaitu
homogenitas sebagai berikut: 1) jika
dimana
nilai signifikansi atau nilai probabilitas

adalah pengamatan ke-I dan kurang dari 0,05 maka dapat

adalah invers matrik kovarian S. disimpulkan data tidak berasal dari

kemudian diurutkan dari kecil ke populasi-populasi yang mempunyai

74
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1., Mei 2014 ISSN : 2086-7719

matrik varians kovarian yang Pengujian Hipotesis

homogen. Tahap-tahap pengujian hipotesis

Statistik uji homogenitas Box- adalah sebagai berikut: (1) Melakukan

M (Huberty, 2006) dirumuskan uji normalitas multivariat data yang

sebagai berikut. diperoleh dari pretest dan pengisian

M = dfe ln , angket sebelum dilakukan treatment,

(2) Setelah dilakukan analisis


Hipotesisnya sebagai berikut.
pengujian normalitas, analisis
H0: , variansi data dapat
dilanjutkan dengan uji homogenitas
dianggap sama besar .
multivariat dua kelompok. Analisis uji
H1: , variansi data tidak sama
homogenitas multivariat dilakukan
besar.
dengan menerapkan uji Box’s M, (3)
Selanjutnya mentransformasikan hasil
Jika asumsi normalitas dan
M menjadi distribusi chi-kuadrat
homogenitas terpenuhi, maka
dengan derajat kebebasan, ν =(J -1)
selanjutnya dilakukan uji kesamaan
(p +1) p/2,.
mean kelompok eksperimen dengan
Transformasi ini adalah CM dimana
kelompok kontrol. Data yang

diperoleh dari pretest, angket motivasi

belajar sebelum treatment dianalisis

jika ukuran sampel tidak sama. Jika menggunakan statistik uji Multivariate

ukuran sampel adalah sama, two-group test (Hotelling’s T2). (4)

Analisis dilakukan untuk menentukan

sama atau tidaknya mean kelompok


Kriteria keputusan yaitu tolak H0 jika
eksperimen dengan kontrol sebelum

treatment. Analisis ini dilakukan

secara simultan terhadap variabel

75
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1., Mei 2014 ISSN : 2086-7719

kemampuan pemecahan masalah masing pendekatan ditinjau dari

matematis, dan motivasi belajar masing-masing variabel dependen

terhadap matematika dengan bantuan yaitu motivasi belajar terhadap

software SPSS 16.0 for windows, (5) matematika dan kemampuan

Melakukan pengujian normalitas pemecahan masalah matematis, (8)

multivariat data yang diperoleh dari Setelah asumsi normalitas dan

posttest dan angket setelah homogenitas multivariat terpenuhi,

treatment, (6) Selanjutnya melakukan maka berdasarkan tujuan penelitian

analisis data yang diperoleh dari selanjutnya data yang diperoleh dari

posttest dan angket setelah treatment posttest, angket motivasi setelah

untuk pengujian homogenitas dengan treatment dianalisis menggunakan

bantuan software SPSS 16.0 for statistik uji Multivariate two group test

windows. Pengujian homogenitas (Hotelling’s T2. Analisis ini untuk

matriks varians-kovarians dilakukan menguji hipotesis penelitian pada poin

secara simultan (multivariat) dengan 2.

uji Box’s M, (7) Jika data yang Analisis ini bertujuan untuk

diperoleh dari posttest dan pengisian menyelidiki bagaimana pengaruh

angket setelah treatment telah pendekatan open ended dengan

memenuhi asumsi normalitas maka pendekatan konvensional secara

dilakukan analisis dengan one sample simultan ditinjau dari variabel motivasi

t-test dengan manual atau dengan terhadap matematika dan kemampuan

excel. Analisis dengan one sample t- pemecahan masalah matematis.

test ini dilakukan untuk menguji Analisis ini dilakukan dengan bantuan

hipotesis penelitian poin 1 yang telah software SPSS 16.0 for windows. Jika

dirumuskan. Analisis ini bertujuan hipotesis nol ditolak maka dilanjutkan

untuk mengatahui pengaruh masing- dengan uji univariat dengan uji t untuk

76
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1., Mei 2014 ISSN : 2086-7719

menentukan pendekatan yang lebih mengikuti pembelajaran pada

berpengaruh jika ditinjau dari masing- kelompok eksperimen sebanyak 31

masing aspek yaitu motivasi siswa orang dan pada kelompok kontrol

terhadap matematika dan kemampuan sebanyak 30 orang. Secara umum

pemecahan masalah matematis. data dibedakan menjadi dua yaitu

data sebelum treatment dan setelah

HASIL DAN PEMBAHASAN treatment. Data sebelum treatment

memuat data pretest dan angket

Deskripsi Data motivasi belajar siswa, sedangkan

Deskripsi data merupakan data setelah treatment memuat data

gambaran data yang diperoleh untuk postest dan angket motivasi belajar

mendukung pembahasan hasil siswa.

