Anda di halaman 1dari 2

1.

a. Akibat yang mungkin timbul dari tindakan menyebarkan informasi milik orang
lain adalah sebagai berikut :
- Melanggar hak privasi orang lain. Hak privasi adalah hak individu untuk
menentukan informasi apa yang boleh diketahui oleh orang lain dan apa yang
tidak. Orang yang menyebarkan informasi milik orang lain tanpa izin telah
mengganggu hak privasi tersebut dan dapat dituntut secara hukum.
- Melanggar kewajiban menjaga kerahasiaan informasi orang lain. Kewajiban
menjaga kerahasiaan informasi orang lain adalah kewajiban moral dan hukum
untuk tidak membocorkan atau menyalahgunakan informasi yang diperoleh
dari orang lain. Orang yang menyebarkan informasi milik orang lain tanpa
alasan yang sah telah melalaikan kewajiban tersebut dan dapat dikenakan
sanksi.
- Menimbulkan kerugian bagi pemilik informasi. Kerugian yang dapat
ditimbulkan oleh tindakan menyebarkan informasi milik orang lain dapat
berupa kerugian materi, seperti hilangnya peluang bisnis, penurunan
reputasi, atau ganti rugi; atau kerugian imateri, seperti gangguan psikologis,
stres, atau trauma. Pemilik informasi dapat menuntut ganti rugi atau
kompensasi atas kerugian yang dideritanya.
b. Hak seseorang mengandung unsur perlindungan dan kepentingan. Unsur
perlindungan berarti hak seseorang memberikan jaminan atau kepastian hukum
bagi pemiliknya agar tidak dirugikan atau diganggu oleh pihak lain. Unsur
kepentingan berarti hak seseorang memberikan manfaat atau nilai bagi
pemiliknya agar dapat memenuhi kebutuhan atau tujuannya. Contoh hak yang
mengandung unsur perlindungan dan kepentingan adalah hak atas kekayaan
intelektual, hak asasi manusia, atau hak konsumen.

2.
a. Syarat sah perjanjian adalah syarat yang harus dipenuhi agar perjanjian memiliki
kekuatan hukum dan mengikat para pihak yang membuatnya. Syarat sah
perjanjian menurut Pasal 1320 KUH Perdata adalah sebagai berikut :
- Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya. Artinya, para pihak harus memiliki
kesepakatan yang bebas dari paksaan, tipu muslihat, atau kesalahan.
- Cakap untuk membuat suatu perikatan. Artinya, para pihak harus memiliki
kemampuan hukum untuk membuat perjanjian, yaitu berusia minimal 21
tahun, tidak dibawah pengampuan, dan tidak mengalami gangguan jiwa.
- Suatu hal tertentu. Artinya, objek perjanjian harus jelas, nyata, dan dapat
dinilai secara uang.
- Suatu sebab yang halal. Artinya, motif atau tujuan perjanjian harus sesuai
dengan norma agama, moral, dan ketertiban umum.
b. Perjanjian pranikah dapat dibatalkan bila dikaitkan dengan syarat sah perjanjian
jika terdapat cacat atau pelanggaran dalam salah satu syarat tersebut. Contoh
kasus pembatalan perjanjian pranikah adalah sebagai berikut :
- Jika salah satu pihak membuat perjanjian pranikah dengan paksaan atau tipu
muslihat dari pihak lain, maka perjanjian tersebut dapat dibatalkan karena
melanggar syarat sepakat mereka yang mengikatkan dirinya.
- Jika salah satu pihak membuat perjanjian pranikah saat masih berusia di
bawah 21 tahun atau sedang dibawah pengampuan, maka perjanjian tersebut
dapat dibatalkan karena melanggar syarat cakap untuk membuat suatu
perikatan.
- Jika objek perjanjian pranikah tidak jelas, tidak nyata, atau tidak dapat dinilai
secara uang, maka perjanjian tersebut dapat dibatalkan karena melanggar
syarat suatu hal tertentu.
- Jika motif atau tujuan perjanjian pranikah bertentangan dengan norma
agama, moral, atau ketertiban umum, maka perjanjian tersebut dapat
dibatalkan karena melanggar syarat suatu sebab yang halal.

Sumber: EKMA4316

Anda mungkin juga menyukai