PERUMAHAN & PERMUKIMAN

PERENCANAAN SARANA PERMUKIMAN

Ambrosius A. K. S. Gobang

TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS NUSA NIPA
PENDAHULUAN

PELAYANAN PELAYANAN KEBUTUHAN

FASILITAS UMUM DASAR WARGA

KEPENTINGAN UMUM

PEMERATAAN
KESEJAHTERAAN HAK AZASI MANUSIA
PELAYANAN
FASILITAS UMUM
PENINGKATAN
Pendidikan. IPM
Kesehatan. (Index Pembangunan
Peribadatan. Manusia)
Ruang Terbuka.
Kebudayaan dan
Rekreasi.
Perdagangan. DAYA SAING
SUMBER DAYA
MANUSIA

AKSES

PRODUKTIFITAS &
EKONOMI
ASPEK DAMPAK DARI PEMANFAATAN BARANG
EKSTERNALITAS PUBLIK (PUBLIC GOODS) SEC. POSITIF
MAUPUN NEGATIF

DITIMBULKAN DIRASAKAN OLEH

INDIVIDU /KELOMPOK INDIVIDU / KELOMPOK

ASPEK LEBIH EFISIEN APABILA DIMANFAATKAN

EFISIENSI SEC. BERKELOMPOK

AMBANG BATAS &

KAPASITAS
 SARANA PERMUKIMAN
WAKTU PELAYANAN

MENDESAK, HARUS TERSEDIA 24 JAM

REGULER

BENTUK PRODUK LAYANAN

BARANG NYATA

BARANG TIDAK NYATA

JASA
KUALITAS Pelayanan

KETERJANGKAUAN
WARGA FASUM
DEMAND AKSESIBILITAS SUPPLY

KELENGKAPAN

MEMBENTUK SITUASI YG KONDUSIF DALAM

PEMBANGUNAN DAN KEG. BERMASYARAKAT

MENGEMBANGKAN LAPANGAN KERJA &

PRODUKTIFITAS

KESEJAHTERAAN
 KUALITAS PELAYANAN FASUM
(ADISASMITA, 2006)

• Kegiatan pelayanan yang dikehendaki.

• Minimalisir dampak negatif dalam penyediaan / pengadaan pelayanan.
• Kuantitas pelayanan yang cukup.
• Distribusi pelayanan yang adil.
• Respek penduduk yang menikmati / memperoleh pelayanan.
• Waktu respons dalam penyediaan pelayanan.
• Jumlah penduduk yang menggunakan pelayanan.
• Persepsi penduduk mengenai kepuasan mereka terhadap suatu
pelayanan.
• Efisiensi (produktivitas dan biaya) pengadaan pelayanan.
 JENIS SARANA UMUM
Sarana PERKANTORAN
Balai pertemuan Kantor pos
Kantor pemerintahan Kantor polisi
Pos keamanan dll

Sarana PENDIDIKAN
TK SLTA
SD PERGURUAN TINGGI
SMP TAMAN BACAAN

Sarana KESEHATAN
POSYANDU RUMAH SAKIT
PUSKESMAS POLIKLINIK
PUSKESMAS PEMBANTU PRAKTEK DOKTER
 Sarana PERIBADATAN
GEREJA MASJID KECAMATAN
MUSHOLLA Sarana lainnya.
MASJID KELURAHAN

Sarana PERDAGANGAN
TOKO/WARUNG PUSAT PERBELANJAAN
PERTOKOAN
PASAR LINGKUNGAN

Sarana KEBUDAYAAN
BALAI WARGA GEDUNG BIOSKOP
BALAI SERBAGUNA Sarana lainnya.
GEDUNG SERBAGUNA
METODOLOGI Perencanaan

PENDUDUK SEBAGAI SASARAN PENGGUNA

JUMLAH PENGGUNA (demand)

DAYA TAMPUNG / BATAS PELAYANAN FASUM

(supply)

SPASIAL

PENYEBARAN FASUM

AKSESIBILITAS (JARAK / JANGKAUAN

PELAYANAN)
 BEBERAPA KETENTUAN UMUM
PERENCANAAN MENGACU PADA DOKUMEN TATA RUANG
MEMENUHI PERSYARATAN ADMINISTRATIF, TEKNIS DAN EKOLOGIS

MEMBENTUK KESATUAN FUNGSIONAL, DALAM TATANAN RUANG FISIK,

EKONOMI DAN SOSIAL BUDAYA

PERENCANAAN DIPADUKAN DENGAN RENCANA PEMBANGUNAN

KAWASAN PERUMAHAN DAN KAWASAN-KAWASAN FUNGSIONAL LAINNYA

TERINTEGRASI, ANTARA PUSAT-PUSAT LINGKUNGAN SKALA TERKECIL

(250 PENDUDUK) SAMPAI SKALA TERBESAR (120.000 PENDUDUK)
SNI 03 – 1733 - 2004

STANDAR PELAYANAN
MENURUT DEMAND
(DEMOGRAFIS)

