Anda di halaman 1dari 19

Instalasi Linux Debian

A. Metode Instalasi

Pada saat pertama kali melakukan booting untuk proses instalasi maka kita akan
disuguhkan oleh beberapa pilihan untuk memilih proses instalasi yang akan kita gunakan.
Disini terdapat tiga pilihan, yaitu Install, Graphical install, dan Install with speech synthesis.
Pada dasarnya semua jenis penginstalan sama, hanya saja memiliki kelebihan masing –
masing dalam proses penginstalannya. Kita dapat memilih proses instalasi mana yang sesuai
dengan keinginan kita.

1
1. Mode Install CLI

Mode CLI (Command Line Interface) merupakan mode instalasi paling dasar dalam proses
penginstalan, karena hanya berupa tampilan teks senderhana tanpa tampilan grafis sedikit pun. Bagi
yang sudah familiar menggunakan linux mungkin sudah biasa menggunakan metode penginstalan
jenis ini. Akan tetapi bagi pengguna Windows atau Mac OS mungkin belum terbiasa menggunakan
tampilan basic tersebut, maka bisa menggunakan metode “Graphical install” agar lebih familiar dan
mudah dalam proses penginstalan. Kelebihan dari mode CLI adalah proses instalasi yang lebih cepat
dan simple karena minimnya tampilan grafis sehingga mempercepat dalam proses penginstalan.

2. Mode Graphical Install

2
Mode GUI (Graphical User Interface) merupakan mode instalasi standar yang memiliki
tampilan interaktif karena memiliki user interface yang memudahkan user dalam proses instalasi
sistem operasi ini. Mode ini merupakan sebuah kelebihan atau keuntungan bagi pengguna
Windows atau Mac OS yang baru mencoba sistem operasi linux dan juga bagi orang awam yang
baru akan mencoba linux. Dari kelebihan tersebut metode instalasi ini juga memiliki sedikit
kekurangan yaitu, proses instalasi yang sedikit lebih lama dibandingakan mode instalasi biasa
karena lebih banyak memakan resource yang disebabkan oleh tampilan grafis pada mode ini.

3. Mode Install With Speech Synthesis

Speech syntehesis merupakan sebuah perubahan dari teks menjadi suara (text to speech), sistem
ini diterapkan pada salah satu mode penginstalan di debian, yaitu “Install with speech synthesis”.
Dengan adanya mode ini pengguna akan dipandu dalam proses penginstalan dengan bantuan suara.
Tampilan dalam proses instalasi cukup sederhana, bahkan lebih sederhana dibandingkan mode
instalasi biasa, mode ini hanya berupa teks dan diisi oleh suara untuk memandu proses penginstalan.

3
B. Proses Instalasi Debian 10

1) Booting menggunakan ISO Debian


Booting Menggunakan ISO Debian Untuk menginstall debian kita memerlukan dvd atau bootable
disk debian yang akan kita install, baik menginstall secara langsung maupun berupa virtual machine.
Pada umumnya debian memiliki 3 buah dvd terpisah yang berisi paket – paket aplikasi didalamnya.
Untuk ISO yang akan kita gunakan sebagai media penginstalan adalah dvd DLBD.

2) Pilih Metode Instalasi


Setelah booting menggunakan dvd 1 debian maka akan muncul beberapa pilihan mode instalasi
yang telah dijelaskan sebelumnya. Disini kita akan menginstall menggunakan mode Install. Pada
dasarnya semua mode instalasi sama saja hanya perbedaan pada proses saat penginstalan yang
memilki kelebihan dan kekurangan masing – masing.

3) Konfigurasi Keyboard dan Bahasa

4
Setelah menuju proses install, pertama – tama kita perlu memilih bahasa yang akan
digunakan. Disini kita akan menggunakan bahasa Inggris saja karena akan mudah dipahami pada
saat praktiknya nanti.

4) Pilih Negara

Kita memilih negara tempat kita tinggal. Karena negara Indonesia tidak terdapat pada pilihan
didalamnya kita pilih “other”.

5
5) Pilih Bahasa

Lalu pilih bahasa lokal yang akan digunakan, disini kita akan menggunakan bahasa “United
States”.

6) Memilih Keymap

Karena beberapa negara memiliki keymap berbeda. Disini kita menggunakan keymap
“American English”.

6
7) Input Hostname

Hostname (Machine Name) merupakan label atau nama yang diberikan kepada perangkat
yang kita gunakan atau perangkat yang terhubung ke dalam jaringan.

8) Input Domain

Setelah memasukan hostname selanjutnya kita memasukan domain name. Domain


merupakan identitas sebuah server dalam sebuah jaringan baik intranet maupun internet. Semisal
ada sebuah layanan web server maka dengan adanya Domain Name System (DNS) akan
memudahkan user untuk mengakses web server tersebut dengan menggunakan sebuah alamat
yang telah ditentukan.

9) Konfigurasi user root, user, dan password

7
Selanjutnya kita akan mengkonfigurasi user dan password. Pada gambar diatas kita
diperintahkan untuk memasukan password untuk user root. Root merupakan user yang memiliki
tingkat hak akses tertinggi, root juga biasa disebut super user. Root disebut super user karena
memiliki fungsi administratif seperti melakukan konfigurasi sistem, berbeda dengan user biasa
yang hanya menjalankan sebuah sistem yang telah di konfigurasi oleh root.

Password root sangatlah penting, karena root merupakan super user. Buatlah password root
seaman mungkin karena user root lah yang berperan penting dalam pengelolaan administrasi
pada server 14 yang kita buat, sehingga hanya seorang administrator yang dapat mengetahui
password root tersebut.

Setelah konfigurasi untuk user root, sekarang kita konfigurasi untuk membuat user biasa
yang tidak mempunyai fungsi administratif seperti user root karena tingkatannya dibawah user
root.

Buatlah nama username sebagai identitas user tersebut. Identitas tersebut dapat
digunakan untuk login pada debian atau menggunakan layanan yang disediakan oleh server.

8
10) Memilih Zona Waktu

Setelah itu pilih zona waktu sesuai dengan tempat kita tinggal. Karena kita tinggal di daerah
Jawa Barat maka pilih waktu WIB atau pilih “Western”.

C. Proses Pemartisian
Partisi adalah bagian – bagian ruangan terpisah dalam media penyimpanan sebuah
Harddisk. Pemisahan data dilakukan untuk memisahkan antara file sistem maupun berkas biasa,
penyekatan ruangan yang dilakukan untuk menentukan ukuran masing – masing partisi sesuai
kebutuhan yang diperlukan, pembagian menjadi beberapa ruangan dengan tujuan untuk
membedakan jenis partisi yang dibuat. Pembagian harddisk menjadi beberapa bagian tersebut
digunakan untuk mempermudah dalam pengelolaan berkas dan sistem.

D. Jenis - Jenis Partisi


1. EXT 2 (2ND EXTENDED)
Merupakan file system yang paling tua dan dikenalkan pada tahun 1993. Ext 2 adalah
file system yang paling ampuh di linux dan menjadi dasar dari segala distribusi linux dan
sistem penyimpanan file nya berupa data blok.

1) Kelebihan :
1. Mendukung beberapa tipe file standar UNIX.
2. Mampu mengatur file - file system yang dibuat dalam partisi besar.
3. Dapat mengahsilkan nama file dan direktori yang panjang (max 25 karakter).
2) Kekurangan :
4. Memerlukan beberapa blok untuk root
5. Jika melakukan recovery akan memakan waktu yang lama karena belum
mendukung Journaling File System.

