Anda di halaman 1dari 2

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) Ditetapkan

PROSEDUR TINDAKAN Direktur RSUD Kabupaten Jombang

Tentang

RSUD APEKS TERBUKA


KAB. JOMBANG dr. PUDJI UMBARAN, MKP
Nomor Dokumen 29/YANMED.KSM.GIGI.SP.KG/PP
Revisi Ke - 1 Tanggal : 18 Oktober 2018
1. Pengertian (Definisi) Kondisi terbukanya apeks akibat adanya jejas pada gigi yang menyebabkan
terhambatnya pertumbuhan apeks gigi
2. Patofisiologi Jejas dapat menyebabkan terjadinya proses inflamasi pada pulpa. Inflamasi yang
terus menerus pada gigi permanen muda dapat menyebabkan terhentinya proses
pembentukan akar dan saluran akar menjadi lebar (blunderbuss)
3. Hasil anamnesis - Adanya keluhan gigi berlubang
- Simptomatik/Asimptomatik
4.Gejala klinis dan - Tanda klinis yang sering ditemui adalah karies yang luas pada gigi permanen
pemeriksaan muda, jaringan pulpa mati, perubahan warna gigi, transluensi gigi berkurang,
- Pada pemeriksaan rontgen dijumpai bentuk saluran akar gigi yang lebar dan
apeksnya terbuka
5. Peralatan dan bahan A. Alat
obat 1. sterilisator
2. disposable suction tip
3. alat diagnostic (sonde ½ lingkaran, sonde lurus, kaca mulut no 4 & 5, pinset
berkerat, ekskavator
4. electronic apex locator
5. dental radiographic
6. spatula semen
7. glass slab
8. endo access bur
9. jarum ekstirpasi
10. Niti File ukuran besar
11. C plus, profinder, path file set
12. Protaper rotary, Mtwo rotary
13. Thermoplastic obturation (down pack dan back fill)
14. Endo block
15. Spreader
16. Plugger
17. Plastic filling instrument
18. Dappen glass
19. Brander spiritus
20. Botol tempat alat irigasi

B. Bahan
1. masker dan sarung tangan
2. Alcohol 70%
3. Cotton roll
4. Cotton pellet steril
5. Paper point steril
6. Obat anestesi local
7. Larutan irigasi (aquades)
8. Bahan dressing (kalsium hidroksida)
9. Gutta point sesuai standarisasi alat preparasi saluran akar
10. Pasta saluran akar
11. Bahan tumpatan sementara
12. Bahan semen
13. EDTA gel 17%
14. MTA
6. Prosedur Tindakan 1. Pembuatan foto radiografik untuk melihat keadaan gigi
2. isolasi daerah kerja
3. access opening dengan endo access bur menuju letak orifice terbesar dan
diteruskan sampai mencapai ruang pulpasehingga terlihat semua orifice
4. Penentuan panjang kerja
5. Pembersihan jaringan nekrotik dan diirigasi menggunakan aquades
6. Dikonfirmasi dengan rontgen foto
7. Dilakukan irigasi dan dikeringkan dengan paper point
8. Dressing saluran akar dengan pasta Ca(OH) 2 selama 1 minggu dan dikonfirmasi
menggunakan foto rontgen. Tumpat sementara.
9. Apabila sudah tidak ada keluhan rasa sakit, tidak ada gejala klinik, tumpatan
sementara masih baik, dan tidak ada eksudat berlebihan maka dilakukan
obturasi
10. Tumpatan sementara dan bahan dressing dibersihkan dengan aquades
11. Saluran akar dikeringkan menggunakan paper point steril
12. MTA powder dicampurkan dengan liquid dan dimasukkan ke dalam saluran
akar setinggi 3-4 mm menggunakan MTA applicator
13. Beri kapas lembab dan tutup dengan tumpatan sementara
14. Control setelah 1 hari untuk memberikan waktu agar MTA mengeras.
15. Saluran akar diisi dengan thermoplastic(down pack dan back fill)
16. Restorasi disesuaikan dengan kondisi jaringan sehat yang tersisa
7. Lama perawatan 4-6 kali kunjungan bergantung derajat kesukaran
8. Faktor penyulit - Pasien tidak kooperatif dan disiplin dalam kunjungan
untuk mendapatkan perawatan.
-keadaan sistemik pasien
- variasi bentuk saluran akar
9. Tingkat pembuktian Grade B
10.Penelaah Kritis drg. Adeline Jovita Tambayong, Sp. KG
11.Kepustakaan Standar Operasional Prosedur Konservasi Gigi Departemen Ilmu Konservasi Gigi
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga, 2011

Jombang, 18 Oktober 2018

Disetujui Oleh : Dibuat Oleh :


Ketua Komite Medik Ketua KSM Gigi

dr. Rustam Effendi, SpP drg. Rahardi Satrya N, Sp.Perio


NIK. 19580628 201807 1 009 HR NIK. 19851008 201410 1 076 HR

Anda mungkin juga menyukai