Anda di halaman 1dari 3

Nama : Yogi Ripaldi

Nim : 045075016

Tugas 2 Hukum Pidana

Soal no1

Sebutkan dasar hukum masing-masing dan berikan pula suatu kesimpulan Saudara disertai
dengan masing-masing contoh dari Asas Nasional Aktif dan Asas Nasional Pasif!

Jawab

Asas nasioanal aktif didasarkan pada pandangan bahwa hukum harus diterapkan secara
aktif untuk melindungi kepentingan negara dan masyarakat. Asas nasionalitas aktif memungkinkan
untuk memberlakukan hukum pidana berdasarkan pada kewarganegaraan atau nasionalitas
seseorang yang melakukan suatu tindakan. Hal ini memiliki makna bahwa yang terpenting
berdasarkan asas ini adalah hukum pidana hanya dapat diberlakukan pada warga negara saja,
sementara tempat tidak menjadi masalah. Hal ini tercantum dalam pasal 5, pasal 6, dan pasal 7
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Sedangkan,

Asas nasioanal pasif didasarkan pada pemahaman bahwa hukum hanyalah pengatur
hubungan pribadi. Asas ini didasarkan kepada kepentingan hukum negara yang dilanggar. Hal ini
memiliki makna bila hukum negara dilanggar oleh warganegara atau bukan, baik di dalam ataupun
di luar negara yang menganut asas tersebut, maka undang-undang hukum pidana dapat
diberlakukan terhadap si pelanggar.Yang menjadi dasar hukum dalam pemberlakukan asas ini
adalah bahwa tiap negara yang berdaulat pada umumnya berhak melindungi kepentingan hukum
negaranya. Asas ini terdapat dalam ketentuan yang ada dalam Pasal 4 dan Pasal 8 Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana.

Secara ringkasan dapat disimpulkan bahwa perbuatan kagura melanggar hukum dan dapat
dikenakan sanksi pidana karena memproduksi dan menjual uang palsu yang merugikan masyarakat
Indonesia asas nasional aktif dalam hal ini dapat dijadikan landasan hukum bagi penegakan hukum
pidana aktif terhadap kagura, sedangkan asas nasional pasif tidak dapat dijadikan landasan hukum,
karena perilaku kagura tidak hanya dapat berdampak pada hubungan antar manusia, tetapi juga
melibatkan negara dan masyarakat.
Soal no2

Contoh Kasus

Kagura adalah seorang wanita berkewarganegaraan Jepang yang bekerja sebagai seorang desain
grafis pada sebuah perusahaan di Filiphina. Karena keahliannya, Kagura mampu membuat uang
rupiah yang sangat mirip dengan aslinya. Kemudian Kagura mencetak uang palsu tersebut
sebanyak delapan puluh juta rupiah, kemudian ia tukarkan kepada warga negara Indonesia yang
ada di Filiphina. Salah satu korbannya adalah Badang yang pada suatu hari menukarkan mata uang
Filiphina dengan uang rupiah palsu hasil buatan Kagura tersebut sebelum kembali ke Indonesia.

Ketika sampai di Indonesia, Badang pun membeli oleh-oleh di Bandara dengan uang palsu tersebut.
Setelah itu Badang pergi membeli sate dengan uang rupiah palsu yang dimilikinya, ketika
menerima uang, tangan pedagang sate yang basah melunturkan warna uang tersebut. Badang
ditangkap dengan tuduhan menyebarkan uang palsu.

*nama tokoh pada contoh kasus diatas adalah fiktif

Dalam kasus di atas, apakah Kagura dapat dituntut menurut hukum pidana di Indonesia? Uraikan
alasan dan sebutkan dasar-dasar hukumnya!