9
2. EXT 3 (3RD EXTENDED)
Ext 3 merupakan file system peningkatan dari yang lama yaitu Ext 2. Ext 3 memiliki
beberapa kelebihan yaitu :
1) Journaling
Dengan adannya fasilitas journaling maka waktu recovery pada shutdown
mendadak tidak akan lama seperti Ext 2 dan dari fasilitas Journaling memiliki
kelemahan yaitu membutuhkan memori yang lebih besar dan juga memperlambat
operasi I/O.
2) Integritas Data
Ext 3 menjamin adanya integritas data setelah terjadi keruskan atau “unclean
shutdown” dan Ext 3 memungkinkan kita memilih jenis dan tipe proteksi data
3) Kecepatan
Ext 3 mampu malakukan penulisan data lebih dari sekali dan lebih cepat hal ini
dikarenakan Ext 3 memiliki throughput yang lebih besar dari pada Ext 2 dan Ext 3
juga memaksimalkan pergerakan head jurnal mode untuk memaksimalkan kecepatan
tetapi kelemahannya integritas data tidak terjamin.
4) Migrasi
Pada Ext 3 dapat melakukan migrasi dengan mudah dari file system Ext 2 ke Ext
3 tanpa harus melakukan format ulang.

3. EXT 4 (4th EXTENDED)


Ext 4 merupakan peningkatan dari file system Ext 3 yang dirilis secara lengkap dan
stabil mulai dari kernel 2.6.28, dimana jika distro yang dimiliki secara default memiliki
versi kernel 2.6.28 atau di atasnya maka otomatis sistem sudah support dengan file system
Ext4 dengan syarat sudah di include kedalam kernelnya.

1) Kelebihan :
Ext4 mempunyai pengalamatan 48 bit block yang artinya memiliki 1EB =
1,048,576 TB ukuran maksimum file system dengan 16 TB dengan size maksimum
file system dan Defragmentation support.

4. JFS (Journalis File System)


JFS (Journaling File System) merupakan file system pertama yang menawarkan
journaling. Sebelum digunakan pada GNU/Linux JFS digunakan dalam IBM AIX OS
dalam beberapa tahun. JFS memiliki kelebihan yaitu dalam penggunaan sumber daya
CPU hanya sedikit disbanding jenis file system lainnya, JFS juga memiliki kecepatan
dalam memformat, mounting, fsck dan memiliki kinerja yang baik. Kelemahan JFS
adalah dukungan terhadap JFS tidak seluas file sistem lain seperti file system Ext
ataupun reiser FS.

10
5. REISER FS
Reiser FS adalah file system yang diciptakan berdasarkan balance tree yang kinerjanya
cepat dan unggul dan memiliki algoritma yang lebih rumit. File system reiser memiliki
kelebihan dalam memanfaatkan ruang disk. Sedangkan kelemahan file system Reiser FS
adalah tidak memiliki pengalokasian yang tetap untuk inode.

6. SWAP
Swap adalah jenis file system namun tidak digunakan untuk menyimpan data
melainkan digunakan sebagai virtual memori. Virtual memori berfungsi untuk membantu
kinerja memori dan juga digunakan pada windows dengan nama page file tetapi kalau swap
ditaruh pada partisi yang berbeda dengan system seperti membuat 2 partisi pada disk yang
satu sebagai sistem dan yang satu sebagai swap.

E. Langkah - Langkah Membuat Partisi


1. Pembuatan Partisi

Membuat partisi untuk sistem operasi debian yang kita install. Ada beberapa metode
dalam proses pembuatan partisi, seperti metode guided yang berarti semua partisi akan
oromatis diatur oleh sistem dan ada metode manual yang berarti kita membuat partisi sesuai
dengan yang kita butuhkan.

a) Menggunakan Metode Guided

Setelah memilih metode guided maka akan muncul harddisk yang kita miliki, lalu
pilih harddisk tersebut.

