Anda di halaman 1dari 10

PROFESIONALISME PEKERJA TEKNOLOGI INFORMASI

Kelompok III Anggota Kelompok : 1. 2. 3. Deppy Librata (09101356) Dina Ayu Wahyuni (11101428) Yovi Mistaq Farid (09101177)

STMIK STIKOM INDONESIA DENPASAR 2012

DESKRIPSI
1. Pengertian Profesionalisme Definisi profesionalisme adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau ciri orang yang profesional. 2. Pengertian Pekerja Orang yang bekerja atau orang yg menerima upah atas hasil kerjanya misalnya buruh atau karyawan. 3. Pengertian Teknologi Informasi Teknologi Informasi adalah berbagai aspek yang melibatkan teknologi, rekayasa dan teknik pengelolaan yang digunakan dalam pengendalian dan pemrosesan informasi serta penggunaannya, seperti komputer (hardware dan software) dengan manusia (sosial, ekonomi dan kebudayaan). 4. Pengertian Profesionalisme Pekerja Teknologi Informasi Pengertian profesionalisme pekerja teknologi informasi adalah orang yang bekerja dan mampu menunjukkan mutu, kualitas dan tanggung jawab dalam bidang informasi teknologi.

CIRI-CIRI DAN KODE ETIK SEORANG PROFESIONALISME PEKERJA TEKNOLOGI INFORMASI


Adapun cirri-ciri dan kode etik yang berlaku dalam dunia Profesionalisme Pekerja Teknologi Informasi antara lain ialah : 1. Ciri-Ciri Profesionalisme Pekerja Teknologi Informasi Secara umum ciri-ciri profesionalisme pada bidang informasi teknologi ( IT ) adalah : 1. Memiliki kemampuan dan ketrampilan dalam bidang pekerjaan IT. 2. Memiliki wawasan yang luas. 3. Memiiliki kemampuan dalam analisa dan tanggap terhadap masalah yang terjadi. 4. Mampu bekerjasama dan dapat menjalin hubungan baik dengan rekan-rekan kerja 5. Dapat menjaga kerahasian dari sebuah data dan informasi 6. Dapat menjunjung tinggi kode etik dan displin etika.

2. Kode Etik Profesionalisme Pekerja Teknologi Informasi Dalam lingkup TI, kode etik profesinya memuat kajian ilmiah mengenai prinsip atau norma-norma dalam kaitan dengan hubungan antara profesional atau developer TI dengan klien, antara para profesional sendiri, antara organisasi profesi serta organisasi profesi dengan pemerintah. Salah satu bentuk hubungan seorang profesional dengan klien (pengguna jasa) misalnya pembuatan sebuah program aplikasi. Seorang profesional tidak dapat membuat program semaunya, ada beberapa hal yang harus ia perhatikan seperti untuk apa program tersebut nantinya digunakan oleh kliennya atau user, ia dapat menjamin keamanan (security) sistem kerja program aplikasi tersebut dari pihak-pihak yang dapat mengacaukan sistem kerjanya(misalnya: hacker, cracker, dll).

Sebagai seorang yang profesional, kita mempunyai tanggung jawab untuk mempromosikan etika penggunaan teknologi informasi di tempat kerja. Kita mempunyai tanggung jawab manajerial. Kita harus menerima tanggung jawab secara etis seiring dengan aktivitas pekerjaan. Hal itu termasuk melaksanakan peran kita dengan baik sebagai suatu sumber daya manusia yang penting di dalam sistem bisnis dalam organisasi. Sebagai seorang manajer atau pebisnis profesional, akan jadi tanggung jawab kita untuk membuat keputusan-keputusan tentang aktivitas bisnis dan penggunaan teknologi informasi, yang mungkin mempunyai suatu dimensi etis yang harus dipertimbangkan. Kode etik profesi bidang teknologi informasi di Indonesia memang belum ada (yang tertulis). Namun, kita bisa menerapkan kode etik yang dibuat oleh IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineer). IEEE telah membuat semacam kode etik bagi anggotanya, sebagai berikut 1. To accept responsibility in making decisions consistent with the safety, health and welfare of the public, and to disclose promptly factors that might endanger the public or the environment. Artinya setiap anggota bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan konsisten dengan keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, serta segera mengungkapkan faktor-faktor yang dapat membahayakan publik atau lingkungan. 2. To avoid real or perceived conflicts of interest whenever possible, and to disclose them to affected parties when they do exist. Intinya ialah sebisa mungkin menghindari terjadinya konflik kepentingan dan meluruskan mereka yang telah terpengaruh oleh konflik tersebut. 3. To be honest and realistic in stating claims or estimates based on available data. Harus jujur dan realistis dalam menyatakan klaim atau perkiraan menurut data yang tersedia. 4. To reject bribery in all its forms. Menolak segala bentuk suap.

