Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

MANAJEMEN LOGISTIK TUMAH SAKIT


KEBUTUHAN KIT DARURAT BENCANA D RUMAH SAKIT
DOSEN PENGAMPU : Safari Hasan, S.IP., MMRS

Disusun oleh :

Salmaqonita Khusnul Irvani Sari (S1 ARS-10821025)

PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


FAKULTAS TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN KESEHATAN
TAHUN AJARAN 2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bencana alam seringkali terjadi secara tiba-tiba dan tanpa adanya


peringatan sebelumnya. Bencana tersebut dapat pula menyebabkan
kerusakan yang luas, banyaknya korban jiwa serta menimbullkan dampak
sosial yang cukup signifikan. Di dalam situasi seperti itu, rumah sakit
memiliki peran penting dalam memberikan pertolongan medis dan merawat
para korban. Oleh karena itu, rumah sakit harus dapat mempersiapkan diri
dengan baik untuk mengatasi tantangan yang muncul akibat bencana.

Salah satu komponen yang sangat penting bagi rumah sakit dalam
melakukan persiapan dan merespon keadaan bencana adalah dengan
adanya kit darurat bencana. Kit darurat bencana berisi sekumpulan
peralatan dan persediaan yang disiapkan sebelum terjadi bencana untuk
memberikan pertolongan pertama dan pemulihan awal pada korban
bencana. Oleh karena itu, kit ini harus dirancang dengan cermat agar rumah
sakit dapat memberikan perawatan yang efektif dan tepat waktu kepada
korban bencana.

Didalam kit darurat bencana, harus tersedia peralatan medis dan


obat-obatan yang penting untuk memberikan perawatan medis dasar,
penanganan terhadap cedera dan pengobatan awal untuk kondisi kesehatan
yang timbul akibat bencana. Didalam kit darurat harus tersedia perlengkapan
untuk membantu proses evakuasi korban dan perlengkapan kebersihan
mendasar sebagai upaya menjaga kebersihan yang dapat mencegah
terjadinya penyebaran penyakit dan kondisi kesehatan yang buruk di tengah-
tengah bencana.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kit darurat bencana?
2. Bagaimana pedoman dan penanganan bencana?
3. Bagaimana cara memastikan ketersedian obat-obatan dan peralatan
medis yang cukup dalam kit darurat bencana?

2
C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami apa itu kit darurat bencana
2. Mengetahui pedoman dan penanganan bencana
3. Memahami cara memastikan obat dan peralatan medis yang cukup
dalam kit darurat di rumah sakit
A. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
Sebagai sarana untuk menambah wawasan terkait kebtuhan kit
darurat bencana rumah sakit.
2. Bagi institusi
Sebagai tambahan materi pegangan bagi pengajar untuk mata
kuliah yang terkait dengan kebutuhan kit darurat bencana di rumah sakit.
3. Bagi masyarakat
Sebagai sarana masyarakat untuk memahami apa itu kit darurat
bencana, bagaimana cara penanganan bencana dan cara untuk
memberikan pertolongan medik darurat saat terjadi bencana.

3
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian kit darurat bencana

Kit darurat bencana merupakan sekumpulan barang-barang dasar yang

dibutuhkan saat terjadi keadaan darurat. Kit darurat ini didiapkan sebelum

terjadinya bencana. Sebagai instalasi yang berfungsi untuk memberikan

pelayanan kesehatan, rumah sakit tentu dituntut untuk siap dan siaga dalam

keadaan apapun. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang

dilakukan untuk mengantisipasi Krisis Kesehatan melalui pengorganisasian

serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna.

Kit darurat bencana adalah kumpulan peralatan, persediaan, dan obat-

obatan yang dirancang secara khusus dan digunakan dalam situasi darurat

atau bencana. Kit ada dengan tujuan untuk memberikan pertolongan

pertama dan pemulihan awal kepada korban bencana sebelum

mendapatkan perawatan medis yang lebih lengkap di fasilitas kesehatan

yang adekuat. Kit darurat bencana sangat penting peranya dalam

meningkatkan kesiapsiagaan dan daya tanggap dalam menghadapi situasi

darurat, memastikan penanganan medis yang cepat dan tepat, serta

meminimalkan dampak kesehatan yang ditimbulkan oleh bencana. Pada

umumnya kit darurat bencana terdiri dari berbagai komponen yang

dirancang untuk memenuhi kebutuhan dasar dalam situasi darurat.

Beberapa komponen umum yang sering terdapat dalam kit darurat bencana

meliputi:

1. Peralatan Medis Dasar:

4
Kit ini biasanya meliputi peralatan medis dasar seperti perban,

plester, gunting medis, penjepit, dan termometer. Peralatan medis ini

digunakan untuk memberikan pertolongan pertama dan penanganan

luka sederhana dalam situasi darurat.

2. Obat-Obatan Dasar:

Kit darurat bencana juga berisi obat-obatan dasar seperti antiseptik,

analgesik ringan (misalnya parasetamol), obat anti-diare, obat perut

kembung, dan obat alergi ringan. Obat-obatan ini membantu meredakan

gejala sementara dan memberikan bantuan medis yang diperlukan saat

bencana terjadi.

3. Obat-Obatan Dasar:

Dalam kit darurat bencana, seringkali terdapat masker pernapasan

atau alat bantu pernapasan sederhana, seperti masker wajah atau

nebulizer portabel. Alat ini penting untuk memberikan perlindungan

terhadap debu, asap, atau zat berbahaya lainnya yang dapat terhirup

selama bencana.

4. Sumber Cahaya Darurat:

Kit darurat bencana biasanya dilengkapi dengan sumber cahaya

darurat seperti senter, lampu senter, atau lilin cadangan beserta korek

api. Ini penting untuk membantu melihat di dalam kondisi yang gelap

atau saat terjadi pemadaman listrik akibat bencana.

5. Komunikasi dan Dokumentasi:

Kit ini mungkin mencakup alat komunikasi darurat seperti radio

bertenaga baterai, telepon seluler cadangan, atau walkie-talkie. Selain

itu, dapat juga disertakan alat tulis seperti pena, kertas, dan kartu

5
identifikasi darurat untuk mencatat informasi penting atau memberikan

pesan darurat kepada petugas penyelamat atau keluarga.

6. Perlengkapan Kebersihan:

Bagian penting dari kit darurat bencana adalah perlengkapan

kebersihan, seperti tisu basah, sabun antiseptik, pembalut wanita,

perlengkapan kebersihan pribadi, dan perlengkapan sanitasi sederhana.

Perlengkapan ini membantu menjaga kebersihan dan mencegah infeksi

dalam situasi yang mungkin memiliki akses terbatas terhadap fasilitas

sanitasi.

7. Dokumen Penting dan Informasi Kontak Darurat:

Kit darurat bencana juga dapat mencakup salinan dokumen penting

seperti identitas, resep obat, kartu asuransi, dan kontak darurat. Ini akan

membantu dalam mengidentifikasi korban, menyediakan informasi

medis yang diperlukan, dan mempermudah komunikasi dengan pihak

berwenang atau petugas kesehatan.

Kit darurat bencana memiliki peran yang sangat penting bagi rumah

sakit dalam menghadapi situasi darurat atau bencana. Berikut ini adalah

penjelasan mendetail tentang pentingnya kit darurat bencana bagi rumah

sakit:

1. Pertolongan Pertama yang Cepat:

Rumah sakit merupakan pusat pelayanan kesehatan yang sering

menjadi titik fokus dalam penanganan korban bencana. Kit darurat

bencana yang terdapat di rumah sakit memungkinkan petugas medis

memberikan pertolongan pertama yang cepat dan tepat kepada korban

bencana sebelum bantuan medis lanjutan dapat diberikan. Tindakan

6
medis awal yang tepat dapat membantu mencegah komplikasi dan

menyelamatkan nyawa.

2. Kesiapsiagaan dan Daya Tanggap:

Memiliki kit darurat bencana yang siap digunakan memperkuat

kesiapsiagaan dan daya tanggap rumah sakit dalam menghadapi situasi

darurat atau bencana. Rumah sakit yang memiliki kit darurat bencana

yang lengkap dan terorganisir dengan baik akan lebih siap dalam

menyediakan layanan medis darurat dan merespons dengan cepat

ketika bencana terjadi.

3. Menangani Jumlah Pasien yang Meningkat:

Dalam situasi bencana, rumah sakit seringkali dihadapkan pada

peningkatan jumlah pasien yang membutuhkan perawatan medis. Kit

darurat bencana memungkinkan rumah sakit untuk mengatasi lonjakan

pasien dengan memberikan perawatan medis awal yang diperlukan

sebelum bisa memberikan perawatan lebih lanjut. Hal ini membantu

rumah sakit dalam mengelola dan mendistribusikan sumber daya yang

terbatas secara efisien.

4. Penanganan Luka dan Cedera Darurat:

Bencana seringkali menyebabkan luka dan cedera yang serius. Kit

darurat bencana yang terdapat di rumah sakit dilengkapi dengan

peralatan medis dan perban yang dapat digunakan untuk memberikan

penanganan awal terhadap luka dan cedera. Hal ini membantu rumah

sakit dalam memberikan pertolongan pertama yang cepat dan

meminimalkan risiko infeksi atau komplikasi lainnya.

5. Perlindungan terhadap Penyakit Menular:

7
Dalam situasi bencana, risiko penyebaran penyakit menular dapat

meningkat. Kit darurat bencana yang berisi masker pernapasan, sarung

tangan, dan alat pelindung diri (APD) lainnya membantu melindungi

petugas medis di rumah sakit dari paparan penyakit dan mencegah

penyebaran infeksi.

6. Stabilisasi Pasien dalam Pemindahan:

Dalam beberapa situasi bencana, evakuasi atau pemindahan

pasien ke tempat yang lebih aman atau fasilitas kesehatan yang lebih

lengkap mungkin diperlukan. Kit darurat bencana memungkinkan rumah

sakit untuk melakukan stabilisasi pasien sebelum pemindahan

dilakukan. Hal ini penting untuk menjaga kondisi pasien agar tetap stabil

dan aman selama proses evakuasi.

7. Komunikasi dan Koordinasi:

Kit darurat bencana juga dapat mencakup alat komunikasi darurat

seperti radio, walkie-talkie, atau telepon satelit. Hal ini memungkinkan

rumah sakit untuk berkomunikasi dengan tim medis lainnya, instansi

pemerintah, atau lembaga kesehatan lainnya dalam situasi darurat.

Komunikasi yang efektif dan koordinasi yang baik sangat penting dalam

mengoptimalkan respons dan penanganan bencana di rumah sakit.

Dengan memiliki kit darurat bencana yang lengkap, dan terpelihara

dengan baik, rumah sakit dapat meningkatkan kesiapsiagaan, daya tanggap,

dan kemampuan dalam memberikan pertolongan medis darurat kepada

korban bencana. Kit darurat bencana merupakan aspek yang penting dalam

memastikan bahwa rumah sakit dapat berfungsi optimal dalam situasi

darurat yang mengancam kehidupan.

8
B. Pedoman dan penanggulangan bencana

Menurut permenkes no. 75 tahun 2019, terdapat tiga tahapan dalam

penaggulangan krisis kesehatan, yaitu tahap prakrisis kesehatan, tahap

tanggap darurat krisis kesehatan dan tahap pascakrisis kesehatan:

1. Tahap prakrisis kesehatan

Pada tahap ini, penanggulangan difokuskan untuk peningkatan

sumber daya kesehatan, pengelolaan ancaman terjadinya krisis

kesehatan dan pengurangan kerentanan. Dalam hal ini meliputi upaya

pencegahan dan mitigasi, dan kesiapsiagaan. Upaya pencegahan dan

mitigasi meliputi:

a. Kajian risiko Krisis Kesehatan:

Kegiatan ini meliputi identifikasi krisis kesehatan yang mungkin

terjadi akibat wabah penyakit, bencana alam atau kejadian luar

biasa lainya. Kajian resiko ini juga termasuk dalam memberi

penilaian kepada faktor-faktor yang dapat memengaruhi

penyebaran dan dampak krisis kesehatan yang terjadi.

b. Menyusun, mensosialisasikan dan menerapkan kebijakan atau

standar Penanggulangan Krisis Kesehatan:

Proses ini meliputi penyusunan kebijakan dan panduan

operasional (SPO) tentang sistem peringatan dini, respon cepat,

evakuasi, pertolongan medis darurat, koordinasi tim, komunikasi

publik dan pemulihan pasca krisis

c. Mengembangkan sistem informasi Penanggulangan Krisis

Kesehatan, sistem ini dapat membantu untuk memantau

epidemiologi

9
Manajemen stok dan logistik, koordinasi tim, pelacakan pasien,

dan komunikasi dengan publik. Penting untuk mengembangkan

sistem informasi ini yang dapat diakses oleh semua pihak yang

terlibat dalam respon darurat. Sistem ini dapat membantu untuk

mengambil keputusan secara cepat dan tepat serta membantu

dalam koordinasi antara lembaga kesehatan, pemerintah dan

organisasi lain. Tujuan dai pengembangan sistem informasi

penanggulangan krisis kesehatan menurut permenkes no. 75 tahun

2019:

