Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TUTORIAL KE-1

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Nama Mata Kuliah : Hukum Bisnis


Kode Mata Kuliah : EKMA4316
Jumlah sks : 2 SKS
Edisi Ke- : Kedua

No Tugas Tutorial Skor Maksimal


Hak dan kewajiban bukanlah merupakan kumpulan peraturan
atau kaidah, melainkan perimbangan kekuasaan dalam bentuk
hak individual di satu pihak yang tercermin pada kewajiban
pada pihak lawan

Pada sebuah kasus, seseorang telah menyebarkan informasi


milik orang lain, seperti foto atau data pribadi yang tidak
seharusnya dikonsumsi oleh orang lain karena dapat
berpotensi menimbulkan kerugian baik secara materi maupun 50
imateril

a. Uraikan akibat yang mungkin timbul dari tindakan tersebut


berdasarkan aspek hak dan kewajiban individu yang
dilanggar

b. Apakah di dalam hak seseorang mengandung unsur


perlindungan dan kepentingan?

Adanya perjanjian pranikah yang dilakukan oleh


pasangan artis Inge Anugrah dan Ari Wibowo, dan kini
memasuki proses perceraian. disinyalir tidak dapat
menimbulkan hak apapun bagi pasangan tersebut.
50
2 a. Sebelum menjawab pertanyaan b, coba Anda uraikan
syarat sah perjanjian?

b. Menurut Anda apakah perjanjian pranikah tersebut bisa


dibatalkan bila dikaitkan dengan syarat sah perjanjian?
Nama : Tarisa Uki Sintia
Nim : 044860823
Prodi : Manajemen 3J

Jawaban Tugas Tutor 1 - Hukum Bisnis EKMA4316

1. a. Tindakan menyebarkan informasi milik orang lain tanpa izin yang seharusnya
bersifat pribadi dapat memiliki berbagai akibat yang melibatkan aspek hak dan
kewajiban individu yang dilanggar. Dalam hal ini, kita dapat merinci beberapa akibat
yang mungkin timbul:

1. Pelanggaran Privasi: Tindakan tersebut melanggar hak privasi individu yang


merupakan salah satu hak fundamental. Privasi melibatkan hak individu untuk
menjaga informasi pribadi mereka agar tidak diakses, digunakan, atau disebarkan
oleh pihak lain tanpa izin. Oleh karena itu, tindakan tersebut dapat mengakibatkan
pelanggaran hak privasi individu yang bersangkutan.

2. Kerugian Materi: Jika informasi yang disebarluaskan memiliki nilai ekonomi atau
dapat digunakan untuk tujuan komersial, tindakan tersebut dapat mengakibatkan
kerugian materi bagi individu yang menjadi korban. Mereka mungkin mengalami
kerugian finansial atau bisnis jika informasi tersebut digunakan oleh pihak lain
untuk tujuan yang merugikan.

3. Kerugian Imateriil: Selain kerugian materi, tindakan tersebut juga dapat


menyebabkan kerugian imateriil. Korban mungkin mengalami stres, kecemasan,
atau penurunan kualitas hidup akibat pelanggaran privasi mereka. Mereka juga
dapat mengalami kerugian reputasi jika informasi yang disebarluaskan merusak
citra mereka.

4. Pelanggaran Hukum: Tindakan tersebut dapat melanggar hukum terkait hak cipta,
hak kekayaan intelektual, atau undang-undang privasi data. Pelanggaran hukum
dapat mengakibatkan tindakan hukum yang memungkinkan individu yang
menjadi korban untuk menuntut ganti rugi atau sanksi hukum terhadap pelaku.

5. Ketidakpercayaan dalam Hubungan Sosial: Tindakan seperti ini dapat merusak


hubungan sosial dan interpersonal individu yang terlibat. Orang yang menjadi
korban mungkin kehilangan kepercayaan terhadap orang lain, terutama jika
mereka merasa bahwa orang yang melakukan pelanggaran adalah orang yang
dekat dengan mereka.

6. Kewajiban Hukum: Di sisi pelaku, tindakan tersebut dapat melanggar kewajiban


hukum untuk menjaga kerahasiaan dan privasi informasi pribadi orang lain. Ini
dapat mengakibatkan tuntutan hukum, sanksi, atau konsekuensi lainnya.

Penting untuk diingat bahwa hak dan kewajiban individu berperan penting dalam
menjaga keseimbangan dalam masyarakat. Pelanggaran hak individu dan kewajiban
hukum dapat memiliki konsekuensi serius, baik dari segi hukum maupun sosial. Oleh
karena itu, penting untuk menghormati privasi dan hak individu serta memahami
kewajiban hukum yang berkaitan dengan penggunaan dan penyebaran informasi pribadi
orang lain.

b. Ya, hak seseorang umumnya mencakup unsur perlindungan dan kepentingan individu.
Hak-hak individu dirancang untuk memberikan perlindungan terhadap kepentingan dan
kebutuhan pribadi serta memastikan bahwa individu tersebut diperlakukan dengan adil
dan layak dalam masyarakat dan sistem hukum. Hak-hak individu ini adalah bagian
penting dari kerangka kerja hukum yang merespons kepentingan dan perlindungan
individu dalam masyarakat. Mereka menciptakan keseimbangan antara hak individu
untuk mengejar kehidupan yang bermakna dan kepentingan masyarakat dalam menjaga
ketertiban dan keadilan. Jadi, hak individu memainkan peran sentral dalam
mengakomodasi perlindungan dan kepentingan individu dalam suatu masyarakat.