Jawab

Kagura dapat dituntun seacara hukum pidana di Indonesia atas perbuatannya memproduksi
dan mengedarkan uang palsu yang merugikan masyarakat Indonesia. Dasar hukum menggugat
kagura adalah Pasal 36(1) UU No. 36. Undang-undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang mata uang,
yang menyebabkan bahwa setiap orang yang dengan sengaja memproduksi, menggandakan,
memalsukan atau mengggunakan uang palsu dapat dikenakan sanksi pidana. Selain itu pasal 55
ayat 1 KUHP juga dapat dijadikan dasar hukum, karena perbuatan kagura merupakan tindak pidana
yang dilakukan diluar Indonesia tetapi menimbulkan kerugian bagi masyrakat Indonesia.

Soal no3

Dalam kasus No 2 di atas, Jika dilihat dari teori dan asas hukum pidana, apakah Badang
dapat dipidana? Uraikanlah alasannya!

Jawab

Dalam teori dan prinsip hukum pidana, suatu Lembaga dapat dipidana karena melakukan
transaksi pemebelian dengan menggunakan mata uang palsu yang diketahuinya palsu. Dasar
hukum penuntutan batang adalah Pasal 245 KUHP, yang mengatur bahwa barang siapa dengan
sengaja menggunakan uang palsu untuk transaksi dapat dikenakan sanksi pidana. Meski badang
tidak mengetahui secara langsung bahwa uang yang diterimanya uang palsu, ia tetap bisa dituntut
atas penggunaan uang tersebut untuk melakukan pembelian.

Suatu perbuatan bisa dimintai pertanggungjawaban pidana ketika memenuhi 2 syarat yaitu
adanya perbuatan lahiriah yang terlarang (actus reus) dan sikap batin yang jahat atau tercela (mens
rea).

Dalam kasus membelanjakan uang palsu karena tidak tahu, maka berdasarkan Pasal 36 ayat (3)
UU Mata Uang di atas dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Actus reus

Mengedarkan dan/atau membelanjakan Rupiah, dalam hal ini adalah Rupiah palsu. Actus
reus telah terpenuhi karena orang tersebut telah melakukan transaksi dengan menggunakan Rupiah
palsu.

2. Mens rea

Yang diketahuinya merupakan Rupiah Palsu. Unsur pasal ini harus dibuktikan lebih lanjut apakah
terpenuhi atau tidak. Sebab seseorang yang tidak mengetahui uang yang digunakan dalam
bertransaksi adalah uang palsu dapat dikatakan sebagai korban peredaran uang palsu.

Lalu, apakah dengan tidak mengetahui bahwa uang yang digunakannya adalah palsu dapat
menghapuskan tindak pidana yang dilakukan? Perlu diketahui bahwa hukum pidana terdapat
adagium actus non facit reum nisi mens sit rea atau an act does not make a person guilty, unless
the mind is guilty.

Dalam arti lain, pertanggungjawaban pidana tidak cukup dengan dilakukannya perbuatan pidana
saja, akan tetapi juga harus ada kesalahan atau sikap batin yang dapat dicela yang dalam asas
hukum dikenal geen straf zonder schuld (tidak dipidana jika tidak ada kesalahan).

Inilah yang menjadi tugas dari aparat penegak hukum untuk membuktikan unsur mens rea dalam
tindak pidana peredaran uang palsu, yaitu knowledge (mengetahui atau patut menduga)
dan intended (bermaksud).

Sebagai catatan, seseorang yang tidak mengetahui bahwa uang yang digunakan dalam bertransaksi
adalah uang palsu dapat terbebas dari jerat pidana apabila mempunyai iktikad baik sebagai korban
yang menjauhkan dirinya sebagai pelaku peredaran uang palsu.

https://www.studocu.com/id/document/universitas-terbuka/hukum/tugas-2-hukum-pidana-
hendra/58774042

https://heylaw.id/blog/mengenal-asas-asas-yang-berlaku-dalam-hukum-pidana

https://www.hukumonline.com/klinik/a/asas-nasionalitas-aktif-lt5b07770d798f2/

Anda mungkin juga menyukai