Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ridho Sasongko

NIM : 044549695

Fak/Prodi : ekonomi/Manajemen

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Bp. Reza Nurul Amar yang saya hormati,

Berikut jawaban Tugas 1 Tuton Hukum Bisnis.

1. Hak dan kewajiban bukanlah merupakan kumpulan peraturan atau kaidah, melainkan
perimbangan kekuasaan dalam bentuk hak individual di satu pihak yang tercermin pada
kewajiban pada pihak lawan.

Pada sebuah kasus, seseorang telah menyebarkan informasi milik orang lain, seperti foto
atau data pribadi yang tidak seharusnya dikonsumsi oleh orang lain karena dapat berpotensi
menimbulkan kerugian baik secara materi maupun imateril

a. Uraikan akibat yang mungkin timbul dari tindakan tersebut berdasarkan aspek hak dan
kewajiban individu yang dilanggar

b. Apakah di dalam hak seseorang mengandung unsur perlindungan dan kepentingan?

JAWABAN

1. a. Menyebarluaskan informasi yang dimiliki oleh orang lain tanpa persetujuan, yang berpotensi
merugikan individu tersebut, merupakan tindakan serius yang melibatkan sejumlah aspek hukum,
hak, dan kewajiban individu. Mari kita jelaskan dampak-dampak yang mungkin timbul dari tindakan
tersebut berdasarkan aspek pelanggaran hak dan kewajiban individu serta apakah hak-hak individu
mengandung unsur perlindungan dan kepentingan.

A. Akibat Tindakan Menyebarkan Informasi Tanpa Izin

Tindakan menyebarkan informasi pribadi atau data milik orang lain tanpa izin dapat
memiliki akibat serius dari segi hak dan kewajiban individu:

1. Pelanggaran Privasi.

Tindakan ini jelas merupakan pelanggaran privasi individu yang informasinya disebarkan.
Hak privasi adalah hak fundamental yang harus dihormati, dan tindakan ini melanggar hak tersebut.
Akibatnya, individu yang menjadi korban tindakan ini merasa kehilangan privasi dan dapat
mengalami stres emosional.

2. Pelanggaran Hak Kepemilikan.

Data pribadi, foto, atau informasi lainnya yang disebarkan tanpa izin juga dapat dianggap
sebagai pelanggaran hak kepemilikan individu. Hak ini mencakup hak untuk mengendalikan data dan
informasi yang merupakan milik pribadi.

3. Kerugian Materi

Selain kerugian psikologis dan emosional, tindakan seperti ini juga dapat menyebabkan
kerugian materi. Data pribadi yang tersebar dapat disalahgunakan untuk tujuan tertentu, seperti
pencurian identitas atau penipuan, yang dapat menyebabkan kerugian finansial bagi individu yang
menjadi korban.

4. Reputasi yang Merusak

Tindakan ini dapat merusak reputasi individu. Informasi pribadi atau gambar yang tidak
semestinya disebarkan dapat merusak citra dan reputasi individu di mata masyarakat, teman,
keluarga, atau rekan bisnis.

5. Pelanggaran Hak Cipta

Jika tindakan ini melibatkan penyebaran karya yang dilindungi hak cipta, seperti foto atau
video, itu juga merupakan pelanggaran hak cipta. Individu yang adalah pemilik hak cipta dapat
mengalami kerugian materi dan reputasi sebagai akibat dari pelanggaran ini.

B. Hak dan Perlindungan dalam Konteks Penyebaran Informasi:

Hak individu mengandung unsur perlindungan dan kepentingan yang mendasari hak-hak tersebut:

1. Hak Privasi

Hak privasi adalah hak individu untuk menjaga kehidupan pribadi mereka dari intervensi
atau gangguan yang tidak diinginkan.Ini mencakup hak untuk menjaga informasi pribadi dan foto
dari penyebaran yang tidak diinginkan. Perlindungan hak privasi adalah penting untuk menjaga
martabat individu.

2. Hak Kepemilikan dan Pengendalian Data

Hak untuk memiliki dan mengendalikan data pribadi adalah hak dasar yang melindungi
individu dari penyalahgunaan data mereka. Ini mencakup hak untuk menentukan siapa yang
memiliki akses ke data pribadi dan bagaimana data tersebut digunakan.

3. Hak Perlindungan Terhadap Pencemaran Nama Baik

Hak untuk tidak disebut buruk atau dicemarkan adalah hak individu yang melibatkan
perlindungan terhadap reputasi mereka. Tindakan penyebaran informasi yang merugikan nama baik
seseorang melanggar hak ini.

4. Hak Cipta

Hak cipta memberikan pemilik hak cipta kepentingan dan perlindungan atas karya-karya
yang mereka hasilkan. Hak cipta memastikan bahwa pemiliknya memiliki kontrol atas penggunaan
karyanya, dan penyebaran tanpa izin adalah pelanggaran hak ini.

