Anda di halaman 1dari 2

Nama : Finka Oktaviana Putri

Semester : 4 B putri
Makul : ‫األربعين في اصول الدين‬
Dosen : Agus H. Zainul Mun’im, S.H.I,. MA

Dasar ke-9
Amar Ma’ruf Nahi Munkar
‫ك ُه ُم الْ ُم ْفلِ ُحو َن‬ ِ
َ ‫ َولْتَ ُك ْن ِمْن ُك ْم َُّأمةٌ يَ ْدعُو َن ِإىَل اخْلَرْيِ َويَْأ ُم ُرو َن بِالْ َم ْع ُروف َو َيْن َه ْو َن َع ِن الْ ُمْن َك ِر َوُأولَِئ‬:‫قال اهلل تعاىل‬
]104 :‫[آل عمران‬
Setiap orang yang menyaksikan kemunkaran sedangkan ia tidak
mengingkarinya dan hanya diam saja atas tindakan tersebut maka ia juga termasuk
pelaku kemunkaran tersebut. Sepeerti orang yang mendengar ghibah, maka ia sama
saja dengan pelaku ghibah tersebut. Orang yang bergaul dengan manusia pasti banyak
melakukan kemaksiatan, meskipun sebenarnya ia adalah orang yang bertakwa,
kecuali ia menghindari penipuan dan menyibukkan diri dengan hisbah (amar ma’ruf
nahi munkar) serta mencegah kemaksiatan tersebut.
Kewajiban amar ma’ruf nahi munkar gugur dengan adanya dua perkara:
1. Mengetahui bahwa tindakannya tersebut tidak dihiraukan dan tidak
membuat orang lain meninggalkan kemunkaran tersebut, serta membuat ia
dipandang dengan pandangan remeh.
Dalam hal ini diperbolehkan diam dan disunnahkan mencegah dengan
lisan. Jika tidak mampu mencegah dengan lisan maka wajib meninggalkan
tempat tersebut.
2. Ia mampu mencegah kemunkaran, tapi sebab itu ditakutkan timbulnya
hal-hal yang tidak diinginkan. Maka disunnahkan untuk melakukan
hisbah (amar ma’ruf nahi munkar).
Etika hisbah itu ada dua:
1. Melakukan dengan sopan, santun, lemah lembut, dan tidak dengan
menampakkan kesholehan.
2. Memulai amar ma’ruf nahi munkar dari diri sendiri. Hal ini tidaklah
menjadi suatu syarat, hanya saja sebagai bentuk etika orang yang hisbah.
Sehingga pelaku maksiat pun tetap bisa melakukan hisbah (amar ma’ruf
nahi munkar).
Dasar Ke-10
Mengikuti Sunnah Rasulullah
Kunci keberuntungan adalah mengikuti sunnah Rasulullah dan seluruh segala
hal yang timbul dari Rasulullah SAW. Dan hal ini tidak hanya pada sesuatu yang
berkaitan dengan adab-adab beribadah saja, melainkan pada seluruh kebiasaan Rasul
secara mutlak.

Bagian Ketiga
Membersihkan Hati Dari Akhlak-Akhlak Tercela
Ketahuilah bahwa kesempurnaan iman itu diraih dengan membersihkan hati
dari segala hal yang tidak disenangi Allah, dan menghiasinya dengan hal-hal yang
disenangi Allah. Membersihkan hati adalah sebagian dari iman, bagaimana bisa
membersihkan hati seseorang yang tidak mengetahui perihal najis?. Maka akan
disebutkan beberapa akhlak tercela yang harus dibersihkan dari hati.
1. Banyak Makan
Berlebihan dalam makan adalah induk dari segala keburukan. Karena lambung
adalah sumber syahwat, dan darinya muncul syahwat farji. Jika syahwat perut
dan syahwat farji telah menguasai diri, maka timbullah syahwat terhadap harta,
karena syahwat farji dan syahwat perut bisa terpenuhi dengan harta. Dan setelah
itu timbullah syahwat terhadap pangkat dan kedudukan, karena dengan
kedudukan yang tinggi maka dapat diperoleh harta yang melimpah. Kemudian
timbul bahaya-bahaya lain seperti sombong, riya’, hasud, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai