Essay Johan Ega Saputra Unisula
Essay Johan Ega Saputra Unisula
Email : Johanega48@gmail.com
merupakan hasil karya saya sendiri yang belum pernah dipublikasikan dan
dikompetisikan
lomba esai sebelumnya. Karya esai ini merupakan otentik karya saya sendiri dan bukan
merupakan plagiasi karya esai orang lain, dan sumber penulisan yang menjadi rujukan
penulisan telah saya sebukan sesuai aturan akademik yang berlaku. Apabila saya
melanggar
ketentuan yang telah ditetapkan oleh panitia, saya bersedia menerima sanksi yang
sebelumnya
sudah ditentukan.
Demikian pernyataan ini, Saya buat secara benar dan bertanggung jawab.
Yang Menyatakan
Disusun Oleh :
Ekonomi Pembangunan
2021
Saham = Judi = Haram !
Johan Ega Saputra
Saham itu judi? Ya, Anda tidak salah membaca. Walaupun MUI
mengatakan bahwa saham bukan judi, MUI tidak sepenuhnya benar! Mengapa ?
Baru-baru ini, Saham menjadi suatu yang populer di sosial media. Banyak
orang yang awalnya tidak tahu apapun mengenai saham sekarang menjadi
investor karena melihat bahwa investasi di pasar modal sangat menguntungkan.
Apalagi, tahun ini merupakan krisis di pasar saham yang jarang terjadi dan
biasanya terjadi dalam 10 tahun sekali, seperti krisis moneter tahun 1997-1998
dan Subrime Mortgage tahun 2008. Namun, bila kita melihat krisis tahun ini,
krisis tahun ini agak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Mari kita bahas
perbedaan krisis tahun ini terlebih dahulu.
Krisis biasanya memiliki siklus, yaitu 10 tahun sekali, seperti tahun 1987,
1997-1998, dan tahun 2008, begitu pula dengan krisis 2020. Namun, krisis tahun
ini sangat berbeda dengan krisis-krisis sebelumnya. Krisis tahun ini disebabkan
oleh virus covid-19. Pandemi virus seperti ini tentunya sangat baru bagi
kehidupan manusia zaman sekarang ini. Terakhir, virus yang menjadi wabah besar
terjadi pada tahun 1918-1920, yaitu wabah flu spanyol. Oleh karena itu, krisis
tahun ini bisa dibilang lebih parah .Pada tahun 1997-1998, terjadi krisis dalam
ekonomi negara secara makro dan bebapa perusahaan yang memiliki utang dalam
dolar, tetapi dalam kehidupan nyata, masyarakat masih dapat melakukan kegiatan
ekonomi seperti biasa walaupun agak kesusahan karena adanya inflasi yang
sangat tinggi. Kemudian di tahun 2008, terjadi krisis besar yang berpusat di
Amerika, tetapi di Indonesia, dalam kehidupan nyata, kegiatan ekonomi masih
berjalan seperti biasanya, bahkan banyak bisnis-bisnis yang dapat berkembang
dan juga PDB Indonesia pun masih bertumbuh sebesar 6% (data dari BPS). Yang
terpengaruh hanya pasar saham atau IHSG yang anjlok hingga 59%. Krisis tahun
2020 adalah krisis yang spesial karena yang kita lawan adalah virus (walaupun
sebenarnya tanpa virus pun, banyak negara didunia diperkirakan akan mengalami
resesi). Kita bisa ingat pada maret 2020 saat terjadi lockdown, kegiatan ekonomi
seakan berhenti. Akibatnya banyak terjadi phk yang menyebabkan kemiskinan
bertambah. Ditambah lagi kita masih perlu menjaga jarak dan belum pernah ada
yang mengalami hal seperti ini sebelumnya. Parahnya krisis tahun ini pun juga
dapat dilihat dari PDB Indonesia yang minus untuk pertama kalinya sejak 20
tahun terakhir dan menyebabkan IHSG mengalami kepanikan sehingga turun
begitu cepat.
Walaupun krisis tahun ini agak berbeda dari tahun sebelumnya, tetapi
fenomena krisis tahun ini sangat menarik bagi investor bila dilihat dari recovery
harga saham gabungan yang sangat cepat jika dibandingkan krisis-krisis
sebelumnya. Krisis tahun ini memberi peluang yang besar khususnya bagi para
investor karena harga saham cenderung menjadi lebih murah dibanding biasanya.