5. Perlindungan Terhadap Pencurian Identitas

Hak individu untuk terbebas dari pencurian identitas adalah kepentingan penting dalam
dunia digital. Penyebaran informasi pribadi yang dapat digunakan untuk mencuri identitas adalah
pelanggaran hak individu ini. Penting untuk mencatat bahwa hak individu dalam konteks penyebaran
informasi juga sering kali dibatasi oleh undang-undang dan peraturan yang mengatur masalah hak
cipta, privasi, dan keamanan data. Ini bertujuan untuk menciptakan keseimbangan antara hak
individu dan kepentingan umum, seperti keamanan nasional dan kejahatan.
Secara kesimpulannya, tindakan menyebarkan informasi milik orang lain tanpa izin
merupakan pelanggaran serius yang dapat berdampak luas pada hak dan kewajiban individu. Hak
individu mencakup privasi, kepemilikan, nama baik, cipta, serta perlindungan terhadap pencurian
identitas. Selain itu, hak individu juga mencerminkan kepentingan untuk tidak menjadi korban
pencemaran nama baik atau kerugian materi yang diakibatkan oleh penyebaran informasi yang tidak
diinginkan. Perlindungan hak dan kepentingan individu ini adalah prinsip dasar yang harus dihormati
dan ditegakkan dalam sistem hukum yang berfungsi optimal.

1. b. Hak individu dalam konteks hak dan kewajiban umumnya mengandung unsur perlindungan dan
kepentingan. Hak individu didasarkan pada pengakuan bahwa setiap insan memiliki nilai intrinsik,
martabat, dan otonomi yang harus dihormati serta dilindungi oleh masyarakat dan negara.
Perlindungan hak individu mencangkup perlindungan terhadap pelanggaran privasi, kebebasan
berpendapat, kebebasan beragama, hak atas properti, hak atas kesetaraan, dan lain sebagainya.
Kepentingan pribadi juga berkaitan dengan kebutuhan dasar serta preferensi personal yang patut
dihargai oleh orang lain.

2. Adanya perjanjian pranikah yang dilakukan oleh pasangan artis Inge Anugrah dan Ari Wibowo,
dan kini memasuki proses perceraian. disinyalir tidak dapat menimbulkan hak apapun bagi
pasangan tersebut.

a. Sebelum menjawab pertanyaan b, coba Anda uraikan syarat sah perjanjian?

b. Menurut Anda apakah perjanjian pranikah tersebut bisa dibatalkan bila dikaitkan dengan
syarat sah perjanjian?

JAWABAN

a. Empat syarat sah perjanjian menurut Pasal 1320 KUH Perdata, antara lain:

1. Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya;

2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;

3. Suatu pokok persoalan tertentu; dan

4. Suatu sebab yang tidak terlarang.

Selain empat syarat tersebut, terdapat pula beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
pembuatan perjanjian. Pertama, perjanjian harus dibuat secara tertulis dan jelas. Kedua, perjanjian
harus dibuat dengan itikad baik dari kedua belah pihak. Ketiga, perjanjian harus memenuhi
persyaratan hukum yang berlaku di negara tersebut. Keempat, perjanjian tidak boleh melanggar
ketertiban umum dan kesusilaan yang berlaku di masyarakat. Dengan memperhatikan hal-hal
tersebut, maka suatu perjanjian dapat dikatakan sah menurut Pasal 1320 KUH Perdata.

b. Seperti yang tercantum di Pasal 149 KUHPerdata, perjanjian pranikah tentu tidak bisa diubah atau
dibatalkan, namun Pasal 29 ayat 4 Undang-Undang 1/1974 UU perkawinan menegaskan kembali
bahwa, kedua belah pihak bisa mengubahnya atas dasar persetujuan dan tidak merugikan pihak
ketiga. Bila sepasang pasutri telah memiliki perjanjian ini, dan berniat membatalkannya maka
ketahuilah beberapa hal di bawah ini.

1. Sebelum Anda membatalkan perjanjian ini, maka cermatilah terlebih dulu mengenai Pasal 1320
KUHPerdata tentang syarat sah perjanjian, yaitu: Sepakat untuk mengikatkan diri secara bersama
ketika membuat perjanjian, cakap umur dalam membuat perjanjian, objek yang diperjanjikan harus
jelas, perjanjian yang dibuat tidak melanggar hukum yang berlaku.

Secara substansial, sebuah perjanjian pranikah dapat dicabut apabila melanggar salah satu
dari poin yang menjadi syarat sah perjanjian. Namun, jika tidak terdapat unsur pelanggaran atas
pasal tersebut, maka tetaplah berlaku secara hukum.

2. Bisa dibuat akta pembatalan

Jika kedua belah pihak sudah sepakat untuk melakukan pembatalan, maka kedua pihak bisa
membuat akta pembatalan di depan notaris. Namun jika kasus ini berujung gugatan, maka pihak
yang nantinya mengajukan pembatalan perjanjian pranikah akan menjadi "penggugat," sementara
pihak lain yang tidak menginginkan pembatalan akan menjadi "tergugat." Notaris yang mengesahkan
perjanjian itu juga bisa ditarik sebagai Pihak Turut Tergugat. Ketetapan atas pembatalan perjanjian
itu tentu saja bisa dilakukan asalkan tidak bertentangan dengan undang-undang yang berlaku.

Suber Referensi :

- Buku Materi Pokok UT EKMA4316 Hukum Bisnis

- https://www.hukumonline.com/

- https://www.legalkeluarga.id/

- https://www.cnbcindonesia.com/

Anda mungkin juga menyukai