Anda di halaman 1dari 3

ABSES PERIODONTAL

No. Dokumen : SPO/UKP/RJ/


No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 05 Oktober 2020
Halaman : 1/3
UPTD Puskesmas dr. AINU SOFIA
Lokop NIP : 19760806 201412 2 001

1. Pengertian Infeksi purulent local pada jaringan yang berbatasan atau berdekatan
dengan poket periodontal yang dapat memicu kerusakan ligament
periodontal dan tulang alveolar

2. Tujuan a. Mencegah terjadinya infeksi lebih lanjut


b. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menegakkan diagnose
dan melakukan penanganan abses periodontal
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor: 800/01/D.I/I/2018 tentang Jenis-Jenis
Pelayanan yang disediakan di UPTD Puskesmas Lokop

4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.02.02/MENKES/62/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter
Gigi

5. Alat dan a. Alat :


Bahan 1) Kaca mulut
2) Sonde
3) Pinset
4) Karpul
5) Needle Karpul
6) Excavator
7) Instrument plastis
8) Cement stopper
9) Bur Bulat

b. Bahan :
1) Bahan Anestesi (Lidocaine 2%)
2) Antiseptik (povidone iodine)
3) Spuit 3 cc
4) Eugenol
5) CHKM
6) Caviton/fletcher
7) Cotton pellet
8) Cotton roll
9) Masker
10) SarungTangan
6. Langkah-langah :
a. Petugas melakukan anamnese
Hasil anamnese :
1) Gigi terasa sakit saat mengunyah makanan
2) Kadang-kadang gigi menjadigoyang
3) Pembengkakan pada gusi
b. Petugas melakukan pemeriksaan ekstra oral dan intraoral
1) Gingiva terlihat bengkak, licin, mengkilap dan nyeri
2) Tampak cairan eksudat purulent dan atau kedalaman probing meningkat
3) Gigi yang terlibat menjadi goyang karena kerusakan ligament periodontal
c. Petugas menegakkan diagnosa
d. Petugas menentukan rencana perawatan
e. Petugas menjelaskan kepada pasien tentang rencana perawatan dan memberikan form
informed consent kepada pasien atau keluarga pasien untuk ditandatangani
f. Petugas menyiapkan alat-alat dan bahan yang dibutuhkan untuk melakukan tindakan
yang telah ditentukan
g. Petugas melakukan tindakan yang dibutuhkan
1) Kunjungan Pertama
a) Melakukan irigasi poket periodontal dengan povidone iodine
b) Pemberian premedikasi sebagai terapi awal
c) Instruksi pasien : kumur-kumur dengan air garam hangat setiap 1 jam sekali,
kontrol 3 hari lagi
2) Kunjungan Kedua
a) Insisi dan drainase abses: bila sudah terdapat fluktuasi pada abses
- Asepsis daerah yang akan dilakukan anestesi dengan menggunakan antiseptik
(povidone iodine)
- Melakukan anestesi infiltrasi pada daerah sekitar abses
- Lakukan insisi pada sisi fluktuasi maksimum dengan menggunakan skalpel
(insisi dilakukan pada bagian superficial pada titik terendah akumulasi untuk
menghindari sakit dan pengeluaran pus sesuai gravitasi)
- Drainase abses diawali dengan memasukkan hemostat dengan ujung tertutup
kedalam insisi sampai kedalam rongga abses, lakukan eksplorasi kemudian
ujung hemostat dibuka sehingga pus mengalir keluar (Metode Hilton)
- Bersamaandengan eksplorasi lakukan pijatan lunak pada aesuntuk
mempermudah pengeluaran pus
- Lakukan debridement jaringan nekrotik dengan kassa
- Spooling daerah insisi dengan povidone iodine
- Penempatan drain karet di dalam rongga abses dan difiksasi dengan jahitan
- Ujung drain karet dibiarkan berada ditepi insisi yang bertujuan agar insisi
tetap terbuka untuk draina selanjutan
b) Rujuk : Bila tidak terdapat fluktuasi pada abses
h. Menyampaikan pada pasien/keluarga pasien bahwa tindakan telah selesai dilakukan
i. Bahan dispossible dibuang pada tempat yang telah disediakan
j. Operator mencuci tangan
k. Petugas mencatat tindakan perawatan yang telah dilakukan pada rekam medis atau dan
buku register pelayanan gigi dan mulut
7. Hal-hal yang -
perlu
diperhatikan

8. Unit terkait -

9. Dokumen - Rekam Medik


Terkait - Buku Register Pelayanan Gigi dan Mulut
10. Rekaman
historis Tanggal mulai
No Yang Diubah Isi Perubahan
perubahan diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai