Anda di halaman 1dari 13

PERIKATAN YANG BERSUMBER

DARI PERJANJIAN
Pengertian Perjanjian
PASAL 1313 KUHPERDATA
Suatu Perjanjian adalah suatu perbuatan
dengan mana satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau
lebih lainnya.
Pasal 1314 KUHPerdata
 Suatu perjanjian dibuat dengan cuma-cuma
atau dengan atas beban.
 Suatu perjanjian cuma-cuma adalah suatu
perjanjian bahwa pihak yang satu akan
memberikan suatu keuntungan kepada pihak
yang lain tanpa menerima imbalan.
 Suatu perjanjian atas beban adalah suatu
perjanjian yang mewajibkan tiap pihak untuk
memberikan sesuatu, melakukan sesuatu,
atau tidak melakukan sesuatu.
Pasal 1315 KUHPerdata

Pada umumnya seseorang tidak dapat


mengadakan perikatan atau perjanjian selain
untuk dirinya sendiri.
Pasal 1316 KUHPerdata
Seseorang boleh menanggung seorang pihak
ketiga dan menjanjikan bahwa pihak ketiga ini
akan berbuat sesuatu; tetapi hal ini tidak
mengurangi tuntutan ganti rugi terhadap
penanggung atau orang yang berjanji itu jika
pihak ketiga tersebut menolak untuk
memenuhi perjanjian itu.
Pasal 1317 KUHPerdata
Dapat pula diadakan perjanjian untuk kepentingan
pihak ketiga, bila suatu perjanjian yang dibuat untuk
diri sendiri, atau suatu pemberian kepada orang lain,
mengandung syarat semacam itu. Siapa pun yang
telah menentukan suatu syarat, tidak boleh
menariknya kembali, jika pihak ketiga telah
menyatakan akan mempergunakan syarat itu
Pasal 1318 KUHPerdata
Orang dianggap memperoleh sesuatu dengan
perjanjian untuk diri sendiri dan untuk ahli
warisnya dan orang yang memperoleh hak
daripadanya, kecuali jika dengan tegas
ditetapkan atau telah nyata dari sifat perjanjian
itu bahwa bukan itu maksudnya
Pasal 1320 KUHPerdata

Untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan


empat syarat:
1. sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;
2. kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
3. suatu hal tertentu;
4. suatu sebab yang halal.
Sepakat mereka yang mengikatkan
dirinya

Para pihak yang membuat perjanjian telah


sepakat atau ada persesuaian kemauan atau
saling menyetujui kehendak masing-masing, yang
dilahirkan oleh para pihak dengan tidak ada
paksaan, kekeliruan dan penipuan.
Cakap untuk membuat suatu perjanjian

Cakap (bekwaam) merupakan syarat umum


untuk dapat melakukan perbuatan hukum
secara sah yaitu harus sudah dewasa, sehat akal
pikiran dan tidak dilarang oleh suatu peraturan
perundang-undangan untuk melakukan sesuatu
perbuatan tertentu.
Suatu hal tertentu
Suatu hal tertentu dalam perjanjian adalah barang yang
menjadi obyek suatu perjanjian, menurut Pasal 1333 BW
harus tertentu, setidak-tidaknya harus ditentukan
jenisnya, sedangkan jumlahnya tidak perlu ditentukan,
asalkan saja kemudian dapat ditentukan atau
diperhitungkan. Pasal 1344 BW, menentukan bahwa
barang-barang yang baru akan ada kemudian hari juga
dapat menjadi obyek suatu perjanjian.
Suatu Sebab yang Halal

Pasal 1377 BW menentukan bahwa suatu sebab


dalam perjanjian tidak boleh bertentangan
dengan undang-undang, kesusilaan dan
ketertiban umum.
Syarat-Syarat Subyektif dan Obyektif
Syarat-Syarat Subyektif :

1. Cakap untuk membuat suatu perjanjian.

2. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya.

 Kalau Syarat-syarat Subjektif tidak dipenuhi, perjanjiannya dapat


dibatalkan.

Syarat-syarat Obyektif :

1. Suatu hal tertentu.

2. Suatu sebab yang halal.

 Kalau Syarat-syarat Obyektif tidak dipenuhi, perjanjiannya batal demi


hukum.

Anda mungkin juga menyukai