Anda di halaman 1dari 8

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN

KOMPUTERWIDYA CIPTA DHARMA


UIJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2022/2023

Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi Sifat Soal : Terbuka


Hari/Tanggal : Selasa, 18 Juli 2023 Waktu : 90 Menit
Program Studi : Teknik Informatika Kelas : PA/PB/M
Dosen Pengampu : Drs. Azahari, M.Kom. Soal : daring/luring

Instruksi :
1. Berdoalah sebelum mengerjakan soal
2. Poster upload di media sosial (FB/ig : Tag Follower yang disyaratkan)
3. Kajian Akademik upload di Welearn

SOAL :

I. Desain Poster Anti Korupsi :


a. Tema sesuai pendidikan anti korupsi
b. Terdapat (logo kampus, kampus merdeka, berani jujur hebat, akreditasi B)
c. Terdapat data mahasiswa (foto, nama, nim, kelas, mata kuliah)
d. Standart poster secara umum
e. Kata/kalimat jelas/benar. Komposisi warna, ornament, karikatur tidak
terindikasiunsur sara.

II. Kajian Akademik :


a. Mahasiswa membuat kajian akademik berdasarkan tema poster untuk di narasikan.
b. Jika poster dibuat tentang GRATIFIKASI, maka kajian akademiknya menarasikan
tentang GRATIFIKASI
c. kajian akademik memenuhi pokok-pokok :
1. Cover (judul, nama, nim, logo, stmik widya cipta dharma, 2023)
2. Bagian isi : pengantar tema, penjelasan/uraian tema, terdapat landasan
teori,alternatif penyelesaian masalah/problem solving dan kesimpulan.
3. Font time new roman 12, spasi 1,5, margin 4433
4. Minimal 2 halaman (A4) tanpa gambar
5. Bagian bawah terdapat data mahasiswa (nama, nim, kelas, mata kuliah)

***Selamat Mengerjakan***

NAMA : MUHAMMAD RIFKA NOOR IKHSAN


NIM : 22.43.908
KELAS : S1 TEKNIK INFORMATIKA
MATA KULIAH : PENDIDIKAN ANTI KORUPSI
MENGENALI TANDA-TANDA GRATIFIKASI DAN BAGAIMANA
MEKANISME MENGATASI GRATIFIKASI

UAS
Mata Kuliah : Pendidikam Anti Korupsi

Oleh :
Muhammad Rifka Noor Ikhsan
22.43.908

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA dan KOMPUTER
WIDYA CIPTA DHARMA
2023

NAMA : MUHAMMAD RIFKA NOOR IKHSAN


NIM : 22.43.908
KELAS : S1 TEKNIK INFORMATIKA
MATA KULIAH : PENDIDIKAN ANTI KORUPSI
A. Pengantar Tema
Sudah bukan rahasia lagi bila ingin pelayanan yang diberikan berjalan lancar dan sesuai
keinginan,harus adanya suatu pelicin ataupun uang jasa.Jarang sekali tanpa adanya
pelicin ataupun uang jasa ini itu, pelayanan akan berjalan dengan lancar atau sesuai
keinginan.

Berdasarkan penjelasan pasal 12 B UU no. 31 th.1999 jo UU no.20 th.2001,gratifikasi


adalah pemberian dalam arti luas,meliputi pemberian uang, barang, rabat(discount),
komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata,
pengobatan cuma-cuma dan fasilitas lainnya.Tidak semua gratifikasi dikatakan sebagai
tindak pidana korupsi. KUHP sendiri membedakan antara 2 ( dua ) kelompok tindak pidana
suap,yaitu tindak pidana memberi suap dan tindak pidana menerima suap2.Kelompok
tindak pidana memberi suap subyek hukumnya adalah pemberisuap.Sedangkan tindak
pidana penerima suap subyek hukumnya adalah pelayan masyarakat ataupun pejabat
negara yang menerima suap

B. Penjelasan / Uraian Tema & Landasan Teori


1. Definisi Gratifikasi
Gratifikasi merujuk pada penerimaan hadiah, hadiah, atau manfaat lainnya yang
diberikan kepada seseorang dalam posisi publik atau pekerjaan mereka dengan harapan
mempengaruhi tindakan atau keputusan mereka. Istilah ini sering dikaitkan dengan praktik
korupsi atau penyalahgunaan kekuasaan.
Gratifikasi dapat berupa uang, barang, layanan, perjalanan, fasilitas, atau manfaat
lainnya. Tujuan pemberian gratifikasi adalah untuk mempengaruhi perilaku penerima agar
melanggar prinsip integritas, objektivitas, atau transparansi dalam tugas atau keputusan
mereka.
Dalam banyak yurisdiksi, penerimaan gratifikasi dianggap sebagai tindakan yang
melanggar hukum atau kode etik. Beberapa negara memiliki undang-undang yang
melarang pemberian dan penerimaan gratifikasi, baik dalam sektor publik maupun swasta.
Pemberian gratifikasi dapat merusak integritas sistem pemerintahan, bisnis, atau

NAMA : MUHAMMAD RIFKA NOOR IKHSAN


NIM : 22.43.908
KELAS : S1 TEKNIK INFORMATIKA
MATA KULIAH : PENDIDIKAN ANTI KORUPSI
organisasi, serta menciptakan ketidakadilan dan ketidaksetaraan dalam proses pengambilan
keputusan.
Penting untuk diingat bahwa prinsip-prinsip gratifikasi dan aturan terkait dapat
berbeda-beda antara yurisdiksi dan organisasi. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut
tentang hukum atau peraturan terkait gratifikasi, disarankan untuk mencari informasi yang
relevan dari sumber yang terpercaya atau berkonsultasi dengan ahli hukum.

2. Jenis-Jenis Gratifikasi
Berikut adalah beberapa contoh jenis-jenis gratifikasi yang umum terjadi:

1. Uang: Pemberian uang tunai kepada seseorang sebagai imbalan atau pengaruh
untuk melakukan tindakan atau keputusan tertentu.
2. Barang: Pemberian barang-barang berharga seperti perhiasan, elektronik,
kendaraan, atau properti kepada seseorang sebagai bentuk gratifikasi.
3. Perjalanan: Memberikan perjalanan gratis, termasuk tiket pesawat, akomodasi
hotel, atau liburan mewah kepada seseorang dengan tujuan mempengaruhi
tindakan atau keputusan mereka.
4. Layanan: Menyediakan layanan gratis, seperti perawatan kesehatan, perawatan
kecantikan, atau jasa profesional lainnya kepada seseorang sebagai imbalan untuk
mengamankan keuntungan pribadi.
5. Fasilitas: Memberikan akses khusus ke fasilitas atau fasilitas umum secara gratis
atau dengan harga diskon kepada seseorang sebagai bentuk pemberian gratifikasi.
6. Jabatan atau Posisi: Memberikan jabatan atau posisi tertentu kepada seseorang
sebagai imbalan atas penerimaan gratifikasi.
7. Informasi Rahasia: Memberikan informasi rahasia atau akses terhadap informasi
yang tidak tersedia untuk umum kepada seseorang sebagai imbalan.
8. Penghapusan utang atau beban keuangan: Memberikan penghapusan utang atau
keringanan beban keuangan kepada seseorang sebagai bentuk pemberian
gratifikasi.

NAMA : MUHAMMAD RIFKA NOOR IKHSAN


NIM : 22.43.908
KELAS : S1 TEKNIK INFORMATIKA
MATA KULIAH : PENDIDIKAN ANTI KORUPSI
9. Keuntungan Bisnis: Memberikan keuntungan bisnis, seperti peluang investasi
atau kontrak, kepada seseorang sebagai imbalan atas penerimaan gratifikasi.
10. Kenikmatan Pribadi: Memberikan kesenangan pribadi atau hiburan kepada
seseorang sebagai bentuk pemberian gratifikasi, seperti tiket konser, makan
malam mewah, atau liburan mewah.

Tindakan pemberian atau penerimaan gratifikasi ini dapat melanggar hukum atau
etika, tergantung pada peraturan dan peraturan yang berlaku.