Dalam konteks hak individu, ada dua aspek utama:

1. Perlindungan: Hak-hak individu memberikan perlindungan terhadap tindakan atau


campur tangan yang dapat merugikan individu tersebut. Contohnya, hak atas
privasi melindungi individu dari penyebaran informasi pribadi yang tidak
diinginkan, hak atas kebebasan berpendapat melindungi hak individu untuk
menyuarakan pendapat tanpa takut represi, dan hak atas integritas fisik
melindungi individu dari kekerasan atau perlakuan kasar.

2. Kepentingan: Hak-hak individu juga mencakup kepentingan pribadi dan hak


untuk mengejar tujuan, aspirasi, dan kebahagiaan individu. Misalnya, hak atas
kebebasan beragama memberikan individu kebebasan untuk mengikuti keyakinan
agama mereka sendiri, sementara hak atas pendidikan memberikan akses ke ilmu
pengetahuan dan pengembangan pribadi.

2. a. Sebuah perjanjian pranikah, atau yang lebih dikenal sebagai perjanjian pra-nikah,
adalah perjanjian yang dibuat antara dua pihak sebelum mereka menikah. Perjanjian
ini biasanya digunakan untuk mengatur masalah finansial dan harta benda pasangan,
serta hak dan kewajiban masing-masing dalam pernikahan. Namun, agar perjanjian
pranikah sah dan mengikat, harus memenuhi beberapa syarat umum, antara lain:

1. Kebebasan dan Kesadaran: Setiap pihak harus masuk ke dalam perjanjian


pranikah secara sukarela dan tanpa paksaan. Tidak boleh ada tekanan atau
pemaksaan yang membuat salah satu pihak merasa terpaksa untuk
menandatangani perjanjian.

2. Transparansi dan Keterbukaan: Perjanjian pranikah harus mengungkapkan dengan


jeta semua informasi mengenai harta kekayaan, utang, atau hal-hal penting
lainnya yang relevan bagi perjanjian tersebut. Semua aset dan kewajiban harus
diungkapkan secara jelas.
3. Tertulis: Perjanjian pranikah harus dibuat secara tertulis dan dihadiri oleh notaris
atau pengacara yang kompeten untuk memastikan legalitasnya.

4. Waktu yang Cukup: Perjanjian pranikah harus disusun dan ditandatangani dengan
cukup waktu sebelum pernikahan, biasanya beberapa minggu atau bulan sebelum
tanggal pernikahan. Ini memberi pihak yang terlibat cukup waktu untuk
mempertimbangkan perjanjian tanpa tekanan.

5. Tidak Mengandung Ketentuan yang Melanggar Hukum: Perjanjian pranikah tidak


boleh berisi ketentuan yang melanggar hukum atau etika, seperti mengatur hak
asuh anak yang tidak menguntungkan anak.

6. Konsultasi Hukum: Sebaiknya setiap pihak mendapatkan nasihat hukum yang


independen sebelum menandatangani perjanjian pranikah. Ini akan memastikan
bahwa mereka sepenuhnya memahami implikasi hukumnya.

b. Batalnya perjanjian pranikah terkait dengan syarat-syarat sah perjanjian tergantung


pada peraturan hukum yang berlaku di yurisdiksi tertentu. Namun, secara umum, jika
perjanjian pranikah tidak memenuhi syarat-syarat sah perjanjian, maka ada kemungkinan
besar perjanjian tersebut dapat dibatalkan oleh pengadilan.

Sebagian besar yurisdiksi memiliki persyaratan ketat terkait sahnya perjanjian pranikah
karena perjanjian semacam ini melibatkan aspek-aspek penting dalam kehidupan
seseorang, seperti hak harta benda, hak asuh anak, dan hak-hak lain dalam pernikahan.
Jika perjanjian tersebut melanggar salah satu syarat sah perjanjian, pengadilan biasanya
akan mempertimbangkan untuk membatalkan perjanjian tersebut, sehingga tidak berlaku
dalam kasus perceraian atau sengketa harta.

Namun, perlu diingat bahwa setiap yurisdiksi memiliki peraturan yang berbeda, dan
hasilnya dapat bervariasi tergantung pada peraturan yang berlaku di wilayah hukum
tersebut. Oleh karena itu, penting untuk mendapatkan nasihat hukum dari pengacara yang
berpengalaman dalam hukum keluarga dan perjanjian pranikah untuk memahami
bagaimana hukum yang berlaku di wilayah tersebut untuk mengatur perjanjian semacam
ini.
Referensi:

BMP EKMA4316 Hukum Bisnis

https://scholarhub.ui.ac.id/ijil/vol20/iss3/4/

https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/alj/article/view/13403

https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/03/163139869/bentuk-pelanggaran-hak-dan
-pengingkaran-kewajiban-warga-negara

https://fahum.umsu.ac.id/kasus-kasus-pelanggaran-hak-dan-kewajiban/

https://jdih.sukoharjokab.go.id/berita/detail/definisi-dan-syarat-sah-perjanjian

https://www.hukumonline.com/berita/a/akibat-hukum-pembatalan-perjanjian-pra-nikah-lt
63b6b2d963726?page=2

https://www.legalkeluarga.id/pembatalan-perjanjian-pranikah/

https://www.legalkeluarga.id/batalkan-perjanjian-pra-nikah/

https://putusan3.mahkamahagung.go.id/search.html/?q=pranikah

Anda mungkin juga menyukai