IKATAN
BIDAN INDONESIA No. Dokumen :
LAMPUNG TENGAH
A. Alat
Lennec
Doopler
Metlin
Pita Ukur LILA
Reflek Hammer
Microtoise
Timbangan Berat Badan Dewasa
Tensimeter Kompas
Stetoscope
6. Langkah langkah
1. Pelaksanaan
a. Anamnese
b. Pemeriksaan
1) Pemeriksaan umum
Keadaan umum bumil
Ukur Tinggi badan, dan timbang berat badan
(T1 )
Tanda Vital : Tekanan darah, nadi, RR, T ( T2 )
Ukur LILA ( T3 )
Pemeriksaan fisik menyeluruh ( dari kepala sampai
ekstermitas )
2) Pemeriksaan khusus
Umur kehamilan < 20 mgg
a) Inspeksi
(1) Fundus
(2) Hiperpigmentasi ( pada areola mammae,
Linnea nigra )
(3) Striae
b) Palpasi
(1) Tinggi Fundus Uteri
(2) Keadaan Perut
c) Auscultasi
Umur Kehamilan > 20 mgg
a) Inspeksi
(1) Tinggi Fundus uteri
(2) Hiperpigmentasi dan Striae
(3) Keadaan dinding Perut
b) Palpasi/ Presentasi janin dan Auscultasi (T4 )
Lakukan pemeriksaan Leopold dan Instruksi
kerjanya sebagai berikut :
(1) Leopold 1
(2) Leopold 2
(3) Leopold 3
(4) Leopold 4
c. Auscultasi
d. Pemeriksaan Tambahan (Laboratorium)
2. Tata Laksana
- Buat prognosa dan rencana Tata laksana
Kasus ( T8 )
- Catat hasil pemeriksaan pada buku KIA dan
status pasien
- Temu Wicara / Konseling atau
Penyuluhan ( T9 )
- Tatalaksana atau mendapatkan
Pengobatan( T10 )
- Beri alasan bila pasien rujuk ke rumah sakit
IKATAN
BIDAN INDONESIA No. Dokumen :
LAMPUNG TENGAH
Persiapan pasien
1. Berikan penjelasan tentang prosedur, tujuan dan
manfaat
2. Memberitahukan ibu, bahwa bidan akan melakukan
pertolongan persalinan, agar bayi lahir dan ibu
melewati proses persalinan dengan normal agar
terhindar dari komplikasi
3. Informed concent
Memberitahukan ibu untuk mrendantangani surat
pernyataan bahwa ibu bersedia dilakukan pertolongan
yang akan dilakukan
4. Bantu klien dalam posisi yang nyaman
Dianjurkan ibu pada posisi setengah duduk tidak
dianjurkan ibu untuk tidur terlentang
Persiapan petugas
Mencuci tangan dengan 6 Langkah
Observasi Kala IV
IKATAN
BIDAN INDONESIA No. Dokumen :
LAMPUNG TENGAH
IKATAN
BIDAN INDONESIA No. Dokumen :
LAMPUNG TENGAH
1.Pengertian Asuhan yang diberikan pada Bayi selama jam pertama setelah
kelahiran
2.Tujuan Menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu terlaksananya
pernafasan spontan serta mencengah Hypotermi, Pencegahan
infeksi, bayi baru lahir tali pusat, Inisiasi menyusu dini (IMD),
Pencegahan perdarahan, Pemberian imunisasi, Pemeriksaan
bayi baru lahir
IKATAN
BIDAN INDONESIA No. Dokumen :
LAMPUNG TENGAH
3.Referensi
Buku Panduan Pelayanan Praktis Kontrasepsi
4.Alat dan Bahan Persiapan Klien dan alat
1. Spekulum vagina
2. Penjepit benang IUD
3. Tempat sampah medis
4. Kom besar 2 buah
5. Bak instrumen
6. Kom sedang 1 buah
7. Bengkok
8. Tenakulum
9. Sonde uterus
10. Gunting IUD
11. Tampon taang
Bahan
1. IUD steril
2. Sarung tangan steril
3. Kassa steril
4. Betadine
5. Larutan klorin 0,5%
6 Prosedur 1. Konseling Pra pencabutan
3. Produser Pencabutan
a. Lakukan pemeriksaan bimanual
b. Bersih kan vagina dengan air DTT, pasang
spekulum vagina untuk melihat serviks,