Tentunya ini menarik minat banyak orang bila dilihat dari peluang yang ada dan
menyebabkan banyak orang ingin terjun kedalam pasar modal. Direktur Bursa
Efek Indonesia (BEI) mengatakan bahwa ada 1,68 juta SID baru ditahun 2020
yang berarti penambahan investor terbanyak dalam satu tahun sejak pasar saham
Indonesia berdiri. Ini adalah hal yang baik karena makin banyak orang yang
menyadari pentingnya berinvestasi. Namun, tidak sepenuhnya baik.
Banyak orang yang tahu bahwa investasi dapat mengamankan uang kita
dari inflasi. Namun, banyak orang yang tidak mengetahui bahwa saham dapat
membuat kita menjadi kaya, bahkan sangat kaya. Bagaimana caranya?
Pertama, sebelum kita memulai untuk berinvestasi dipasar modal, kita
perlu berinvestasi pada ilmu terlebih dahulu. Zaman sekarang ini, ilmu sangat
mudah didapatkan. Kita dapat mencarinya melalui membaca buku bagaimana cara
menganalisis suatu perusahaan, mengikuti workshop ataupun seminar, dan juga
bila ingin yang murah kita dapat belajar melalui Youtube. Tidak sedikit youtuber
yang mau membagikan ilmu berinvestasi secara cuma-cuma. Memang perlu
usaha, uang, dan waktu untuk memperoleh ilmu. Namun, dengan memiliki ilmu,
kita dapat membuat keputusan investasi dengan lebih bijaksana sehingga
menghindarkan kita dari kerugian atau kesalahan. Lalu, lebih baik kita
mempelajari cara menganalisis yang mana, apakah analisis fundamental atau
analisis teknikal?
Bahkan, di tahun ke-10, uang kita yang awalnya 100 juta rupiah menjadi 2
miliar rupiah ! Tentunya bila dibandingkan dengan 400 juta rupiah, nilai 2 miliar
rupiah sangat besar, dan sama-sama membutuhkan 10 tahun untuk
mendapatkannya. Dashyat bukan pengetahuan manajemen uang bila
dikombinasikan dengan compounding interest.
Terakhir, hal yang paling penting untuk kita ketahui dan lebih penting
dari apapun dalam berinvestasi, kesabaran dan komitmen. Dalam buku The
Warren Buffett Way karya Robert G. Hagstrom, Warren Buffett, orang terkaya
dalam pasar modal yang mampu memiliki aset 1.000 triliun rupiah tanpa pernah
mendirikan satu pun perusahaan, mengatakan ada tiga hal yang membuat dirinya
menjadi sangat kaya. Yang pertama adalah tinggal dan lahir di Amerika. Seperti
yang kita ketahui bahwa Amerika, negara adidaya dengan perekonomian yang
sangat besar. Warren Buffett merasa beruntung karena lahir di Amerika sehingga
dia dapat menjadi orang yang sangat kaya. Lantas apa hubungannya dengan kita?
Jangan lupa, seperti yang sering kita dengar, bahwa pada tahun 2045, Indonesia
akan menjadi negara dengan perekonomian terbesar ke-4 di dunia. Tentunya lahir
di Indonesia juga merupakan suatu keberuntungan bagi kita apalagi tahun 2045
merupakan tahun dimana kita sebagai generasi muda memiliki usia yang sudah
mapan. Hal kedua yang membuat Warren Buffett kaya adalah compounding
interest seperti yang sudah saya jelaskan diparagraf sebelumnya. Hal ketiga yang
membuat Warren Buffett kaya adalah kesabaran dan komitmennya. Warren
Buffett kini sudah berusia 90 tahun. Beliau sudah berinvestasi dari usia 11 tahun
yang berarti sudah berinvestasi selama 79 tahun! Kesabaran dan komitmen
beliaulah yang patut kita contoh.
Untuk itu, setelah kita mengetahui seberapa penting dan luar biasanya
berinvestasi, kita memerlukan yang namanya komitmen dan kesabaran. Jadikan
kesabaran dan komitmen Warren Buffett untuk terus berinvestasi sampai sekarang
menjadi contoh bagi kita kaum muda. Muda menjadi salah satu kekuatan paling
berharga kita karena kita bisa memulai terlebih dahulu ketimbang orang lain.
Ingat, waktu adalah hal yang sangat mahal. Selagi kita muda, kita harus terus
berkomitmen bahwa kita akan terus berinvestasi bukan hanya untuk 10 atau 20
tahun kedepan, tetapi selama kita hidup, kita harus tetap berkomitmen untuk
berinvestasi.
Daftar Pustaka
Graham, Benjamin. 2006. The Intelligent Investor. New York: Harper Collins.
Hagstrom, Robert G. 2004. The Warren Buffett Way. New Jersey: John Wiley &
Sons.
Kiyosaki, Robert T. 2016. Rich Dad Poor Dad. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.