Anda di halaman 1dari 2

1.

Alasan kenapa hukum sulit untuk didefinisikan adalah karena pada


dasarnya sebuah hukum akan tidak dapat tertangkap oleh pancaindera,
sehingga akan menyebabkan untuk sulitnya dalam melakukan
pembuatan dari sebuah definisi terhadap hukum yang akan dapat
melakukan pemuasan kepada orang yang ada pada umumnya.

Tujuan dari hukum itu sendiri adalah:


 Memberikan perlindungan pada Hak Asasi Manusia
 Melakukan penciptaan dari kesejahteraan, ketenteraman, dan
kenyamanan
 Melakukan penciptaan dari rasa akan keadilan yang ada bagi seluruh
masyarkat
 Akan menjadi sebuah petunjuk dalam pergaulan
 Untuk menjaga sikap tidak melakukan perbuatan main hakim sendiri
 Melakukan perwujudan dari sila kelima yaitu sila keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia

2. menurut saya kaidah hukum masih dibutuhkan karena jika tidak ada
hukum maka suatu masyarakat tersebut akan terpecah belah, hancur,
dan semakin banyak koruptor. dan sangat penting bagi masyarakat

kaidah/nama yang mengatur tingkah laku manusia dalam pergaulan


hidupnya seperti kaidah agama/kepercayaan,kaidah kesusilaan dan
kaidah kesopanan
karena jika hanya ada kaidah agama, kepercayaan, kesusilaan,dan
kesopanan tanpa hukum menurut saya itu tidak akan mempan karena
hukum itu wajib dan tetap. jika tidak ada hukum masyarakat akan
berbuat seenaknya tanpa dan mengabaikan masalah/dampak yang akan
terjadi.

3. Perjanjian itu mengikat para pihak, ( tidak bisa di batalkan secara


sepihak), Maksudnya, perjanjian yang dibuat secara sah oleh para pihak
akan mengikat para pihak yang membuatnya dan berlaku sebagai
undang-undang bagi para pihak yang membuatnya (Miru dan Pati,
2011:78)
Maksudnya, perjanjian yang dibuat secara sah oleh para pihak akan
mengikat para pihak yang membuatnya dan berlaku sebagai undang-
undang bagi para pihak yang membuatnya (Miru dan Pati, 2011:78)

Perjanjian tidak dapat ditarik kembali secara sepihak karena merupakan


kesepakatan di antara kedua belah pihak dan alasan-alasan yang oleh
undang-undang dinyatakan cukup untuk itu (Pasal 1338 ayat 2
KUHPerdata).

Maksudnya, perjanjian yang sudah dibuat, tidak bisa dibatalkan secara


sepihak tanpa persetujuan dari pihak lain. Hal ini sangat wajar, agar
kepentingan pihak lain terlindungi sebab perjanjian itu dibuat atas
kesepakatan kedua belah pihak, maka pembatalannya pun harus atas
kesepakatan kedua belah pihak. Selain itu, pembatalan secara sepihak
hanya dimungkinkan jika ada alasan yang cukup oleh undang-undang.

Perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik (Pasal 1338 ayat 3


KUHPerdata).

Menurut Subekti, itikad baik berarti kejujuran atau bersih (Subekti, 2001:
42). Dengan kata lain, setiap perjanjian harus dilaksanakan dengan penuh
kejujuran.

Anda mungkin juga menyukai