c. Jepit benang yang dekat serviks dengan klem
d. Tarik keluar benang secara mantap tetapi hati – hati
untuk mengeluarkan AKDR
e. Tunjukan AKDR tersebut pada klien kemudian
rendam dalam larutan cklorin 0,5 %
f. Keluarkan spekulum dengan hati – hati
7.Dokumentasi terkait
a kartu kb
b kohort kb
c register
PELAYANAN KB
( PEMASANGAN IMPLAN )
IKATAN
BIDAN INDONESIA No. Dokumen :
LAMPUNG TENGAH
C. Referensi
Buku Panduan Pelayanan Praktis Kontrasepsi
D. Alat dan Bahan 1. Persiapan alat :
a. Tensi
b. Statescope
c. APD (kacamata goggle,sepatu boot, masker,
handuk pribbadi)
d. Tempat tidur periksa
e. Alat penyangga lengan ( tambahan )
f. Perlak dan pengalas
g. Bak instrumen yang berisi:
- 1 pasang hand schoen steril
- Kasa steril / doek
- Spuit 5cc berisi lidocain
h. Batang norpaln/implanon ( 2 buah ) dalam kantong
atau implant set
i. Efinefrin untuk rekatan anafilaktik
j. Spuit 5cc dan jarum no 22
k. Skapel no 11/ 15
l. Plaster/ band aid
m. Bengkok
n. larutan klorine 5 %
o. Kom kcil brisi betadine
p. Sabun dan handuk tangan
2. Persiapan pasien
a. Pastikan klien benar – benar memilih metode
kontrasepsi implan sebagai pilihannya ( Infrorm
consent )
b. Jelaskan pada klien prosedur yang akan di lakukan
c. Mempersilahkan pasien untuk mengajukan
pertanyaan bila kurang mengerti
d. Sampaikan pada klien kemungkinan akan merasa
sedikit sakit pada beberapa langkah waktu
pemasangan dan nanti kan diberitahu bila sampai
pada langkah – langkah tersebut
e. Minta klien untuk mencuci daerah yang akan di
pasang implan
E. Prosedur 1. Mekanisme kerja
g. Memberi salam kepada klien dan sapa dengan
ramah dan hangat
h. Dekatkan alat – alat dekat pasien
- Alat alat untuk pemeriksaan fisik dan
pemasangan implant
- Siapkan ruangan dengan cahaya yang cukup
i. Pasang sampiran
j. Cuci tangan di bawah air mengalir dengan sabun
dan keringkan dengan handuk
k. Timbang berat badan klien
l. Ukur tekanan darah
m. Lakukan pemeriksaan payudara, ajarinklie cara
memeriksa payudara sendiri
n. Letakkan perlak dan alas perlak pada bagian bawah
lengan
o. Tentukan tempat pemasangan yang optimal :
- 8 cm dari atas lipatan siku
- Gunakan pola dan spidol untuk menandai tempat
insisi
p. Siapkan batang implant
- Buka bungkus steril tanpa menyentuhnya
- Letakkan pada kom steril
2. Pemasangan Implant
a. Atur alat dan bahan sehingga mudah dicapai
b. Pakai sarung tangan steril
c. Hitung jumlah kapsul untuk memastikan jumlahnya
d. Persiapkan tempat insisi dengan larutan anti septik
- Gunakan klem steril untuk memegang kasa
berantiseptik
- Mulai mengusap dari tempat yang akan
dilakukan insisi keluar dengan gerakan
melingkar sekitar 8 – 13 cm dan biarkan kering
sekitar 2 menit
e. Pasang doek bolong steril
f. Pastikan pasien tidak alergi terhadap anastesi
- Lakukan anastesi lokal
- Masukkan jarum tepat dibawah kulit pada
tempat insisi
- Pastikan tidak masuk dalam pembuluh darah
- Tanpa memindahkan jarum masukkan kebawah
kulit sekitar 4 cm
- Suntikkan masing – masing 1cc diantara pola
pemasangan 1 & 2
g. Uji efek anastesinya
h. Buat insisi dangkal sekitar2 mm dengan skapel
i. Sambil mengangkat kulit, tusuk trokart dan
pendorongnya sampai batas tanda 1 dekat pangkal
trokart
j. Tarik pendorong keluar
k. Masukkan kapsul implan kedalam trokart dengan
tangan atau lengan pingset
l. Masukkan kembali pendorong dan dorong kapsul
sampai ada tekanan
m. Tarik trokart danpendorongnya bersama – sama
sampai batas ujung trokart
- Ujung trokart harus tetap bertada di bawah kulit
n. Fiksasi ujung kapsul implan yang telah di pasang
o. Arahkan ujung trokart untuk memasang kapsul
berikutnya sesuai dengan pola
p. Cabut trokart setelah kapsul terakhir di pasang
q. Raba kapsul untuk mengetahui dua kapsul implant
telah terpasang denagnn deretan seperti kipas
r. Periksa daerah insisi untuk mengetahui seluruh
kapsul berada jauh dari insisi
s. Dekatkan ujung – ujung insisi
t. Pasang plaster/ baind aid pada luka insisi
3. Tindakan Pasca Pemasangan
a. Buang bahan – bahan habis pakai yang
terkontaminasi
b. Rendam seluruh peralatan yang sudah terpakai
dengan larutan klorine 0,5 % 10 menit
c. Cuci tangan dengan larutan chlorine 0,5 %,
kemudian lepaskan sarung tangan dalam posisi
terbalik
4. Konseling Pasca Tindakan
a. Lengkap rekam medik
b. Minta klien menunggu selama 15 – 20 menit
setelah pemasangan
c. Berikan petunjuk pada klien tentang perawatan luka
insisi di rumah
d. Bila terdapat tanda – tanda infeksi segera kembali
e. Yakinkan bahwa klien dapat datang setiap saat bila
memerlukan konsultasi
PELAYANAN KB
( PEMBERIAN SUNTIK )
IKATAN
BIDAN INDONESIA No. Dokumen :
LAMPUNG TENGAH
Halaman :1–2
CUCI TANGAN
IKATAN
BIDAN INDONESIA
No. Dokumen :
LAMPUNG TENGAH
5 dokumentasi terkait
Cacatan tindakan
PELAYANAN KB
( PENCABUTAN AKBK )
IKATAN
BIDAN INDONESIA No. Dokumen :
LAMPUNG TENGAH
A. Pengertian
Melakukan Pencabutan Alat Kontrasepsi bawah kulit
B. Tujuan Agar Petugas dapat melakukan pencabutan AKBK sesuai
standar agar tidak terjadi komplikasi
C. Referensi
Buku Panduan Pelayanan Praktis Kontrasepsi
D. Alat dan Bahan a. Persiapan alat :
a. Meja periksa untuk tempat tidur klien
b. Penyangga lengan atau meja samping
c. Sabun untuk mencuci tangan
d. Kain penutup operasi steril ( bersih ) yang kering
e. Tiga mangkok steril / DTT
f. Sepasang sarung tangan steril / DTT
g. Larutan anti septik
h. Anastesi lokal
i. Spuit ( 5 atau 10 ml ) dan jarum suntik panjang
2,5 – 4 cm ( no 22 )
j. Skapel no 11
k. Klem lengkung dan lurus ( mosquito dan cile )
l. Band aid atau kasa steril dengan plaster
m. Kasa pembalut
n. Epinefrin untuk syok anapfilaktik ( harus tersedia
untuk keadaan darurat
b. Persiapan Klien
a. Persilahkan klien untuk mencuci seluruh lengan
dan tangan dengan sabun dan air mengalir
b. Tutup tempat tidur klien dengan kain yang bersih
dan kering
c. Persilahkan klien berbaring dengan lengan yang
yang terpasang implant
d. Raba kapsul untuk menentukan lokasinya
e. Pastikan posisi dari setiap kapsul dengan membuat
tanda pada kedua ujung setiap kapsul dengan
menggunakan spidol.
