Anda di halaman 1dari 2

Nama:wira asfahani merina

Nim:210105068

● pengertian perikatan
Definisi perikatan sebenarnya tidak diatur dalam Burgerlijk Wetboek (BW). Namun, dari pendapat
para sarjana mendefinisikan yakni perikatan adalah hubungan hukum antara 2 pihak atau lebih di
mana satu pihak berhak atas prestasi sedangkan pihak lain berkewajiban untuk melaksanakan
prestasi tersebut.

● sumber-sumber perikatan
Sumber perikatan ada 2 (dua) yaitu perikatan yang lahir karena kontrak dan perikatan yang lahir
karena undang-undang (wet). Hal ini diatur dalam Pasal 1233 KUH Perdata.

● macam-macam perikatan

Menurut undang-undang, perikatan dapat dibedakan sebagai berikut :


– Perikatan bersyarat.
– Perikatan dengan ketetapan waktu.
– Perikatan manasuka/alternatif.
– Perikatan tanggung-menanggung.
– Perikatan yang dapat dibagi dan tidak dapat dibagi.

● syarat sahnya perikatan


Adapun syarat sahnya perjanjian diatur dalam pasal 1320 KUH Perdata, yaitu sebagai berikut ;
Pertama, Adanya kata sepakat bagi mereka yang mengikatkan dirinya; Kedua, Kecakapan para
pihak untuk membuat suatu perikatan; Ketiga, Suatu hal tertentu; dan Keempat, Suatu sebab
(causa) yang halal.

● asas-asas dalam perjanjian


ada lima asas-asas hukum perdata yang dikenal dalam perjanjian. Asas-asas hukum perikatan
yang dimaksud adalah asas konsensualisme, asas kebebasan berkontrak, asas pacta sunt
servanda, asas itikad baik, dan asas kepribadian.

● prestasi dan wanprestasi


Dalam perjanjian terdapat suatu kewajiban bagi salah satu pihak untuk memenuhi prestasi
(debitur) dan bila prestasi itu tidak dilaksanakan maka debitur dikatakan telah melakukan
tindakan yang dinamakan ingkar janji atau wan prestasi.

● resiko
Risiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang
sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Dalam bidang asuransi, risiko dapat
diartikan sebagai suatu keadaan ketidakpastian, di mana jika terjadi suatu keadaan yang tidak
dikehendaki dapat menimbulkan suatu kerugian.

● keadaan memaksa
Keadan memaksa atau keadaan kahar atau force majeure (Perancis) atau overmacth (Belanda)
adalah keadaan tidak dipenuhinya prestasi oleh debitor karena terjadi peristiwa yang tidak dapat
diketahui atau tidak dapat diduga akan terjadi ketika membuat perikatan.

● ganti rugi
Ganti kerugian adalah hak seorang untuk mendapat pemenuhan atas tuntutannya yang berupa
imbalan sejumlah uang karena ditangkap, ditahan, dituntut ataupun diadili tanpa alasan yang
berdasarkan undang-undang atau karena kekeliruan mengenai orangnya atau hukum yang
diterapkan menurut cara yang diatur dalam undang-undang.

● bunga
Dalam hukum perdata dikenal tiga macam prestasi yaitu, memberikan sesuatu, berbuat sesuatu,
atau tidak berbuat sesuatu. Apabila si Debitur tidak melaksanakan prestasi, maka si Debitur
dapat dinyatakan wanprestasi oleh Kreditur. Debitur yang wanprestasi wajib memberikan
penggantian biaya, rugi dan bunga sebagaimana diatur dalam Pasal 1236 dan Pasal 1239 KUHP
perdata. Pengantian biaya, kerugian, atau bunga oleh debitur harus dibuktikan dengan adanya
kelalaian seorang debitur dalam hal ini mengenai keterlambatan pembayaran, seorang debitur
barulah menjadi wajib untuk membayarkan sebuah ganti biaya, rugi, dan bunga apabila dirinya
telah dinyatakan lalai.

● hapus nya perikatan


Menurut Pasal 1381 KUH Perdata, terdapat 10 sebab hapusnya perikatan, yakni pembayaran,
penawaran pembayaran tunai diikuti dengan penyimpanan atau penitipan, pembaruan utang,
perjumpaan utang/kompensasi, percampuran utang, pembebasan utang, musnahnya barang
yang terutang, kebatalan atau pembatalan,berlakunya suatu syarat batal,lewat waktu.

● hukum daluarsa
Dengan menggunakan metode penelitian yuridis normatif disimpulkan: 1. Daluwarsa adalah
lampau waktu untuk menuntut suatu tindak pidana.

Anda mungkin juga menyukai