Anda di halaman 1dari 5

KASUS-KASUS KAUSALITAS DALAM HUKUM PIDANA

KASUS I
A bermaksud mengambil tas milik B, ia merampas tas tersebut sambil mengendarai sepeda
motor. B berusaha mempertahankan tas miliknya tersebut sehingga ia terseret motor yang
dikemudikan oleh A. Akibatnya B mengalami luka-luka berat.

1. Tindak pidana apa yang terjadi?


2. Apa (saja) penyebab dari luka berat yang dialami oleh B?
3. Siapa yang dapat dimintai pertanggungjawaban pidana?

JAWABAN :

1. Tindak pidana pencurian, dengan maksud A yang ingin mengambil barang kepunyaan
B
2. Penyebab dari luka berat yang dialami oleh B diakibatkan karena B berusaha
mempertahankan tas miliknya yang hendak dirampas oleh A, sehingga saat B
mempertahankan tas miliknya ia terseret oleh motor yang dikemudikan A
3. Pertanggungjawaban pidana akan dikenakan kepada A yang merupakan pelaku dari
tindakan perbuatannya. Alasannya adalah tindakan yang dilakukan oleh A
merupakan tindakan yang dilarang dan diancam oleh undang-undang, sehingga A
akan dikenakan pasal 362 KUHP yang berbunyi “Barangsiapa mengambil sesuatu
barang, yang sama sekali atau sebagian termasuk kepunyaan orang lain, dengan
maksud akan memiliki barang itu dengan melawan hak, dihukum, karena pencurian,
dengan hukuman penjara selama-lamanya lima tahun atau pidana denda paling
banyak sembilan ratus rupiah.”

KASUS II
A memukul B hingga B terluka parah dan tidak sadarkan diri, B dibawa ke RS, dalam
perjalanan menuju RS, ambulans yang mengangkut B tertabrak mobil yang dikemudikan
oleh C. B mati dalam tabrakan tersebut.

1. Tindak pidana apa yang terjadi?


2. Apa (saja) penyebab dari matinya B?
3. Siapa yang dapat dimintai pertanggungjawaban pidana?

JAWABAN :

1. Tindak pidana Kealpaan (kelalaian)


2. Penyebab dari matinya B bukan karena terluka parah yang diakibatkan karena
pukulab A, melainkan karena ambulans yang membawa B menuju Rumah Sakit
ditabrak oleh mobil yang dikemudikan oleh C, sehingga B meninggal dalam tabrakan
tersebut.
3. Yang dapat dimintai pertanggungjawaban pidana adalah C dan A karena kealpaan
(kelalaian) yang dilakukan oleh C saat mengemudi mengakibatkan hilangnya nyawa B
akan dikenakan pasal 359 KUHP sebagaimana berbunyi “Barangsiapa karena
kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain mati, diancam dengan pidana
penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun.”
Dalam hal ini C tidak dikenakan pasal 338 KUHP karena tidak adanya syarat unsur
kesengajaan. Sedangkan A akan dikenakan pasal 360 KUHP “Barangsiapa karena
kealpaannya (kelalaiannya) menyebabkan orang luka berat dihukum dengan
hukuman penjara selama-lamanya lima tahun atau hukuman kurungan selama-
lamanya satu tahun.” Jika saja A tidak memukul B maka ia tidak akan mendapatkan
luka berat yang mengakibatkannya harus dilarikan ke Rumah sakit.

KASUS III
A yang dendam kepada B memasukkan racun ke dalam gelas minuman B lalu pergi. B yang
kehausan karena udara panas hendak menghabiskan minuman dari gelasnya tersebut. Tiba-
tiba C masuk ke ruangan dan menghentikan B untuk meminum minuman tersebut dengan
memberitahu pada B bahwa minuman B sudah diberi racun yang mematikan oleh A. B kaget
dan terkena serangan jantung hingga mati saat itu juga akibat serangan jantung.

1. Tindak pidana apa yang terjadi?


2. Apa (saja) penyebab matinya B?
3. Siapa yang dapat dimintai pertanggungjawaban pidana?

JAWABAN :

1. Tindak pidana
2. B mati karena terkena serangan jantung, yang mengakibatkan B terkena serangan
jantung adalah saat ia mengetahui bahwa minuman yang hendak ia minum telah
diracuni
3. Pertanggungjawaban disini terlihat ambigu karena A yang memasukkan racun ke
dalam minuman B tersebut belum diminum hanya “hendak diminum” oleh B, dan
saat itu C secara tiba-tiba masuk ke ruangan untuk menghentikan B meminum
minuman yang sudah diberi racun. Tindakan yang dilakukan oleh C dalam mencegah
tidaklah salah dan yang menyebabkan B mati adalah terkena serangan jantung,
sehingga menurut saya pribadi tidak ada pelaku yang bisa dimintai
pertanggungjawaban atas kematian B.

