Anda di halaman 1dari 90

LAPORAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS


PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA
PELAJARAN DASAR PENANGANAN BAHAN HASIL PERTANIAN
KELAS X APHP 2 DI SMK NEGERI 4 JENEPONTO

Disusun Oleh :

WINNI TRINITA MAULANDHIYANI


1827017046

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN


PROGRAM PENGEMBANGAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2019
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
1. Judul Penelitian : Penerapan Metode Pembelajaran Make A Match
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik
Pada Mata Pelajaran Dasar Penanganan Bahan
Hasil Pertanian Kelas X APHP 2 di SMK Negeri
4 Jeneponto
2. Identitas Peneliti
a. Nama Lengkap : Winni Trinita Maulandhiyani
b. NIM : 1827017046
c. Program Studi : Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian
d. Alamat : Jl. Suka Asih No.19, Cimahi Selatan - 40534
e. No. HP : +6285721955595
f. Email : winnitrinita@gmail.com
g. LPTK : Universitas Negeri Makassar
3. Lama Penelitian : 2 bulan (pengambilan data 4 pekan)
4. Lokasi Penelitian : SMK Negeri 4 Jeneponto
Dusun Tonroa Desa Kalimporo, Kecamatan
Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Provinsi
Sulawesi Selatan - 92352
Jeneponto, April 2019
Peneliti

Winni Trinita Maulandhiyani


NIM. 1827017046

Menyetujui
Dosen Pembimbing Guru Pamong

Dr. Subari Yanto, M.Si Palupie Widhianingtias, S.P


NIP. 19630623 199103 1 002 NIP. 19750122 200902 2 004
Mengesahkan,
Ketua Prodi PPG UNM

Dr. Darmawang, M. Kes


NIP. 19620707 199103 1 002

i
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA
PELAJARAN DASAR PENANGANAN BAHAN HASIL PERTANIAN
KELAS X APHP 2 DI SMK NEGERI 4 JENEPONTO

Winni Trinita Maulandhiyani (1827017046)

ABSTRAK

Metode pembelajaran yang paling sering digunakan dalam proses pembelajaran adalah
metode ceramah. Model pembelajaran ini menjadikan kegiatan pembelajaran bersifat satu
arah dan kurang melibatkan siswa secara aktif, sehingga menyebabkan terhambatnya
proses pembelajaran. Keberhasilan proses belajar didukung oleh kemampuan pengajar
dalam membangkitkan minat peserta didik dengan melakukan berbagai strategi
pembelajaran yang efektif. Salah satu model yang dapat menjadi referensi guru adalah
model pembelajaran kooperatif. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran dasar penanganan bahan hasil pertanian pada kompetensi dasar
menerapkan pengemasan hasil panen dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe
make a match. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan
sampel penelitian yaitu siswa kelas X APHP 2 SMK Negeri 4 Jeneponto sebanyak 33 orang
siswa. Pada penelitian ini, peneliti membandingkan hasil kemampuan kognitif siswa antara
pretest dan posttest. Berdasarkan penelitian, penggunaan metode make a match dapat
meningkatkan hasil belajar siswa yang lebih tinggi dibandingkan pembelajaran
konvensional, dilihat dari hasil nilai pretest dan posttest yang diujikan.
Kata kunci : Make a Match, Hasil Belajar

ii
APPLICATION OF MAKE A MATCH LEARNING METHOD TO IMPROVE
STUDY RESULT OF STUDENTS IN SUBJECTS THE BASIC HANDLING
PRODUCTS AGRICULTURAL GRADE X APHP 2 AT 4 VOCATIONAL
HIGH SCHOOL IN JENEPONTO

Winni Trinita Maulandhiyani (1827017046)

ABSTRACT

Conventional teaching method, speech method, is the most model used in teaching that
does not involve the students actively, so that causes low progress of studying. Succesful
learning process must be supported by the ability of teacher in stimulating students to be
active in the class using many strategies. The cooperative learning model is one of the
methods that is recommended for teachers. The aim of this study was to improve study
results in subjects the basic handling products agricultural on competency basic
“implement packaging of crops” using cooperative teaching method, make a match
(MaM). Types of this study was classroom action research. 33 students of X APHP 2 grade,
4 vocational high school in jeneponto, were involved as subjects of this study. In this study,
Authors compares the cognitive skill of student between pre-test and post-test. The result
reveal that MaM teaching model IS able to improve study result compared to conventional
teaching method.

Keywords: Make a Match (MaM), Study Result

iii
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat, karunia
dan pertolongan-Nya, penulis mampu menyelesaikan Laporan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) yang berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran Make A Match untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Dasar Penanganan
Bahan Hasil Pertanian Kelas X APHP 2 di SMK Negeri 4 Jeneponto”. Laporan
PTK ini disusun sebagai bentuk laporan tertulis dan informasi yang efektif serta
sebagai salah satu syarat Program Pendidikan Profesi Guru (P3G) Universitas
Negeri Makassar (UNM).
Dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan PTK ini, penulis mendapat
banyak bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah turut serta membantu dan memberikan dukungan atas
terlaksananya kegiatan PTK ini, terutama kepada :
1. Ibu Dr. Andi Sukainah, S.TP., M.Si., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Teknologi Pertanian yang terus memberikan dorongan dan
motivasi kepada penulis agar segera menyelesaikan masa studinya.
2. Bapak Dr. Subari Yanto, M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dan nasihat-nasihat yang bermanfaat bagi
penulis dalam pelaksanaan dan penyusunan PTK.
3. Seluruh staf pengajar dan tata usaha di lingkungan Program Pengembangan
Profesi Guru Prajabatan Bersubsidi UNM yang telah banyak membantu dan
memberikan banyak ilmu kepada penulis.
4. Kedua orang tua dan kedua kakak tercinta yang selalu memberikan
dukungan baik moril maupun materil.
5. Bapak Ahmad Rivai, S.Pdi., selaku kepala SMK Negeri 4 Jeneponto yang
telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian ini.

iv
6. Ibu Palupie Widhianingtias, S.P., selaku guru pamong yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menjalankan PPL
dan pelaksanaan PTK di sekolah.
7. Ibu Supiati, S.P., selaku Ketua Program Studi Agribisnis Pengolahan Hasil
Pertanian yang banyak memberikan dukungan kepada penulis selama
penelitian berlangsung.
8. Ibu Sasmita, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Dasar Penanganan Bahan
Hasil Pertanian dan sebagai observer yang telah meluangkan waktunya dan
senantiasa memberikan dukungan.
9. Seluruh staf pengajar dan tata usaha SMK Negeri 4 Jeneponto yang telah
banyak membantu.
10. Siswa dan siswi kelas X APHP 2 SMK Negeri 4 Jeneponto yang ikut
berpartisipasi dalam penelitian ini.
11. Rekan-rekan mahasiswa PPL PPG Jeneponto 2019 yang telah banyak
membantu dalam berlangsungnya PTK ini.
12. Keluarga besar PPG Prajabatan 3 yang selalu memberikan semangat dan
motivasi dalam pelaksanaan PTK.
13. Seluruh pihak yang telah membantu penulis selama Penelitian Tindakan
Kelas yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan laporan ini. Semoga laporan Penelitian Tindakan
Kelas ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya bagi penulis sendiri.

Jeneponto, April 2019

Penulis

v
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 4
A. Belajar dan Pembelajaran ......................................................................... 4
B. Metode Pembelajaran Make A Match ....................................................... 6
C. Hasil Belajar.............................................................................................. 9
D. Penelitian yang Relevan .......................................................................... 12
E. Kerangka Berpikir ................................................................................... 14
F. Hipotesis Penelitian ................................................................................ 14
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 15
A. Jenis Penelitian........................................................................................ 15
B. Subjek Penelitian .................................................................................... 15
C. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 15
D. Desain Penelitian .................................................................................... 15
E. Instrumen Penelitian ............................................................................... 16
F. Teknik Analisis Data............................................................................... 17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 18
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 18
B. Pembahasan............................................................................................. 20
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 24
A. Kesimpulan ............................................................................................. 24

vi
B. Saran ....................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 26

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Kriteria Normalized Gain..................................................................... 17


Tabel 4.1. Rata-rata Nilai Pretest dan Posttest ..................................................... 18
Tabel 4.2. Rata-rata N-gain Pretest dan Posttest .................................................. 19

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Alur Kerangka Berpikir .................................................................... 14


Gambar 3.1. Alur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ............................................ 16
Gambar 4.1. Diagram Rata-rata N-gain Pretest dan Posttest ............................... 20

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus Dasar Penanganan Bahan Hasil Pertanian ........................... 28


Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ...................................... 35
Lampiran 3. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Pra Siklus ........... 50
Lampiran 4. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus 1 .............. 53
Lampiran 5. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus 2 .............. 56
Lampiran 6. Expert Judgement Instrumen Penelitian Kriteria Penilaian Kognitif 59
Lampiran 7. Instrumen Pretest/Posttest ................................................................ 63
Lampiran 8. Kartu Soal dan Kartu Jawaban Make a match .................................. 68
Lampiran 9. Data Hasil Instrumen Pra Siklus (pretest) ........................................ 70
Lampiran 10. Data Hasil Instrumen Pra Siklus (posttest) ..................................... 71
Lampiran 11. Data Hasil Instrumen Siklus 1 (pretest).......................................... 72
Lampiran 12. Data Hasil Instrumen Siklus 1 (posttest) ........................................ 73
Lampiran 13. Data Hasil Instrumen Siklus 2 (pretest).......................................... 74
Lampiran 14. Data Hasil Instrumen Siklus 2 (posttest) ........................................ 75
Lampiran 15. Hasil Normalized Gain Pra Siklus .................................................. 76
Lampiran 16. Hasil Normalized Gain Siklus 1 dan Siklus 2 ................................ 77
Lampiran 17. Dokumentasi Penelitian .................................................................. 78

x
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara umum prestasi belajar siswa di Indonesia ditentukan oleh
kemampuan kognitifnya dalam memahami sebaran materi pelajaran yang
telah ditentukan di dalam kurikulum. Pada pembelajaran terjadi proses
berpikir dan mengamati yang menghasilkan, memperoleh, menyimpan, dan
memproduksi pengetahuan. Keberhasilan proses belajar juga didukung oleh
kemampuan pengajar dalam membangkitkan minat peserta didik dengan
melakukan berbagai strategi pembelajaran yang efektif. Pembelajaran efektif
dan produktif adalah kegiatan pembelajaran yang secara terencana membantu
siswa mencapai dua tujuan utama, yakni mencapai tujuan pembelajaran
secara optimal dan sekaligus mengkondisikan siswa produktif dalam
menghasilkan gagasan-gagasan (Suyono, 2009).
Pada pembelajaran dengan menggunakan Kurikulum 2013, siswa
berperan utama dalam penyelenggaraan pembelajaran. Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan selama kegiatan Program Pengalaman Lapangan
(PPL) di kelas X APHP SMK Negeri 4 Jeneponto, guru tidak banyak
menggunakan pendekatan student centered learning sebagaimana tuntutan
yang terdapat pada Kurikulum 2013. Metode pembelajaran yang paling sering
digunakan dalam proses pembelajaran adalah metode ceramah yaitu model
yang berorientasi pada guru (teacher centered learning) sebagai penyampai
materi sedangkan siswa hanya berperan sebagai penerima informasi saja.
Pembelajaran seperti ini mengakibatkan keterlibatan siswa dalam
memberikan pendapat, bertanya, dan menjawab pertanyaan yang diajukan
guru menjadi sangat kurang, Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan nilai
siswa pada mata pelajaran Dasar Penanganan Bahan Hasil Pertanian dibawah
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan rata-rata perolehan nilai siswa
sebesar 66 dari rata-rata yang seharusnya 75.
2

