Anda di halaman 1dari 12

K3 DAN PAIENT SAFETY KIMIA

DOSEN PENGAMPU :
1. Toeti Rahajoe,SKM,M.KES

Laporan Material Safety Data Sheet(MSDS)

 Material Safety Data Sheet (MSDS) atau lembar data keselamatan adalah informasi
penting yang berisi tentang pengunaan bahan kimia. Penggunaan tersebut berkaitan dengan
keselamatan kerja, umumnya di sebuah laboratorium.
 Tujuan : Memberikan informasi pada pekerja mengenai keselamatan untuk pemakaian
bahan kimia agar tidak terjadi berbagai macam situasi, seperti kecelakaan, kebakaran,
hingga penanganan suatu bahan kimia dengan aman.

a. Bahan Kimia Cair

Nama Bahan Rumus Simbol Bahaya Cara Cara


Kimia Kimia Bahan Kimia Pencegahannya Penanggulannya

14
1. Ethanol C 2 H 5 OH 1. Mudah Jangan 1. Jika terkena
disebut terbakar menghirup uap- mata sebaiknya
juga etil uap, aerosol. bilas dengan air
alkohol Hindari kontak selama 15
dengan bahan. menit, dengan
Pastikan cara angkat
ventilasi kelopak mata
memadai. bagian atas dan
Jauhkan panas bawah
dan sumber api. 2. Jika terkena
pada kulit
2. Iritasi segera lepaskan
semua pakaian
yang
terkontaminasi
lalu bilas kulit
yang terkena
bahan kimia
dengan air yang
banyak.
3. Jika terjadi
kebakaran
sebaiknya
padamkan api
dengan apar
atau basahi
kain dengan air
lalu tutupkan
ke area yang
terbakar.

Nama Bahan Rumus Simbol Bahaya Cara Cara


Kimia Kimia Bahan Kimia Pencegahaannya Penaggulannya

15
2. Ammonia NH .3 AQ 1. Mudah Terbakar 1. Kenakan jas 1. Jika terkena mata
Solution. NH40H laboratorium, sebaiknya bilas
gloves, dan dengan air selama
masker. 15 menit, dengan
2. Jangan hirup cara angkat
zat/campur. kelopak mata
3. Hindari bagian atas dan
terbentuknya bawah
uap/aerosol. 2. Jika terkena pada
4. Hindari kulit segera
2. Iritasi kontak dengan lepaskan semua
kulit. pakaian yang
5. Pastikan terkontaminasi
ventilasi lalu bilas kulit
memadai, dan yang terkena
jauhkan dari bahan kimia
panas dan dengan air yang
sumber api. banyak.
3. Berbahya terhadap 3. Jika terjadi
lingkungan kebakaran
sebaiknya
padamkan api
dengan apar atau
basahi kain
dengan air lalu
tutupkan ke area
yang terbakar.
4. Jika terhirup
sebaiknya
langsung mencari
udara segar atau
berikan oksigen
ketika susah
bernafas,
berikanper nafas
buatan jika
pernafasan
berhenti

16
Nama Bahan Rumus Simbol Bahaya Bahan Cara Pencegahannya Cara
Kimia Kimia Kimia Penanggulannya

17
3. Chloroform CHC l 3 1. Beracun (toxic) 1. Kenakan jas 1. Jika terkena
laboratorium, mata
gloves, dan masker. sebaiknya
2. Jangan hirup bilas
zat/campur. dengan air
3. Hindari selama 15
terbentuknya menit,
uap/aerosol. dengan cara
4. Hindari kontak angkat
dengan kulit. kelopak
5. Pastikan ventilasi mata bagian
memadai, dan atas dan
2. Karasigonik adalah jauhkan dari panas bawah
zat yang dapat dan sumber api. 2. Jika terkena
menyebabkan penyakit pada kulit
kanker segera
lepaskan
semua
pakaian
yang
terkontamin
asi lalu bilas
kulit yang
terkena
bahan kimia
dengan air
yang
banyak.
3. Jika terhirup
sebaiknya
langsung
mencari
udara segar
atau berikan
oksigen
ketika susah
bernafas,
berikanper
nafas buatan
jika
pernafasan
berhenti

18
b. Bahan kimia padat

Nama Bahan Rumus Simbol Bahaya Bahan Cara Pencegahan Cara Penanggulannya
Kimia Padat Kimia Kimia

1. Potassium K2S208 1. Zat pengoksidasi 1. Jangan 1.Setelah terhirup:


Peroxodi membuang ke hirup udara segar
sulfate saluran Jika napas terhenti:
pembuangan. berikan napas buatan
2. Kenakan jas mulut ke mulut atau
laboratorium, secara mekanik.
gloves, dan Berikan masker
masker. oksigen jika
3. Hindari kontak mungkin. Segera
dengan kulit. hubungi dokter.
2. Karasigonik adalah zat 4. Pastikan ventilasi 2.Bila terjadi kontak
yang dapat memadai, dan kulit:bilaslah dengan
menyebabkan jauhkan dari air yang banyak.
penyakit kanker panas dan sumber Hubungi dokter
api. mata.
3.Setelah kontak pada
mata:bilaslah dengan
air yang banyak.
Segera hubungi
dokter beri air
minum (paling
banyak dua gelas).
Segera cari anjuran
mata.Lepaskan lensa
kontak.
4.Setelah tertelan:
pengobatan.Hanya di
3. Iritasi dalam kasus khusus,
jika pertolongan
tidak tersedia dalam
satu jam, rangsang
untuk muntah (hanya
jika korban tidak
sadarkan diri), telan
karbon aktif dan
konsultasikan kepada
dokter secepatnya.

19
Nama Bahan Rumus Simbol Bahaya Bahan Cara Pencegahaannya Cara Penanggulannya
Kimia Padat KImia Simbol Bahaya Bahan
Padat

2. Potassium NaN o2 1. Zat pengoksidasi 1. Jangan membuang 1. Setelah terhirup:


Nitrate ke saluran hirup udara segar
pembuangan. Jika napas terhenti:
2. Kenakan jas berikan napas
laboratorium, buatan mulut ke
gloves, dan masker mulut atau secara
mekanik. Berikan
masker oksigen jika
mungkin. Segera
hubungi dokter.
2. Bila terjadi kontak
kulit:bilaslah
dengan air yang
banyak. Hubungi
dokter mata.
3. Setelah kontak pada
mata:bilaslah
dengan air yang
banyak. Segera
hubungi dokter beri
air minum (paling
banyak dua gelas).
Segera cari anjuran
mata.Lepaskan
lensa kontak.
4. Setelah tertelan:
pengobatan.Hanya
di dalam kasus
khusus, jika
pertolongan tidak
tersedia dalam satu
jam, rangsang
untuk muntah
(hanya jika korban
tidak sadarkan diri),
telan karbon aktif
dan konsultasikan
kepada dokter
secepatnya.

20
Nama Bahan Rumus Simbol Bahaya Bahan Cara Pencegahannya Cara Penanggulannya
Kimia Padat Kimia Kimia

2. Potassium KI O3 1. Zat pengoksidasi 1. Jangan hirup dan 1. Setelah terhirup:


Iodate jangan hirup udara segar
terkontaminasi Jika napas terhenti:
langsung dengan berikan napas
mata. buatan mulut ke
2. Kenakan jas mulut atau secara
laboratorium, mekanik. Berikan
gloves, dan masker oksigen jika
masker. mungkin. Segera
3. Hindari kontak hubungi dokter.
dengan kulit. 2. Bila terjadi kontak
2. Korosif kulit:bilaslah
dengan air yang
banyak. Hubungi
dokter mata.
3. Setelah kontak pada
mata:bilaslah
dengan air yang
banyak. Segera
hubungi dokter beri
air minum (paling
banyak dua gelas).
Segera cari anjuran
mata.Lepaskan
lensa kontak.
4. Setelah tertelan:
pengobatan.Hanya
di dalam kasus
khusus, jika
pertolongan tidak
tersedia dalam satu
jam, rangsang
untuk muntah
(hanya jika korban
tidak sadarkan diri),
telan karbon aktif
dan konsultasikan
kepada dokter
secepatnya

21
 Titrasi adalah cara analisis yang memungkinkan kita untuk mengukur jumlah
pasti dari suatu larutan dengan mereaksikannya dengan larutan lain yang telah
diketahui konsentrasinya.
 Tujuan : Untuk menentukan suatu zat dalam larutan dengan zat/larutan lain secara
kuantitatif yang kosentrasinya telah diketahui melalui reaksi hingga mencapai titik
stoikhiometri secara bertahap.
a. Alat dan bahan yang digunakan untuk titrasi :
1. Statif
2. Buret
3. Erlenmeyer
4. Pipet volum
5. Filler
6. Keran buret (stopcock)
7. Aquadest
8. Larutan yang sudah diketahui konsentrasinya
9. Larutan yang akan diketahui konsentrasinya
b. Cara kerja saat titrasi :
1. Larutan yang akan diteteskan dimasukkan ke dalam buret. Larutan dalam buret
disebut penitrasi.
2. Larutan yang akan dititrasi dimasukkan ke dalam erlenmeyer dengan mengukur
volumenya terlebih dahulu memakai pipet volum dan filler.
3. Memberikan beberapa tetes indikator pada larutan yang dititrasi (dalam
erlenmeyer) menggunakan pipet tetes.
4. larutan yang berada dalam buret diteteskan secara perlahan-lahan melalui kran ke
dalam erlenmeyer. Erlenmeyer digoyang-goyangkan atau dihomogenkan
sehingga larutan penitrasi dapat larut dengan larutan yang berada dalam
erlenmeyer sampai terjadinya perubahan warna yang ada didalam erlenmeyer.
5. Mencatat volume larutan dengan melihat volume yang berkurang pada buret
selama melalukan titrasi.
6. Lakukan hal yang sama sampai tiga kali.
c. Bahaya dan cara mengatasinya pada saat titrasi
1. Pada saat menungangkan larutan kedalam buret menggunakan corong dan
sebaiknya posisi buret dibawah mata kita.
2. Jika larutan masuk kemata sebaiknya bilaslah dengan air mengalir.
3. Berhati-hati saat menggunakan alat karena semua alat terbuat dari kaca

A. Ekstraksi

22
 Ekstraksi adalah metode pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutan
antara dua cairan tidak larut yang berbeda, umumnya air dan pelarut organik
lainnya. Atau definisi ekstraksi adalah teknik yang digunakan untuk memisahkan
senyawa yang dicampur dengan senyawa lain (yang tidak diinginkan) berdasarkan
perbedaan kelarutan.

 Ekstraksi adalah teknik untuk memisahkan senyawa yang dicampur dengan


senyawa lain berdasarkan perbedaan kelarutan. Ekstraksi umumnya menggunakan
kelarutan suatu senyawa dalam pelarut tertentu.

a. Alat dan bahan yang digunakan :


1. Statif
2. Corong pisah
3. Corong
4. Biueret
5. Eter Acetat
b. Cara kerja ekstraksi :
a. Isilah larutan Biuret dengan corong lalu masukan larutan Eter Acetat
menggunakan corong kedalam corong pisah.
b. Kemudian ambillah corong pisah tersebut yang berisi 2 larutan dan
homogenkan larutan tersebut dengan menggoyangkan ke arah dalam atau
luar.
c. Setiap saat buanglah gas yang berada didalam corong pisah sampai tidak
menghasilkan gas didalam corong pisah.
d. Masukkan corong pisah ke dalam lubang statif dan tunggu hingga larutan
terpisah dan jika ada gelembung dikocok dan tunggu sampai gelembung
tersebut hilang.
e. Bukalah keran sampai larutan yang dibawah habis ditungkan ke dalam gelas
ukur.
c. Bahaya dan penanggulangan saat melakukan titrasi
1. Pada saat menghomogenkan tutup pada corong pisah sebaiknya dipegang
dengan kuat agar tidak terjadi saat menghomogenkan larutan naik keatas.
2. Pastikan setiap saat gas harus dikeluarkan agar tidak terjadi ledakan larutan.
3. Bila terkena mata sebaiknya bilaslah dengan air bersih.

B. Furnace

23
 Furnace atau sering disebut sebagai tungku pembakaran adalah alat digunakan
untuk pemanasan. Fungsi pemanasan pada alat ini dapat dilakukan hingga suhu
yang tinggi, sehingga sampel akan terbakar dan berubah fase menjadi abu.
Furnace dalam Laboratorium Kimia selalu digunakan dalam praktikum penentuan
kadar abu. Dengan suhu minimal 500⁰ C.
A. Cara menggunakan furnace
1. Masukkan benda atau bahan yang akan di panaskan.
2. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON.
3. Tekan tombol SET untuk mengatur temperature suhu pemanasan.
(berlangsung proses pemanasan ditandai dengan kedipan pilot light).
4. Tunggu beberapa menit atau jam sampai pilot light tidak berkedip.
5. Setelah proses pemanasan selesai, matikan furnace dengan menekan
tombol OFF.
6. Kemudian keluarkan bahan atau benda daei dalam furnace.
7. Cabut kabel listrik setelah digunakan.
8. Jangan lupa selalu bersihkan furnace dari sisa-sisa abu pemanasan.
B. Cara merawat furnace
1. Selalu periksa secara teratur koneksi tungku listrik dan pengontrolnya.
2. Jangan menarik thermocouple secara tiba-tiba pada suhu tinggi untuk
terjadinya ledakan.
3. Selalu jaga kebersihan ruang furnace dan hilangkan zat oksidasi serta
benda yang lainnya.
4. Selama penggunaan, saat melelehkan sampel kondisi operasi harus
dikontrol dengan ketat, sebaiknya meletakkan lapisan pelat tahan api
dibagian bawah tungku untuk mencegah terjadinya korosi.
5. Jika ruangan furnace kotor, cukup lap dengan kain yang dibasahi oleh
air.(jangan menggunakan alcohol karena bisa menyebabkan kebekaran)
C. Hal yang harus diperhatikan pada alat furnace
1. Jangan melebihi suhu maksimum alat saat digunakan.
2. Pastikan untuk mencabut aliran listrik saat memasukan dan
mengeluarkan sampel untuk mencegah sengatan listrik.
3. Waktu pembukaan pintu furnace harus sesingkat mungkin untuk
memperpanjang masa pakai furnace listrik.
4. Jangan menuangkan cairan apapun kedalam alat tersebut.
5. Dilarang memasukkan sampel dengan air dan minyak kedalam furnace
6. Selalu menggunakan sarung tangan ketika mengambil sampel untuk
mencegah luka bakar.
7. Sampel harus diletakkan tersusun ditengah tungku.
8. Jangan langsung menyentuh tungku listrik dan sampel.
9. Setelah digunakan, listrik dan air harus diputus.
10. Jangan mengoprasikan furnace tanpa izin dari porsonel manajemen, dan
ikuti aturan pengoperasian dengan ketat.
D. Dokumentasi alat furnace

24
25

Anda mungkin juga menyukai