penelitian. Deskripsi data dilakukan Data hasil tes kemampuan

terhadap variabel-variabel penelitian pemecahan masalah matematis siswa

yaitu motivasi belajar matematika dan yang akan dideskripsikan terdiri atas

kemampuan pemecahan masalah data pretest dan postest (Tabel 3).

matematis siswa. Dari gambaran ini Pretest merupakan tes yang diberikan

akan terlihat kondisi awal dan akhir pada dua kelompok sebelum diberikan

dari setiap variabel yang diteliti. treatment. Tes ini bertujuan untuk

Kelompok eksperimen adalah kelas X mengetahui kemampuan awal siswa

(IPA3) SMAN 5 Mataram yang kelas eksperimen. Postest

menerapkan pendekatan open ended dilaksanakan setelah treatment

dan kelompok kontrol adalah kelas X dilaksanakan. Tes ini bertujuan untuk

(IPA2) SMAN 5 Mataram yang mengetahui kemampuan pemecahan

menerapkan pendekatan masalah matematis siswa pada siswa

konvensional. Jumlah subjek yang setelah diberikan treatment.

77
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1., Mei 2014 ISSN : 2086-7719

Tabel 3. Deskripsi data hasil pretes dan postes

Deskripsi Eksperimen Kontrol


Pretest Postes Pretest Postest
t
Rata-rata 25.59 85.9 25.67 77,72
Standar deviasi 5.55 6.52 5.92 5,68
Varians 30.84 42.56 36.32 33.42
Skor minimum 15 75 15 70
Skor maksimum 35 98.33 35 90
Ketuntasan 0% 100% 0% 80 %
Peningkatan ketuntasan 100 % 80 %

Sebelum dan setelah diberikan dengan statistik deskriptif. Deskripsi

treatment pada kelompok eksperimen, data hasil angket motivasi belajar

dilakukan pengukuran motivasi belajar siswa sebelum dan setelah treatment

siswa terhadap matematika. Data disajikan pada Tabel 4 berikut.

yang diperoleh kemudian dianalisis

Tabel 4. Deskripsi Hasil Angket Motivasi Belajar Matematika

Eksperimen Control
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Treatment Treatment Treatment Treatment
Rata-rata 70.0 81.7 71.2 73.7
Varians 76 88.62 86.85 86.50
Standar deviasi 8.71 9.41 9.31 9.30
Skor ideal 105 105 105 105
Skor maksimum 90 102 86 89
Skor minimum 48 58 54 56
Rentangan 42 44 32 33

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan kriteria motivasi belajar

deskriptif seperti yang disajikan pada sedang. Sedangkan setelah treatment

Tabel 4, hasil pengukuran pada kelompok eksperimen 81.7

menunjukkan bahwa rata-rata hasil dengan kriteria motivasi belajar tinggi

pengukuran motivasi belajar sebelum dan kelompok kontrol 73.7 dengan

treatment pada kelompok eksperimen kriteria motivasi belajar tinggi.

70.0 dengan kriteria motivasi belajar Frekuensi dan persentase banyak

sedang dan kelompok kontrol 71.2 siswa pada setiap kriteria motivasi

78
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1., Mei 2014 ISSN : 2086-7719

belajar dihitung sesuai dengan motivasi belajar sebelum dan setelah

rentangan skor yang telah ditentukan. treatment disajikan pada Tabel

Distribusi frekuensi dan presentase berikut.

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Sebelum Treatment

Open ended Konvensional


Skor (X) Kriteria
F % F %
84 X 105 Sangat Tinggi 1 3.22 % 1 3.33%
70 X 84 Tingggi 15 48.38 % 14 46.67 %
56 X 70 Sedang 14 45.16 % 13 43.33%
42 X 56 Rendah 1 3.22 % 2 6.667 0 %
21 X 42 Sangat Rendah 0 0 0 0%

Tabel 5 di atas menunjukkan, dari 31 5 juga menunjukkan bahwa dari 30

siswa pada kelompok open ended, siswa pada kelompok konvensional, 2

tidak terdapat siswa yang memiliki siswa (6.667 0 %%) yang memiliki

motivasi belajar sangat rendah dan 1 motivasi belajar rendah, 13 siswa

siswa rendah (3.22 %), 14 siswa (43.33%) yang memiliki motivasi

(45.16 %) yang memiliki motivasi belajar sedang, 14 siswa (46.67 %)

belajar sedang, 15 siswa (48.38 %) yang memiliki motivasi belajar tinggi

yang bermotivasi belajar tinggi, 1 terhadap matematika, 1 siswa (3.33%)

siswa (3.22 % ) yang memiliki motivasi sangat tinggi. Dengan demikian,

belajar sangat tinggi. Dengan sebagian besar siswa pada kelompok

demikian, sebagian besar siswa pada konvensional sebelum treatment

kelompok open ended sebelum bermotivasi belajar tinggi terhadap

treatment bermotivasi belajar tinggi matematika.

terhadap matematika. Selain itu, Tabel

79
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1., Mei 2014 ISSN : 2086-7719

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Setelah Treatment

Open ended Konvensional


Skor (X) Kriteria
F % F %
84 X 105 Sangat Tinggi 11 35.48 % 4 13.33 %
70 X 84 Tingggi 17 54.83 % 16 53.33 %
56 X 70 Sedang 3 9.67 % 9 30%
42 X 56 Rendah 0 0% 1 3.33 %
21 X 42 Sangat Rendah 0 0 0 0%

Berdasarkan Tabel 6 tampak bahwa, Uji Normalitas Multivariat

dari 31 siswa pada kelompok Dalam penelitian ini, data yang

eksperimen, tidak ada siswa (0%) diperoleh dianalisis secara manual

yang memiliki motivasi belajar sangat menggunakan bantuan program Excel

rendah dan rendah, tidak ada siswa 2007. Pengujian normalitas bivariat

(0%) yang memiliki motivasi belajar dalam penelitian ini menggunakan

rendah , 3 siswa (9.67%) yang jarak mahalanobis dengan langkah-

memiliki motivasi belajar sedang, dan langkah sebagai berikut: 1)

17 siswa (54,83 %) yang memiliki menentukan

motivasi belajar tinggi terhadap dimana

matematika, 1 siswa (35,48%) adalah pengamatan ke-i dan


memiliki motivasi belajar sangat
adalah invers matrik kovarian S. 2)
tinggi. Dengan demikian, sebagian
Nilai diurutkan dari yang terkecil ke
besar siswa pada kelompok
terbesar, 3) membuat scaterplot
eksperimen setelah treatment
dengan nilai (i-1/2)/n, dimana i =
memiliki motivasi belajar tinggi

terhadap matematika. 1,2,…n dan dengan derajat

kebebasan v=p, p= 2 yaitu banyaknya

variabel terikat. Jika hasil scaterplot

dapat didekati dengan garis lurus

(diagonal), maka dapat disimpulkan

80
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1., Mei 2014 ISSN : 2086-7719

bahwa sampel berasal dari populasi Uji Homogenitas matriks varians-


kovarians
yang berdistribusi normal.
Hasil uji homogenitas disajikan dalam

Tabel 7 berikut.

Table 7. Hasil Uji Homogenitas

Hotelling's
Trace 0,05 0,15 2,00 58,00 3.15

Dari Tabel 7 di atas dapat diketahui ketuntasan minimal (KKM).KKM untuk

bahwa Fhitung < FTabel.Ini menunjukkan materi trigonometri adalah 75.

bahwa H0 diterima. Dengan demikian Pembelajaran dikatakan efektif

tidak terdapat perbedaan mean antara apabila ketuntasan klasikal melebihi

pembelajaran dengan pendekatan 75%, dengan kata lain lebih dari 75%

open ended dan pembelajaran siswa mendapatkan nilai melebihi

menggunakan pendekatan KKM tanpa harus remidi. Hal lain juga

konvensional ditinjau dari motivasi menjadi pertimbangan, apabila

belajar siswa terhadap matematika sebelum diajarkan hasil pretes

dan kemampuan pemecahan masalah menunjukkan ketuntasan klasikal

matematis siswa. lebih dari 75%, maka topik tersebut

tidak perlu diajarkan lagi.

Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Dari hasil pretes untuk kedua


dengan Pendekatan Open Ended
dan Pendekatan Konvensional kelompok eksperimen menunjukkan

Untuk mengetahui tingkat bahwa ketuntasan klasikal masih

keefektifan dari pembelajaran dengan sangat rendah. Oleh karena itu perlu

pendekatan open ended dan diberikan perlakuan berupa

pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran dengan menerapkan

konvensional mengacu pada kriteria pendekatan pembelajaran tertentu

81
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1., Mei 2014 ISSN : 2086-7719

yakni pendekatan open ended dan melalui diskusi dengan anggota

pendekatan konvensional. Setelah kelompoknya.

dilakukan pembelajaran, dari hasil Pada kelas kontrol diterapkan

analisis deskriptif terhadap skor pembelajaran matematika dengan

postest diperoleh hasil untuk pendekatan konvensional.

kelompok eksperimen pertama yaitu Berdasarkan kriteria keputusan pada

kelas X-IPA2 yang mengikuti one sample t-test pembelajaran

pembelajaran dengan pendekatan matematika dengan pendekatan

open ended mencapai ketuntasan di konvensional efektif ditinjau dari

atas KKM. Sementara untuk kemampuan pemecahan masalah

kelompok control yaitu kelas X-IPA3 matematis sedangkan untuk motivasi

yang mengikuti pembelajaran dengan belajar siswa terhadap matematika

dengan pendekatan konvensional tidak efektif. Hal ini disebabkan

mencapai ketuntasan di atas KKM. karena siswa kurang termotivasi

Berdasarkan kriteria dalam pembelajaran matematika

ketuntasan yang telah ditetapkan dan dengan dengan pendekatan

setelah dilakukan uji statistik dengan konvensional. Hal inilah yang

uji one sample t-test, pembelajaran menyebabkan pembelajaran

matematika dengan pendekatan open matematika dengan pendekatan open

ended efektif ditinjau dari kemampuan ended efektif dalam meningkatkan

pemecahan masalah matematis dan kemampuan pemecahan masalah

motivasi belajar siswa terhadap matematis dan motivasi belajar siswa

matematika. Hal ini disebabkan terhadap matematika.

karena partisipasi aktif siswa dalam Dengan demikian dapat

mengikuti pembelajaran matematika disimpulkan bahwa pendekatan

pembelajaran open ended efektif

82
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1., Mei 2014 ISSN : 2086-7719

dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis dan

pemecahan masalah matematis dan motivasi belajar siswa terhadap

motivasi belajar siswa terhadap matematika berbeda, karena adanya

matematika, namun untuk pendekatan perbedaan secara kelompok tersebut

konvensional efektif pada pemecahan maka analisis menggunakan uji-t

masalah matematis siswa sedangkan untuk mengetahui apakah secara

untuk motivasi belajarnya tidak efektif univariat juga mempunyai perbedaan

yang signifikan ditinjau dari

Perbedaan pengaruh pembelajaran kemampuan pemecahn masalah


matematika pendekatan open
ended dan pendekatan matematis dan motivasi belajar siswa
konvensional
terhadap matematika.
Berdasarkan hasil analisis
Berdasarkan hasil analisis
multivariat, diperoleh nilai probabilitas
multivariat, diperoleh nilai probabilitas
lebih kecil dari taraf signifikansi dan
lebih kecil dari taraf signifikansi.
nilai F hitung F table. Dengan demikian,
Dengan demikian, berarti hipotesis nol
berarti hipotesis nol (H0) penelitian
(H0) penelitian yang berbunyi “tidak
yang berbunyi “tidak terdapat
terdapat perbedaan motivasi belajar
perbedaan motivasi belajar siswa dan
dan kemampuan pemecahan masalah
kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa yang menggunakan
matematis yang menggunakan
pendekatan open ended dan
pendekatan open ended dan
konvensional” ditolak. Dengan
konvensional” ditolak. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa efek
demikian dapat dikatakan bahwa efek
pembelajaran dengan pendekatan
pembelajaran dengan pendekatan
open ended dan pendekatan
open ended dan pendekatan
konvensional ditinjau dari motivasi
konvensional ditinjau dari kemampuan
belajar dan kemampuan pemecahan

