Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 2

HKUM4203 / HUKUM PIDANA


FAZA SHOLAHUDDIN SHIDIQ
043704565
ILMU HUKUM
UPBJJ-UT BATAM

KELAS TUTON 85
PERTANYAAN

1. Sebutkan dasar hukum masing-masing dan berikan pula suatu kesimpulan Saudara
disertai dengan masing-masing contoh dari Asas Nasional Aktif dan Asas Nasional Pasif!
2. Contoh Kasus

Kagura adalah seorang wanita berkewarganegaraan Jepang yang bekerja sebagai seorang
desain grafis pada sebuah perusahaan di Filiphina. Karena keahliannya, Kagura mampu
membuat uang rupiah yang sangat mirip dengan aslinya. Kemudian Kagura mencetak
uang palsu tersebut sebanyak delapan puluh juta rupiah, kemudian ia tukarkan kepada
warga negara Indonesia yang ada di Filiphina. Salah satu korbannya adalah Badang yang
pada suatu hari menukarkan mata uang Filiphina dengan uang rupiah palsu hasil buatan
Kagura tersebut sebelum kembali ke Indonesia.

Ketika sampai di Indonesia, Badang pun membeli oleh-oleh di Bandara dengan uang
palsu tersebut. Setelah itu Badang pergi membeli sate dengan uang rupiah palsu yang
dimilikinya, ketika menerima uang, tangan pedagang sate yang basah melunturkan warna
uang tersebut. Badang ditangkap dengan tuduhan menyebarkan uang palsu.

*nama tokoh pada contoh kasus diatas adalah fiktif

Dalam kasus di atas, apakah Kagura dapat dituntut menurut hukum pidana di Indonesia?
Uraikan alasan dan sebutkan dasar-dasar hukumnya!

3. Dalam kasus No 2 di atas, Jika dilihat dari teori dan asas hukum pidana, apakah Badang
dapat dipidana? Uraikanlah alasannya!

JAWABAN

1.
 Asas nasional aktif, yakni suatu asas yang menyatakan berlakunya undang-
undang hukum pidana Indonesia di luar wilayah Negara bagi setiap orang, warga
Negara atau orang asing yang melangar kepentingan hukum Indonesia, atau
melakukan perbatan pidana yang membahayakan kepentingan nasional Indonesia
di luar negeri.

 Asas Nasional Pasif diatur dalam Pasal 4 yang menyebutkan bahwa ketentuan
pidana dalam perundang-undangan Indonesia diterapkan bagi setiap orang yang
melakukan di luar Indonesia. 1) Salah satu kejahatan berdasarkan Pasal-Pasal 104,
106, 107, 108, 110, 111, pada ke-1, 127 dan 131. 2) Pemalsuan surat hutang atau
sertiifikat hutang atas tanggungan Indonesia. Dan Pasal 8, bahwa ketentuan
pidanan dalam perundang-undangan Indonesia berlaku bagi nakhkoda dan
penumpang perahu Indonesia yang diluar Indonesia

 Dasar hukum dari asas nasional pasif adalah, tiap-tiap Negara yang berdaulat pada
umumnya berhak untuk melindungi kepentingan hukumnya, walpun kepentingan
hukum. Dengan demikian, undang-undang hukum pidanan Indonesia dapat
diperlukan terhadap siapapun, baik warga Negara maupun bukan warga Negara
yang melakukan pelanggaran terhadap kepentingan hukum Negara Indonesia
dimanapun dan terutama di luar negeri. Misalnya melakukan kejahatan penting
terhadap keamanan Negara serta kepala Negara Indonesia(Pasal 104-108 KUHP).

2. Kagura dapat dituntut secara hukum pidana di Indonesia atas perbuatannyammeproduksi


dan mengedarkan uang palsu yang merugikan masyarakat Indonesia.Dasar hukum
menggugat kagura adalah pasal 36(1) UU No. 36. Undang-UndangNomor 7 Tahun 2011
tentang Mata Uang, yang menyebutkan bahwa setiap orangyang engan sengaja
memproduksi, menggandakan, memalsukan, atau menggunakanuang palsu dapat
dikenakan sanksi pidana. Selain itu, pasal 55 ayat 1 KUHP jugadapat dijadikan dasar
hukum, karena perbuatan kagura merupakan tindak pidanayang dilakukan di luar
Indonesia tetapi menimbulkan kerugian bagi masyarakatIndonesia.

3. Dalam teori dan prinsip hukum pidana, suatu lembaga dapat dipidana karena melakukan
transaksi pembelian dengan menggunakan mata uang palsu yang diketahuinya palsu..
Dasar hukum penuntutan Badang adalah Pasal 245 KUHP,yang mengatur bahwa barang
siapa dengan sengaja menggunakan uang palsu untuktransaksi jual beli dapat dikenakan
sanksi pidana. Meski Badang tidak mengetahui secara langsung bahwa uang yang
diterimanya palsu, ia tetap bisa dituntut ataspenggunaan uang tersebut untuk melakukan
pembelian.

Anda mungkin juga menyukai