 Menjamin ketersediaan informasi Krisis Kesehatan yang cepat,

tepat, akurat, dan handal

 Menjamin ketersediaan dan akses terhadap informasi Krisis

Kesehatan yang bernilai pengetahuan

 Memberdayakan peran serta akademisi, swasta dan

masyarakat dalam penyelenggaraan Sistem Informasi

Penanggulangan Krisis Kesehatan

 Mewujudkan penyelenggaraan Sistem Informasi

Penanggulangan Krisis Kesehatan melalui penguatan

kerjasama, koordinasi, integrasi dan sinkronisasi dalam

d. Menyusun rencana Penanggulangan Krisis Kesehatan

Rencana ini meliputi standar operasional prosedur (SOP),

skenario respon, alokasi sumber daya dan tindakan mitigasi yang

harus dilakukan.

e. Melaksanakan peningkatan kapasitas Fasilitas Pelayanan

Kesehatan Aman Bencana:

10
Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan bahwa fasilitas

kesehatan siap dalam menghadapi dan merespon krisis dengan

baik. Kegiatan ini dapat berupa pelatihan kepada petugas

kesehatan aga menguasai keterampilan dan pengetahuan tentang

penanggulangan krisis kesehatan.

Adapun upaya kesiapsiagaan meliputi kegiatan:

f. Simulasi/geladi bidang kesehatan:

Kegiatan ini melibatkan latihan dan simulasi situasi darurat atau

krisis kesehatan untuk melatih dan menguji kesiapan tim medi dan

fasilitas kesehatan. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar

kemampuan dan keterampilan petugas kesehatan meningkat dalam

menghadapi situasi darurat, menguji SOP dan mengidentifikasi

potensi potensi kekurangan dalam sistem respon. Pelaksanaan

simulasi ini dapat berupa latihan skenario evakuasi, penanganan

korban, triase, komunikasi tim dan koordinasi dengan pihak terkait

lainya.

g. Pemberdayaan masyarakat, upaya ini dilakukan untuk

meningkatkan kesadaran

Pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam menghadapi

situasi darurat dan krisis kesehatan. Upaya ini dapat dilakukan

dalam bentuk pendidikan, pelatihan dan pemberian informasi

kepada masyarakat.

h. Mengembangkan sistem peringatan dini

Sistem peringatan memiliki fungsi untuk mengamati dan

memprediksi kemungkinan terjadinya bencana darurat atau kondisi

11
krisis kesehatan. Dengan mengembangkan sistem ini, pihak terkait

dapat lebih siap dalam menghadapi krisis kesehatan dan

mengambil langkah penanganan dengan tepat waktu.

i. Membentuk EMT, tim RHA, PHRRT, dan tim kesehatan lainnya

Dalam menghadapi bencana, penting bagi rumh sakit untuk

membentuk tim yang berisikan orang-orang yang terampil dalam

merespon situasi darurat. Tim-tim ini berupa Emergency Medical

Team (EMT), Rapid Helth Assessment (RHA), Public Health Rapid

Response (PHRRT), dan tim kesehatan lainya.

j. Menyiapkan ketersediaan sarana prasarana kesehatan, dan

Perbekalan Kesehatan yang memadai untuk upaya tanggap

darurat:

Persiapan ketersediaan ini meliputi pemeliharaan dan

perbaikan fasilitas kesehatan, pengungsian, serta pemenuhan stok

obat, peralatan medis dan perlengkapan darurat lainya.

k. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia baik dalam hal

manajerial maupun teknis:

Peningkatan ini yang dimaksud adalah dengan pengembangan

keterampilan manajerial dan teknis. Di dalamnya termasuk

pemahaman menajemen krisis kesehatan, tindakan medis darurat,

manajemen logistik, komunikasi efektif dan koordinasi tim.

2. Tahap tanggap darurat krisis kesehatan

Penanggulangan pada tahap ini dilakukan dengan tujuan merespon

seluruh kondisi darurat dengan cepat dan tepat untuk menyelamatkan

nyawa, mencegah kecacatan, dan memastikan program kesehatan telah

12
memenuhi standar minimal pelayanan kesehatan. Status keadaan

darurat krisis kesehatan terdiri dari tiga:

a. Status siaga darurat Krisis Kesehatan:

Keadaan saat potensi ancaman bencana sudah mengarah

kepada terjadinya bencana yang ditandai dengan adanya informasi

peningkatan ancaman bedasarkan sistem peringatan dini.

Penanggulangan yang dilakukan pada tahap ini:

 Melakukan RHA

Kegiatan ini merupakan proses evaluasi dengan cepat

terhadap kondisi kesehatan masyarakat. dalam

penanggulangan krisis, poin meliputi palaksanaan penilaian

kebutuhn masyarakat, tingkat kerentanan dan kemampuan

masyarakat dalam merespon situasi darurat.

 Aktivasi Klaster Kesehatan dan mobilisasi EMT jika dibutuhkan

Didalam nya mencakup mekanisme koordinasi antara

pihak-pihak terkai dalam penanggulangan krisis kesehatan.

Didalamnya pihak-pihak tersebut membentuk tim koordinasi

untuk melakukan perencanaan, mengumpulan informasi dan

mengoordinasikan upaya tanggap darurat di bidang kesehatan.

Jika dibutuhkan, akan diaktifkan EMT dan dilakukan mobilisasi.

 Menyusun dan melaksanakan rencana operasi Krisis

Kesehatan berdasarkan hasil RHA dan rencana kontigensi

Setelah melakukan RHA dan kontigensi yang disusun

sebelumnya, langkah selanjutnya adalah menyususun dan

melaksanakan rencana operasi daam menanggulangi krisis

13
kesehatan. Di dalamnya mencakup tindakan yang harus

dilakukan saat krisis kesehatan, alokasi sumber daya,

penanganan korban, penerapan tindakan medis, pengelolaan

logistik, evakuasi dan pemulihan pasca-krisis.

b. Status tanggap darurat Krisis Kesehatan

Status ini merupakan keadaan ketika ancaman kesehatan

terjadi. Berikut merupakan penanggulangan yang dilakukan pada

tahap ini:

 Melakukan RHA

Kegiatan ini merupakan proses evaluasi dengan cepat

terhadap kondisi kesehatan masyarakat. dalam

penanggulangan krisis, poin meliputi palaksanaan penilaian

kebutuhn masyarakat, tingkat kerentanan dan kemampuan

masyarakat dalam merespon situasi darurat.

 Aktivasi Klaster Kesehatan dan mobilisasi EMT dan PHRRT

Didalam nya mencakup mekanisme koordinasi antara

pihak-pihak terkai dalam penanggulangan krisis kesehatan.

Didalamnya pihak-pihak tersebut membentuk tim koordinasi

untuk melakukan perencanaan, mengumpulan informasi dan

mengoordinasikan upaya tanggap darurat di bidang kesehatan.

Dalam tahap ini mobilisasi Emergency Mdical Team (EMT) dan

Public Health Rapid Response Team (PHRRT) dilakukan.

 Menyusun dan melaksanakan rencana operasi Krisis

Kesehatan berdasarkan hasil RHA dan rencana kontigensi (jika

ada)

14
Setelah melakukan RHA dan kontigensi yang disusun

sebelumnya, langkah selanjutnya adalah menyususun dan

melaksanakan rencana operasi daam menanggulangi krisis

kesehatan. Di dalamnya mencakup tindakan yang harus

dilakukan saat krisis kesehatan, alokasi sumber daya,

penanganan korban, penerapan tindakan medis, pengelolaan

logistik, evakuasi dan pemulihan pasca-krisis.

 Memobilisasi sarana prasarana kesehatan, dan perbekalan

kesehatan yang memadai

Penting untung memobilisasi sarana prasarana kesehatan

dan perbekalan yang memadai dalam keadaan krisis

kesehatan. Hal ini mencakup untuk memastikan ketersediaan

fasilitas kesehatan, dan perbekalan kesehatan yang memadai.

 Memastikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat

terdampak berjalan sesuai standar dengan memperhatikan

kepentingan kelompok rentan

Penting untuk memastikan bahwa pelayanan kesehatan

kepada masyarakat yang terdampak dilakukan sesuai dengan

standar yang ada. Hal ini mencakup memberikan perawatan

kesehatan dan dukungan psikososial. Disamping itu, kelompok-

kelompok khusus seperti anak-anak, ibu hamil, lansia, dan

penyandang disabilitas perlu untuk lebih diperhatikan dan

disediakan pelayanan yang iklusif dan berkeadilan.

