Anda di halaman 1dari 3

POGING/PERCOBAAN

Poging adalah permulaan kejahatan yang belum selesai


Poging (pasal 53 KUHP)
Percobaan melakukan kejahatan dapat dihukum apabila maksud akan
melakukan kejahatan itu sudah nyata, dengan adanya permulaan melakukan iyu
sdah nyata, dengan adanya permulaan melakukan kejahatan itu dan perbuatan
itu tdak diselesaikan hanyaah oleh sebab hal yang tidak tergantung kepada
kehendaknya sendiri
Syarat Poging
1. Harus ada rencana
2. Rencana itu harus telah terwujud dengan suatu permulaan pelaksanaan
3. Pelaksanaan perbuatan yang telah dimulai itu tidak selesai yg
disebabkan beberapa masalah dan masalah mana tidak tergantung pada
si pelaku
Kalau 3 syarat tersebeu telah terpenuhi baru bisa dihukum
Teori Poging
1. Subyektif : harus dilihat apakah seseorang itu sesuai dengan niatnya atau
tidak. Kalau sesuai dengan niatnya, maka perbuatan itu merupakan
permulaan pelaksanaan
2. Obyektif : harus dilihat apakah perbuatan yang dilakukan seseorang itu
dapat membahayakan hukum atau tidak. Kalau dapat membahayakan
hukum maka perbuatan yang dilakukan itu adalah merupakan
permulaan pelaksanaan.
ONDEUGDELIJKE POGING (Poging Yang tidak mungkin)
Absolute Ondeugdelijke
Relatif Ondeugdelijke

-Percobaan tidak mampu


-Percobaan tidak mungkin
-Percobaan yang tidak sempurna
adalah: suatu perbuatan meskipun telah ada perbuatan yang dianggap
permulaan pelaksanaan, akan tetapi oleh karena sesuatu hal, bagaimanapun
perbuatan yang diniati itu tidak mungkin terlaksana.
Atau: suatu perbuatan yang merupakan percobaan, akan tetapi melihat sifat dari
peristiwa itu tidak mungkin pelaksanaan perbuatan yang diniati akan terlaksana
sesuai dengan harapannya.

Hal ini ada 2 penyebab tidak sempurnanya percobaan tersebut:


1. karena sarananya yang tidak sempurna
2. karena sasarannya tidak sempurna.
1. ketidak sempurnaan sarana secara mutlak (alatnya tidak mampu secara
mutlak)
A ingin membunuh B dengan menggunakan racun. Pada saat B lengah A
memasukkan racun ke dalam minuman B. akan tetapi B tetap hidup karena
ternyata yang dimasukkan ke dalam minuman B bukan racun tetapi gula.
2. ketidak sempurnaan sarana secara nisbi (alatnya tidak mampu secara relatif)
A. berniat membunuh B dengan menggunakan racun, ternyata setelah
dimunum oleh B, ia hanya sakit perut saja, hal ini mungkin disebabkan karena
dosisnya kurang (tidak mencukupi) atau B mempunyai daya tahan yang kuat
terhadap racun tersebut.
3. ketidak sempurnaan sasaran secara mutlak (sasarannya tidak mampu secara
mutlak)
A hendak membunuh B, pada suatu malam A yang mengira B tidur
ditembaknya beberapa kali, sehingga A yakin B telah meninggal kena
tembakannya, ternyata menurut visum dokter B sudah meninggal sebelum
kena tembakan A tersebut, dikarenakan B terkena serangan jantung. (berarti
A telah menembak mayat). (menembak musuh lupa mengisi peluru)
4. ketidak sempuirnaan sasaran secara nisbi (sasarannya tidak mampu secara
relatif)
A hendak membunuh B, karena B pernah menyakiti hatinya, tetapi setelah A
menusuk dengan pisau, ternyata pisau itu bengkok karena B memakai rompi
besi.

DEELNEMING/PENYERTAAN
DEELneming : apabila dalam suatu perbuatan pidana itu menyangkut beberapa
oraang atau lebih dari satu orang saling berkaitan
Tujuan: untuk menentukan pertanggungjawaban dari tiap2 peserta
Menurut Sifatnya :
1. bentuk deelneming yang berdiri sendiri
maka pertanggungjawaban daripada tiap2 peserta dihargai
2. bentuk deelneming yang tidak berdiri sendiri
maka pertanggungjawaban daripada peserta yang satu digantungkan
kepada perbuatan yang lain
artinya: apabila dilakukan suatu perbuatan oleh peserta yang satu dan
dapat dihukum, maka peserta lainpun juga dapat dihukum
Deelneming terdapat pada :
Pasal 55 Kuhp Tentang Pelaku
1. yang melakukan
barang siapa yg melakukan sendiri suatu perbuatan yang dilarang oleh UU
2. yang menyuruh lakukan
seseorang berkehendak untuk melakukan suatu delik tidak melakukannya
sendiri akan tetapi meyuruh orang lain untuk melakukannya
3. yang turut serta melakukan
apabila beberapa orang bersama-sama melakukan suatu perbuatan yang
dapat dihukum
4. yang sengaja melakukan
yaitu setiap perbuatan yg mengerakkan orang lain untuk melakukan suatu
perbuatan yang terlarang
Pasal 56 Kuhp Tentang Pelaku
1. membantu melakukan, sebelum melakukan kejahatan dilakukan ex.
Memberi informasi
2. membantu melakukan pada saat kejahatan dilakukan ex. Menyediakan
senjata
Syarat-syarat Uitokken:
1. harus ada orang yang mengerakkan orang lain untuk melakukan suatu
delik
2. harus ada ikhtiar
3. harus ada orang lain yg juga dapat digerakkan dengan ikhtiar tadi
4. orang itu harus melakukan sesuatu
contoh kasus : A menjanjikan sejumlah uang kepada B untuk memukul C. Maka
disini A hanya dpt dihukum apabila telah melakukan permintaan untuk memukul
C dan A telah memberikan uang kepda B. Akan tetapi jika B tdk melaksanakan
permintaan A tadi, maka A tidak dapat dihukum
Perbedaan antara Vitloken dengan Doen Plegen
1. dlm vitlokken yg melaksanakan delik yaitu yg dibujuk hrus seseorang yg
dpt dipertnggungjawabkan menurut UU. Sdangkan Doen Plegen yg
melaksanakan delik yaitu hrus seseorang yg tidak dpt
dipertanggungjawabkan menurut UU
2. dalam Vitlokken menggunakan ikhtiar sedangkan Doenplegen tidak
menggunakan ikhtiar

Anda mungkin juga menyukai