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut
adalah membutuhkan penerapan metode pembelajaran yang diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa sekaligus dapat mengubah metode
pembelajaran menjadi lebih kreatif, menarik, dan menyenangkan juga dapat
mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa agar lebih memahami
setiap materi yang diberikan oleh guru. Metode pembelajaran merupakan
upaya mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan
nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal (Sanjaya, 2013).
Salah satu metode yang dapat mendukung ketercapaian kompetensi
dengan optimal adalah metode pembelajaran make a match. Make a match
atau mencari pasangan merupakan model pembelajaran kooperatif yang dapat
digunakan. Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu alternatif
perbaikan pembelajaran melalui kerja sama atau diskusi antar siswa sebagai
upaya peningkatan kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran
(Shofiya, 2013). Melalui diterapkannya metode pembelajaran make a match
ini diharapkan siswa akan lebih mudah dalam memahami dan menerima
materi pelajaran, sehingga akan memperoleh hasil belajar yang maksimal.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti terdorong untuk melakukan
penelitian “Penerapan Metode Pembelajaran Make A Match untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Dasar
Penanganan Bahan Hasil Pertanian Kelas X APHP 2 di SMK Negeri 4
Jeneponto”.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pembelajaran menggunakan metode pembelajaran
make a match pada mata pelajaran Dasar Penanganan Bahan Hasil
Pertanian kelas X APHP 2 di SMK Negeri 4 Jeneponto ?
2. Bagaimana hasil belajar siswa menggunakan metode pembelajaran make
a match pada mata pelajaran Dasar Penanganan Bahan Hasil Pertanian
kelas X APHP 2 di SMK Negeri 4 Jeneponto ?
3

C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui proses pembelajaran menggunakan metode pembelajaran
make a match pada mata pelajaran Dasar Penanganan Bahan Hasil
Pertanian kelas X APHP 2 di SMK Negeri 4 Jeneponto.
2. Mengetahui hasil belajar siswa menggunakan metode pembelajaran make
a match pada mata pelajaran Dasar Penanganan Bahan Hasil Pertanian
kelas X APHP di SMK Negeri 4 Jeneponto.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peserta Didik
a. Memberikan pengalaman baru dalam proses pembelajaran yang lebih
edukatif.
b. Meningkatkan pemahaman peserta didik tentang materi yang
diajarkan.
c. Meningkatkan hasil belajar yang akan dicapai peserta didik.
2. Bagi Guru
a. Memberikan masukkan proses pembelajaran yang mudah dan lebih
kreatif, yaitu dengan penerapan metode pembelajaran make a match.
b. Memudahkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran.
c. Memotivasi guru untuk menggunakan metode pembelajaran yang
tepat.
3. Bagi Sekolah
a. Memberikan masukkan mengenai pentingnya menggunakan
pendekatan student centered learning guna meningkatkan motivasi
peserta didik dalam meningkatkan hasil belajarnya.
b. Menambah variasi metode pembelajaran sehingga kegiatan
pembelajaran menjadi lebih aktif dan menarik.
4. Bagi Peneliti
a. Memberikan pengalaman dalam penerapan suatu metode
pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran make a
match.
b. Menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Belajar dan Pembelajaran


1. Belajar
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang melibatkan
aktivitas fisik, mental dan pengaruh lingkungan di sekitarnya untuk
memperoleh hal-hal baru berupa pengetahuan dan pengalaman yang
berguna bagi siswa tersebut dikemudian hari (Riyantika, 2016).
Belajar merupakan suatu proses interaksi individu dengan
lingkungan yang dilakukan secara terus menerus untuk mencapai tujuan
belajar dan mengembangkan potensi-potensi yang dibawanya sejak
lahir (Hidayat, 2013).
Seseorang dapat dikatakan belajar kalau dapat melakukan sesuatu
dengan cara latihan-latihan sehingga yang bersangkutan menjadi
berubah. Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung
dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan,
dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat relatif dan konstan (Riyanto,
2010).
Lebih lanjut, belajar merupakan pengaitan pengetahuan baru pada
struktur kognitif yang sudah dimiliki si pelajar. Pengaitan disini
maksudnya adalah pada dasarnya sebelum kegiatan pembelajaran,
siswa telah memiliki pengetahuan-pengetahuan dalam memorinya,
sehingga pada saat proses belajar siswa akan mengaitkan pengetahuan
baru yang diterima dengan pengetahuan yang telah dimilikinya
(Riyanto, 2010).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah proses perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai,
sikap/tingkah laku yang merupakan hasil dari pengaitan pengetahuan
dengan pengalaman yang bersifat relatif dan konstan.
5

2. Pembelajaran
Istilah pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau
perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa (Uno,
2010). Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri atas berbagai
komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain (Rusman,
2012). Komponen tersebut berupa guru, siswa, media, sarana dan
lingkungan yang saling terkait. Apabila semua komponen pembelajaran
dapat dikelola dengan baik maka proses pembelajaran akan berjalan
secara efektif. Pembelajaran merupakan suatu upaya untuk
menciptakan suatu kondisi bagi terciptanya suatu kegiatan belajar yang
memungkinkan siswa memperoleh pengalaman belajar yang memadai
(Rusmono, 2012).
Dalam hubungan pembelajaran sebagai sebuah sistem, terdapat
beberapa faktor yang berpengaruh terhadap sistem pembelajaran, yaitu:
a. Faktor Guru
Guru merupakan komponen penting dalam
mengimplementasikan suatu strategi pembelajaran yang telah
dibuat, karena guru adalah pihak yang melaksanakan strategi
tersebut di dalam proses pembelajaran. Selain itu, guru juga
komponen yang berhadapan langsung dengan siswa yang
merupakan subjek belajar.
b. Faktor Siswa
Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai
dengan tahap perkembangannya. Proses pembelajaran
dipengaruhi oleh perkembangan siswa yang tidak sama. Selain
itu, dalam suatu kelas karakteristik siswa juga berbeda-beda.
c. Faktor Sarana dan Prasarana
Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara
langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, misalnya
media pembelajaran, alat-alat pelajaran, perlengkapan sekolah
dan lain sebagainya. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu
6

yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan


proses pembelajaran.
d. Faktor Lingkungan
Ada dua faktor yang mempengaruhi faktor lingkungan,
yaitu 1) Faktor organisasi kelas yang meliputi jumlah siswa
dalam satu kelas; 2) Faktor iklim sosial-psikologis, maksudnya
adalah hubungan antara orang yang terlibat dalam proses
pembelajaran dan dapat terjadi secara internal maupun
eksternal, misalnya antara siswa dengan siswa atau guru dengan
siswa. (Sanjaya, 2013)
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran merupakan interaksi antara komponen-komponen
pembelajaran untuk menciptakan suatu kondisi belajar yang
memungkinkan siswa memperoleh pengalaman yang memadai.

B. Metode Pembelajaran Make A Match


1. Pengertian Make a Match
Metode pembelajaran make a match termasuk ke dalam model
pembelajaran kooperatif. Teknik make a match dikembangkan oleh
Lorna Curran, teknik ini dilakukan dengan siswa mencari pasangan dari
kartu soal/jawaban yang dimiliki sambil mempelajari suatu konsep atau
topik tertentu dalam suasana yang menyenangkan (Huda, 2012).
Dengan demikian tujuan utama dalam pembelajaran dengan teknik
make a match ini adalah untuk melatih siswa lebih cermat, dapat
berpikir cepat, ulet dan memiliki pemahaman yang kuat mengenai
materi serta dapat berinteraksi sosial dengan temannya. Dalam
praktiknya, teknik pembelajaran ini dapat diterapkan pada semua jenis
mata pelajaran di setiap jenjang kelas.
Penerapan metode make a match ini dimulai dengan teknik, yaitu
siswa diminta untuk mencari pasangan kartu yang merupakan kartu
jawaban atau soal sebelum batas waktu yang ditentukan, siswa yang
7

dapat mencocokkan kartunya dan benar maka akan diberi poin


(Rusman, 2012).
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa metode pembelajaran make a match adalah teknik kooperatif
yang dilakukan dengan siswa mencari pasangan kartu yang cocok
dengan kartu yang dipegangnya sambil mempelajari suatu konsep atau
topik tertentu dalam suasana yang menyenangkan. Siswa yang dapat
menemukan pasangannya dalam waktu terbatas dan benar maka akan
diberi poin dan hadiah.
2. Langkah-langkah Pembelajaran Make a Match
Langkah-langkah pembelajaran make a match sebagai berikut
(Huda, 2012) :
1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa topik
yang mungkin cocok untuk sesi review (persiapan menjelang tes
atau ujian)
2) Setiap siswa mendapatkan satu buah kartu.
3) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang
cocok dengan kartunya. Misalnya, pemegang kartu yang
bertuliskan PERSEBAYA berpasangan dengan pemegang kartu
SURABAYA, atau pemegang kartu yang berisi nama JOKOWI
berpasangan dengan pemegang kartu PRESIDEN RI.
4) Siswa dapat juga bergabung dengan 2 atau 3 siswa lain yang
memegang kartu yng berhubungan. Misalnya, pemegang kartu
3+3 membentuk kelompok dengan pemegang kartu 2x3 dan
12:2.
Langkah-langkah pembelajaran make a match sebagai berikut
(Rusman, 2012) :
1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa
konsep/topik yang cocok untuk sesi review (saatu sisi kartu
berupa kartu soal dana sisi sebaliknya berupa kartu jawaban).
8

2) Setiap siswa mendapat satu kartu dan memikirkan jawaban atau


soal dari kartu yang dipegang.
3) Siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok
dengan kartunya (kartu soal/jawaban).
4) Siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu
diberi poin.
5) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat
kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
6) Kesimpulan.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
langkah-langkah (prosedur) pembelajaran make a match diawali dari :
1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang cocok dengan topik sesi
review yang berisi soal/jawaban
2) Setiap siswa mendapat satu buah kartu dan mencari pasangan
kartunya berupa jawaban/soalnya atau siswa yang kartunya
saling berhubungan berkumpul
3) Siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu
yang ditentukan akan mendapat poin atau hadiah
4) Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi
3. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Make a Match
Berdasarkan temuan di lapangan, (Lie, 2002) mengungkapkan
pembelajaran make a match mempunyai kelebihan dan kelemahan
sebagai berikut :
1) Kelebihan
a. Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses
pembelajaran (let them move). Dengan suasana tersebut,
siswa dapat lebih termotivasi untuk belajar karena lebih
antusias dalam kegiatan pembelajaran.
b. Kerja sama antara sesama murid terwujud secara dinamis.
Kerja sama antar siswa dalam kelompok maupun antar
9

pasangan membuat siswa lebih mudah untuk memahami


materi yang sedang dipelajari.
c. Munculnya dinamika gotong royong yang merata di seluruh
murid. Dinamika gotong royong yang terbentuk akan
menambah pengalaman dan pemahaman mengenai konsep
gotong royong sehingga bermanfaat untuk kehidupan
bermasyarakat ke depannya.
d. Murid mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu
konsep atau topik dalam suasana menyenangkan. Dengan
adanya metode make a match ini, siswa dapat memahami
suatu konsep atau topik, sehingga akan meningkatkan
prestasi belajar siswa.
2) Kekurangan
a. Waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai murid
terlalu banyak bermain-main dalam proses pembelajaran.
Pada saat perencanaan teknik ini, guru harus membatasi
permainan make a match sesuai alokasi waktu yang
tersedia, sehingga siswa tidak banyak bermain.
b. Jika kelas anda termasuk kelas gemuk (lebih dari 30
orang/kelas) berhati-hatilah. Hal ini dimaksudkan untuk
menjaga keefektifan pelaksanaan teknik make a match.
Apabila jumlah siswa terlalu banyak, maka permainan ini
akan menimbulkan kegaduhan dan mengganggu kelas lain.
Selain itu luas ruangan juga perlu dipertimbangkan untuk
kelancaran pelaksanaan permainan make a match.
c. Guru harus melakukan persiapan yang lebih banyak, karena
harus mempersiapkan alat yang digunakan yaitu berupa
kartu soal maupun jawaban.

C. Hasil Belajar
Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri
siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan,
10

sikap dan keterampilan (Hamalik, 2011). Berdasarkan pengertian tersebut


hasil belajar merupakan hasil dari proses belajar yang dilalui siswa sehingga
siswa memperoleh pengalaman dari kegiatan belajar tersebut.
Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang meliputi tiga
ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik, ketiga ranah tersebut
sebagai berikut (Rusmono, 2012) :
1) Ranah kognitif meliputi tujuan-tujuan belajar yang berhubungan dengan
memanggil kembali pengetahuan dan pengembangan kemampuan
intelektual dan keterampilan.
2) Ranah afektif meliputi tujuan-tujuan belajar yang menjelaskan
perubahan sikap, minat, nilai-nilai, dan pengembangan apresiasi serta
penyesuaian.
3) Ranah psikomotorik mencakup perubahan perilaku yang menunjukkan
bahwa siswa telah mempelajari keterampilan manipulatif fisik tertentu.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
prestasi (hasil) belajar merupakan hasil dari serangkaian proses belajar yang
berupa kebulatan pola tingkah laku baik fisik maupun mental. Hasil belajar
meliputi tiga aspek, yaitu aspek kognitif, afektif,dan psikomotorik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses hasil belajar adalah :
1) Faktor internal (dari dalam), yakni :
a. Kondisi fisiologis
Kondisi fisiologis anak misalnya badan dalam kondisi
sehat, tidak dalam keadaan lelah, tidak dalam keadaan cacat
jasmani, dan sebagainya. Selain itu, yang dapat
mempengaruhi proses hasil belajar adalah kondisi panca
indera, terutama indera penglihatan dan indera
pendengaran.
b. Kondisi psikologis
Setiap siswa pada dasarnya memiliki kondisi psikologi
yang berbeda-beda, sehingga perbedaan-perbedaan itu yang
dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Faktor
11

psikologis yang dapat mempengaruhi proses dan hasil


belajar adalah kecerdasan, minat, bakat, motivasi, dan
kemampuan-kemampuan kognitif.
2) Faktor eksternal (dari luar), yakni :
a. Faktor environmental input (lingkungan)
Kondisi lingkungan mempengaruhi proses dan hasil
belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik/alam
dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik/alami di dalamnya
ialah seperti suhu, kelembaban, kepengapan udara, dan
sebagainya. Belajar dalam keadaan udara yang segar akan
lebih baik hasilnya dari pada belajar dalam keadaan udara
yang panas dan pengap.
Lingkungan sosial juga dapat mempengaruhi proses dan
hasil belajar, baik yang berwujud manusia maupun hal-hal
lain. Lingkungan sosial berwujud manusia misalnya ialah
ada orang yang mondar-mandir di dekatnya, keluar masuk
kamarnya, atau berbicara dengan suara cukup keras di
dekatnya. Lingkungan sosial dalam hal lain misalnya ialah
suara mesin pabrik, hiruk pikuk lalu lintas, gemuruhnya
pasar, dan sebagainya.
b. Faktor-faktor instrumental
Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang
keberadaan dan penggunaannya dirancangkan sesuai
dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini
diharapkan dengan berfungsi sebagai sarana untuk
tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah dirancangkan.
Faktor-faktor instrumental ini dapat berwujud faktor-
faktor keras (hardware) dan faktor-faktor lunak (software).
Faktor-faktor keras (hardware) yang termasuk di dalamnya
seperti gedung, perlengkapan belajar, alat-alat praktikum,
perpustakaan, dan sebagainya. Sedangkan yang termasuk
12

faktor-faktor lunak (software) ialah kurikulum,


bahan/program yang harus dipelajari, dan pedoman-
pedoman belajar dan sebagainya.

D. Penelitian yang Relevan


No Peneliti, tahun Hasil Penelitian
1. Astika, 2012 Jurnal dengan judul “Efektivitas Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Make a Match Terhadap Hasil Belajar
Siswa” menunjukkan analisis dalam aspek kognitif
diperoleh bahwa (C1) secara umum persentase
keefektifan lebih didominasi oleh kelas kontrol yaitu
74% dan kelas eksperimen 72%, Sedangkan untuk
aspek pemahaman (C2) dan aplikasi (C3) persentase
keefektifan lebih didominasi oleh kelas eksperimen
yaitu 87% dan 93%. Penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran kooperatif tipe make a
match lebih efektif meningkatkan hasil belajar siswa
bila dibandingkan dengan model pembelajaran
konvensional.
2. Shofiya, 2013 Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Make a Match untuk Meningkatkan
Motivasi dan Hasil Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI IPS
3 SMA Negeri 3 Wonogiri Tahun Pelajaran 2012/2013”
menunjukkan peningkatan belajar siswa sebesar 12,3%
dari siklus I sebesar 63,85% menjadi 76,15% pada siklus
II. Dan motivasi belajar siswa berdasarkan angket
menunjukkan peningkatan yaitu sebesar 4,16% dari siklus
I sebesar 74,05% menjadi 78,21% pada siklus II.
Sedangkan peningkatan hasil belajar ditunjukkan dengan
rata-rata posttest yaitu mengalami peningkatan sebesar
4,85 dari pretest dengan nilai rata-rata 71,42 menjadi
76,27 pada siklus I. Setelah dilaksanakan siklus II nilai
13

rata-rata siswa mengalami peningkatan sebesar 2,38


menjadi 78,65.
3. Andriyani, 2015 Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Teknik Make a Match untuk Meningkatkan
Motivasi dan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X
AK SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta Tahun Ajaran
2014/2015” menghasilkan peningkatan motivasi dan
peningkatan prestasi belajar ranah kognitif. Rata-rata
skor motivasi berdasarkan hasil observasi meningkat
sebesar 14,04%. Peningkatan skor motivasi
berdasarkan hasil angket, yaitu sebesar 4,99%. Hal ini
juga diikuti peningkatan prestasi belajar yang
ditunjukkan dari adanya peningkatan rata-rata nilai
kelas dan persentase ketuntasan sesuai KKM.
Persentase ketuntasan siswa meningkat sebesar
36,37%.
4. Riyantika, 2016 Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Make a Match dalam Meningkatkan
Minat dan Hasil Belajar Siswa Kelas X.3 SMA Pangudi
Luhur Pada Materi Protista” menunjukkan minat siswa
berdasarkan hasil kuisioner dengan kriteria minimal
tinggi mencapai 85,71% dan kuisioner akhir 94,28%.
Sedangkan hasil belajar siswa juga meningkat dari rata-
rata pada posttest I 40,71% dan posttest II 82,71%.
14

E. Kerangka Berpikir

Peneliti masih
Hasil belajar
Kondisi Awal menggunakan
peserta didik
metode ceramah
rendah
(Pra Siklus)

Peneliti Siklus 1
Tindakan menerapkan
metode make a Siklus 2
match

Hasil belajar
Kondisi Akhir peserta didik
meningkat

Gambar 2.1. Alur Kerangka Berpikir

F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul
(Arikunto, 2006). Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan
masalah pada suatu penelitian (Sugiyono, 2011).
Berdasarkan berbagai pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa hipotesis penelitian, yaitu suatu jawaban yang bersifat sementara yang
digunakan sebagai patokan untuk menentukan bagaimana hasil penelitian
yang dilakukan.
Hipotesis pada penelitian ini berdasarkan perumusan masalah yang
dirumuskan sebelumnya sebagai berikut :
H0 : Tidak terdapat peningkatan hasil belajar siswa menggunakan
metode pembelajaran make a match.
H1 : Terdapat peningkatan hasil belajar siswa menggunakan metode
pembelajaran make a match.
15

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
PTK merupakan penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk
mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu objek penelitian di
kelas tersebut (Arikunto,2008). Guru yang melakukan penelitian tindakan
kelas berperan ganda, yaitu sebagai guru dan sebagai peneliti. Penelitian ini
bertujuan untuk mengkaji permasalahan yang terjadi saat pembelajaran dengan
menggunakan metode pembelajaran Make A Match berlangsung, dengan
tujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.

B. Subjek Penelitian
Subjek yang digunakan pada penelitian ini adalah peserta didik kelas X
APHP 2 SMK Negeri 4 Jeneponto tahun ajaran 2018/2019, yang berjumlah 33
orang peserta didik yaitu terdiri dari 6 orang peserta didik laki-laki dan 27
orang peserta didik perempuan. Sampel kelas yang dipilih yakni kelas yang
memiliki kemampuan siswa beragam dan merupakan kelas tempat peneliti
melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL).

C. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 4 Jeneponto yang terletak di
Dusun Tonroa Desa Kalimporo, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto,
Provinsi Sulawesi Selatan – 92352. Waktu penelitian dilakukan pada bulan
Februari – Maret 2019. Penelitian ini sejalan dengan berlangsungnya
pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan (PPL).

D. Desain Penelitian
Desain Penelitian Tindakan Kelas secara umum mencakup empat langkah,
yaitu: 1) perencanaan, 2) tindakan atau pelaksanaan, 3) observasi atau
pengamatan, dan 4) refleksi (Kemmis, dkk dalam Alvina, 2017). Secara
sederhana alur pelaksanaan tindakan kelas terdapat pada Gambar 3.1.
16

Gambar 3.1. Alur Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Sumber : Alvina (2017)
E. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan sebagai berikut :
1. Tes Tertulis
Tes yang akan dilakukan yaitu berupa pretest yang dilakukan pada awal
pembelajaran dan posttest yang dilakukan pada akhir pembelajaran untuk
mengetahui hasil belajar peserta didik pada aspek kognitif sehingga
17

perkembangan dalam pembelajaran menggunakan metode pembelajaran


make a match dapat terlihat.
2. Observasi
Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran digunakan untuk
melihat aktivitas guru dan peserta didik. Penilaian dilakukan oleh observer
dengan memberikan penilaian terhadap aktivitas selama pembelajaran
berlangsung sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental
dari seseorang (Sugiyono, 2016). Hasil penelitian ini akan lebih
kredibel/dapat dipercaya jika didukung oleh dokumen pribadi berupa
gambar pada saat pembelajaran di sekolah.
F. Teknik Analisis Data
Data diperoleh melalui tes hasil belajar yang kemudian dilakukan
pengolahan data. Adapun pengolahan data yang digunakan yaitu :
A. Normalized Gain
Pengujian gain normalitas (N-gain) digunakan untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan
menggunakan metode pembelajaran yang dikembangkan. Perhitungan N-
gain menggunakan rumus yang dikembangkan oleh Hake dalam
Handayani (2017) dan hasil perhitungan N-gain diinterpretasikan pada
Tabel 3.1.
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑜𝑠𝑡 𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒 𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑁 − 𝐺𝑎𝑖𝑛 = × 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒 𝑡𝑒𝑠𝑡
Tabel 3.1. Kriteria Normalized Gain
Skor N-gain Kriteria N-gain
N-gain < 0,3 Rendah
0,3 ≤ N-gain ≤ 0,7 Sedang
N-gain > 0,7 Tinggi
Sumber : Handayani (2017)
18

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 4 Jeneponto yang terletak di
Dusun Tonroa Desa Kalimporo, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto,
Provinsi Sulawesi Selatan – 92352. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hasil belajar siswa, baik dengan menggunakan metode ceramah dan metode
pembelajaran kooperatif tipe make a match. Sesuai dengan tujuan yang
diharapkan oleh peneliti, maka desain yang digunakan yaitu Penelitian
Tindakan Kelas. Pada desain ini, secara umum mencakup empat langkah, yaitu:
1) perencanaan, 2) tindakan atau pelaksanaan, 3) observasi atau pengamatan,
dan 4) refleksi.
Mata pelajaran yang diteliti yaitu Dasar Penanganan Bahan Hasil
Pertanian dan Kompetensi Dasar yang dipilih yaitu menerapkan pengemasan
hasil panen. Populasi pada penelitian ini yakni siswa kelas X Program Studi
Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian dengan jumlah 64 orang siswa.
Sedangkan, sampel penelitian yang digunakan yaitu berjumlah 33 orang siswa,
Penelitian dilaksanakan menggunakan 25 soal yang sudah divalidasi oleh
guru mata pelajaran sebagai Judgement Ahli. Instrumen yang diteliti adalah
instrumen tes hasil belajar ranah kognitif berupa tes pilihan ganda. Penelitian
dilakukan kepada siswa kelas X APHP 2.
Data hasil pembelajaran menggunakan metode ceramah dapat dilihat pada
Lampiran 15, sedangkan data hasil pembelajaran menggunakan metode make
a match dapat dilihat pada Lampiran 16. Berdasarkan penelitian yang telah
dilaksanakan, perolehan nilai rata-rata pretest dan posttest prasiklus, siklus 1
dan siklus 2 ditunjukkan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Rata-rata Nilai Pretest dan Posttest
Nilai Rata-rata
Kelas
Pretest Posttest
Pra Siklus 27,00 49,20
19