KRITERIA SPASIAL
RADIUS PENCAPAIAN,
KRITERIA-KRITERIA
PENYEBARAN
KESESUAIAN
PERUNTUKAN LAHAN
DAN ZONASI
 DI ATAS
DI BAWAH
TIDAK KAPASITAS
AMBANG
TERLAYANI ? PELAYANAN ?
PELAYANAN ?
 KRITERIA SPASIAL (LOKASI)

• KEAMANAN.
• KENYAMANAN AKSESIBILITAS.
• KESEHATAN LINGKUNGAN.
• ESTETIKA LINGKUNGAN.
• FLEKSIBILITAS (KEMUNGKINAN UNTUK
PENGEMBANGAN).
• KETERJANGKAUAN JARAK.
• LINGKUNGAN BERJATI DIRI (TERUTAMA BERPENGARUH
PADA PERWUJUDAN DESAIN BANGUNAN)
• STATUS KEPEMILIKAN JELAS (TERUTAMA MILIK
PEMERINTAH)
• KETERPADUAN DGN RENCANA TATA RUANG PADA
SKALA YG LEBIH MAKRO
EVALUASI TINGKAT Pelayanan

JLH. PENGGUNA
MAKSIMAL
(kapasitas)

PELAYANAN
OPTIMAL
JUMLAH PENGGUNA
COST
EFISIEN

JLH. PENGGUNA
MINIMAL
(ambang)

DIBUTUHKAN
STANDAR
 FAKTOR REDUKSI TERHADAP PERSYARATAN
KEBUTUHAN LAHAN

PENGGABUNGAN LAHAN ATAS BEBERAPA FASILITAS UMUM DALAM

MENGHADAPI KEPADATAN PENDUDUK TINGGI DAN SANGAT PADAT
TANPA MENGURANGI KUALITAS PELAYANAN
 CONTOH FORM PENILAIAN (DAPAT DIMODIFIKASI)
Nama Fasilitas Umum :
Standar Jlh.
Standar Jlh.
Penduduk Jumlah Deviasi Deviasi
Jumlah Penduduk Minimal
No. Nama Kelurahan / Desa Maksimal Yang ( c/d ) ( c/e ) Fasilitas Ambang Kapasitas Keterangan
Penduduk Yang Dilayani
Dilayani Eksisting ( h-f ) ( g-h )
(Ambang)
(Kapasitas)
a b c d e f g h i j k

Deviasi ambang. Nilai deviasi negatif (-) menyatakan bahwa jumlah penduduk eksisting yang
dilayani masih di bawah ambang batas sehingga tidak dapat menutupi biaya operasional.
Nilai deviasi positif (+) menyatakan bahwa jumlah penduduk yang dilayani berada di atas
ambang sehingga memberi dapat pemasukan lebih pada lembaga fasilitas umum tersebut.
Deviasi kapasitas. Nilai deviasi (-) menyatakan bahwa jumlah penduduk yang dilayani
eksisting berada di atas kapasitas pelayanan sehingga dapat mengurangi efektifitas dan mutu
pelayanan. Nilai deviasi positif (+) menyatakan bahwa jumlah penduduk yang dilayani masih
di bawah kapasitas sehingga pelayanan yang diberikan dapat sesuai dengan SOP fasilitas
yang bersangkutan.
BIAYA OPERASIONAL
TERTUTUPI, TETAPI DEVIASI “AMBANG” = (+)
PELAYANAN MUTU DEVIASI “KAPASITAS” = (-)
PELAYANAN BERKURANG

KAPASITAS

BIAYA OPERASIONAL
TERTUTUPI, PELAYANAN DEVIASI “AMBANG” = (+)
SESUAI SOP DEVIASI “KAPASITAS” = (+)

AMBANG

BIAYA OPERASIONAL TIDAK DEVIASI “AMBANG” = (-)

TERTUTUPI, PELAYANAN DEVIASI “KAPASITAS” = (+)
CENDERUNG MUBAZIR
 CONTOH FORM PENILAIAN (DAPAT DIMODIFIKASI)

Nama Fasilitas Umum :