5. To improve the understanding of technology, its appropriate application, and potential consequences. Setiap saat meningkatkan pemahaman teknologi, aplikasi yang sesuai, dan potensi konsekuensi. 6. To maintain and improve our technical competence and to undertake technological tasks for others only if qualified by training or experience, or after full disclosure of pertinent limitations. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi teknis dan teknologi untuk melakukan tugas-tugas bagi orang lain hanya jika memenuhi syarat melalui pelatihan atau pengalaman, atau setelah pengungkapan penuh keterbatasan bersangkutan. 7. To seek, accept, and offer honest criticism of technical work, to acknowledge and correct errors, and to credit properly the contributions of others. Untuk mencari, menerima, jujur dan menawarkan kritik dari teknis pekerjaan, mengakui dan memperbaiki kesalahan, dan memberikan kredit atas kontribusi orang lain. 8. To treat fairly all persons regardless of such factors as race, religion, gender, disability, age, or national origin. Memperlakukan dengan adil semua orang tanpa memperhitungkan faktor-faktor seperti ras, agama, jenis kelamin, cacat, usia, atau asal kebangsaan. 9. To avoid injuring others, their property, reputation, or employment by false or malicious action. Menghindari melukai orang lain, milik mereka, reputasi, atau pekerjaan dengan tindakan salah atau jahat. 10. To assist colleagues and co-workers in their professional development and to support them in following this code of ethics. Saling membantu antar rekan kerja dalam pengembangan profesi mereka dan mendukung mereka dalam mengikuti kode etik ini.

STUDI KASUS
Setelah membahas ciri-ciri dan kode etik yang sudah di uraikan sebelumnya, adapun beberapa penyalah pahaman/ penyimpangan yang berlawanan dengan ciri-ciri atau kode etik dari seorang profesionalisme pekerja teknologi itu sendiri, ialah : 1. Kriminalitas di Internet (Cyber Crime) Kriminalitas siber (Cyber crime) atau kriminalitas di internet adalah tindak pidana kriminal yang dilakukan pada teknologi internet, baik yang menyerang fasilitas umum di dalamnya ataupun kepemilikan pribadi. Cyber crime merupakan perkembangan lebih lanjut dari kejahatan atau tindak pidana yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi komputer. 2. Hacker dan Cracker Hacker didefinisikan sebagai seorang yang memiliki keinginan untuk melakukan eksplorasi dan penetrasi terhadap sebuah sistem operasi tetapi tidak melakukan tindakan pengerusakan apapun tidak mencuri uang atau informasi. Cracker adalah sisi gelap dari hacker dan memiliki ketertarikan untuk mencuri informasi , melakukan berbagai macam kerusakan dan sesekali waktu juga melumpuhkan seluruh sistem komputer. 3. Piracy (Pembajakan Perangkat Lunak) Piracy atau pembajakan perangkat lunak atau software sering dilakukan karena biaya yang dikeluarkan user relative murah namun menyebabkan kerugian pada pemilik hak cipta, contohnya pembajakan software aplikasi seperti Microsoft, lagu MP3, MP4, dan lain-lain.

