Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) Ditetapkan

PROSEDUR TINDAKAN Direktur RSUD Kabupaten Jombang

Tentang

RSUD PULPITIS IREVERSIBEL


KAB. JOMBANG
dr. PUDJI UMBARAN, MKP
Nomor Dokumen 35/YANMED.KSM.GIGI.SP. KG/PP
Revisi Ke - 0 Tanggal : 18 Oktober 2018
1.Pengertian (Definisi) Kondisi inflamasi pulpa yang menetap, dan simtomatik atau asimptomatik yang
disebabkan oleh suatu jejas, dimana pulpa tidak dapat menanggulangi
inflamasi yang terjadi sehingga pulpa tidak dapat kembali ke kondisi sehat.
2.Patofisiologi Inflamasi pulpa akibat proses karies yang lama/jejas. Jejas tersebut dapat
berupa kuman beserta produknya yaitu toksin yang dapat mengganggu sistem
mikrosirkulasi pulpa sehingga odem, syaraf tertekan dan akhirnya menimbulkan
rasa nyeri yang hebat.
3.Hasil anamnesis - Nyeri tajam, berlangsung cepat dan menetap, dapat hilang dan timbul kembali
secara spontan (tanpa rangsangan), serta secara terus menerus. Nyeri tajam, yang
berlangsung terus menerus menjalar kebelakang telinga.
- Nyeri juga dapat timbul akibat perubahan temperatur/rasa, terutama dingin,
manis dan asam dengan ciri khas rasa sakit menetap lama.
- Kavitas dalam yang mencapai pulpa atau karies dibawah tumpatan lama,
dilakukan anamnesis menunjukkan pernah mengalami rasa sakit yang spontan,
klinis terlihat kavitas profunda, dan tes vitalitas menunjukkan rasa sakit yang
menetap cukup lama.
4.Gejala klinis dan - Karies dentin yang dalam atau kavitas mendekati pulpa gigi,
pemeriksaan - Sondase positif sakit menetap,
- Perkusi negatif,
- Tekanan negatif.
- Vitalitas positif sakit yang menetap lama walaupun rangsangan segera
dihilangkan
5. Peralatan dan bahan A. Alat
obat 1. sterilisator
2. disposable suction tip
3. alat diagnostic (sonde ½ lingkaran, sonde lurus, kaca mulut no 4 & 5, pinset
berkerat, ekskavator
4. electronic apex locator
5. endomotor
6. dental radiographic
7. spatula semen
8. glass slab
9. endo access bur
10. jarum ekstirpasi
11. Niti File no 6-10, 15- 40
12. C plus, profinder, path file set
13. Protaper rotary, Mtwo rotary
14. Thermoplastic obturation (down pack dan back fill)
15. Endo block
16. Spreader
17. Plugger
18. Plastic filling instrument
19. Disposable syringe injection
20. Citoject
21. Dappen glass
22. Brander spiritus
23. Botol tempat alat irigasi
B. Bahan
1. masker dan sarung tangan
2. Alcohol 70%
3. Cotton roll
4. Cotton pellet steril
5. Paper point steril
6. Obat anestesi local
7. Larutan irigasi (NaOCl 2,5%, EDTA 17%, Chlorohexidine 0,12%, aquades)
8. Bahan dressing (kalsium hidroksida , pulperyl)
9. Gutta point sesuai standarisasi alat preparasi saluran akar
10. Pasta saluran akar
11. Bahan tumpatan sementara
12. Bahan semen
13. EDTA gel 17%
6.Prosedur Tindakan 1. Pembuatan foto radiografik untuk melihat keadaan gigi
2. isolasi daerah kerja
3. Control of Pain dengan anestesi
4. access opening dengan endo access bur menuju letak orifice terbesar dan
diteruskan sampai mencapai ruang pulpasehingga terlihat semua orifice
5. Penentuan panjang kerja menggunakan apex locator
6. Dikonfirmasi dengan rontgen foto
7. Preparasi saluran akar menggunakan K-file Niti dan rotary dan diberi chelating
agent (EDTA gel)
8. Setiap pergantian nomer alat preparasi saluran akar harus dilakukan irigasi
saluran akar menggunakan bahan irigasi
9. Dressing saluran akar dengan pasta Ca(OH)2 selama 1 minggu
10. Apabila sudah tidak ada keluhan rasa sakit, tidak ada gejala klinik, tumpatan
sementara masih baik, dan tidak ada eksudat berlebihan maka dilakukan
obturasi
11. Siapkan gutta point dan pasta saluran akar
12. Tumpatan sementara dan bahan dressing dibersihkan
13. Final irrigation dengan NaOCl 2,5%, EDTA 17%, Chlorohexidine 0,12%, dan
setiap pergantian diselingi aquades
14. Saluran akar dikeringkan menggunakan paper point steril
15. Saluran akar diolesi pasta saluran akar kemudian gutta point dipotong
menggunakan ekskavator yang dipanaskan
16. Setelah itu ditutup dengan cotton pellet dan tumpat sementara kemudian
dilakukan foto rontgen untuk pengisian, kontrol 1 minggu setelahnya
17. Restorasi disesuaikan dengan kondisi jaringan sehat yang tersisa
7.Lama perawatan 4-6 kali kunjungan bergantung derajat kesukaran
8.Faktor penyulit - Pasien tidak kooperatif dan disiplin dalam kunjungan untuk mendapatkan
perawatan.
- keadaan sistemik pasien
- saluran akar gigi bengkok, sempit/buntu, letak gigi terlalu distal
- obstruksi jalan masuk (pulp stone, alat patah)
- variasi bentuk saluran akar
9.Tingkat pembuktian Grade B
10.Penelaah Kritis drg. Adeline Jovita Tambayong, Sp.KG
11.Kepustakaan Standar Operasional Prosedur Konservasi Gigi Departemen Ilmu Konservasi Gigi
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga, 2011
Jombang, 18 Oktober 2018
Disetujui Oleh : Dibuat Oleh :
Ketua Komite Medik Ketua KSM Gigi
dr. Rustam Effendi, SpP drg. Rahardi Satrya N, Sp.Perio
NIK. 19580628 201807 1 009 HR NIK. 19851008 201410 1 076 HR

Anda mungkin juga menyukai