Jumlah Standar Jlh. Penduduk Yang Kebutuhan Fasilitas Jumlah Fasilitas Deviasi
No. Nama Kelurahan / Desa Keterangan
Penduduk Dilayani ( c/d ) Eksisting ( f-e )

a b c d e f g h

Deviasi (f/e) bernilai negatif (-) menyatakan bahwa pelayanan fasilitas umum eksisting masih
di bawah standar. Sebaliknya, deviasi bernilai (+) menyatakan bahwa pelayanan fasilitas
umum eksisting sudah di atas standar.
 CONTOH APLIKASI

KEBUTUHAN
STANDAR JUMLAH
STANDAR JUMLAH
No KECAMATAN POPULASI PENDUDUK YG DEVIASI ( f-e ) KETERANGAN
(DIBULATKAN) EKSISTING
DILAYANI
c/d
a b c d e f g f
1 SUKADAMAI 24426 4800 5 3 -2 Jumlah fasilitas SMU eksisting masih di bawah standar
Perlu penambahan 2 unit sekolah untuk memenuhi kebutuhan tahun 2011
2 KETAPANG 21272 4800 4 5 1 Jumlah fasilitas SMU sudah memenuhi standar

3 SUKARELA 30883 4800 6 4 -2 Jumlah fasilitas SMU eksisting masih di bawah standar
Perlu penambahan 2 unit sekolah untuk memenuhi kebutuhan 2011
TINGKAT PENYEBARAN DAN JANGKAUAN FASILITAS UMUM

TINGKAT PENYEBARAN

ANALISIS TETANGGA TERDEKAT

T = indeks penyebaran tetangga terdekat

Ju = jarak rata-rata yang diukur antara satu titik dengan titik tetangganya yang terdekat
Jh = jarak rata-rata yang diperoleh apabila semua titik mempunyai pola random = 1/2√p
P = kepadatan titik dalam km2 yaitu titik (N) dibagi luas wilayah dalam A km2

T = 0 – 0.7, maka penyebarannya bergerombol.

T = 0.7 – 1.4, maka penyebarannya penyebarannya tidak merata.
T = 1.4 – 2.15, maka penyebarannya merata.
TINGKAT JANGKAUAN
PELAYANAN

MATRIKS KESEMPATAN TERDEKAT

JENIS FUNGSI
KELURAHAN /
No. PENDIDIKAN KESEHATAN
DESA
SD SMP SLA PT RS PUS
1 A
2 B 27 ke D 35 ke A 35 ke A
3 C 33 ke D 43 ke A
4 D 30 ke A 30 ke A

ANALISIS WILAYAH PELAYANAN (ISOLINE)

CONTOH APLIKASI
ANALISIS
TETANGGA
TERDEKAT

No. KECAMATAN TITIK U (Meter)

1 SUKADAME A.1 1571
A.2 1571
A.3 1092

2 KETAPANG B.1 1339

B.2 1455
B.3 1339
B.4 1735
B.5 1092

3 SUKARELA C.1 1105

C.2 1105
C.3 1798
C.4 2112

PETA PENYEBARAN SEKOLAH MENENGAH UMUM

(ANALISIS TETANGGA TERDEKAT)

JARAK TERDEKAT

SMK / SETINGKAT

0m 250 m 7500 m 1500 m

KOTAMADYA BERDIKARI
 No. KECAMATAN TITIK U (Meter)
1 SUKADAME A.1 1571
A.2 1571 Ju
A.3 1092 kec.Sukadame

2 KETAPANG B.1 1339

B.2 1455
B.3 1339
B.4 1735
B.5 1092

3 SUKARELA C.1 1105

C.2 1105
C.3 1798
C.4 2112

No. WILAYAH Ju (km) N A (km2) P = N/A √P 2√P Jh = 1/2√P T = Ju/Jh Penilaian

a. b. c. d. e. f. g. h. i. j.
1 KOTA BERDIKARI 1.44 12 32.58 0.37 0.61 1.21 0.82 1.75 TERSEBAR MERATA
2 KEC. SUKADAME 1.41 3 9.93 0.30 0.55 1.10 0.91 1.55 TERSEBAR MERATA
3 KEC. KETAPANG 1.39 5 10.50 0.48 0.69 1.38 0.72 1.92 TERSEBAR MERATA
4 KEC. SUKARELA 1.53 4 12.15 0.33 0.57 1.15 0.87 1.76 TERSEBAR MERATA
PENGEMBANGAN Pelayanan
MEMPERHATIKAN PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK SESUAI
KURUN WAKTU HASIL RENCANA

Apabila pada evaluasi ambang batas ditemukan bahwa tingkat pelayanan

berada di bawah ambang, tidak perlu dilakukan penambahan jumlah fasilitas.
Peningkatan jumlah penduduk secara alami akan dengan sendirinya membawa
kondisi pelayanan ke titik setimbang.
Apabila pada evaluasi ambang batas ditemukan bahwa tingkat pelayanan
berada diatas ambang, maka untuk kurun waktu tertentu tidak perlu dilakukan
penambahan fasilitas.