Siklus 1 27,20 65,12


Siklus 2 27,45 80,55

a. Hasil Uji N-Gain


Uji Normalized Gain dilakukan untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan melihat
dari rata-rata n-gain pretest dan posttest yang ditunjukkan pada Tabel
4.2.
Tabel 4.2. Rata-rata N-gain Pretest dan Posttest
Nilai Rata-rata
Kelas
Pretest Posttest Gain N-Gain %
Pra Siklus 27,00 49,20 0,30 29,82
Siklus 1 27,20 65,12 0,51 50,53
Siklus 2 27,45 80,55 0,73 72,61

Berdasarkan Tabel 4.2. terlihat masing-masing N-Gain di setiap


siklus. Nilai N-Gain pada pembelajaran prasiklus termasuk kategori
sedang dikarenakan nilai gain berada pada batas 0,3 ≤ g ≤ 0,7.
Perhitungan uji normalized gain dapat dilihat pada Lampiran 16. Pada
masing-masing siklus, gain pada siklus 1 dan 2 lebih besar dari gain
pra siklus, sehingga hasil ini menunjukan bahwa pembelajaran
dengan menggunakan kooperatif tipe make a match lebih dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan pembelajaran
menggunakan metode ceramah.
Adapun diagram rata-rata n-gain pretest dan posttest yang dapat
dilihat pada Gambar 4.1.
20

100,00 80,55
72,61
65,12
49,20 50,53
50,00
27,00 29,82 27,20 27,45

0,00
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Nilai Rata-rata Pretest Nilai Rata-rata Posttest


Nilai Rata-rata N-Gain

Gambar 4.1. Diagram Rata-rata N-gain Pretest dan Posttest

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil uji coba instrumen, 25 butir soal dinyatakan valid. Butir
soal yang sudah dinyatakan valid dapat dipergunakan untuk pengumpulan data,
karena setiap butir soal yang valid akan dijadikan pretest dan posttest sebagai
instrumen penelitian. Tahap berikutnya untuk mengetahui hasil belajar pada
mata pelajaran Dasar Penanganan Bahan Hasil Pertanian dengan Kompetensi
Dasar yaitu menerapkan pengemasan hasil panen, dilakukan pengujian
normalized gain untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa sebelum
pembelajaran (pretest) dan sesudah pembelajaran (posttest).
Berdasarkan hasil yang didapat, pada prasiklus mendapatkan rata-rata n-
gain pretest dan posttest sebesar 29,82%, siklus 1 mendapatkan rata-rata n-gain
pretest dan posttest sebesar 50,53% dan pada siklus 2 mendapatkan rata-rata n-
gain pretest dan posttest sebesar 72,61%. Hasil rata-rata n-gain dari siklus 1
dan 2, mengalami peningkatan lebih besar karena pada pelaksanaan
pembelajaran menggunakan metode make a match menuntut setiap siswa
menjadi aktif, kreatif dan edukatif sedangkan prasiklus menggunakan metode
ceramah sehingga guru hanya berperan mentransfer materi dan kurang
melibatkan siswa secara aktif dan cenderung teoritis, sehingga siswa hanya
menerima materi pembelajaran secara pasif dan aktif mencatat materi yang
disampaikan guru.
21

Penggunaan metode make a match dapat membantu siswa saat


pembelajaran di kelas. Ini terlihat dari peningkatan hasil belajar setiap siklus.
Berdasarkan hasil uji hipotesis penelitian di atas, menunjukkan nilai thitung >
ttabel. Hasil nilai tersebut membuat H0 ditolak dan H1 diterima, yang artinya gain
rata-rata siklus 1 dan 2 lebih besar dari prasiklus. Sehingga dapat disimpulkan
penggunaan metode make a match ini, dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
1. Keterlaksanaan Pembelajaran Pra Siklus
Penerapan model pembelajaran discovery learning dengan metode
konvensional dilaksanakan pada siswa kelas X APHP 2 SMK Negeri 4
Jeneponto. Kegiatan pembelajaran berlangsung dengan
mengorganisasikan kelas untuk memberikan kebebasan berpikir yang
memungkinkan peserta didik untuk menggali potensi agar mampu
menemukan sendiri konsep-konsep dalam pembelajaran. Model
pembelajaran discovery learning berpusat pada peserta didik, yang
mendorong peserta didik menyelidiki masalah dan menemukan informasi
secara mandiri mulai dari perencanaan, melakukan, mengumpulkan,
menganalisis data, dan menyimpulkan sehingga peserta didik dapat terlibat
secara langsung dalam memecahkan masalah yang diberikan oleh guru.
Kegiatan belajar melalui discovery menghadapkan peserta didik pada
pengalaman kongkrit sehingga peserta didik belajar aktif, dimana mereka
mendapatkan dorongan untuk mengambil inisiatif dalam memecahkan
masalah, mengambil keputusan, dan mengembangkan keterampilan (Nur,
2017).
Pelaksanaan model pembelajaran discovery learning berdasarkan
sintak pembelajaran yang telah dirancang oleh guru. Terdapat 5 sintak
pembelajaran yang dilaksanakan pada proses pembelajaran selama satu
pertemuan. Berdasarkan pengamatan observer, dinyatakan bahwa
keterlaksanaan proses pembelajaran mencapai 100% bagi ketercapaian
aktivitas guru maupun aktivitas peserta didik. Tahapan yang tercantum
dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) terlaksana seluruh sintak
dengan baik. Keberhasilan setiap tahapan tidak terlepas dari peranan guru
22

dan peserta didik. Guru mampu memberikan pembelajaran yang


melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran dengan menemukan
sendiri konsep-konsep pembelajaran dari berbagai sumber belajar dan
berdiskusi dengan teman sekelompok.
Penerapan model pembelajaran discovery learning mengarahkan
peserta didik untuk berfikir ilmiah yang mengacu pada pendekatan
saintifik. Terdapat 5 tahapan yang dilaksanakan berdasarkan pendekatan
saintifik, dimana pada masing-masing tahapan diperoleh analisis dari
tahapan tersebut.
2. Keterlaksanaan Pembelajaran Make a Match
Penerapan model pembelajaran discovery learning dengan metode
make a match dilaksanakan pada siswa kelas X APHP 2 SMK Negeri 4
Jeneponto. Kegiatan pembelajaran berlangsung dengan
mengorganisasikan kelas untuk memberikan kebebasan berpikir yang
memungkinkan peserta didik untuk menggali potensi agar mampu
menemukan sendiri konsep-konsep dalam pembelajaran. Model
pembelajaran discovery learning berpusat pada peserta didik, yang
mendorong peserta didik menyelidiki masalah dan menemukan informasi
secara mandiri mulai dari perencanaan, melakukan, mengumpulkan,
menganalisis data, dan menyimpulkan sehingga peserta didik dapat terlibat
secara langsung dalam memecahkan masalah yang diberikan oleh guru.
Kegiatan belajar melalui inkuiri menghadapkan peserta didik pada
pengalaman kongkrit sehingga peserta didik belajar aktif, dimana mereka
mendapatkan dorongan untuk mengambil inisiatif dalam memecahkan
masalah, mengambil keputusan, dan mengembangkan keterampilan (Nur,
2017).
Pelaksanaan model pembelajaran discovery learning berdasarkan
sintak pembelajaran yang telah dirancang oleh guru. Terdapat 5 sintak
pembelajaran yang dilaksanakan pada proses pembelajaran selama satu
pertemuan. Berdasarkan pengamatan observer, dinyatakan bahwa
keterlaksanaan proses pembelajaran mencapai 100% bagi ketercapaian
23

aktivitas guru maupun aktivitas peserta didik. Tahapan yang tercantum


dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) terlaksana seluruh sintak
dengan baik. Keberhasilan setiap tahapan tidak terlepas dari peranan guru
dan peserta didik. Guru mampu memberikan pembelajaran yang
melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran dengan menemukan
sendiri konsep-konsep pembelajaran dari berbagai sumber belajar dan
berdiskusi dengan teman sekelompok. Peserta didik lebih aktif,
komunikatif, fokus, dan senang dalam mengikuti setiap tahap proses
pembelajaran discovery learning dengan metode make a match. Permainan
mengandung keasyikan tanpa paksaan dengan tujuan untuk mendapatkan
kesenangan pada saat melakukannya. Menurut Prasidya (2017), permainan
adalah serangkaian aktivitas yang menyenangkan dimana para pemain
saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Saat perasaan senang
dalam permainan, maka tidak ada beban pikiran yang mengganggu
suasana hati.
Menurut Pratiwi (2009), kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
media kartu sangat baik untuk membangkitkan semangat belajar peserta
didik, melatih kepekaan peserta didik terhadap suatu objek dan
merangsang daya imajinasi, sehingga peserta didik mudah mengenali
objek-objek yang ada di sekitarnya. Strategi pembelajaran kartu
memungkinkan peserta didik dapat aktif belajar secara berkelompok,
berkompetisi secara sehat, berkomunikasi tiga arah dan pembelajaran
dapat terwujud dengan menyenangkan semua pihak.
Penerapan model pembelajaran discovery learning mengarahkan
peserta didik untuk berfikir ilmiah yang mengacu pada pendekatan
saintifik. Terdapat 5 tahapan yang dilaksanakan berdasarkan pendekatan
saintifik, dimana pada masing-masing tahapan diperoleh analisis dari
tahapan tersebut.
24

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis penerapan metode pembelajaran
make a match untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Dasar Penanganan Bahan Hasil Pertanian di SMK Negeri 4 Jeneponto, maka
simpulan yang diperoleh sebagai berikut :
1. Proses pembelajaran menggunakan metode make a match pada siklus 1
dan 2 dapat berjalan dengan baik, peserta didik memperhatikan materi
melalui media katu soal dan kartu jawaban. Peserta didik lebih aktif,
komunikatif, fokus, dan senang dalam mengikuti pembelajaran dan
berdiskusi kelompok untuk mengelompokkan komoditas hasil
pertanian dengan kemasan yang digunakan.
2. Penerapan metode make a match dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas X TPHP 2. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil uji
Normalized Gain pada siklus 1 sebesar 50,53% dan pada siklus 2
sebesar 72,61%. Peningkatan nilai ini terjadi karena faktor
pembelajaran dengan metode make a match dapat menjadikan setiap
siswa ikut serta aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, model
yang digunakan praktis dan tingginya pemahaman siswa terhadap
materi.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan mengenai penerapan metode
pembelajaran make a match untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Dasar Penanganan Bahan Hasil Pertanian di SMK Negeri 4
Jeneponto, maka dapat direkomendasikan berikut :
1. Metode pembelajaran make a match ini dapat meningkatkan hasil
belajar siswa, sehingga diharapkan adanya penelitian selanjutnya pada
mata pelajaran yang berbeda di setiap jenjang kelas.
25

2. Pada tahap pelaksanaan metode pembelajaran make a match,


diharapkan guru dapat berperan dalam mengatur situasi kelas supaya
tetap kondusif dan dapat mengatur waktu yang telah ditetapkan.
26

