Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PENGANTAR HUKUM INDONESIA

Dosen Pengampu: Ni Putu Ega Parwati,SH.,MH

Disusun Oleh:
Nama: Ni Made Puspadewi
Nim: 2214101160
Kelas: E

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
TAHUN 2022
1. PENGERTIAN DELIK
Pengertian Delik, Delik di dalam hukum pidana terdiri dari kata delik yang
memiliki arti perbuatan pidana,peristiwa pidana,ataupun bisa di artikan sebagai
tindak pidana. Kata “delik” berasal dari bahasa latin,yaitu dilectum.Dalam bahasa
jerman disebut delic,dalam bahasa prancis disebut delit dan dalam bahasa belanda
disebut delict. Dalam KBBI arti kata delik yakni “Perbuatan yang dapat dikenakan
hukuman karena merupakan pelanggaran terhadap undang-undang tindak pidana.
Adapun pengertian delik menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
E.Utrecht memakai istilah “peristiwa pidana” karena yang yang ditinjau adalah
peristiwa (feit) dari sudut hukum pidana

 Moeljatno memakai istilah tindakan pembunuhan yang dirumuskan yang


diartikan sebagai perbuatan yang ditentang oleh suatu peraturan hukum
yang dilindungi sanksi berupa pembelajran tertentu, untuk barang siapa
yang mentransfer larangan tersebut
 Achmad Ali mendifenisikan delik adalah pengertian umum tentang semua
tindakan yang mententang hukum atau Undang-Undang yang tidak
menetukan apakah menentang pengadilan dibidang hukum atau hukum
publik termasuk hukum pidana.
 Prof Simons mengartikan delik sebagai suatu tindakan yang melanggar
hukum yang telah dilakukan dengan sengaja tau tidak sengaja oleh
seseorang yang bertindak dapat dipertanggung jawabkan dan oleh
Undang-Undang yang didukung oleh suatu tindakan yang dapat dilakukan
 Menurut Satochid Kartanegara, unsur delik terdiri atas unsur obyektif dan
unsur subyektif. Dimana unsur objektif adalah unsur yang terdapat dari
luas diri manusia, yaitu berupa:
1. Suatu tindakan
2. Suatu akibat
3. Keadaan
Unsur subyektif merupakan unsur-unsur perbuatan yang dapat berupa:
1. Kemampuan dapat dipertanggungjawabkan
2. Kesalahan
Berdasarkan beberapa definisi para ahli diatas, maka dapat disimpulkan menurut
pendapat saya bahwa delik adalah suatu tindakan atau perbuatan yang melanggar
hukum atau Undang-Undang baik disengaja atau tidak sengaja yang disertai
dengan ancaman sanksi bagi perbuatannya.
MACAM-MACAM DELIK HUKUM PIDANA
a. Delik Hukuman dan Delik Melanggar
1) Delik hukuman adalah delik yang ancaman hukuman lebih berat
2) Delik Melanggar, delik melanggar disebut juga delik Undang-
Undang yang melarang hukumnya memberi alternatif bagi setiap
pelanggarnya.
b. Delik Formil dan Delik Materiil
1) Delik Formil adalah delik yang telah selesai, jika telah dilakukan
rumusan dalam peraturan tanpa melihat hasilnya. Contoh: Delik
pencurian pada pasal 362 KUHP
2) Delik Materiil pada delik materiil apa yang diajukan perlu
dipertanyakan sebagai tujuan si pembuat delik. Contoh: Delik
pembunuhan pada pasal 338.
c. Delik Umum dan Delik Khusus
1) Delik Umum merupakan suatu delik yang bisa dilakukan oleh
siapa saja dan dapat diberlakukan secara umum
2) Delik Khusus pada delik ini hanya dapat dilakukan oleh orang
tertentu dan dalam kualitas tertentu.
d. Delik Aduan dan Delik Biasa
1) Deli aduan merupakan delik yang bisa dilakukan oleh penuntut delik
sebagai suatu persyaratan penyidikan dan penuntut harus ada aduan
dari pihak yang telah dirugikan
2) Delik biasa merupakan suatu tindakan yang tidak perlu adanya
pengaduan
e. Delik Dolus dan Delik Culpa
1) Delik dolus merupakan bagian dari delik yang dirumuskan, yang
dilakukan dengan sengaja
2) Delik culpa merupakan delik tindakan yang dilakukan karena
kelalaian seseorang yang menyebabkan orang lain menjadi korban
f. Delik Berkualifikasi dan Delik Sederhana
1) Delik berkualifikasi merupakan delik yang diperberat karena suatu
kedaan tertentu yang menyertai tindakan yang dilakukan
2) Delik sederhana adalah salah satu delik yang biasa saja tanpa ada unsur
serta keadaan yang dapat memperberat
g. Delik Berdiri Sendiri dan Delik Berlanjutb
1) Delik berdiri sendiri adalah delik yang terdiri hanya satu tindakan saja
tanpa ada kelanjutan yang lain
2) Delik berlanjut adalah suatu tindakan yang telah dilakuikan
sebelumnya, dan harus dilihat sebagai suatu tindak lanjut yang
dilakukan
h. Delik Komisionis dan Delik omisionis
1) Delik komisionis merupakan delik yang disebabkan oleh rumusan
Undang-Undang pelarangan untuk dilakukan
2) Delik omisionis merupakan delik yang ingin mencari tahu
gerombolan/komplotan orang jahat tetapi orang tersebut tidak
melaporkan kepada pihak yang berwajib

2.CONTOH KASUS ASAS DALAM KUHP


Contoh kasus asas legalitas: Seorang lansia yang tersangka mencabuli balita yatim
piatu di bogor. Asas legalitas merujuk pada menghukum seseorang atas
perbuatannya dan jika perbuatannya tersebut secara jelas sudah diatur dalam
perundang-undangan. Dilihat dari tindak pidana pencabulan terhadap anak yang
sudah jelas diatur dalam KUHP, sehingga dimana jika ada seorang pelaku tersebut
dapat dihukum. Tindak pidana pencabulan terhadap anak di atur dalam pasal 290
angka 2 kitab Undang-Undang KUHP, yang berbunyi “Di ancam dengan pidana
penjara 7 tahun bagi barang siapa yang melakukan perbuatan cabul dengan
seseorang, padahal deketahuinya atau sepatutnya harus diduganya, bahwa
umurnya belum lima belas tahun atau kalau umurnya tidak jelas, yang
bersangkutan belum waktunya kawin”

DAFTAR PUSTAKA
Sriwidono, joko. 2019. Kajian Hukum Pidana Indonesia. Jakarta: Penerbit Kepel
Press.
Warjiyati, Sri. (2019). Penerapan Asas Legalitas Dalam Ksus Penanganan
Pencabulan Anak Di Bawah Umur. Al-Jinayah, vol. 5 no. 1, 2019, 110-11.

Anda mungkin juga menyukai