4. Fraud Merupakan kejahatan manipulasi informasi dengan tujuan mengeruk keuntungan yang sebesar besarnya. Biasanya kejahatan yang dilakukan adalah memanipulasi informasi keuangan. Sebagai contoh adanya situs lelang fiktif. Melibatkan berbagai macam aktifitas yang berkaitan dengan kartu kredit. 5. Gambling Perjudian tidak hanya dilakukan secara konfensional, akan tetapi perjudian sudah marak didunia cyber yang berskala global. Dan kegiatan ini dapat diputar kembali

dinegara yang merupakan tax heaven seperti cyman islands yang merupakan surga bagi money laundering. 6. Data Forgery Kejahatan ini dilakukan dengan tujuan memalsukan data pada dokumen dokumen penting yang ada di internet. Dokumen-dokumen ini biasanya dimiliki oleh institusi atau lembaga yang memiliki situs berbasis web database.

KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan Dari pembahasan Profesionalisme Pekerja teknologi informasi di atas, penulis dapat menyimpulkan, bahwa tidak bisa dengan begitu saja untuk bisa sebagai seorang profesionalisme pekerja teknologi informasi melakukan akses atau membuat akses dalam menggunakan atau membuat sebuah teknologi informasi. Ada beberapa prinsip atau norma-norma dalam kaitan dengan hubungan antara profesional atau developer TI dengan klien antara para profesional sendiri, antara organisasi profesi serta organisasi profesi dengan pemerintah batasan yang harus di perhatikan dalam melakukan semua hal tersebut. 2. Saran Adapun beberapa saran yang penulis buat dalam pembutaan laporan ini, antara lain : Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang secara langsung berkaitan dengan masalah pornografi dan nudisme dalam segala bentuk. Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang memiliki tendensi menyinggung secara langsung dan negatif masalah suku, agama dan ras (SARA), termasuk di dalamnya usaha penghinaan, pelecehan, pendiskreditan, penyiksaan serta segala bentuk pelanggaran hak atas perseorangan, kelompok / lembaga / institusi lain. Menghindari dan tidak mempublikasikan informasi yang berisi instruksi untuk melakukan perbuatan melawan hukum (illegal) positif di Indonesia dan ketentuan internasional umumnya.

Tidak menampilkan segala bentuk eksploitasi terhadap anak-anak dibawah umur. Tidak mempergunakan, mempublikasikan dan atau saling bertukar materi dan informasi yang memiliki korelasi terhadap kegiatan pirating, hacking dan cracking. Bila mempergunakan script, program, tulisan, gambar / foto, animasi, suara atau bentuk materi dan informasi lainnya yang bukan hasil karya sendiri harus mencantumkan identitas sumber dan pemilik hak cipta bila ada dan bersedia untuk melakukan pencabutan bila ada yang mengajukan keberatan serta bertanggung jawab atas segala konsekuensi yang mungkin timbul karenanya.

Tidak berusaha atau melakukan serangan teknis terhadap produk, sumber daya (resource) dan peralatan yang dimiliki pihak lain. Menghormati etika dan segala macam peraturan yang berlaku di masyarakat internet umumnya dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap segala muatan / isi situsnya. Untuk kasus pelanggaran yang dilakukan oleh pengelola, anggota dapat melakukan teguran secara langsung.

DAFTAR PUSTAKA

http://erna-peena.blogspot.com/2011/02/pengertian-profesionalisme_20.html http://artikata.com/arti-368262-pekerja.html http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/PRODI._ILMU_KOMPUTER/196603252001121MUNIR/Presentasi_TIK/Lokakarya_Teknologi_Informasi.pdf http://viplab.if.its.ac.id/index.php/etika-profesi-dalam-dunia-teknologi-informasi/ http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/04/pelanggaran-etika-seorang-profesionalteknologi-informasi-ti/ http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/04/etika-teknologi-sistem-informasi/

Anda mungkin juga menyukai