KASUS IV

B seorang pengusaha UMKM memiliki utang pada perusahaan pinjaman online sebesar Rp.
200 juta dan sudah selama 3 bulan bersembunyi dari kejaran debt collector yakni D dan E.
Akhirnya tempat persembunyian B berhasi diketahui oleh D dan E. Mereka mulai
mengancam B dengan kekerasan bahkan mengancam akan mengeluarkan secara paksa
keluarga B dari rumah B, menyita rumah, dan akan mencelakai keluarga B apabila B tidak
segera melunasi utangnya. B yang sangat ketakutan kemudian berusaha meminta tolong
pada teman-temannya agar memberi pinjaman uang. Z salah satu teman B menyarankan B
untuk menemui A seorang dukun yang dikenal bisa menggandakan uang. Berdasarkan
informasi dari Z, B segera mengontak A melalui handphone, menyampaikan maksudnya dan
mereka sepakat untuk pada waktu yang dijanjikan bertemu di sebuah tempat di
Banjarnegara. A meminta B untuk membawa semua uang yang dimilikinya untuk
digandakan. Sebelum bertemu dengan A, B sempat menelepon istrinya dan mengatakan
akan bertemu dengan A, dan berpesan agar istirnya menghubungi polisi apabila dalam
waktu 6 jam tidak ada kabar darinya.
Setelah 6 jam, ternyata B tidak bisa dihubungi, HP B mati. Berdasarkan laporan keluarga B,
polisi melakukan pencarian di lokasi yang diinformasikan, dan berhasil menemukan mayat B
yang mati karena di racun oleh A.

1. Tindak pidana apa yang terjadi?


2. Apa (saja) penyebab dari matinya B?
3. Siapa yang dapat dimintai pertanggungjawaban pidana?

JAWABAN :

1. Tindak pidana kejahatan berupa pembunuhan dengan sengaja


2. B mati karena diracun oleh A
3. A akan dimintai pertanggungjawaban karena tindakan yang ia lakukan telah
mengakibatkan B hilang nyawa, A akan dikenakan pasal 340 KUHP yang telah
memenuhi unsur kesengajaan dan rencana terlebih dahulu.

KASUS V

A dan B adalah sepasang kekasih. Pada suatu malam, A mengajak B untuk pergi keluar
berkumpul dengan teman-teman A di rumah C. Ternyata di rumah C sedang ada pesta ulang
tahun dengan banyak minuman keras serta psikotropika jenis nitrazepam (pil koplo). B
kemudian diberi minuman yang telah dicampur pil koplo oleh A dan C sampai mabuk. Dalam
keadaan mabuk, B di bawa keluar oleh A dan C dan diturunkan di depan rumah Pak Lurah. B
yang dalam keadaan tidak sadar kemudian memasuki halaman rumah Pak Lurah dan
langsung mengambil motor yang terparkir di halaman rumah tersebut dan membawanya
kabur.

1. Tindak pidana apa yang terjadi?


2. Apa (saja) penyebab tindak pidana yang terjadi?
3. Siapa yang dapat dimintai pertanggungjawaban pidana?

JAWABAN :

1. Tindak pidana pelanggaran


2. Penyebab tindaj pidana tersebut adalah A dan B yang mengunjungi rumah C yang
diketahui banyak minuman keras serta psikotropika ada di dalamnya.
3. Yang dapat dimintai pertanggungjawaban adalah A dan C, bahwa C dengan sadar
dan jelas membaww minuman keras serta psikotropika dan A yang mencampur
minuman keras dengan pil koplo, lalu dicekokkan ke B sampai mabuk.

KASUS VI
A menusuk B hingga luka parah. B dibawa ke rumah sakit. Karena banyak kehilangan darah
dokter menyatakan B harus mendapatkan transfusi darah. B yang mengetahui darimana asal
darah yang hendak ditransfusikan pada dirinya, menolak transfusi darah karena alasan
perbedaan agama dirinya dengan donor. Dokter batal memberikan transfusi darah. B mati
karena kehabisan darah.