f. Siapkan tempat alat alat , dan buka bungkus steril
tanpa menyentuh alat – alat di dalamnya
E. Prosedur 3. Tindakan sebelum pencabutan
a. Cuci tangan di bawah air mengalir dengan sabun dan
keringkan dengan handuk
b. Pakai sarung tangan steril /DTT
c. Atur alat dan bahan sehingga mudah dicapai
d. Usap tempat pencabutan dengan kasa beranti septik,
gunakan klem steril atau DTT untuk mnemegang kasa
tersebut.
e. Gunakan doek bolong untuk menutupi lengan
f. Sekali lagi raba seluruh kapsul untuk menentukan
lokasinya
g. Setelah memastikan klien tidak alergi terhadap obat
anastesi, isi alat suntuk dengan 3 ml obat anastesi
h. Tindakan pencabutan kapsul
1. Tentukan lokasi insisi yang mempunyai jarak yang
sama dari ujung bawah semua kapsul ( dekat
siku ), kira – kira 5 mm dari ujung bawah kapsul
2. Pada lokasi yang sudah di pilih, buat insisi
melintang yang kecil +_4 mmdengan
menggunakan scalpel
3. Mulai mencabut kapsul yang mudah di raba dari
luar atau yang terdekat luka insisi
4. Masukkan klem lengkung melalui luka insisi
lengkungan jepitan mengarah ke kulit
5. Dorong ujung kapsul pertama se dekat mungkin
pada luka insisi
6. Bersihkan dan buka jaringan ikat yang
mengelilingi kapsul
7. Jepit kapsul yang sudah terpapar dengan
menggunakan klem ke dua
8. Pilih kapsul berikutnya yang tampak paling mudah
di cabut
a. Sedativa ringan
b. Obat penunjang
c. Nasehat
1) Lebih banyak istirahat baring penderita juga dianjurkan
untuk berbaring miring ke kiri sehingga tekanan terhadap
vena besar di dalam perut yang membawa darah ke
jantung berkurang dan aliran darah menjadi lebih lancar.
2) Segera datang memeriksakan diri, bila tedapat gejala sakit
kepala, mata kabur, edema mendadak atau berat badan
naik. Pernafasan semakin sesak, nyeri ulu hati, kesadaran
makin berkurang, gerak janin berkurang, pengeluaran
urin berkurang.
3) jadwal pemeriksaan hamil dipercepat dan diperketat.
Petunjuk untuk segera memasukkan penderita ke rumah
sakit atau merujuk penderita
a. - Bila tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih
b. - Protein dalam urin 1 plus atau lebih
- Kenaikan berat badan ½ kg atau lebih dalam seminggu
- Edema bertambah dengan mendadak
e. - Terdapat gejala dan keluhan subjektif
IKATAN
BIDAN INDONESIA No. Dokumen :
LAMPUNG TENGAH
3. Referensi
DEPKES RI. (2011). Buku Bagan MTBS. Jakarta: Depkes RI.
4. Prosedur 1. Bidan menyiapkan alat medis (stetoskop, timbangan,
termometer, sound timer, pengukur tinggi badan, buku
formulir MTBS dan senter)
2. Bidan mencuci tangan.
3. Anamnesa : wawancara terhadap orang tua bayi dan balita
mengenai keluhan utama, keluhan tambahan, lamanya sakit,
pengobatan yang telah diberikan, riwayat penyakit lainnya.