 Mengintensifkan pemantauan perkembangan situasi dan

melaksanakan komunikasi Krisis Kesehatan

15
Penting untuk memantau perkembangan situasi dengan

intensif dalam tahap ini. Informasi yang diperoleh tersebut

digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan

secara cepat dan tepat. Dengan melksanakan komunikasi,

penting untuk memberikan informasi kepada masyarakat terkait

situasi, tindakan pencegahan, upaya penanggulangan, dan

sumber daya yang tersedia. Komunikasi yang efektif membantu

mengurangi rasa panik dan memastikan bahwa informasi yang

diberikan akurat dan dapat dipercaya.

c. Status transisi darurat Krisis Kesehatan

Status ini merupakan keadaan ketika ancama bencana mulai

menuruh atau tah berakhir, namun gangguan kehidupan

masyarakat masih berlangsung. Kegiatan yang dilakukan sebagai

penanggulangan pada tahap ini yaitu:

 Melakukan RHA

Kegiatan ini merupakan proses evaluasi dengan cepat

terhadap kondisi kesehatan masyarakat. dalam

penanggulangan krisis, poin meliputi palaksanaan penilaian

kebutuhn masyarakat, tingkat kerentanan dan kemampuan

masyarakat dalam merespon situasi darurat.

 Memastikan program kesehatan sudah dapat segera berfungsi

Dengan begitu masyarakat akan mendapatkan akses ke

pelayanan yang diperlukan dalam situasi krisis kesehatan,

sehingga dapat membantu meminimalisir dampak kesehatan

yang timbul akibat krisis tersebut.

16
3. Tahap pascakrisis kesehatan

Penanggulangan dalam tahap pascakrisis kesehatan dilakukan

dengan tujuan mengembalikan kondisi sistem kesehatan seperti

sediakala pada kondisi prakrisis kesehatan dan membangun kembali

dengan lebih baik. Dimana penanggulangan pada tahap ini

dilaksanakan oleh masing-masing penanggung jawab dan

dikoordinasukan oleh menteri atau kepala dinas kesehatan sesuai

dengan tingkatan bencana. Berikut krgiatan yang dilakukan pada tahap

pascakrisis kesehatan:

a. Melakukan penilaian kerusakan

Kerugian dan kebutuhan sumber daya kesehatan pascakrisis

kesehatan, hal ini dilakukan untuk mengukur skala kerusakan dan

kerugian bidang kesehatan akibat bencana dan kebutuhan sumber

daya kesehatan. Dengan begitu, dapat ditentukan prioritas

penanganan dan menentukan kebutuhan selama kegiatan

pascakrisis kesehatan dilakukan. Penilaian kerusakan, kerugian dan

kebutuhan sumber daya kesehatas pascakrisis dilakukan oleh

BNPB/BPBD:

 Penilaian kerusakan dan kerugian bidang kesehatan

pascakrisis kesehatan (analisis dampak bencana)

 Perkiraan kebutuhan sumber daya kesehatan pascakrisis

kesehatan termasuk perkiraan jumlah dana yang dibutuhkan

 Penilaian kerusakan, kerugian dan kebutuhan pascakrisis

kesehatan meliputi:

1) Aspek fisik yaitu sarana fisik.

17
2) Aspek non fisik yang terdiri dari:

o Pelaksanaan pelayanan kesehatan

o Tata kelola pemerintahan

o Risiko kesehatan akibat bencana.

18
b. Menyusun rencana aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Kesehatan

Tahap ini merupakan pendetailan hasil pengkajian kebutuhan

sumber daya kesehatan pasca bencana, sehingga siap

dilaksanakan oleh pihak-pihak terkait sesuai dengan azaz

desentralisasi dan otonomi daerah. Dimana renaksi disusub oleh

selurh pihak terkait meliputi pemerintah, lembaga-lembaga usaha

maupun masyarakat.

c. Melaksanakan rencana aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Kesehatan

Tahap ini merupakan pelaksanaan dari kegiatan rehabilitasi

dan ekonstruksi kesehatan yang mengacu pada renaksi yang tekah

disusun sebelumnya.

d. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Kesehatan

Tahap ini berisi serangkaian kegiatan untuk mengetahui proses

pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi kesehatan yang ditujukan

untuk:

 Menilai efektivitas input (dana, personil, barang modal) dalam

rangka mencapai sasaran kegiatan

19
 Mengikuti dan menilai tahapan dan aspek-aspek pelaksanaan

rencana aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Kesehatan bidang

kesehatan

 Mengidentifikasi kendala dalam rangka menghasilkan keluaran

(output)

 Mengidentifikasi kendala pencapaian sasaran dan kesenjangan

(gap) antara kebutuhan dan persediaan yang ada.