1. Tindak pidana apa yang terjadi?


2. Apa (saja) penyebab dari matinya B?
3. Siapa yang dapat dimintai pertanggungjawaban pidana?

JAWABAN :

1. Tindak pidana kejahatan


2. B mati karena ia menolak transfusi darah dengan alasan asal darah yang akan ia
terima dari orang yang berbeda agama dengan dirinya.
3. Pertanggungjawaban akan dimintakan kepada Dokter, bahwa B meninggal karena ia
mengetahui asal darah yang ia terima dan dokter dengan begitu saja membatalkan
transfusi darahnya.

KASUS VII
A menembak polisi, dan polisi menembak balik A, namun ketika polisi menembak balik, A
menarik B (pacarnya) dan menggunakan B sebagai tameng (human shield), B mati terkena
tembakan polisi.

1. Tindak pidana apa yang terjadi?


2. Apa (saja) penyebab dari matinya B?
3. Siapa yang dapat dimintai pertanggungjawaban pidana?

JAWABAN :

1. Tindak pidana Kejahatan


2. B mati terkena A yang menggunakan B sebagai tameng sehingga tembakan peluru
yang ditembakkan oleh polisi mengenai B.
3. Pertanggungjawaban akan dimintai oleh A yang dengan sengaja menggunakan A
sebagai tameng, polisi dalam hal tersebut tidak dapat dibilang bersalah karena polisi
menembak balik sebagai reaksi dari A yang menembak APH (Aparat Penegak
Hukum). A akan dikenakan pasal 338 KUHP (Pembunuhan karena terpenuhi unsur
kesengajaan yang mengakibatkan hilangnya nyawa B).

KASUS VIII
A pemilik villa. A mempekerjakan B untuk memperbaiki villa tsb. Suatu hari C dan D (cucu
dari B) berusia 6 dan 7 tahun, ikut B ke tempat kerjanya. Saat B sedang sibuk bekerja, C dan
D bermain ke kolam renang milik A. Karena tidak bisa berenang, C dan D mati tenggelam.
.
1. Tindak pidana apa yang terjadi?
2. Apa (saja) penyebab dari matinya C dan D?
3. Siapa yang dapat dimintai pertanggungjawaban pidana?

JAWABAN :
1. Tindak pidana Kealpaan
2. C dan D mati tenggelam karena mereka tidak bisa berenang
3. Pertanggungjawaban akan dimintakan kepada B sebagai orang dewasa dan orang
yang bertanggungjawab atas pengawasan yang seharusnya mengawasi C dan D yang
masih dibawah umur

KASUS IX
B adalah anak di bawah umur. B berteman dengan C anggota dari sebuah geng motor. B
ingin bergabung dengan geng motor tersebut. Untuk menjadi anggota B harus melakukan
test keberanian yaitu mencuri di toko kelontong. Pada hari yang telah ditentukan B pergi ke
toko kelontong yang dimaksud dan langsung menodongkan pisau ke penjaga toko untuk
memberikan sejumlah uang dan rokok. Penjaga toko tersebut menolak dan berteriak minta
tolong. B kaget dan memukul penjaga toko sehingga penjaga toko jatuh dan kepalanya
membentur ujung meja sehingga mengakibatkan luka berat, dan koma.

1. Tindak pidana apa yang terjadi?


2. Apa (saja) penyebab dari dari tindak pidana yang terjadi?
3. Siapa yang dapat dimintai pertanggungjawaban pidana?

JAWABAN :

1. Tindak pidana kejahatan


2. Penyebabnya B yang masih dibawah umur mudah dipengaruhi oleh C yang
merupakan anggota sebuah geng motor, saat B ingin masuk ke geng motor tersebut
ia diharuskan mencuri sebagai syarat tes kelayakan jika ia ingin masuk menjadi
anggota geng motor tersebut. Ketika B ingin melakukan aksinya, ia kaget dengan
munculnya penjaga tok, sehingga mengakibatkan B memukul penjaga toko dan
penjaga toko tersebut mengalami luka berat dan koma.
3. Pertanggungjawaban pidana akan dikenakan kepada B dan C sebagai akibat bahwa B
bersalah telah melakukan pencurian dan kelalaiannya mengakibatkan penjaga toko
tersebut luka berat dan koma. Sedangkan, C bersalah atas tindakannya yang
menghasut / memberikan perintah kepada B untuk melakukan tindakan pencurian.

Anda mungkin juga menyukai