Apabila pada evaluasi kapasitas ditemukan bahwa tingkat pelayanan berada

di bawah kapasitas, maka tidak perlu dilakukan penambahan fasilitas.
Apabila pada evaluasi kapasitas ditemukan bahwa tingkat pelayanan berada
di atas kapasitas, maka perlu dilakukan penambahan jumlah fasilitas.
 KEMAMPUAN PELAYANAN FASUM <
PENDUDUK YG TERLAYANI.
PENINGKATAN JUMLAH FASUM
PELAYANAN.
KAPASITAS

KONDISI
IDEAL

AMBANG
KEMAMPUAN PELAYANAN FASUM >
PENDUDUK YG TERLAYANI.
PENINGKATAN RADIUS
(JANGKAUAN) PELAYANAN.
 KEBUTUHAN PENAMBAHAN FASILITAS SMU TAHUN 2011

KEBUTUHAN
STANDAR JUMLAH
STANDAR JUMLAH
No KECAMATAN POPULASI PENDUDUK YG DEVIASI ( f-e ) KETERANGAN
(DIBULATKAN) EKSISTING
DILAYANI
c/d
a b c d e f g f
1 SUKADAMAI 24426 4800 5 3 -2 Jumlah fasilitas SMU eksisting masih di bawah standar
Perlu penambahan 2 unit sekolah untuk memenuhi kebutuhan tahun 2011
2 KETAPANG 21272 4800 4 5 1 Jumlah fasilitas SMU sudah memenuhi standar

3 SUKARELA 30883 4800 6 4 -2 Jumlah fasilitas SMU eksisting masih di bawah standar
Perlu penambahan 2 unit sekolah untuk memenuhi kebutuhan 2011

KEBUTUHAN PENAMBAHAN FASILITAS SMU TAHUN 2012

KEBUTUHAN UNIT
STANDAR JUMLAH JUMLAH EKSISTING UNIT DIBANGUN
No KECAMATAN POPULASI STANDAR DIRENCANAKAN
PENDUDUK YG DILAYANI (2011) TAHUN 2011
(DIBULATKAN) c/d TAHUN 2012

a b c d e f g g
1 SUKADAMAI 24914.52 4800 5 3 2 0

2 KETAPANG 21697.44 4800 5 5 0 0

3 SUKARELA 31500.66 4800 7 PETA PENYEBARAN SEKOLAH MENENGAH UMUM

(ANALISIS TETANGGA TERDEKAT)
4 2 1
JARAK TERDEKAT

SMK / SETINGKAT

0m 250 m 7500 m 1500 m

KOTAMADYA BERDIKARI
 Total jarak dari seluruh penduduk calon lokasi fasilitas adalah terkecil
(minimizing agregate distance).

A, B, C = alternatif lokasi fasilitas umum

1, 2, 3, 4, 5, 6 = kelompok penduduk yang akan dilayani
Total jarak antara fasilitas A dengan penduduk = jarak A-1 + jarak A-2 + jarak A-3 + jarak A-4 + jarak A-5 + jarak A-6
Total jarak antara fasilitas B dengan penduduk = jarak B-1 + jarak B-2 + jarak B-3 + jarak B-4 + jarak B-5 + jarak B-6
Total jarak antara fasilitas C dengan penduduk = jarak C-1 + jarak C-2 + jarak C-3 + jarak C-4 + jarak C-5 + jarak C-6
Di antara ketiganya, dipilih salah satu yang total jaraknya terkecil.
 Jarak terjauh penduduk terhadap calon lokasi adalah minimum (minimax
distance criterion).

Lokasi A : jarak terjauh dengan penduduk 6

Lokasi B : jarak terjauh dengan penduduk 6
Lokasi C : jarak terjauh dengan penduduk 1
Dari ketiga jarak tersebut dapat disimpulkan bahwa lokasi B memenuhi kriteria minimax distance criterion karena memiliki
jarak terjauh terpendek.
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita. 2006. Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan.
Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta.
Badan Standarisasi Nasional. 2004. Tata Cara Perencanaan
Lingkungan Perumahan di Perkotaan. SNI 03-1733-2004. Jakarta
Riyadi dan Bratakusumah. 2004. Perencanaan Pembangunan
Daerah. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Sadyohutomo. 2008. Manajemen Kota dan Wilayah, Realita dan
Tantangan. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta.
Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan.
SNI 03-1733-2004