83
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1., Mei 2014 ISSN : 2086-7719

masalah matematis berbeda, karena hasil mengikuti pelajaran matematika

adanya perbedaan secara kelompok dengan menggunakan pendekatan

tersebut maka analisis menggunakan konvensional, (2) Pada uji univariat

uji-t untuk mengetahui apakah secara untuk variabel kemampuan

univariat juga mempunyai perbedaan pemecahan masalah matematis

yang signifikan ditinjau dari motivasi didapatkan nilai probabilitas lebih kecil

belajar dan kemampuan pemecahan dari taraf signifikansi maka hipotesis

masalah matematis. nol (H0) yang menyatakan

Berdasarkan hasil analisis “Pembelajaran matematika dengan

menggunakan uji t didapat : (1) Pada pendekatan open ended tidak

uji univariat untuk variabel motivasi terdapat perbedaan pengaruh

didapatkan nilai probabilitas lebih dibanding pendekatan konvensional

besar dari taraf signifikansi maka ditinjau dari kemampuan pemecahan

hipotesis nol (H0) yang menyatakan masalah matematis siswa“ ditolak.

“pembelajaran matematika dengan Berarti, kemampuan pemecahan

pendekatan open ended tidak masalah matematis sebagai hasil dari

terdapat perbedaan pengaruh mengikuti pelajaran matematika

dibanding pendekatan konvensional dengan pendekatan open ended lebih

ditinjau dari motivasi belajar siswa tinggi daripada matematika siswa

terhadap matematika “ ditolak. Berarti, sebagai hasil mengikuti pelajaran

motivasibelajar siswa terhadap matematika dengan menggunakan

matematika sebagai hasil dari pendekatan konvensional.

mengikuti pelajaran matematika

dengan pendekatan open ended

berpengaruh dengan motivasi belajar

siswa terhadap matematika sebagai

84
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1., Mei 2014 ISSN : 2086-7719

KESIMPULAN penelitian pendidikan dan


penerapan MIPA fakultas
MIPA, universitas negeri
Berdasarkan analisis data dan
Yogyakarta, Yogyakarta.
pembahasan, maka penelitian dapat
Arends, R, L. dan Kilcher, A.
disimpulkan sebagai berikut : (1)
2010.Teacing for student
Penerapan pendekatan open ended
learning becoming an
berpengaruh ditinjau dari kemampuan accomplished teacher.
Routledge: New York.
pemecahan masalah matematis dan

motivasi belajar siswa terhadap


Cohen R.J, dan Swedlik M.E. (2005).
matematika pada siswa kelas X Psychological testing and
assesment “an introduction to
SMAN 5 Mataram, (2)Terdapat
tests and measurement” sixth
perbedaan keefektifan secara
edition .McGraw Hill
signifikan pada penerapan Published: New York.

pendekatan open ended dan


Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri
konvensional dalam pembelajaran
Pendidikan Nasional Nomor
matematika materi pokok geometri 22, tentang Standar Isi untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan
ditinjau dari pemecahan masalah
Menengah.
matematis dan motivasi siswa

terhadap matematika. Suherman, E., Turmudi dan Suryadi,


D.2003. Strategi
pembelajaran matematika
DAFTAR PUSTAKA
kontemporer. Bandung:
Universitas Pendidikan
Alimuddin. 2009.
Indonesia.
Menumbuhkembangkan
kemampuan berfikir kreatif
Ebel dan Frisbie, D. 1986.
siswa melalui tugas-tugas
Essencial of educational
pemecahan masalah.
Prosiding seminar nasional

85
Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 1., Mei 2014 ISSN : 2086-7719

mesurement. (4th ed) New Belmont, CA: Thomson Higher


Jersey: Prentice-Hell, Inc. Education.

Gunter, M. A., Estes, T. H., & Mc intosh, R & Jarret, D.


Schwab, J. H. 1990. 2000.Teaching mathematical
Instruction: A model approach. problem solving. Mathematics
London, UK: Allyn and Bacon. Takasago, M. 1997. Example
of Teaching in Elementary
Gorman, R. M. 1974.The psychology Schools. Dalam J. P. Becker
of classroom learning. Ohio: A dan S. Shimada(ed) The
Bell & Howell. open-ended approach: a
new proposal for teaching
Huberty, J. C.& Olejnik.S.2006. mathematics. NCTM. 36 – 44.
Applied MANOVA and
Discriminant Analysis. Van De Walle. 2008. Matematika
Georgia. Wiley-interscience. sekolah dasar dan menengah
(Edisi Keenam). (Terjemahan
Kennedy, M L., Tipps, S., & Johnson, Suyono). Jakarta: Penerbit
A. 2008.Guiding children’s Erlangga. (Buku asli
learning of mathematics. diterbitkan tahun 2007).

86

Anda mungkin juga menyukai