Anda di halaman 1dari 3

Nama : Michael Eliap Daud Hutasoit

NIM : 010001900355
Mata Kuliah : Hukum Pidana
Dosen : Dr. Ermania Widjajanti, S.H, M.H.

1. A.) Dapat dipidana karena AN melakukan tindakan penggelapan


terhadap mobil yang dipercayakan oleh AN kepada FG yang masuk
kedalam Pasal 372 KUHP “Barangsiapa dengan sengaja memiliki
dengan melawan hak sesuatu barang yang sama sekali atau sebagiannya
termasuk kepunyaan orang lain dan barang itu ada dalam tangannya
bukan karena kejahatan, dihukum karena penggelapan, dengan hukuman
penjara selama-lamanya empat tahun atau denda sebanyak-banyaknya
Rp.900”. Penggelapan dalam KUHP adalah tindak kejahatan yang
meliputi unsur-unsur : Barang siapa; dengan sengaja; memiliki;
melawan hak; suatu barang; sama sekali/sebagiannya kepunyaan orang
lain; dalam tangan bukan karena kejahatannya.

B.) - Delik Pelanggaran : dimana dalam kasus ini FG melanggar apa


yang dilarang oleh undang-undang dan melanggar kepercayaan yang
diberikan oleh An
- Delik Materil : dimana adanya akibat tertentu yang mana disini AN
sudah mempercayakan kepada FG atas pekerjaannya tetapi FG menjual
mobi An tanpa sepengetahuannya sehingga merugikan An yang dapat
dipidana
- Delik Dolus : dimana FG pasti memiliki niat untuk menjual mobil
perusahaan dan FG pasti tahu jika mobil tersebut bukan miliknya
sendiri.
- Delik Umum : dimana pelanggaran yang dilakukan oleh FG dapat
dilakukan oleh siapapun
- Delik Komisionis : dalam kasus ini FG telah melakukan perbuatan
yang dilarang oleh undang undang yang mana terdapat dalam Pasal 372
KUHP
- Delik Merugikan : dalam kasus ini FG telah merugikan AN
- Delik Kejahatan : dimana FG melakukan perbuatan yang telah
membuat AN hilang kepercayaan atas FG dan memiliki niat dalam
melakukan perbuatannya.

2. Dalam kasus ini dibutuhkan ajaran Kausalitas, karena ada sebab dan
akibat yang dimana FG melakukan perbuatan melawan hukum
(penggelapan) dan akibat dari melawan hukum tersebut dikenakan Pasal
372 KUHP “Barangsiapa dengan sengaja memiliki dengan melawan hak
sesuatu barang yang sama sekali atau sebagiannya termasuk kepunyaan
orang lain dan barang itu ada dalam tangannya bukan karena kejahatan,
dihukum karena penggelapan, dengan hukuman penjara selama-lamanya
empat tahun atau denda sebanyak-banyaknya Rp.900”.
3. Dalam kasus ini terdapat sifat melawan hukum, yaitu FG sebagai pelaku
melakukan tindakan penggelapan mobil yang dimana mobil tersebut
bukan miliknya dan dijual oleh FG tanpa sepengetahuan AN sebagai
pemilik mobil tersebut.

4. A.) Guna dari memahami Locus Delicti


- Teori Perbuatan Materiel (Ieer van de lichamelijke)
Adalah dimana seseorang melakukan suatu tindak pidana. Dimana jika
telah ditentukan mengenai dimana tempat tindak pidana dilakukan maka
dapat ditentukan juga mengenai pengadilan mana yang berwenang
untuk mengadili orang yang melakukan tindak pidana tersebut.
- Teori Alat (Ieer van het instrumen)
dititik beratkan pada tempat dimana alat yang digunakan untuk
melakukan sutau tindak pidana berada atau berdasarkan tempat
bekerjanya alat yang digunakan oleh si pelaku.

- Teori Akibat (Ieer van het gevlog)


ditentukan karena adanya akibat yang muncul dari perbuatan yang telah
terjadi atau ditentukan menurut dimana akibat yang muncul terjadi
setelah terjadinya tindak pidana tersebut.

B.) Tidak bisa, karena Locus Delictinya terjadi di Senayan, Jakarta


Selatan, sehingga jika ingin diadili maka harus diadili di pengadilan
negeri Jakarta Selatan.

5. Kesalahan dalam arti luas, yaitu:


- Sengaja (dolus)
Adalah kehendak yang disadari yang ditujukan untuk melakukan
kejahatan tertentu. Contoh : delik pencurian (pasal 362 KUHP) dengan
maksud untuk memilikinya, delik pemalsuan surat (pasal 263 KUHP)
dengan maksud untuk memakai sebagai asli dan tidak dipalsukan. Kata
maksud disini sama artinya dengan sengaja
- Kelalaian (culpa)
Menurut Memori Jawaban Pemerintah (MvA) mengatakan siapa karena
salahnya (culpa) melakukan kejahatan berarti tidak menggunakan
kemampuannya yang ia harus pergunakan, dimana culpa terdiri atas 2
jenis menurut Van Hamel yaitu kurang melihat kedepan yang perlu dan
kurang hati-hati yang perlu.
- Dapat dipertanggungjawabkan
Tidak mungkin ada kesalahan tanpa adanya perbuatan melawan hukum
sehingga kesalahan yang diperbuat dapat dipertanggungjawabkan.
- Tiadanya alasan pemaaf
Menurut Pompe dan Jonkers, “Melawan hukum” juga diartikan
kesalahan dala arti luas disamping sengaja atau kesalahan (schuld) dan
dapat dipertanggungjawabkan.
6. A.) Bentuk-bentuk kesengajaan
- Sengaja sebagai maksud (Opzet Als Oogmerk)
Kesengajaan yang menghendaki pelaku untuk mewujudkan suatu
perbuatan, menghendaki untuk tidak berbuat atau melalaikan suatu
kewajiban hukum, dan juga mengendaki timbulnya akibat dari
perbuatan itu.
- Sengaja dengan kesadaran dengan kepastian (Opzet Met Bewustheid
Van Zekerheid Of Noodzakeiijheid)
Bentuk kesengajaan yang berupa kesadaran seseorang terhadap suatu
akibat yang menurut akal manusia pada umumnya pasti terjadi
dikarenaka dilakukannya suatu perbuatan tertentu dan terjadinya akibat
tersebut tidak dapat di hindarkan.
- Sengaja dengan kesadaran kemungkinan sekali terjadi (Opzet Bij
Waarshijnlijkheidbewustzijn)
Suatu kesadaran untuk melakukan perbuatan yang telah diketahui bahwa
akibat lain yang mungkin akan timbul dari perbuatan itu yang tidak ia
inginkan dari perbuatannya, namun si pembuat membatalkan niat untuk
melakukannya.

B.) Arti ajaran material terbatas dimana tiap perubahan sesuai dengan
suatu perubahan perasaan (keyakinan) hukum pada pembuat undang-
undang (jadi tidak boleh diperhatikan keadaan karena waktu.

C.) Tindak pidana dalam arti objektif dikatakan sebagai perbuatan


bersikap melawan hukum, tindakan yang dilarang atau diharuskan oleh
undang-undang atau perundangan dan terhadap pelanggarnya diancam
pidana, dan dilakukan dalam waktu, tempat, dan keadaan tertentu.

Anda mungkin juga menyukai