4. Pemeriksaan :
a. Untuk bayi muda umur 1 hari s/d 2 bulan :
Periksa kemungkinan kejang
Periksa gangguan nafas
Ukur suhu tubuh
Periksa kemungkinan adanya infeksi bakteri
Periksa kemungkinan adanya icterus
Periksa kemungkinan gangguan pencernaan dan
diare
Ukur berat badan
Periksa status imunisasi
Dan seterusnya lihat formulir MTBS
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
IKATAN
BIDAN INDONESIA No. Dokumen :
LAMPUNG TENGAH
Vasa previa
Batasan;
Tali pusat berinsersi pada selaput ketuban dimana pembuluh
drahnya diantara lapisan amnion dan korior melalui pembukaan
serviks
IKATAN
BIDAN INDONESIA No. Dokumen :
LAMPUNG TENGAH
Tatalaksana khusus
1. Atonia uteri
a. Lakuakan pemijatan uterus
b. Pastikan plasenta lahir lengkap
c. Berikan 20 – 40 u oksitosin dalam l000 ml larutan
Nacl 0,9% atau RL dengan kecepatan 60 tts/ menit
dan 10 u IM. Lanjutkan infus oksitoksin 20 u dalam
1000 ml larutan Nacl 0,9% atau RL dengan
kecepatan 40 tts/ menit, hingga perdarahan berhenti
d. Bila tidak tersedia oksitoksin atau bila perdarahan
tidak berhenti,berikan ergometrin 0,2 Mg IM atau
IV, dapat diikuti pemberian 0,2 Mg IM setelah 15
menit, dan berikan 0,2 Mg IM atau IV setiap 4 jam
bila diperlukan. Jangan diberikan lebih dari 5 dosis
( 1mg )
e. Jika perdarahan berlanjut, berikan 1 gr asam
traneksamat secara IV ( bolus selama 1 menit dapat
diulang setelah 30 menit )
2. Robekan jalan lahir
Ruptur perinium dan robekan dinding vagina
a. Lakukan eksplorasi untuk mengidentifikasi sumber
perdarahan
b. Lakukan irigasi pada tempat luka dan bersihkan
dengan anti septik
c. Hentikan sumber pedarahan dengan klem dan ikat
dengan benang yang dapat di serap
d. Lakukan penjahitan
e. Bila perdarahan masih berlanjut, berikan 1 grm
asam traneksamat IV ( Bolus selama 1 menit, dapat
diulang setelah 30 menit ) lalu rujuk Pasien
3. Robekan servik
a. Paling sering terjadi pada bagian lateral bawah
kiridan kanan dari portio.
b. Jepitkan klem ovum pada lokasi perdarahan/ jahitan
dilakukan secara kontinyu di mulai dari ujung atas
robekan kemudian kearah luar hingga semua
robekan dapat di jahit
f. Bila perdarahan masih berlanjut, berikan 1 grm
asam traneksamat IV ( Bolus selama 1 menit, dapat
diulang setelah 30 menit ) lalu rujuk Pasien
4. Retensio plasenta
f. Berikan 20 – 40 µ oksitosin dalam l000 ml larutan
Nacl 0,9% atau RL dengan kecepatan 60 tts/ menit
dan 10 u IM. Lanjutkan infus oksitoksin 20 u dalam
1000 ml larutan Nacl 0,9% atau RL dengan
kecepatan 40 tts/ menit, hingga perdarahan berhenti
a. Lakukan tarikan tali pusat terkendali
b. Bila tarikan tali pusat terkendali tidak berhasil,
lakukan plasenta manual secara hati hati
c. Berikan anti biotik profilaksis dosis tunggal
( ampisillin 2 gr secara IV dan metronidazole secara
IV )
d. Segera atasi atau rujuk pasien bila terjadi komplikasi
perdarahan hebat atau infeksi
5. Sisa plasenta
g. Berikan 20 – 40 u oksitosin dalam l000 ml larutan
Nacl 0,9% atau RL dengan kecepatan 60 tts/ menit
dan 10 u IM. Lanjutkan infus oksitoksin 20 u dalam
1000 ml larutan Nacl 0,9% atau RL dengan
kecepatan 40 tts/ menit, hingga perdarahan berhenti
a. Lakukan eksplorasi digital ( bila servik terbuka )
dan keluarkan bekuan darah dan jaringan. Bila
servik hanya dapat dilalui instrumen, lakukan
evakuasi sisa plasenta dengan aspirasi vakum
manual atau dilatasi dan kuretase.
b. Jika perdarahan berlanjut, tatalaksana seperti kasus
atonia uteri.
