Anda di halaman 1dari 3

Nama : Farhan Zuhdi Putra

NPM : 201000390

Kelas : F

Mata Kuliah : Hukum Pidana Internasional

SOAL

Jelaskan dan berikan contoh asas nasional aktif dan asas nasional Pasif!

JAWABAN

• Asas Nasional Aktif


(Asas Personalitas) Ketentuan pidana berlaku bagi warga negara di mana pun berada, termasuk di luar wilayah negara asalnya, sepanjang menurut
negara asal pelaku dan negara tempat perbuatan dilakukan itu merupakan tindak pidana. Asas nasionalitas aktif memungkinkan untuk
memberlakukan hukum pidana berdasarkan pada kewarganegaraan atau nasionalitas seseorang yang melakukan suatu tindakan. Hal ini memiliki
makna bahwa yang terpenting berdasarkan asas ini adalah hukum pidana hanya dapat diberlakukan pada warga negara saja, sementara tempat
tidak menjadi masalah. Hal ini tercantum dalam pasal 5, pasal 6, dan pasal 7 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
Asas nasional aktif diberlakukan bagi WNI yang diluar NKRI berdasarkan ketentuan Pasal 8 KUHP baru. Asas nasional aktif adalah asas keberlakuan
hukum pidana (KUHP baru) ini, berlaku bagi WNI yang melakukan perbuatan pidnaa di luar wilayah NKRI. Hubungan hukum aktif dalam kontek
perbuatan kejahatan yang dilakukan oleh WNI di luar wilayah NKRI. Tujuannya untuk melindungi kepentingan umum (nasional) bagi WNI yang
berada di luar negari. Asas ini menegaskan status kewarganegaraan yang melekat pada waktu di luar negari ( di luar NKRI), tetap melekat
perbuatan delik yang dilakukan WNI kemana pun berada (seperti tas ransel yang melekat pada pundah WNI dimanapun pergi)

Contoh tindak pidana perdagangan orang yang diatur dalam UU No.21 Tahun 20007 tentang Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan.
(UU TPTPPO). Secara internasional diatur di Protocal Palermo.WNI yang melakukan tindak pidana perdagangan orang di luar negari (Thailand, Hongkong)
berlaku KUHP baru ini, walaupun pelaku (WNI) tinggal di China. Ada perkecualian pada Pasal 8 ayat (3), terkait dengan tidak berlaku untuk tindak pidana
yang diancam dengan pidana denda paling banyak kategori III. Hal ini merujuk pada ayat ke (3), pidana denda yang dimaksud dengan kategori III sesuai
dengan UU No. 1 Tahun 2023 pada pasal 79 ayat (1) huruf c, yaitu : c. kategori III, Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) Tafsir pada ayat (4), tetap
dilakukan penuntutan terhadap tindak pidana yang diatur dalam KUHP Baru dilakukan walaupun tersangka menjadi WNI, dan setelah tindak pidana
tersebut dilakukan sepanjang perbuatan tersebut merupakan tindak pidana di luar NKRI. Selain itu dalam hal WNI yang melakukan tindak pidana di luar
NKRI, tidak dapat dijatuhi pidana mati, jika tindak pidana tersebut menurut KUHP Baru tidak mengatur, tidak dapat dihukum pidana mati.

• Asas Nasional Pasif Berlakunya ketentuan pidana didasarkan pada kepentingan hukum suatu negara yang dilanggar oleh seseorang di luar negeri
dengan tidak mempersoalkan kewarganegaraan pelaku. Pasal 4 ke-1, ke-2, dan ke-3 Pasal 8 KUHP. Asas ini didasarkan kepada kepentingan hukum
negara yang dilanggar. Hal ini memiliki makna bila hukum negara dilanggar oleh warganegara atau bukan, baik di dalam ataupun di luar negara
yang menganut asas tersebut, maka undang-undang hukum pidana dapat diberlakukan terhadap si pelanggar. Yang menjadi dasar hukum dalam
pemberlakukan asas ini adalah bahwa tiap negara yang berdaulat pada umumnya berhak melindungi kepentingan hukum negaranya. Asas ini
terdapat dalam ketentuan yang ada dalam Pasal 4 dan Pasal 8 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
Asas Nasional Pasif ini didasarkan pada prinsip Interest reipublicae quod hominess conserventur yang berarti kepentingan suatu negara agar warga
negaranya dilindungi. Mengenai asas nasionalitas pasif, Van Hamel menyatakan : “… Voorts het passieve (Realprinzip, schutzprinzip,
beschermingsbeginsel) ter bescherming van nationale rechtsbelangen, algemeene of bijzondere, zit het dan, in verband met het vorige, tegenover,
nationale ruimer dan tegenover vreemdelingen, mee onmisbaar. untuk asas nasionalitas pasif (prinsip riil, prinsip sesungguhnya, asas perlindungan)
untuk melindungi kepentingan nasional, baik yang umum maupun yang khusus, meskipun sehubungan prinsip yang terdahulu juga diperlukan,
namun terhadap warga Negara lebih dilindungi daripada warga Negara asing.

Contoh Percobaan Pembunuhan terhadap Presiden Jokowi Berhasil Digagalkan Satu bulan setelah pemilihan presiden Indonesia Presiden Jokowi beserta
wakilnya melakukan kunjungan kerja dan pertemuan penting urusan bilateral AS dan Indonesia yang bertempat di White House , Washington DC.
Pemerintah setempat berhasil menggagalkan percobaan pembunuhan terhadap Jokowi , yang direncanakan dua pemuda asal Indonesia. Keduanya berhasil
ditahan dengan tuduhan memiliki senjata yang tidak terdaftar, persenkongkolan merampok senjata api dan dijerat dengan Pasal 104 KUHP yaitu : Makar
dengan maksud untuk membunuh Presiden atau Wakil Presiden. Kesimpulannya dua warna negara Indonesia yang berada di Amerika tersebut melakukan
tindakan makar terhadap presiden dan wakil presiden Indonesia di Amerika serikat dengan mencoba membunuhnya menggunakan senjata, sehingga
mereka melanggar asas nasional pasif dan dikenai pasal 104 KUHP .

Anda mungkin juga menyukai