C. Pemeriksaan sediaan obat dan peralatan medis dalam kit darurat

bencana

Bencana merupakan bencana yang datang dengan dengan cepat dan


tidak terduga serta menimbulkan dampak yang besar bagi suatu wilayah
sehingga kehidupan dan penghidupan masyarakat terganggu. Dalam kondisi
ini, respon untuk penanggulangan krisis kesehatan dilakukan dengan tujuan
mengurangi angka kesakitan dan kematian, sehingga memerlukan
ketersediaan dukungan logistik dan perlengkapan bencana. Menurut
permenkes no. 75 tahun 2019 tentang penanggulangan krisis kesehatan,
berikut adalah logistik dan perlengkapan penanggulangan krisis kesehatan:

1. Obat, alat medis habis pakai dan bahan medis habis pakai
2. Makanan tambahan berupa Pemberian Makanan Tambahan ( PMT)
Balita, PMT Ibu Hamil dan PMT Anak sekolah
3. Peralatan/bahan kesehatan lingkungan berupa Penjernih Air Cepat
(PAC), Air Rahmat, Insektisida, kaporit, kantong sampah, lem lalat
4. Sarana dan prasarana berupa ; tenda pos kesehatan, perahu karet, rompi
petugas dan lain-lain.

Pengelolaan logistik dan perlengkapan medis merupakan kegiaatan


yang ditujukan untuk mendukung upaya pelayanan kesehatan, yang
dilakukan secara terpau meliputi perencanaan kebutuhan, pengadaan,
penyimpanan dan pendistribusian, penggunaan dan pengendalian,
pencatatan, evaluasi dan pelaporan, serta pemusnahan. Berikut pengelolaan

20
logistik dan perlengkapan bencana pada setiap siklus krisis kesehatan
menurut permenkes no. 75 tahun 2019:

1. Pra krisis kesehatan


Pada tahap ini, pengelolaan logistik dilakukan dengan normal, namun
disamping itu tetap harus melakukan persiapan untuk mengantisipasi
kejadian bencana sesuai dengan potensi bencana yang ada pada
wilayah masing-masing.
2. Tanggap darurat
Dalam kondisi tanggap darurat, pengelolaan logistik dan
perlengkapan kesehatan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
penduduk yang terdampak bencana. Mulai dari obat-obatan, makanan,
pakaian, pralatan hingga peralatan pendukung pelayanan. Oleh karena
itu, kebutuhan logistik tersebt harus disiapkan dan dikelola dengan
benar agar tercipta pelayanan yang cepat, tepat dan sesuai dengan
kebutuhanya.
a. Perencanaan kebutuhan logistik dan perlengkapan.
Untuk mendapatkan logistik dan perlengkapan kebutuhan pada
masa tanggap darurat diperlukan informasi yang meliputi
 Ketersediaan logistik dan perlengkapan
 Sumber daya manusia
 Kondisi gudang penyimpanan
 Fasilitas infrastruktur
 Pendanaan.
b. Penyediaan Kebutuhan logistik dan perlengkapan
 Jenis bencana
Berdasarkan jenis bencana, diharapkan Provinsi,
Kabupaten/Kota sudah dapat memperkirakan jumlah dan jenis
kebutuhan logistik yang diperlukan.
 Luas bencana
Berdasarkan informasi hasil RHA diketahui luas dan dampak
bencana terhadap masyarakat, sehingga dapat diperkirakan
kebutuhan logistiknya.
c. Persediaan yang dimiliki

21
Untuk logistik obat atau MP ASI pemenuhan kebutuhan
diusahakan dengan menggunakan logistik dari unit pelayanan
kesehatan atau dari persediaan Kabupaten/Kota yang ada, dan jika
kurang dapat menggunakan persediaan logistik dari
Kabupaten/Kota terdekat. Penyediaan yang utama adalah
menggunakan persediaan obat dan perbekalan kesehatan
Kabupaten/kota. Jika tidak cukup dapat meminta kepada institusi
yang lebih tinggi.