DAFTAR PUSTAKA

Alvina, Nur Agni. (2016). Penerapan Model Pembelajaran Production Based


Training Modified Pada Kompetensi Dasar Pengembangan Produk Olahan
Serelia Di SMKN 1 Kuningan. Skripsi. Prodi Pendidikan Teknologi
Agroindustri, FPTK UPI Bandung.
Andriyani, Ririn. (2015). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Make
a Match Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Akuntansi
Siswa Kelas X AK SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta Tahun Ajaran
2014/2015. Skripsi. Prodi Pendidikan Akuntansi FE, Universitas Negeri
Yogyakarta.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2008). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Bina Aksara.
Hamalik, Oemar. (2011). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Handayani, Yanni (2017). Pengembangan Media Pembelajaran Audiovisual Pada
Kompetensi Pengujian Bahan Hasil Pertanian dan Perikanan Secara
Kimiawi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMKN 1
Kuningan. Skripsi. Prodi Pendidikan Teknologi Agroindustri, FPTK UPI
Bandung.
Hidayat, Anwar. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Diklat
Proses Dasar Perlakuan Logam di SMKN 1 Sedayu Bantul. Skripsi.
Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
Huda, Miftahul. (2012). Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur, dan
Model Penetapan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Lie, Anita. (2002). Cooperative Learning. Mempraktikkan Cooperative Learning di
Ruang-rung Kelas. Jakarta: PT. Grasindo.
Nur, J. (2017). Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan
Bantuan Media Presentasi Prezi Pada Materi Sifat Komoditas Sayur dan
Buah Di SMKN 1 Kuningan. (Skripsi). Prodi Pendidikan Teknologi
Agroindustri, FPTK UPI Bandung.
Prasidya, A. (2017). Pengaruh Penggunaan Permainan Kartu Kuartet Terhadap
Hasil Belajar Geometri Bangun Ruang Kelas V SD Negeri KotaGede 1
Yogyakarta. (Skripsi). Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
27

Pratiwi, A. (2009). Pemanfaatan Kartu Pembelajaran dan Styroform Chart sebagai


Media Belajar Materi Pokok Sistem Pernafasan Manusia di SMP N 4 Pati.
(Skripsi). Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Riyantika, Viviani. (2016). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make
a Match dalam Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Siswa Kelas X3
SMA Pangudi Luhur pada Materi Protista. Skripsi. Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Riyanto, Yatim. (2010). Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi bagi
Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas.
Jakarta: Pernada Media Group.
Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Rusmono. (2012). Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Itu Perlu: Untuk
Meningkatkan Profesionalitas Guru. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sanjaya, Wina. (2013). Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Shofiya, Arum Rahma. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Make a Match Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Sosiologi
Siswa Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 3 Wonogiri Tahun Pelajaran
2012/2013.Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D. Bandung:Alfabeta.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D. Bandung:Alfabeta.
Suyono. (2009). Pembelajaran Efektif dan Produktif Berbasis Literasi : Analisis
Konteks, Prinsip, dan Wujud Alternatif Strategi Implementasinya di
Sekolah. Bahasa dan Seni, Tahun 37 Nomor 2, Agustus 2009.
Uno, Hamzah. (2010). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
LAMPIRAN
28

Lampiran 1. Silabus Dasar Penanganan Bahan Hasil Pertanian


SILABUS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
Satuan Pendidikan : SMK Negeri 4 Jeneponto
Mata Pelajaran : Dasar Penanganan Bahan Hasil Pertanian
Kelas :X
Alokasi Waktu : 144 JP
Alokasi
Kompetensi
Indikator Pencapaian Kompetensi Materi Pokok Waktu Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Dasar
(JP)
1 2 3 4 5 6
3.1 Memahami 3.1.1 Mengungkapkan ruang lingkup  Memahami ruang lingkup 12  Mengamati untuk Pengetahuan
pengelompokan hasil pertanian hasil pertanian mengidentifikasi dan :
komoditas hasil 3.1.2 Mengelompokan hasil  Jenis-jenis komoditas hasil merumuskan masalah tentang  Tes
pertanian pertanian berdasar Jenis- pertanian dan perikanan jenis dan klasifikasi komoditas Tertulis
jenis komoditas hasil  Karakteristik jenis-jenis hasil pertanian  Tes lisan
4.1 Menyimpulkan pertanian komoditas hasil pertanian  Mengumpulkan data tentang Keterampila
komoditas hasil  Klasifikasi komoditas jenis dan klasifikasi komoditas n:
pertanian 4.1.1 Mengidentifikasi karakteristik hasil pertanian dan hasil pertanian  Penilaian
agronomis perikanan berdasarkan  Mengolah data tentang jenis dan Unjuk
4.1.2 Mengidentifikasi tingkat kemudahan klasifikasi komoditas hasil Kerja
pengelompokan hasil rusak/daya tahan, pertanian  Observas
pertanian berdasar kesamaan sifat agronomi,  Mengomunikasikan tentang i
karakteristik gizi. kemiripan sifat lainnya dll. jenis dan klasifikasi komoditas
 pengelompokan hasil hasil pertanian
pertanian berdasar
karakteristik gizi.
3.2.1 Menjelaskan sifat fisik bahan Sifat-sifat bahan hasil
16  Mengamati untuk Pengetahuan
hasil pertanian pertanian mengidentifikasi dan :
29

3.2 Menganalisis 3.2.2 Menjelaskan sifat morfologis  Sifat fisis merumuskan masalah tentang  Tes
sifat bahan hasil bahan hasil pertanian  Sifat morfologis sifat bahan komoditas hasil Tertulis
pertanian 3.2.3 Menjelaskan sifat inderawi  Sifat inderawi pertanian Keterampila
4.2 bahan hasil pertanian  Sifat fisik mekanis  Mengumpulkan data tentang n:
Menyimpulkan 3.2.4 Menjelaskan sifat mekanis  Sifat fisiologis sifat bahan komoditas hasil  Penilaian
sifat bahan hasil bahan hasil pertanian Komponen kimia pertanian Mengolah data tentang Unjuk
pertanian 3.2.5 Menganalisis sifat fisiologi sifat bahan komoditas hasil Kerja
bahan hasil pertanian pertanian Observasi
4.2.1 Mendiagnosis sifat indrawi  Mengomunikasikan tentang sifat
bahan hasil pertaniain bahan komoditas hasil pertanian
4.2.2 Menunjukkan sifat mekanis
bahan hasil pertanian

3.3.1 Menguraikan tanda-tanda dan a. Mengidentifikasi tanda-


16  Mengamati untuk Pengetahuan
3.3 penyebab kerusakan fisis tanda dan penyebab mengidentifikasi dan :
Menga komoditas hasil pertanian dan kerusakan fisis komoditas merumuskan masalah tentang  Tes
nalisis tanda- perikanan. hasil pertanian tanda-tanda kerusakan bahan Tertulis
tanda 3.3.2. Menguraikan tanda-tanda dan b. Mengidentifikasi tanda- hasil pertanian Keterampila
penyebab penyebab kerusakan mekanis tanda dan penyebab  Mengumpulkan data tentang n:
kerusakan komoditas hasil pertanian kerusakan mekanis tanda-tanda kerusakan bahan  Penilaian
bahan. 3.3.3 Menguraikan tanda-tanda dan komoditas hasil pertanian hasil pertanian Unjuk
4.3 penyebab kerusakan tanda- c. Mengidentifikasi  Mengomunikasikan tentang Kerja
Menentuk tanda dan penyebab tanda-tanda dan tanda-tanda kerusakan bahan Observasi
an tanda- kerusakan fisiologis penyebab kerusakan hasil pertanian
tanda komoditas hasil pertanian fisiologis komoditas hasil
penyebab 3.3.4 Menguraikan tanda-tanda dan pertanian
kerusakan penyebab kerusakan tanda dan d. Mengidentifikasi tanda-
bahan. penyebab kerusakan biologis tanda dan penyebab
komoditas hasil pertanian kerusakan biologis
komoditas hasil pertanian
30

3.3.5. Menguraikan tanda-tanda dan e. Mengidentifikasi


penyebab kerusakan tanda- tanda-tanda dan penyebab
tanda dan penyebab kerusakan kemis komoditas
kerusakan kemis komoditas hasil pertanian
hasil pertanian f.Mengidentifikasi tanda-
3.3.6. Menguraikan tanda-tanda dan tanda dan penyebab
penyebab kerusakan tanda- kerusakan akibat bahan
tanda dan penyebab pencemar komoditas hasil
kerusakan akibat bahan pertanian
pencemar komoditas hasil g. Mengidentifikasi tanda-
pertanian tanda dan penyebab
3.3.7 Menguraikan tanda-tanda dan kerusakan mikrobiologis
penyebab kerusakan komoditas hasil pertanian
Mengidentifikasi tanda-tanda
dan penyebab kerusakan
mikrobiologis komoditas hasil
pertanian

4.3.1 Mengidentifikasi tanda-


tanda dan penyebab
kerusakan fisiologis
komoditas hasil pertanian dan
perikanan.
4.3.2 Mengidentifikasi tanda-tanda
dan penyebab kerusakan
biologis komoditas hasil
pertanian
3.4.1. Menentukan saat panen hasil a. Kriteria saat panen
16  Mengamati untuk mengidentifikasi Pengetahuan
3.4 pertanian dan perikanan hasil pertanian dengan dan merumuskan masalah tentang :
Mengidentifika dengan tepat sesuai kriteria tepat sesuai yang kriteria dan cara panen komoditas  Tes
yang dipersyaratkan. dipersyaratkan. hasil pertanian Tertulis
31

si model 3.4.2 Memilih cara panen hasil b. Cara panen hasil  Mengumpulkan data tentang  Tes lisan
pemanenan pertanian dan perikanan pertanian dengan kriteria dan cara panen komoditas Keterampila
dengan tepat, sehingga mutu tepat, sehingga mutu hasil pertanian n:
4.4 Menetapkan dapat dipertahankan. dapat dipertahankan.  Mengolah data tentang kriteria dan  Penilaian
model pemanenan 4.4.1 Menunjukkan Kriteria saat cara panen komoditas hasil Unjuk
panen hasil pertanian dengan pertanian Kerja
tepat sesuai yang  Mengomunikasikan tentang kriteria  Observas
dipersyaratkan. dan cara panen komoditas hasil i
4.4.2 Melakukan pemanenan hasil pertanian
pertanian pertanian dengan
tepat, sehingga mutu dapat
dipertahankan
a. Peralatan panen hasil
8  Mengamati untuk mengidentifikasi Pengetahuan
3.5 3.5.1 Memilih peralatan panen hasil pertanian dan merumuskan masalah tentang :
Mengid pertanian dengan tepat, peralatan panen komoditas hasil  Tes
entifikasi sehingga mutu dapat pertanian Tertulis
peralatan dipertahankan..  Mengumpulkan data tentang  Tes lisan
panen. peralatan panen komoditas hasil Keterampila
4.5 4.5.1Menggunakan Peralatan panen pertanian n:
Menentukan hasil pertanian dengan tepat,  Mengolah data tentang peralatan  Penilaian
peralatan sehingga mutu dapat panen komoditas hasil pertanian Unjuk
panen. dipertahankan  Mengomunikasikan tentang Kerja
peralatan panen komoditas hasil  Observas
pertanian i
3.6 Mengevaluasi 3.6.1 Menjelaskan pengertian sortasi a) Pengertian sortasi
16  Mengamati untuk mengidentifikasi Pengetahuan
hasil sortasi dan (pemilahan) dan grading (pemilahan) dan dan merumuskan masalah tentang :
grading hasil (pengelasan) bahan hasil grading (pengelasan) sortasi (pemilahan) dan grading  Tes
pertanian pertanian. bahan hasil pertanian. (pengelasan) komoditas hasil Tertulis
3.6.2 Menjelaskan tujuan sortasi b) Tujuan sortasi pertanian  Tes lisan
(pemilahan) dan grading (pemilahan) dan
32