6. Inversio uteri
a. Segera reposisi uterus namun jika reposisi tampak
sulit, apalagi jika inversio terjadi cukup lama,
bersiaplah untuk merujuk ibu
7. Ganguan pembekuan darah
a. Pada banyak kasus kehilangan darah yang akut
koagulopati dapat di cegah jika volume darah di
pulihkan segera
b. Tangani kemungkina penyebab solusio plasenta
c. Segera rujuk pasien
IKATAN
BIDAN INDONESIA
CABANG LAMPUNG
No. Dokumen :
TENGAH
1 Pengertian Keadaan dimana Bayi Baru Lahir tidak bernafas secara spontan
dan teratur. Sering sekali seorang bayi yang mengalami gawat
janin sebelum persalinan akan mengalami asfiksia sesudah
persalinan. Masalah ini berkaitan dengan kondisi ibu, masalah
pada tali pusat dan plasenta atau masalah pada bayi selama atau
sesudah persalinan
2 Tujuan Sebagi Acuan Bidan dalam memberikan pertolongan pada bayi
dengan asfiksia dengan tujuan :
1. Memberikan ventilasi yang adekuat
2. Membatasi kerusakan serebri
3. Pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untuk
menyalurkan oksigen kepada otak, jantung dan alat – alat
vital lainnya
4. Untuk memulai atau mempertahankan kehidupan ekstra
uteri
3 Referensi 1. Buku saku Pelayanan kesehatan anak
2. Buku acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
neonatal
4 Kebijakan
Standar pelanyanan kebidanan tahun 2000
5 Alat dan Bahan Persiapan Alat :
1. Tempat resusitasi datar, rata, bersih, kering dan hangat
2. Handuk atau kain bersih dan kering 2
3. Handuk atau kain kecil untuk mengganjal bahu
4. Alat penghisap lendir
5. Penghisap delee DTT / Steril
6. Oksigen
7. Tabung sungkup Balon sungkup dengan katup pengatur
tekanan
8. Lampu 60 watt dengan jarak dari lampu ke bayi sekitar
60 cm
9. Jam atau pencatat waktu
Bahan :
1. Plester dan gunting
2. Tempat sampah infeksius
3. Larutan klorin
PENILAIAN BAYI BARU LAHIR
1. Lakukan penilaian selintas
a. Apakah Air ketuban jernih atau bercampur
mekonium
b. Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa
kesulitan
c. Apakah bayi bergerak aktif
LANGKAH AWAL
VENTILASI
1. Mulai ventilasi
a. Beritahu pada ibu dan keluarga bahwa bayi
mengalami masalah ( seperti telah di prediksi
sebelumnya ) sehingga perlu dilakukan tindakan
resusitasi
b. Minta ibu dan keluarga memahami upaya ini dan
minta mereka ikut membantu ( pengawasan ibu dan
pertolongan bagi bayi baru lahir dengan asfiksia )
1. Ventilasi dapat dilakukan dengan tabung dan
sungkup ataupun dengan balon dan sungkup.
Langkah – langkahnya adalah sama, perbedaannya
hanya pada beberapa hal berikut ini. Dengan tabung
dan sungkup:
- Udara sekitar harus dihirup ke dalam mulut dan
hidung Penolong, kemudian di hembuskan lagi
ke jalan nafas bayi melalui mulut tabung
sungkup
- Untuk memasukkan udara baru, penolong harus
melepaskan mulut dari pangkal tabung untuk
menghirup udara baru dan baru memasukkannya
kembali ke jalan nafas bayi ( bila penolong tidak
melepas mulutnya dari pangkal tabung /
mengambil nafas dari hidung dan langsung
meniupkan udara, maka yang masuk adalah
udara ekspirasi dari paru penolong )
- Pemenuhan frekwensi 20 kali dalam 30 detik
menjadi sulit karena penghisapan udara..
2. Sisihkan kain yang menutup bagian dada agar
penolong dapat menilai pengembangan dada bayi
waktu dilakukan penghisapan udara.
3. Uji fungsi tabung dan sungkup atau balon dan
sungkup dengan jalan meniup pangkal tabung atau
menekan balon sambil menahan corong sungkup.
4. Pasang sungkup melingkupi hidung, mulut dan dagu
( perhatikan perlekatan sungkup dan daerah mulut
bayi )
VENTILASI PERCOBAAN
VENTILASI DEFINITIF
IKATAN
BIDAN INDONESIA No. Dokumen :
LAMPUNG TENGAH
Syok Anafilaktik
a. Hentikan kontak dengan alergen yang dicurigai
b. Koreksi hipotensi dengan resusitasi cairan yang
agresif dan berikan efinefrin / adrenalin 1 : 1000
( 1 mg/ ml ) dengan dosis 0,2 – 0,5 ml/ IM atau SC
c. Berikan terapi suportif dengan antihistamin
( difenhidramin 25 – 50 IM atau IV ), penghambat
reseptor H2 ( ranitidin 1 mg/kg BB IV dan
kortikosteroid ( metilprednisolon 1-2 mg/kgBB/hari
diberikan tiap 6 jam )
6 dokumentasi terkait
Catatan tindakan
PEMBUANGAN LIMBAH
IKATAN
BIDAN INDONESIA No. Dokumen :
LAMPUNG TENGAH
1 Pengertian
Suatu acuan bidan dalam pencegahan infeksi
2 Tujuan Melindungi Petugas kesehatan dan pasien dari resiko
penularan infeksi.
3 Referensi
Buku saku Pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan
dasar dan rujukan
4 Alat dan bahan a. Celemek
b. Sarung tangan
c. Lap atau kain pembersih
d. Kantong plastik
e. Savety box
f. Cairan desinfektan
g. handscoone
5 Penatalaksanaan 1. Menjaga kebersihan tangan
a. Jaga agar kuku jari – jari tangan agar tetap pendek
b. Tutup luka di tangan dengan bahan kedap air
c. Selalu bersihkan tangan pada situasi situasi berikut :
- Sebelum dan sesudah menyentuh pasien
- Sebelum memegang alat atau instrumen infasif,
baik ketiaka mengenakan sarung tangan atau
tidak
- Setelah kontak dengan cairan tubuh atau eksresi,
membran mukosa, kulit yang tidak intak atau
kasa penutup luka.
- Ketika berpindah dari satu bagian tubuh yang
terkontaminasi ke bagian tubuh lain dari pasien
yang sama
- Setelah melepas sarung tangan steril maupun
non steril.
d. Jika tangan tidak terlihat kotor, gunakan pembersih
tangan berbahan dasar alkohol
Jika terlihat kotor, namun pembersih tangan
berbahan dasar alkohol tidak tersedia, cucilah
tangan dengan air sabun yang mengalir
e. Jika tangan terlihat kotor, atau bila terkena darah/
cairan tubuh,atau setelah menggunakan toilet,cuci
tangan dengan sabun dan air bersih mengalir.cuci
tangan juga dianjurkan bila dicurigai ada paparan
terhadap patogen berspora, lakukan tehnik mencuci
tangan 6 langkah selama 40- 60 detik
f. Sebelum menangani obat- obatan atau menyiapkan
makan bersihkan terlebih dahulu tangan
menggunakan sabun dan air mengalir
g. Bila difasilitas kesehatan tidak tersedia kran dengan
air bersih mengalir, letakkan ember berisi air bersih
di tempat yang cukup tinggi dan berikan kran di
dasar ember sehingga air bisa mengalir keluar untuk
cuci tangan
Dokumentasi terkait
Catatan tindakan
PENATALAKSANAAN
RUJUKAN
IKATAN
BIDAN INDONESIA No. Dokumen :
LAMPUNG TENGAH