3. Gratifikasi Menurut Undang Undang


Di Indonesia, gratifikasi diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi (UU PTPK). Berikut adalah beberapa ketentuan terkait gratifikasi
menurut undang-undang tersebut:

1. Pengertian Gratifikasi: UU PTPK menyebutkan bahwa gratifikasi adalah


pemberian dalam bentuk uang atau barang lainnya yang diberikan kepada pegawai
negeri atau penyelenggara negara, baik yang berada di sektor publik maupun
swasta, yang terkait dengan jabatan, tugas, atau kedudukannya.
2. Pelarangan Gratifikasi: UU PTPK melarang pemberian gratifikasi kepada
pegawai negeri atau penyelenggara negara dengan maksud atau tujuan agar
melakukan atau tidak melakukan tindakan dalam jabatan yang berkaitan dengan
fungsi dan wewenangnya.
3. Jenis Gratifikasi yang Dilarang: UU PTPK tidak memberikan definisi yang
spesifik tentang jenis gratifikasi yang dilarang. Secara umum, hal itu mencakup
pemberian uang, barang, fasilitas, layanan, perjalanan, atau manfaat lainnya yang
diberikan untuk mempengaruhi tindakan atau keputusan pegawai atau
penyelenggara negara.
4. Penerimaan Gratifikasi: UU PTPK juga melarang pegawai negeri atau
penyelenggara negara menerima gratifikasi yang dapat mempengaruhi kinerja

NAMA : MUHAMMAD RIFKA NOOR IKHSAN


NIM : 22.43.908
KELAS : S1 TEKNIK INFORMATIKA
MATA KULIAH : PENDIDIKAN ANTI KORUPSI
atau keputusan mereka. Tindakan ini dianggap melanggar undang-undang,
terlepas dari apakah pegawai tersebut benar-benar melakukan atau tidak
melakukan tindakan yang diminta oleh pemberi gratifikasi.
5. Hukuman: UU PTPK menetapkan sanksi hukum bagi pelaku gratifikasi. Sanksi
tersebut meliputi pidana penjara dan/atau denda. Selain itu, ada juga sanksi
administratif yang dapat diberlakukan, seperti penurunan pangkat, pemecatan,
atau pencabutan izin usaha

Penting untuk dicatat bahwa informasi ini berdasarkan pada pengetahuan saya hingga
September 2021 dan undang-undang dapat mengalami perubahan atau adanya
amendemen. Jika Anda memerlukan informasi terkini dan rinci tentang gratifikasi
menurut undang-undang di Indonesia, disarankan untuk merujuk ke sumber hukum
resmi atau berkonsultasi dengan ahli hukum yang berwenang.

C. Alternatif Penyelesaian Masalah / Problem Solving


Mengatasi dan menghentikan gratifikasi merupakan upaya penting untuk memerangi
korupsi dan mempromosikan integritas dalam berbagai sektor. Berikut adalah beberapa
langkah yang dapat diambil untuk mengatasi dan menghentikan gratifikasi:

1. Kesadaran dan Pendidikan: Meningkatkan kesadaran akan dampak negatif gratifikasi


dan memberikan pendidikan tentang pentingnya integritas, etika, dan kepatuhan
hukum. Hal ini dapat dilakukan melalui pelatihan, seminar, atau kampanye yang
menekankan nilai-nilai etika dalam berbagai lingkungan.
2. Kebijakan dan Peraturan yang Ketat: Menyusun dan menerapkan kebijakan dan
peraturan yang ketat terkait pemberantasan gratifikasi. Hal ini mencakup kebijakan
internal di institusi atau organisasi, serta undang-undang dan peraturan yang berlaku
di tingkat nasional atau lokal.
3. Sistem Pengawasan dan Pengendalian yang Efektif: Membangun sistem pengawasan
dan pengendalian yang kuat untuk mencegah dan mendeteksi gratifikasi. Ini
melibatkan pengawasan internal, audit, dan mekanisme pelaporan yang aman untuk
mengungkapkan praktik gratifikasi.