4.6 Menetapkan (pengelasan) bahan secara grading (pengelasan)  Mengumpulkan data tentang sortasi Keterampila
mutu bahan hasil manual maupun menggunakan bahan secara manual (pemilahan) dan grading n:
pertanian. peralatan. maupun menggunakan (pengelasan) komoditas hasil  Penilaian
3.6.3 Menilai prinsip sortasi peralatan. pertanian Unjuk
(pemilahan) dan grading  Mengolah data tentang sortasi Kerja
(pengelasan) bahan secara c) Prinsip sortasi (pemilahan) dan grading  Observas
manual maupun menggunakan (pemilahan) dan (pengelasan) komoditas hasil i
peralatan. grading (pengelasan) pertanian
3.6.4 Membedakan factor grade bahan secara manual  Mengomunikasikan tentang sortasi
berdasarkan sifat fisika, kimia maupun menggunakan (pemilahan) dan grading
dan biologi peralatan. (pengelasan) komoditas hasil
4.6.1 Menunjukkan proses sortasi d. Faktor grade pertanian
bahan
4.6.2 Menunjukkan proses grading
a. prinsip dan teknik-teknik
16  Mengamati untuk mengidentifikasi Pengetahuan
3.7 3.7.1 Mengungkapkan prinsip dan membersihkan, dan merumuskan masalah tentang :
Menerap teknik-teknik membersihkan, mengepris dan prinsip dan teknik-teknik  Tes
kan teknik- mengepris dan menyiangi menyiangi bahan sesuai membersihkan, mengepris dan Tertulis
teknik bahan sesuai dengan standar dengan standar yang menyiangi komoditas hasil  Tes lisan
membersih yang berlaku atau standar berlaku atau standar pertanian Keterampila
kan, konsumen. konsumen.  Mengumpulkan data tentang n:
mengupas 3.7.2 Memilih prinsip dan teknik- b) M enerapkan prinsip dan prinsip dan teknik-teknik  Penilaian
kulit bahan teknik membersihkan, teknik-teknik membersihkan, mengepris dan Unjuk
sesuai mengepris dan menyiangi membersihkan, menyiangi komoditas hasil Kerja
standar bahan sesuai dengan standar mengepris dan menyiangi pertanian  Observas
4.7 Melakukan yang berlaku atau standar bahan sesuai dengan  Mengolah data prinsip dan teknik- i
pembersiha konsumen. standar yang berlaku atau teknik membersihkan, mengepris
n, 4.7.1 Melakukan membersihkan standar konsumen. dan menyiangi komoditas hasil
mengupas 4.7.2 Melakukan mengepris bahan c) Terampil dalam pertanian
kulit, bahan sesuai standar yang berlaku membersihkan,  Mengomunikasikan tentang prinsip
mengepris dan menyiangi dan teknik-teknik membersihkan,
33

hasil 4.7.3 Melakukan menyiangi bahan bahan sesuai standar yang mengepris dan menyiangi
pertanian sesuai standar konsumen berlaku atau standar komoditas hasil pertanian
konsumen komoditas
hasil pertanian
3.8.1 Menjelaskan tujuan a) Tujuan, prinsip dan
16  Mengamati untuk Pengetahua
3.8 mengemas bahan hasil teknik-teknik mengidentifikasi dan n:
Menerapk pertanian mengemas bahan hasil merumuskan masalah tentang  Tes
an 3.8.2 Memahami prinsip pertanian pengemasan bahan hasil Tertulis
pengemasan mengemas bahan hasil pertanian  Tes lisan
hasil panen pertanian  Mengumpulkan data tentang Keterampil
3.8.3 Membedakan teknik-teknik pengemasan bahan hasil an:
4.8 mengemas bahan hasil pertanian  Penilaia
Mengemas pertanian  Mengolah data tentang n Unjuk
hasil panen. 4.8.1 Melakukan pengemasan pengemasan bahan hasil Kerja
bahan hasil pertanian pertanian  Observa
 Mengomunikasikan tentang si
pengemasan bahan hasil
pertanian
a. Tujuan, prinsip dan
16  Mengamati untuk mengidentifikasi Pengetahuan
3.9 Menerapkan 3.9.1 Menjelaskan tujuan teknik-teknik menyimpan dan merumuskan masalah tentang :
penyimpanan penyimpanan bahan hasil bahan hasil pertanian penyimpanan bahan hasil  Tes
hasil panen pertanian  pertanian Tertulis
.9 Menyimpan 3.9.2 Menjelaskan prinsip  Mengumpulkan data tentang  Tes lisan
hasil panen penyimpanan bahan hasil penyimpanan bahan hasil Keterampila
pertanian pertanian n:
3.9.3 Membedakan teknik-teknik  Mengolah data tentang  Penilaian
penyimpanan bahan hasil penyimpanan bahan hasil Unjuk
pertanian pertanian Kerja
4.8.1 Melakukan penyimpanan  Observas
bahan hasil pertanian i
34

 Mengomunikasikan tentang
penyimpanan bahan hasil
pertanian
 Kerusakan bahan dalam 12  Mengamati untuk mengidentifikasi Pengetahuan
3.10 3.10.1 Menganalsis kerusakan bahan penyimpanan dan merumuskan masalah tentang :
Mengevaluasi dalam gudang  Teknik pemberantasan kerusakan bahan dan kapasitas  Tes
penyimpanan 3.10.2 Memilih bahan untuk hama gudang gudang Tertulis
hasil panen fumigasi gudang  Densitas/kapasitas kamba  Mengumpulkan data tentang  Tes lisan
3.10.3Menghitung kapasitas gudang bahan kerusakan bahan dan kapasitas Keterampila
4.10 4.10.1 Mengidentifikasi kerusakan gudang n:
Memperbaiki bahan  Mengolah data tentang kerusakan  Penilaian
penyimpanan 4.10.2 Melakukan fumigasi bahan dan kapasitas gudang Unjuk
hasil panen  Mengomunikasikan tentang Kerja
kerusakan bahan dan kapasitas  Observas
gudang i
35

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMK Negeri 4 Jeneponto
Mata Pelajaran : Dasar Penanganan Bahan Hasil Pertanian
Kelas / Semester : X APHP / Genap
Materi Pokok : Pengemasan Hasil Panen
Pertemuan Ke : 1-3
Alokasi Waktu : 3 × (4 × 45) menit
Tahun Pelajaran : 2018/2019

A. Kompetensi Inti (KI)


KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang
pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan
metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Agribisnis
Pengolahan Hasil Pertanian pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan
kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri
sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga
masyarakat nasional, regional, dan internasional.
KI 4 Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi,
dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah
sesuai dengan bidang kerja Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian.
Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan
kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara
efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif,
dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas
spesifik di bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah
konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.

B. Kompetensi Dasar
3.8 Menerapkan pengemasan hasil panen (C3)
4.8 Mengemas hasil panen (P2)

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.8.1 Menjelaskan tujuan mengemas bahan hasil pertanian (C1)
3.8.2 Memahami prinsip mengemas bahan hasil pertanian (C2)
3.8.3 Membedakan teknik-teknik mengemas bahan hasil pertanian (C3)
4.8.1 Melakukan pengemasan pada hasil panen (P2)

D. Tujuan Pembelajaran
36

Setelah mengamati (membaca) permasalahan, menuliskan penyelesaian dan


mempresentasikan hasilnya di depan kelas menggunakan model pembelajaran
Discovery Learning dengan pendekatan scientific, maka diharapkan peserta
didik :
1. Mampu menjelaskan tujuan mengemas bahan hasil pertanian dengan baik
dan benar.
2. Mampu memahami prinsip mengemas bahan hasil pertanian dengan tepat
dan teliti.
3. Mampu membedakan teknik-teknik mengemas bahan hasil pertanian
panen dengan tepat dan cermat.
4. Mampu melakukan pengemasan hasil panen dengan baik dan tepat.

E. Materi Pembelajaran
1. Definisi pengemasan
2. Fungsi pengemasan
3. Tujuan utama dari pengemasan
4. Syarat-syarat bahan pengemas
5. Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengemasan hasil panen
6. Peranan penting kemasan bagi beberapa pihak
7. Jenis-jenis bahan kemasan
8. Jenis peralatan pengemasan

F. Pendekatan, Model, Metode Pembelajaran


1. Pendekatan : Scientific
2. Model : Discovery Learning
3. Metode : Diskusi, presentasi, make a match

G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Alokasi
Kegiatan Sintak Deskripsi Pembelajaran
Waktu
Pendahuluan  Guru memasuki kelas 15 menit
tepat waktu,
mengucapkan salam dan
menyapa siswa.
 Guru mempersiapkan
kelas agar lebih kondusif
untuk proses belajar
mengajar dan menyiapkan
Orientasi media dan alat yang
diperlukan.
 Salah seorang peserta
didik memimpin doa
bersama sebelum memulai
pembelajaran.
 Guru mengisi agenda
kelas dan mengecek
kehadiran siswa.
37

 Guru memotivasi siswa


untuk ikut aktif dan
memperhatikan kegiatan
pembelajaran
Motivasi
 Guru menyampaikan
manfaat dari mempelajari
pelajaran yang akan
dibahas.
 Guru menginformasikan
topik materi, kompetensi
dan tujuan pembelajaran
yang akan dibahas pada
pertemuan ini.
 Peserta didik menerima
informasi topik materi,
kompetensi dan tujuan
Apersepsi pembelajaran yang akan
dilakukan.
 Guru bertanya mengenai
topik materi yang sudah
diketahui oleh siswa dan
mengadakan pretest.
 Guru mengelompokkan
peserta didik menjadi 6
kelompok.
Inti Mengamati 145 menit
1. Guru menugaskan
peserta didik untuk
Pemberian mengamati gambar yang
Rangsangan akan ditayangkan.
2. Peserta didik mengamati
gambar yang diberikan
guru.
Menanya
1. Guru membagikan alat,
bahan dan lembar kerja
kepada masing-masing
kelompok untuk
didiskusikan.
2. Setiap kelompok
Identifikasi
melakukan pembahasan
Masalah
untuk menjawab
berdasarkan lembar
kerja.
3. Guru membantu setiap
kelompok untuk
menjelaskan hal-hal
yang diragukan sehingga
38

informasi menjadi benar


dan tidak terjadi
kesalahpahaman
terhadap materi.
Mengumpulkan data
1. Guru mendorong
masing-masing
kelompok untuk
mengumpulkan
berbagai informasi
melalui sumber buku
Pengumpulan
atau internet.
Data
2. Setiap kelompok
mendiskusikan dan
mengumpulkan
berbagai informasi
yang dapat mendukung
jawaban dari lembar
kerja yang diberikan.
Menalar / menganalisis
data
1. Guru meminta masing –
masing kelompok untuk
mempresentasikan di
depan kelas.
Pembuktian
2. Beberapa peserta didik
dari kelompok lain
melakukan tanya jawab.
3. Kelompok menanggapi
pertanyaan yang muncul
pada saat presentasi.
Mengkomunikasikan
1. Kelompok menerima
masukan yang sudah
didiskusikan bersama
dan menambahkannya
pada lembar kerja.
2. Guru meminta kepada
Menarik kelompok untuk
Kesimpulan memberikan kesimpulan
mengenai point – point
penting dari hasil
presentasi.
3. Kelompok memberikan
kesimpulan dari lembar
kerja yang sudah
dikerjakan.
39

Penutup  Guru melakukan 20 menit


penilaian (post test) dan
tindak lanjut untuk
pertemuan selanjutnya.
 Guru melakukan tanya
jawab dengan peserta
didik untuk membuat
rangkuman materi
belajar.
 Guru melakukan refleksi
terhadap proses dan hasil
pembelajaran.
Simpulan  Guru menginformasikan
materi pembelajaran
untuk pertemuan
selanjutnya.
 Guru memberi motivasi
untuk tetap semangat
serta mengingatkan
peserta didik untuk
mempelajari materi baru.
 Guru mengakhiri kegiatan
pembelajaran, memberi
salam dan menutup
pertemuan.