22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kit darurat bencana adalah kumpulan peralatan, persediaan, dan obat-

obatan yang dirancang secara khusus dan digunakan dalam situasi darurat

atau bencana. Kit ada dengan tujuan untuk memberikan pertolongan

pertama dan pemulihan awal kepada korban bencana sebelum

mendapatkan perawatan medis yang lebih lengkap di fasilitas kesehatan

yang adekuat. Kit darurat bencana sangat penting peranya dalam

meningkatkan kesiapsiagaan dan daya tanggap dalam menghadapi situasi

darurat, memastikan penanganan medis yang cepat dan tepat, serta

meminimalkan dampak kesehatan yang ditimbulkan oleh bencana. Beberapa

komponen umum yang sering terdapat dalam kit darurat bencana meliputi:

1. Peralatan Medis Dasar

2. obat-obatan obat-obatan

3. Sumber Cahaya Darurat

4. Komunikasi dan Dokumentasi

5. Perlengkapan Kebersihan

6. Dokumen Penting dan Informasi Kontak Darurat:

Kit darurat bencana memiliki peran yang sangat penting bagi rumah
sakit dalam menghadapi situasi darurat atau bencana. Berikut ini adalah
penjelasan mendetail tentang pentingnya kit darurat bencana bagi rumah
sakit:
1. Pertolongan Pertama yang Cepat
2. Kesiapsiagaan dan Daya Tanggap
3. Menangani Jumlah Pasien yang Meningkat
4. Penanganan Luka dan Cedera Darurat
5. Perlindungan terhadap Penyakit Menular

23
6. Stabilisasi Pasien dalam Pemindahan
7. Komunikasi dan Koordinasi

Menurut permenkes no. 75 tahun 2019, terdapat tiga tahapan dalam


penaggulangan krisis kesehatan, yaitu tahap prakrisis kesehatan, tahap
tanggap darurat krisis kesehatan dan tahap pascakrisis kesehatan:
1. Prakrisis kesehatan
Pada tahap ini, penanggulangan difokuskan untuk peningkatan
sumber daya kesehatan, pengelolaan ancaman terjadinya krisis
kesehatan dan pengurangan kerentanan. Dalam hal ini meliputi upaya
pencegahan dan mitigasi, dan kesiapsiagaan.
2. Tanggap darurat krisis kesehatan
Penanggulangan pada tahap ini dilakukan dengan tujuan merespon
seluruh kondisi darurat dengan cepat dan tepat untuk menyelamatkan
nyawa, mencegah kecacatan, dan memastikan program kesehatan telah
memenuhi standar minimal pelayanan kesehatan.
3. Pascakrisis kesehatan
Penanggulangan dalam tahap pascakrisis kesehatan dilakukan
dengan tujuan mengembalikan kondisi sistem kesehatan seperti
sediakala pada kondisi prakrisis kesehatan dan membangun kembali
dengan lebih baik

Respon untuk penanggulangan krisis kesehatan dilakukan dengan


tujuan mengurangi angka kesakitan dan kematian, sehingga memerlukan
ketersediaan dukungan logistik dan perlengkapan bencana. Menurut
permenkes no. 75 tahun 2019 tentang penanggulangan krisis kesehatan,
berikut adalah logistik dan perlengkapan penanggulangan krisis kesehatan:

1. Obat, alat medis habis pakai dan bahan medis habis pakai
2. Makanan tambahan berupa Pemberian Makanan Tambahan ( PMT)
Balita, PMT Ibu Hamil dan PMT Anak sekolah
3. Peralatan/bahan kesehatan lingkungan berupa Penjernih Air Cepat
(PAC), Air Rahmat, Insektisida, kaporit, kantong sampah, lem lalat

24
4. Sarana dan prasarana berupa ; tenda pos kesehatan, perahu karet,
rompi petugas dan lain-lain.
7. Saran
Diharapkan untuk setiap instansi kesehatan agar memperhatikan
kebutuhan akan kit darurat bencana sesuai dengan potensi bahaya yang
ada pada wilayah masing-masing dengan senantiasa memelihara
ketersediaanya. Dengan begitu, rumah sakit akan siap jika sewaktu-waktu
terjadi bencana atau krisis kesehatan.

25

Anda mungkin juga menyukai