11
Setelah itu teradapat tiga pilihan, pilihan pertama yaitu partisi akan dibuat menjadi
satu tempat atau hanya dibuat partisi “/root” saja. Pilihan kedua dibuat partisi “/home”
untuk memisahkan antara sistem. Dan pilihan terakhir memisahkan direktori lainnya
menjadi partisi yang terpisah. Pilihlah sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan.

b) Menggunakan Metode Manual

Selain guided ada juga metode partisi manual, yang membebaskan kita untuk
membuat partisi sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan tanpa ditetapkan secara
otomatis oleh sistem.

Pada linux terdapat dua macam partisi yang harus terdapat didalamnya, yaitu root
dan swap. Partisi root berguna untuk menyimpan file system dari sistem operasi yang di
install, sedangkan swap berguna sebagai virtual memori pada linux.

12
Pilih “create new partition” untuk membuat partisi baru secara manual. Pertama
kita akan membuat partisi untuk “/root”.

Tentukan ukuran partisi untuk partisi “/root”, pastikan ukutannya sesuai dengan
kebutuhan.

Untuk partisi “/root” pilih partisin dengan jenis primary, karena /root merupakan
partisi utama yang berisikan sistem dari sistem operasi tersebut.

13
Untuk partisi “swap” dan “/home” kita akan menjadikan sebagai partisi logical.
Karena ada keterbatasan untuk jenis partisi primary maka kita akan menjadikannya
sebagai logical.

Buatlah juga partisi “/home” dengan ukuran 1 GB. Partisi “/home” digunakan
sebagai direktori bagi tiap user nantinya.

14
Untuk swap ubah jenis file sistemnya menjadi swap area agar partisi tersebut
berubah menjadi swap bukan Ext4 dan yang lainnya. Jadi pilih Use as : swap area.
Dan kita sudah selesai membuat pertisi “swap”.

15
Selanjutnya kita akan membuat partisi “/data”

Pilih tipe Ext4 untuk partisi tersebut sebagai dasar file sistem yang akan digunakan

Lalu ubah mount point pada partisi tersebut. Karena kita akan menggunakan
sebagai “/data” maka pilih “Enter manually” untuk memasukkan partisi secara manual

16
Lalu piih “Finish partitioning and write changes to disk” untuk menyelesaikan
proses pemartisian.
Terakhir konfirmasi untuk perubahan pada partisi.

Pilih “Yes” untuk menyimpan perubahan pada harddisk. Pastikan semua


konfigurasi diatas sudah dilakukan.

11) Scan another CD or DVD (pilih no)

12) Use a network mirror (pilih no)

13) Participate in the package usage survey (pilih no)

17
F. Penyelesaian Instalasi
1. Software Selection

Setelah proses pembagian partisi selanjutnya kita perlu memilih software mana saja
yang akan diinstall. Disini kita menggunakan “Standard system utulities” saja karena ingin
menjadikan debian sebagai Server (CLI) bukan sebuah Workstation atau Desktop (GUI).
Tetapi apabila kalian menginginkan desktop (GUI) ada beberapa pilihan tampilan, seperti
GNOME, XFCE, KDE, Cinnamon, dll.

2. Install Boot Loader

Setelah proses instalasi software selesai maka kita perlu memasang boot loader pada
hardisk agar sistem dapat melakukan booting ke dalam sistem operasi yang telah diinstall.
Pada umumnya linux ada dua macam boot loader, yaitu LILO dan GRUB. Disini kita
menggunakan GRUB sebagai boot loader yang akan dipasang pada harddisk.

Lalu pilih harddisknya untuk memasang boot loader (GRUB) ke dalam MBR (Master
Boot Record).

Proses instalasi selesai maka sistem pun akan otomatis melakukan reboot dan masuk
ke sistem operasi debian yang telah terinstall.

18
G. Pengecekan Hasil Instalasi
Login sebagai user root kemudian jalankan command fdisk -l dan lsblk

19

Anda mungkin juga menyukai