NAMA : MUHAMMAD RIFKA NOOR IKHSAN


NIM : 22.43.908
KELAS : S1 TEKNIK INFORMATIKA
MATA KULIAH : PENDIDIKAN ANTI KORUPSI
4. Transparansi dan Akuntabilitas: Meningkatkan transparansi dalam proses
pengambilan keputusan dan pengelolaan sumber daya publik atau swasta.
Mengedepankan akuntabilitas untuk tindakan dan keputusan yang diambil.
5. Insentif dan Penghargaan Etika: Memberikan insentif dan penghargaan kepada
individu atau organisasi yang menjunjung tinggi etika dan integritas dalam
menjalankan tugas atau bisnis mereka. Ini dapat merangsang dan memperkuat budaya
yang menolak gratifikasi.
6. Penegakan Hukum yang Tegas: Memastikan penegakan hukum yang tegas terhadap
pelanggaran gratifikasi. Hal ini termasuk penyelidikan, pengadilan, dan hukuman yang
adil dan efektif terhadap pelaku gratifikasi.
7. Partisipasi Masyarakat: Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pemantauan
dan pelaporan praktik gratifikasi. Masyarakat perlu diberdayakan untuk melaporkan
praktik korupsi yang mereka saksikan, dan memastikan perlindungan bagi pelapor.

8. Pembinaan Etika dan Nilai: Memperkuat pendidikan dan pembinaan nilai-nilai etika
sejak dini, baik di lingkungan keluarga maupun pendidikan formal. Membangun
kesadaran akan pentingnya integritas dan etika sebagai landasan dalam kehidupan
bermasyarakat.

Mengatasi dan menghentikan gratifikasi merupakan usaha jangka panjang yang


melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi, individu, dan masyarakat
secara keseluruhan. Kerjasama yang solid dan komitmen yang kuat diperlukan untuk
membangun budaya yang bebas dari praktik gratifikasi dan korupsi.

D. Kesimpulan
Kesimpulan terhadap gratifikasi di Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Gratifikasi merupakan praktik yang melibatkan pemberian hadiah atau manfaat kepada
pegawai negeri atau penyelenggara negara dengan tujuan mempengaruhi tindakan atau
keputusan mereka.

NAMA : MUHAMMAD RIFKA NOOR IKHSAN


NIM : 22.43.908
KELAS : S1 TEKNIK INFORMATIKA
MATA KULIAH : PENDIDIKAN ANTI KORUPSI
2. Gratifikasi dianggap sebagai tindakan yang melanggar hukum dan etika karena dapat
merusak integritas, objektivitas, dan transparansi dalam tugas atau keputusan yang
diambil.
3. Di Indonesia, gratifikasi diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi (UU PTPK).
4. UU PTPK melarang pemberian dan penerimaan gratifikasi kepada pegawai negeri atau
penyelenggara negara yang dapat mempengaruhi kinerja atau keputusan mereka.
5. Pelanggaran terhadap ketentuan gratifikasi dapat dikenai sanksi pidana berupa penjara
dan/atau denda, serta sanksi administratif seperti penurunan pangkat, pemecatan, atau
pencabutan izin usaha.
6. Untuk mengatasi dan menghentikan gratifikasi, diperlukan langkah-langkah seperti
meningkatkan kesadaran dan pendidikan, menerapkan kebijakan dan peraturan yang
ketat, membangun sistem pengawasan dan pengendalian yang efektif, meningkatkan
transparansi dan akuntabilitas, serta mendorong partisipasi masyarakat dalam
pemantauan dan pelaporan praktik gratifikasi.
7. Pentingnya pembinaan etika dan nilai sejak dini untuk memperkuat kesadaran akan
pentingnya integritas dan etika dalam kehidupan bermasyarakat.

Dalam rangka mencapai tujuan pemberantasan korupsi dan menciptakan tata kelola
yang baik, pengendalian gratifikasi menjadi penting untuk menjaga integritas dan keadilan
dalam tugas dan keputusan di sektor publik maupun swasta di Indonesia.

NAMA : MUHAMMAD RIFKA NOOR IKHSAN


NIM : 22.43.908
KELAS : S1 TEKNIK INFORMATIKA
MATA KULIAH : PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

Anda mungkin juga menyukai