Tentang
B. Bahan
1. masker dan sarung tangan
2. Alcohol 70%
3. Cotton roll
4. Cotton pellet steril
5. Paper point steril
6. Obat anestesi local
7. Larutan irigasi (NaOCl 2,5%, EDTA 17%, Chlorohexidine 0,12%, aquades)
8. Bahan dressing (kalsium hidroksida , pulperyl)
9. Gutta point sesuai standarisasi alat preparasi saluran akar
10. Pasta saluran akar
11. Bahan tumpatan sementara
12. Bahan semen
13. EDTA gel 17%
6. Prosedur Tindakan 1. Openbur untuk drainase dan dilakukan insisi bila perlu.
2. Irigasi, pemberian obat. Pasien diinstruksikan untuk kontrol 1 minggu
3. Pembuatan foto radiografik untuk melihat keadaan gigi
4. isolasi daerah kerja
5. access opening dengan endo access bur menuju letak orifice terbesar dan
diteruskan sampai mencapai ruang pulpasehingga terlihat semua orifice
6. Penentuan panjang kerja menggunakan apex locator
7. Dikonfirmasi dengan rontgen foto
8. Preparasi saluran akar menggunakan K-file Niti dan rotary dan diberi chelating
agent (EDTA gel)
9. Setiap pergantian nomer alat preparasi saluran akar harus dilakukan irigasi
saluran akar menggunakan bahan irigasi
10. Dressing saluran akar dengan pasta Ca(OH) 2 selama 1 minggu
11. Apabila sudah tidak ada keluhan rasa sakit, tidak ada gejala klinik, tumpatan
sementara masih baik, dan tidak ada eksudat berlebihan maka dilakukan obturasi
12. Siapkan gutta point dan pasta saluran akar
13. Tumpatan sementara dan bahan dressing dibersihkan
14. Final irrigation dengan NaOCl 2,5%, EDTA 17%, Chlorohexidine 0,12%, dan
setiap pergantian diselingi aquades
15. Saluran akar dikeringkan menggunakan paper point steril
16. Saluran akar diolesi pasta saluran akar kemudian gutta point dipotong
menggunakan ekskavator yang dipanaskan
17. Setelah itu ditutup dengan cotton pellet dan tumpat sementara kemudian
dilakukan foto rontgen untuk pengisian, kontrol 1 minggu setelahnya
18. Restorasi disesuaikan dengan kondisi jaringan sehat yang tersisa
7. Lama perawatan 5-8 kali kunjungan bergantung derajat kesukaran
8. Faktor penyulit - Pasien tidak kooperatif dan disiplin dalam kunjungan untuk mendapatkan
perawatan.
-keadaan sistemik pasien
- saluran akar gigi bengkok, sempit/buntu, letak gigi terlalu distal
- obstruksi jalan masuk (pulp stone, alat patah)
- variasi bentuk saluran akar
9. Tingkat pembuktian Grade B
10. Penelaah Kritis drg. Adeline Jovita Tambayong, Sp.KG
11.Kepustakaan Standar Operasional Prosedur Konservasi Gigi Departemen Ilmu Konservasi Gigi
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga, 2011