Anda di halaman 1dari 2

1.

Apakah delik yang dapat dipertanggungjawabkan pada AK dan BD jelaskan unsur-


unsurnya
Delik yang dapat dipertanggungjawabkan oleh AK dan BD adalah Delik Kejahatan Pencurian
dan Penganiayaan.Dimana AK dan BD melakukan tidakan secara sadar dan sengaja
mengambil barang yang dimiliki oleh PR dan melakukan penganiayaan fisik kepada PR sampai
mengalami geger otak selama 5 minggu.Maka dari itu AK dan BD dapat dijatuhkan pasal 365
Ayat 1 KUHP dengan pidana penjara paling lama 9 Tahun.Pencurian ini disertai oleh kekerasan
atau ancaman kekerasan sebagai salah satu cara untuk mempermudah pencurian dan
mempermudah melarikan diri.
Berdasarkan Unsur-unsurnya dalam Pasal 365 KUHP
• Barang siapa = AK dan BD.
• kemampuan bertanggung jawab .
• sifat melawan hukum formill karena bertentangan dengan UU.
• Rangkaian kejahatan yang membuat PR mengalami geger otak selama 5 minggu
dengan ancaman penjara 20 tahun atau seumur hidup.
Jenis-jenis deliknya:
• Kejahatan=Perbuatan-perbuatan yang sudah dipandang seharusnya dipidana
bertentangan dengan keadilan, meskipun perbuatan itu belum diatur dalam UU
• Kesengajaan=Delik yang dilakukan dengan sengaja dan sadar
• Pencurian=Perbuatan yang mengandung unsur pencurian dengan mengambil barang
orang lain secara paksa dan pengancaman kekerasan fisik
• Commissions=Suatu perbuatan yang dilarang oleh undang-undang
• Merugikan=Delik yang dapat merugikan seseorang jika lakukan dan terbukti
melanggar hukum

2. Jika saat akan mengambil motor tsb tiba-tiba PR berteriak dan ada patroli polisi
sehingga AK dan BD berusaha lari tetapi berhasil tertagkap, menurut sdr apakah ada
tindak pidana percobaan, jelaskanlah?
Jika AK dan BD behasil ditangkap mereka tetap dapat Tindakan pidana percobaan karena AK
dan BD sempat ingin mencuri motor tersebut namun karena ada polisi patrol sehingga mereka
mengurungkan perbuatan mereka untuk mencuri motor PR.
Unsur-unsur tindak pidana percobaan di sini terpenuhi:
1. terdapat unsur niat dari AK dan BD sebagai pelaku.
2. Unsur permulaan pelaksanaannya sudah terpenuhi karena perbuatannya sudah ingin
dilaksanakan.
3. Unsur tidak selesainya perbuatan bukan karena hendak sendiri dimana AK dan BD
mengurungkan perbuatannya mengambil motor karena ada patroli polisi sehingga
perbuatan AK dan BD dapat dikatakan sebagai tindak pidana percobaan.
3. Pendapat Simon dan Moeljatno mengenai permulaan pelaksanaan
Simons berpendapat Pada delik formil, perbuatan pelaksanaan ada apabila telah dimulai
perbuatan yang disebut dalam rumusan delik.

Menurut Moelijatno,perbuatan dianggap sebagai permulaan pelaksanaan dari delik yang


dituju oleh si pelaku dan Jika memenuhi tiga syarat.Syarat pertama dan kedua diambil dari
Pasal 53 KUHP,sedangkan syarat ketiga diambil dari sifat tiap-tiap delik yang memiliki syarat-
syarat:
1. Secara objekif apa yang telah dilakukan terdakwa harus mendekatkan kepada delik
yang dituju.Artinya harus mengandung potensi untuk mewujudkan delik tersebut.
2. Secara subjektif, dipandang dari sudut niat, harus tidak ada keraguan lagi, bahwa yang
telah dilakukan oleh terdakwa itu, ditujukan atau diarahkan kepada delik yang tertentu
tadi. Bahwa apa yang telah dilakukan oleh terdakwa merupakan perbuatan yang bersifat
melawan hukum.

-Apa yang menyebabkan percobaan tidak selesai bukan karena kehendak sendiri dan
percobaan tidak selesai karena kehendak sendiri
Percobaan tidak selesai terjadi karena factor dari luar diri sendiri sehingga perbuatan pidana
tersebut tidak dilanjutkan,sedangkan percobaan tidak selesai karena adanya kehendak sendiri
yang dirumuskan dengan adanya factor dari dalam diri sendiri.Maka perbuatan tidak
dilanjutkan atau dengan kata lain dengan sukarela membatalkan perbuatan pidana tersebut.

Teori-teori pemidanaan pada percobaan dan berikan contoh


➢ Teori-teori pemidanaan pada percobaan
Obyektif: perbuatan telah membahayakan kepentingan umur
Contoh permulaan pelaksaan:
✓ Delik formil: kalua perbuatan yang dilarang dalam UU mulai dilakukan
✓ Delik materil: kalua perbuatan itu tidak lagi memerlukan perbuatan yang lain
dari pelaku untuk terjadinya akibat
Subyektif: watak yang berbahaya dari pelaku
Contoh permulaan perlaksaan: Dalam keadaan konkrit telah ternyata kepastian niat

Anda mungkin juga menyukai