Pertemuan 2
Alokasi
Kegiatan Sintak Deskripsi Pembelajaran
Waktu
Pendahuluan  Guru memasuki kelas 15 menit
tepat waktu,
mengucapkan salam dan
menyapa siswa.
 Guru mempersiapkan
kelas agar lebih kondusif
untuk proses belajar
mengajar dan menyiapkan
Orientasi media dan alat yang
diperlukan.
 Salah seorang peserta
didik memimpin doa
bersama sebelum memulai
pembelajaran.
 Guru mengisi agenda
kelas dan mengecek
kehadiran siswa.
40

 Guru memotivasi siswa


untuk ikut aktif dan
memperhatikan kegiatan
pembelajaran
Motivasi
 Guru menyampaikan
manfaat dari mempelajari
pelajaran yang akan
dibahas.
 Guru menginformasikan
topik materi, kompetensi
dan tujuan pembelajaran
yang akan dibahas pada
pertemuan ini.
 Peserta didik menerima
informasi topik materi,
Apersepsi
kompetensi dan tujuan
pembelajaran yang akan
dilakukan.
 Guru bertanya mengenai
topik materi yang sudah
diketahui oleh siswa.
 Guru mengadakan pretest.
Inti Mengamati 145 menit
1. Guru menyiapkan alat
dan beberapa kartu yang
Pemberian
berisi soal/jawaban
Rangsangan
mengenai materi.
2. Siswa mengamati dan
menerima arahan.
Menanya
1. Guru membagikan kartu
soal / kartu jawaban ke
setiap siswa.
2. Setiap siswa mendapat
satu buah kartu.
Identifikasi 3. Guru membantu setiap
Masalah siswa untuk
menjelaskan hal-hal
yang diragukan
sehingga informasi
menjadi benar dan tidak
terjadi kesalahpahaman
terhadap materi.
Mengumpulkan data
1. Guru mendorong
Pengumpulan
setiap siswa dalam
Data
mengumpulkan
berbagai informasi
41

melalui kartu
soal/jawaban yang
sudah diberikan.
2. Setiap siswa mencari
pasangan kartunya
beruap soal atau
jawaban.
Menalar / menganalisis
data
1. Siswa yang dapat
mencocokkan kartunya
sebelum batas waktu
Pembuktian yang ditentukan akan
mendapat poin/hadiah.
2. Guru membahas setiap
kartu yang sudah
berpasangan antara soal
dan jawaban.
Mengkomunikasikan
1. Guru meminta kepada
siswa untuk
memberikan kesimpulan
Menarik
mengenai point – point
Kesimpulan
dari hasil kartu
soal/jawaban.
2. Siswa memberikan
kesimpulan.
Penutup  Guru melakukan 20 menit
penilaian (post test) dan
tindak lanjut untuk
pertemuan selanjutnya.
 Guru melakukan tanya
jawab dengan peserta
didik untuk membuat
rangkuman materi
belajar.
 Guru melakukan refleksi
Simpulan terhadap proses dan hasil
pembelajaran.
 Guru menginformasikan
materi pembelajaran
untuk pertemuan
selanjutnya.
 Guru memberi motivasi
untuk tetap semangat
serta mengingatkan
peserta didik untuk
mempelajari materi baru.
42

 Guru mengakhiri kegiatan


pembelajaran, memberi
salam dan menutup
pertemuan.

Pertemuan 3
Alokasi
Kegiatan Sintak Deskripsi Pembelajaran
Waktu
Pendahuluan  Guru memasuki kelas 15 menit
tepat waktu,
mengucapkan salam dan
menyapa siswa.
 Guru mempersiapkan
kelas agar lebih kondusif
untuk proses belajar
mengajar dan menyiapkan
Orientasi media dan alat yang
diperlukan.
 Salah seorang peserta
didik memimpin doa
bersama sebelum memulai
pembelajaran.
 Guru mengisi agenda
kelas dan mengecek
kehadiran siswa.
 Guru memotivasi siswa
untuk ikut aktif dan
memperhatikan kegiatan
pembelajaran
Motivasi
 Guru menyampaikan
manfaat dari mempelajari
pelajaran yang akan
dibahas.
 Guru menginformasikan
topik materi, kompetensi
dan tujuan pembelajaran
yang akan dibahas pada
pertemuan ini.
 Peserta didik menerima
informasi topik materi,
Apersepsi
kompetensi dan tujuan
pembelajaran yang akan
dilakukan.
 Guru bertanya mengenai
topik materi yang sudah
diketahui oleh siswa.
 Guru mengadakan pretest.
43

Inti Mengamati 145 menit


1. Guru menyiapkan alat
dan beberapa kartu yang
Pemberian
berisi soal/jawaban
Rangsangan
mengenai materi.
2. Siswa mengamati dan
menerima arahan.
Menanya
1. Guru membagikan kartu
soal / kartu jawaban ke
setiap siswa.
2. Setiap siswa mendapat
satu buah kartu.
Identifikasi 3. Guru membantu setiap
Masalah siswa untuk
menjelaskan hal-hal
yang diragukan
sehingga informasi
menjadi benar dan tidak
terjadi kesalahpahaman
terhadap materi.
Mengumpulkan data
1. Guru mendorong
setiap siswa dalam
mengumpulkan
berbagai informasi
Pengumpulan melalui kartu
Data soal/jawaban yang
sudah diberikan.
2. Setiap siswa mencari
pasangan kartunya
beruap soal atau
jawaban.
Menalar / menganalisis
data
1. Siswa yang dapat
mencocokkan kartunya
sebelum batas waktu
Pembuktian yang ditentukan akan
mendapat poin/hadiah.
2. Guru membahas setiap
kartu yang sudah
berpasangan antara soal
dan jawaban.
Mengkomunikasikan
Menarik 1. Guru meminta kepada
Kesimpulan siswa untuk
memberikan kesimpulan
44

mengenai point – point


dari hasil kartu
soal/jawaban.
2. Siswa memberikan
kesimpulan.
Penutup  Guru melakukan 20 menit
penilaian (post test) dan
tindak lanjut untuk
pertemuan selanjutnya.
 Guru melakukan tanya
jawab dengan peserta
didik untuk membuat
rangkuman materi
belajar.
 Guru melakukan refleksi
terhadap proses dan hasil
pembelajaran.
Simpulan  Guru menginformasikan
materi pembelajaran
untuk pertemuan
selanjutnya.
 Guru memberi motivasi
untuk tetap semangat
serta mengingatkan
peserta didik untuk
mempelajari materi baru.
 Guru mengakhiri kegiatan
pembelajaran, memberi
salam dan menutup
pertemuan.

H. Alat, Media dan Sumber Pembelajaran


1. Alat : Proyektor, laptop dan speaker
2. Media : Gambar, video mesin pengemasan sayur dan buah, karton,
kartu soal / jawaban
3. Sumber :
 Julianti E dan Nurminah M. (2006). Teknologi Pengemasan.
Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas
Sumatera Utara.
 Kemendikbud. (2008). Penanganan Bahan Hasil Pertanian dan
Perikanan. Jakarta : BSE (Buku Sekolah Elektronik).
 Lisa Kitinoja dan Adel A. Kader. (2003). Praktik-praktik Penanganan
Pascapanen Skala Kecil: Manual untuk Produk Hortikultura (Edisi ke
4). University of California, Davis Postharvest Technology Research
and Information Center. Diterjemahkan oleh: I Made S. Utama.
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana Denpasar – Bali.
45

 Mentan. (2009). Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia


Nomor 44/Permentan/OT.140/10/2009 tentang Pedoman Penanganan
Pasca Panen Hasil Pertanian Asal Tanaman yang Baik (Good
Handling Practices). Jakarta: Kementerian Pertanian Republik
Indonesia.
I. Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran
1. Penilaian Kompotensi Pengetahuan
a. Teknik penilaian : Tes tertulis
b. Bentuk penilaian : Pilihan Ganda dan Essay
c. Instrumen penilaian : Tes (terlampir)
2. Penilaian Kompetensi Keterampilan
a. Teknik penilaian : Tes praktik (presentasi)
b. Bentuk penilaian : Skala penilaian
c. Instrumen penilaian : Non tes
3. Penilaian Kompetensi Sikap
a. Teknik penilaian : Observasi
b. Bentuk penilaian : Skala penilaian
c. Instrumen penilaian : Non tes
46

Instrumen Penilaian Kompetensi Keterampilan (Presentasi)


Kejelasan NA
Nama Siswa / Pengetahuan Penampilan
No Presentasi (modus)
Kelompok
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Skor yang diperoleh


Nilai  X 100  ______
Totalskor

Rubrik Penilaian Kompetensi Keterampilan


Aspek yang Penilaian (skor)
No
dinilai 1 2 3 4
Peserta didik Peserta didik Peserta
Peserta didik didik
berbicara dengan berbicara dengan berbicara
berbicara dengan
Kejelasan tidak jelas dan ada jelas dan ada dengan jelas dan
jelas dan tidak ada
1.
Presentasi kesalahan kesalahan ada kesalahan
kesalahan
pengucapan lebih pengucapan dua pengucapan satu
pengucapan
dari dua kalimat kalimat kalimat
kalimat
Terdapat tiga Terdapat dua Terdapat
Peserta satu didik
indikator yang indikator yang indikator yang
menyampaikan
tidak tidak tersampaikan tidak
materi terkait :
tersampaikan tersampaikan
- Definisi
pengemasan
- Jenis
pengemasan
2. Pengetahuan - Karakteristik
kemasan
berdasarkan
sifat kemasan
- Karakteristik
komoditas
berdasarkan
sifat fisiologis
Terdapat tiga Terdapat dua Terdapat satu Peserta didik
indikator yang indikator yang indikator yang memenuhi
tidak terpenuhi tidak terpenuhi tidak terpenuhi beberapa kriteria
3. Penampilan
berikut :
- Menyiapkan
alat tulis
47

- Menyiapkan
LKPD
- Menggunakan
seragam
sekolah
sesuai dengan
jadwalnya
- Kehadiran
anggota
kelompok
lengkap
48

Instrumen Penilaian Kompetensi Sikap (Afektif)


Nama Tanggung NA
Disiplin Kerjasama Kritis
No Siswa / jawab (modus)
Kelompok 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Skor yang diperoleh


Nilai  X 100  ______
Totalskor

Rubrik Penilaian Kompetensi Sikap (Afektif)


Aspek Penilaian (skor)
No yang
1 2 3 4
dinilai
Datang ke kelas Datang ke kelas Datang ke kelas Datang ke kelas
lebih dari lima lebih lima belas lebih sepuluh tepat waktu sesuai
belas menit dari menit dari waktu menit dari dengan tata tertib
1. Disiplin waktu yang sudah yang sudah waktu yang sekolah (07.00)
ditentukan ditentukan (07.15) sudah
(>07.15) ditentukan
(07.10)
<25% anggota 25% - 50% 50% - 75% >75% anggota
kelompok yang anggota kelompok anggota kelompok yang
2. Kerjasama terlibat dalam yang terlibat dalam kelompok yang terlibat dalam kerja
kerja kelompok kerja kelompok terlibat dalam kelompok
kerja kelompok
Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik
mengumpulkan mengumpulkan mengumpulkan mengumpulkan
Tanggung tugas lebih dari tugas lebih dua tugas lebih satu tugas tepat waktu
3.
jawab dua hari dari hari dari waktu hari dari waktu
waktu yang sudah yang sudah yang sudah
ditentukan ditentukan ditentukan
Terdapat tiga Terdapat dua Terdapat satu Peserta didik
kriteria yang kriteria yang tidak kriteria yang memenuhi beberapa
tidak terpenuhi terpenuhi tidak terpenuhi kriteria berikut :
4. Kritis - Menjawab
pertanyaan
dalam kegiatan
belajar
49

- Mengutarakan
pertanyaan
dalam kegiatan
belajar
- Mengemukakan
pendapat
dalam kegiatan
belajar
- Mendapatkan
informasi dari
berbagai
sumber

Program Remedial :
 Remedial diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal), guru akan memberikan tugas bagi peserta didik yang
belum mencapai KKM.
Program Pengayaan :
 Program pengayaan diberikan / ditawarkan kepada peserta didik yang sudah
mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sebagai bentuk pendalaman
terhadap materi yang diberikan.

Jeneponto, Maret 2019


Mengetahui,
Guru Pamong Guru Mata Pelajaran

Palupie Widhianingtias, S.P Winni Trinita Maulandhiyani


NIP. 19750122 200902 2 004 NIM. 1827017046
50

Lampiran 3. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Pra Siklus


51
52
53

Lampiran 4. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus 1


54
55
56

Lampiran 5. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus 2


57
58
59

Lampiran 6. Expert Judgement Instrumen Penelitian Kriteria Penilaian Kognitif


60
61
62
63

Lampiran 7. Instrumen Pretest/Posttest


Instrumen Pretest/Posttest
Tahun Pelajaran 2018/2019
Satuan Pendidikan : SMK Negeri 4 Jeneponto
Program Studi : Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian
Mata Pelajaran : Dasar Penanganan Bahan Hasil Pertanian
Kelas/Semester : X APHP 2 /Genap
Alokasi Waktu : 15 menit

Nama :
Standar Kompetensi : Menerapkan pengemasan hasil panen
Pilihlah jawaban yang benar dibawah ini dengan memberikan tanda silang (X)!
1. Kegiatan penanganan sejak bahan berada di tempat pemanenan hingga sampai ke konsumen
memerlukan kegiatan ....
a. pembersihan b. pengemasan c. pengangkutan d. penyimpanan e. penyortiran
2. Perhatikan beberapa point berikut ini!
1. kemasan kertas
2. kemasan karton
3. kemasan kayu
4. kemasan plastik
Pengemasan pada tomat di pasar tradisional menggunakan jenis kemasan yang ditunjukan
oleh nomor ....
a. 1 dan 2 b. 1 dan 3 c. 2 dan 3 d. 2 dan 4 e. 3 dan 4
3. Tujuan utama dari pengemasan adalah ....
a. Menurunkan kadar air
b. Memperpanjang masa simpan
c. Mempermudah sortasi
d. Meningkatkan nilai jual produk
e. Mempermudah grading
4. Fungsi yang tidak termasuk dari pengemasan pada bahan pangan adalah ....
a. Melindungi produk
b. Sebagai identitas produk
c. Mempermudah transportasi barang
d. Meningkatkan pemasaran produk
e. Mampu memasarkan produk
5. Kemasan dapat digunakan sebagai identitas produk dan sebagai media promosi, hal tersebut
merupakan peranan kemasan bagi pihak ....
a. pembeli b. petani c. konsumen d. pemerintah e. industri
64

6. Jenis bahan kemasan yang sesuai dengan gambar di bawah ini yaitu ....
a. Polipropilen
b. Polivinil clorida
c. Polistyrene
d. Polietilen
e. Akrilik

7. Peralatan pengemasan produk pangan yang digunakan untuk mengemas berbagai kemasan
plastik dimana pengoperasiannya dilakukan secara manual, dapat digunakan untuk skala
rumah tangga, dan dengan harga yang relatif murah merupakan alat pengemas ....

a. b.

c. d.

e.
8. Jenis peralatan pengemas yang prinsip penggunaannya dengan menghampakan udara untuk
menekan kandungan oksigen dalam kemasan yaitu ....
65

a. Vacuum sealer b. Hand sealer c. Cup sealer d. Continous e. Planetary


band sealer mixer
9. Kemasan dapat digunakan sebagai sumber informasi tentang isi dan produk, hal tersebut
merupakan peranan kemasan bagi pihak ....
a. pedagang b. pemerintah c. petani d. konsumen e. produsen
10. Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pengemasan dan pembungkusan
adalah ....
a. efisien b. kemanfaatan c. ekonomis d. perlindungan e. kenyamanan
11. Perhatikan beberapa point berikut ini!
1. kemasan kertas
2. kemasan logam
3. kemasan kayu
4. kemasan plastik
Pengemasan pada kentang menggunakan jenis kemasan yang ditunjukan oleh nomor ....
a. 1 dan 2 b. 1 dan 3 c. 2 dan 3 d. 2 dan 4 e. 3 dan 4
12. Melindungi bahan hasil pertanian dari kerusakan, menangani sementara bahan hasil pertanian
dan mempermudah proses pemasaran merupakan .... dari kemasan
a. tujuan b. teknik - teknik c. prinsip d. syarat-syarat e. kegiatan
13. Dapat meningkatkan kehilangan air, mudah beradaptasi dengan lingkungan dan dapat
meningkatkan suhu merupakan .... dari kemasan
a. tujuan b. teknik-teknik c. prinsip d. syarat-syarat e. kegiatan
14. Produk pangan berkadar lemak tinggi yang cocok dikemas menggunakan kertas perkamen
adalah ....
a. Mentega, keju, margarine
b. Susu kedelai, mentega, susu sapi
c. Mentega, kacang-kacangan, keju
d. Susu kedelai, keju, kacang-kacangan
e. Margarine, susu kedelai, susu sapi
15. Fungsi pengemasan adalah ....
a. Protection, agglomeration and communication
b. Contaiment, convenience and communication
c. Contaiment, agglomeration, and communication
d. Contaiment, protection, convenience and communication
e. Contaiment, protection, agglomeration and communication
16. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengemasan adalah ....
a. Kemasan harus memenuhi syarat keamanan dan kemanfaatan
b. Kemasan dapat melindungi dari pengaruh buruk produk itu sendiri
c. Kemasan dapat meningkatkan efisiensi
d. Kemasan harus meningkatkan pemasaran produk
66

e. Kemasan harus mengikuti teknik mutahir sehingga produk yang dikemasnya terkesan
mengikuti perkembangan terakhir
17. Buah durian merupakan salah satu komoditas yang memiliki bau yang tajam, sehingga perlu
dikemas dengan menggunakan kemasan kedap udara dan ditaburi dengan biji kopi sebelum
pengiriman. Perlakuan tersebut termasuk ke dalam salah satu fungsi pengemasan yaitu ....
a. Melindungi dan mengawetkan produk
b. Sebagai identitas produk
c. Meningkatkan efisiensi pengiriman
d. Melindungi pengaruh buruk dari produk di dalamnya
e. Mewadahi produk selama distribusi dari produsen hingga ke konsumen
18. Perhatikan beberapa hal di bawah ini !
1. Dapat melindungi komoditas/produk
2. Bereaksi dengan bahan pangan
3. Dapat meningkatkan kehilangan air
4. Mudah beradaptasi dengan lingkungan
5. Dapat meningkatkan suhu
6. Sesuai dengan sistem penanganan serta jenis komoditasnya
Berdasarkan pernyataan di atas yang termasuk dalam syarat-syarat bahan pengemas yaitu ....
a. 2, 4 dan 6 b. 1, 3 dan 5 c. 1, 4 dan 6 d. 2, 5 dan 6 e. 3, 4 dan 6
19. Saat berbelanja ke supermarket Hanif menjumpai berbagai produk susu cair dengan kemasan
yang berbeda, dari kemasan tersebut Hanif bisa mengetahui masing-masing tanggal
kadaluarsa produk. Fungsi pengemasan yang berkaitan dengan hal tersebut yaitu ....
a. Menambah daya tarik konsumen
b. Memberi kenyamanan bagi pemakai
c. Sarana informasi dan iklan
d. Melindungi dan mengawetkan produk
e. Memperluas pemakaian dan pemasaran produk
20. Kemasan dapat digunakan sebagai usaha perlindungan konsumen, hal tersebut merupakan
peranan kemasan bagi pihak ....
a. pembeli b. petani c. industri d. pemerintah e. pedagang
21. Jenis kemasan produk pangan yang berbahan dasar kertas terdiri dari ....
a. Chipboard, HDPE, tyvek
b. Container board, soluble, LDPE
c. Polivinil, lilin, perkamen
d. Glasin, tyvek, soluble
e. Chipboard, container board, etilen
22. PT Bina Mandiri merupakan industri penghasil komoditas buah yang dipasarkan ke pasar
tradisional dan supermarket. Untuk mempertahankan kualitas, komoditas buah tersebut
dimasukkan ke dalam keranjang selama proses pengangkutan. Keranjang buah yang
digunakan tersebut berperan sebagai ....
67

a. pengemasan b.produk kemasan c. jenis kemasan d.model kemasan e. kemasan


23. Jenis bahan kemasan yang paling tepat untuk mengemas produk pangan selai buah yaitu ....
a. Kertas perkamen
b. Kemasan kayu
c. Kertas plastik
d. Kemasan gelas
e. Kertas tahan minyak
24. Fungsi yang tidak termasuk dari pengemasan pada bahan pangan yaitu ....
a. Melindungi produk
b. Sebagai identitas produk
c. Melindungi pengaruh buruk dari produk itu sendiri
d. Mampu memasarkan produk
e. Meningkatkan pemasaran produk
25. Berikut ini merupakan jenis pengemasan yang benar adalah ....
a. Kertas, kayu, plastik
b. Primer, plastik, kertas
c. Styrofoam, logam, kertas
d. Sekunder, tersier, kayu
e. Karton, soluble, plastik
68

Lampiran 8. Kartu Soal dan Kartu Jawaban Make a match

Kartu Soal Kartu Jawaban


Kemasan harus memenuhi syarat keamanan Hal yang perlu diperhatikan dalam
dan kemanfaatan melakukan pengemasan
Berperan sebagai identitas produk dan
Pihak industri
sebagai media promosi
Berperan sebagai sumber informasi tentang
Pihak konsumen
isi dan produk
Berperan sebagai usaha perlindungan
Pihak pemerintah
konsumen
Mudah beradaptasi dengan lingkungan, dapat
meningkatkan kehilangan air dan dapat Syarat-syarat kemasan
meningkatkan suhu
Meningkatkan nilai jual produk Tujuan utama pengemasan
Kemasan botol plastik Polietilen
Melindungi bahan hasil pertanian dari
kerusakan, menangani sementara bahan hasil
Tujuan dari kemasan
pertanian dan mempermudah proses
pemasaran
Produk pangan berkadar lemak tinggi yang
cocok dikemas menggunakan kertas Mentega, keju, margarine
perkamen
Buah durian perlu dikemas dengan kemasan
Melindungi pengaruh buruk dari produk di
kedap udara dan ditaburi dengan biji kopi
dalamnya
sebelum pengiriman
Jenis kemasan yang digunakan pada kentang
Kemasan kayu dan plastik
di pasar tradisional
Jenis kemasan yang digunakan untuk produk
Kemasan gelas
selai
69

Protection, agglomeration and


communication Fungsi pengemasan

Glasin, perkamen, tyvek Macam-macam kemasan kertas


Alat pengemas yang mempunyai prinsip
menghampakan udara untuk menekan Vacuum sealer
kandungan oksigen dalam kemasan
Kemasan plastik dengan penggunaan 1×
PETE/PET dan HDPE
pakai
Kegiatan mewadahi / membungkus produk
dengan bahan tertentu sejak bahan dipanen Pengemasan
hingga sampai ke konsumen
Jar, tumbler, jug Macam-macam kemasan gelas
Kaleng timplate, alumunium foil Macam-macam kemasan logam
Alat pengemas yang dilakukan dengan
manual, mempunyai harga relatif murah dan Hand sealer
digunakan untuk skala rumah tangga
Keranjang buah berperan untuk
Kemasan
mempertahankan komoditas buah
Dapat menarik perhatian konsumen dan
desain teknik dari wadahnya memudahkan Fungsi pengemasan
pemakai,
Kertas, kayu, plastik Jenis bahan kemas
Tempat harus bersih dan terhindar dari
Prinsip pengemasan
kontaminasi
Kemasan plastik yang terbaik untuk bahan
plastik penyimpan makanan dan minuman Polypropylene

Kemasan yang sulit dihancurkan tetapi tetap


LDPE
baik untuk tempat makanan
70

Lampiran 9. Data Hasil Instrumen Pra Siklus (pretest)


71

Lampiran 10. Data Hasil Instrumen Pra Siklus (posttest)


72

Lampiran 11. Data Hasil Instrumen Siklus 1 (pretest)


73

Lampiran 12. Data Hasil Instrumen Siklus 1 (posttest)


74

Lampiran 13. Data Hasil Instrumen Siklus 2 (pretest)


75

Lampiran 14. Data Hasil Instrumen Siklus 2 (posttest)


76

Lampiran 15. Hasil Normalized Gain Pra Siklus


77

Lampiran 16. Hasil Normalized Gain Siklus 1 dan Siklus 2


78

Lampiran 17. Dokumentasi Penelitian

Proses pembelajaran pra siklus

Proses pembelajaran make a match

Siswa mengerjakan soal pretest dan posttest

Anda mungkin juga menyukai