Etika merupakan kata benda abstrak yang bersifat umum. Secara khsusus penggunaan kata etika
ialah misalnya etika profesi, kode etik, perilaku etis. Etika berasal dari bahasa Latin (ethicus)
yang berarti karakter atau berperilaku. Berbagai definisi atau pengertian etika:
(Bertens 1993)
3. Ilmu tentang perbedaan tingkah laku yang baik dan buruk dalam kehidupan manusia
4. Cara manusia memperlakukan sesama dan menjalani hidup dan kehidupan dengan baik, sesuai
aturan yang berlaku di masyarakat. (Algermond Black 1993)
5. Yang paling sederhana: Perilaku standar yang dirumuskan oleh suatu ras atau bangsa.
6. Pengetahuan tentang moral, pengembangan studi tentang prinsip-prinsip tugas manusia.
7. Pengetahuan tentang filsafat, atau pengetahuan tentang perilaku moral. Perilaku moral
artinya perilaku yang mempertimbangkan baik dan buruk, atau tentang apa yang harus dilakukan
dan yang tidak boleh dilakukan.
8. Pengetahuan tentang kewajiban moral, atau lebih luas lagi, pengetahuan tentang perilaku
manusia yang ideal dan hasil akhir tindakan manusia yang ideal.
9. Kamus Bahasa Indonesia : Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang tidak sesuai dengan
ukuran moral atau akhlak yang dianut oleh masyarakat luas.
10. Ukuran nilai mengenai apa yang salah dan benar sesuai dengan anggapan umum (anutan)
masyarakat.
11.
Pengertian etika menurut para ahli:
James J. Spillane SJ
Etika ialah mempertimbangkan atau memperhatikan tingkah laku manusia dalam mengambi
suatu keputusan yang berkaitan dengan moral. Etika lebih mengarah pada penggunaan akal budi
manusia dengan objektivitas untuk menentukan benar atau salahnya serta tingkah laku seseorang
kepada orang lain.
Prof. DR. Franz Magnis Suseno
Etika merupakan suatu ilmu yang memberikan arahan, acuan dan pijakan kepada tindakan
manusia
Soergarda Poerbakawatja
Etika merupakan sebuah filsafat berkaitan dengan nilai-nilai, tentang baik dan buruknya tindakan
dan kesusilaan.
Mengungkapkan bahwa etika ialah suatu cabang ilmu filsafat yang berbicara tentang nilai -nilai
dan norma yang dapat menentukan perilaku manusia dalam kehidupannya.
Menjelaskan bahwa etika ialah pandangan manusia terhadap baik dan buruknya perilaku
manusia.
AKHLAK
Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan
secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik.
Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang berarti
perangai, tingkah laku, atau tabiat. Cara membedakan akhlak, moral dan etika yaitu Dalam etika,
untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk menggunakan tolok ukur akal pikiran
atau rasio, sedangkan dalam moral dan susila menggunakan tolok ukur norma-norma yang
tumbuh dan berkembang dan berlangsung dalam masyarakat (adat istiadat), dan dalam akhlaq
menggunakan ukuran Al Qur’an dan Al Hadis untuk menentukan baik-buruknya.
Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut harus dilakukan
secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu-
waktu saja. Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya didorong
oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan pemikiran apalagi
pertimbangan yang sering diulang-ulang, sehingga terkesan sebagai keterpaksaan untuk
berbuat. Apabila perbuatan tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah pencerminan dari
akhlak.
Ada empat hal yang harus ada apabila seseorang ingin dikatakan berakhlak.
Pengertian Akhlak Menurut Abu Hamid Al Ghazali: Akhlak adalah satu sifat yang terpatri
dalam jiwa yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memikirkan dirinya
dan merenung terlebih dahulu.
Pengertian Akhlak Menurut Muhammad bin Ali Asy Syariif Al Jurjani: Akhlak adalah
sesuatu sifat (baik atau buruk) yang tertanam kuat dalam diri yang darinya terlahir perbuatan-
perbuatan dengan mudah dan ringan tanpa perlu berpikir dan merenung.
Pengertian Akhlak Menurut Ahmad bin Mushthafa: Akhlak adalah ilmu yang darinya dapat
diketahui jenis-jenis keutamaan dan keutamaan itu adalah terwujudnya keseimbangan antara tiga
kekuatan; kekuatan berpikir, kekuatan marah, dan kekuatan syahwat.
Pengertian Akhlak Menurut Ibnu Maskawaih: Akhlak adalah 'hal li an-nafsi daa'iyatun
lahaa ila af'aaliha min goiri fikrin walaa ruwiyatin' yakni sifat yang tertanam dalam jiwa yang
mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
KEPRIBADIAN
Kepribadian adalah keseluruhan sikap, ekspresi, perasaan, temparmen, ciri khas dan juga
prilaku seseorang. Sikap perasaan ekspresi & tempramen tersebut akan terwujud dalam tindakan
seseorang kalau di hadapkan kepada situasi tertentu. Setiap orang memiliki kecenderungan
prilaku yang baku/berlaku terus menerus secara konsisten dalam menghadapai situasi yang
sedang di hadapi, sehingga jadi ciri khas pribadinya.
KEPRIBADIAN SEHAT
Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan
yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak mengharapkan kondisi
kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna.
Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk
mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.
Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu
mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan
norma yang berlaku di lingkungannya.
Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi
frustrasi, depresi, atau stress secara positif atau konstruktif , tidak destruktif (merusak).
Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sikap
bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.
Mampu menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa adanya tentang
kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.
Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang berakar
dari keyakinan agama yang dianutnya.
Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh faktor-
faktor achievement (prestasi), acceptance (penerimaan), dan affection (kasih sayang)
Menurut Chaplin (2006), Moral yang sesuai dengan aturan yang mengatur hukum sosial
atau adat atau perilaku.
Menurut Hurlock (1990), Moral adalah sopan santun, kebiasaan, adat istiadat dan aturan
perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya.
Menurut Wantah (2005), Moral adalah sesuatu yang harus dilakukan atau tidak ada
hubungannya dengan kemampuan untuk menentukan siapa yang benar dan perilaku yang
baik dan buruk.
Menurut W. J. S. Poerdarminta, Menyatakan bahwa ajaran moral dari perbuatan baik dan
buruk dan perilaku.
Menurut Dewey, Mengatakan bahwa masalah moral yang berkaitan dengan nilai-nilai
moral.
NORMA
Norma atau kaidah adalah ketentuan yang mengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat.
Ketentuan tersebut mengikat bagi setiap manusia yang hidup dalam lingkungan berlakunya
norma tersebut, dalam arti setiap orang yang hidup dalam lingkungan berlakunya norma tersebut
harus menaatinya.
John J. Macionis: Pengertian norma menurut John J. Macionis (1997) adalah segala aturan dan
harapan masyarakat yang memandu segala perilaku angota masyarakat.
Broom & Selznic: Pengertian norma menurut Broom & Selznic bahwa arti norma adalah suatu
rancangan yang ideal dari perilaku manusia yang memberikan batasan bagi suatu anggota
masyarakatnya untuk menacpai tujuan hidup yang sejahtera
Antony Giddens: Menurut Antony Giddens (1994), bahwa pengertian norma adalah sebuah
prinsip maupun aturan yang jelas, nyata atau konkret yang harus diperhatikan oleh setiap
masyarakat
Bellebaum: Menurutnya, normaa adalah sebuah alat untuk menatur setiap indiviu dalam suatu
masyarakat agar bertindak dan berperilaku sesuai dengan sikap dan keyakinan tertentu yang
berlaku di mayarakat tersebut.
E.Utrecht: Pengertian norma menurut E. Utrecht bahwa norma ialah segala himpunan petunjuk
hidup yang mengatur berbagai tata tertip dalam suatu masyarakat atau bangsa yang mana
peraturan itu diharuskan untuk ditaati oleh setiap masyarakat, jika melanggar maka akan adanya
tindakan dari pemerintah.
Soerjono Soekanto: Pengertian norma menurut Soerjono Soekanto adalah sebuah perangkat
dimana hal itu dibuat agar hubungan didalam suatu masyarakat dapat berjalan seperti yang
diharapkan.
PERILAKU
Dalam sosiologi, perilaku dianggap sebagai sesuatu yang tidak ditujukan kepada orang lain dan
oleh karenanya merupakan suatu tindakan sosial manusia yang sangat mendasar. Perilaku tidak
boleh disalahartikan sebagai perilaku sosial, yang merupakan suatu tindakan dengan tingkat lebih
tinggi, karena perilaku sosial adalah perilaku yang secara khusus ditujukan kepada orang
lain. Penerimaan terhadap perilaku seseorang diukur relatif terhadap norma sosial dan diatur oleh
berbagai kontrol sosial. Dalam kedokteran perilaku seseorang dan keluarganya dipelajari untuk
mengidentifikasi faktor penyebab, pencetus atau yang memperberat timbulnya masalah
kesehatan. Intervensi terhadap perilaku seringkali dilakukan dalam rangka penatalaksanaan
yang holistik dan komprehensif.
Perilaku berasal dari kata “peri” dan “laku”. Peri berarti cara berbuat kelakuan perbuatan,
dan laku berarti perbuatan, kelakuan, cara menjalankan.
Menurut Ensiklopedi Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi organisme
terhadap lingkungannya, hal ini berarti bahwa perilaku baru akan terwujud bila ada sesuatu yang
diperlukan untuk menimbulkan tanggapan yang disebut rangsangan, dengan demikian maka
suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan perilaku tertentu pula.
Robert Y. Kwick (1972) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu
organisme yang dapat diamati dan bahkan dipelajari.
Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku
merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh
karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian
organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus –
Organisme – Respon.
Menurut Heri Purwanto, perilaku adalah pandangan-pandangan atau perasaan yang disertai
kecendrungan untuk bertindak sesuai sikap objek tadi.
Menurut Petty Cocopio, perilaku adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya
sendiri, obyek atau issue.
KARAKTER
Karakter memiliki arti Sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan
seseorang dari yang lain.
W.B. Saunders, (1977: 126) menjelaskan bahwa karakter adalah sifat nyata dan berbeda yang
ditunjukkan oleh individu, sejumlah atribut yang dapat diamati pada individu.
Gulo W, (1982: 29) menjabarkan bahwa karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak
etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang, biasanya mempunyai kaitan dengan sifat-sifat
yang relatif tetap.
ADAB
Adab adalah norma atau aturan mengenai sopan santun yang berdasarkan atas aturan
agama,terutama agama islam.
Al-Bukhari telah menyusun kitab tersendiri yang berjudul al- Adab al-Mufrad. Kitab ini tidak
mengikuti kriteria (persyaratan) kitab Shahih-nya. Di dalam kitab al-Adab al-Mufrad terdapat
hadits shahih, hasan, maupun dha'if. Sedangkan kitab Shahih al- Bukhari yang di dalamnya juga
terdapat kitab (bab) al-Adab, semua haditsnya shahih berdasarkan persyaratan al-Bukhari. Untuk
keshahihan suatu hadits, al-Bukhari membuat persyarat-persyaratan yang sulit (ketat), sehingga
hadits al-Bukhari merupakan perkataan yang paling shahih setelah Kitabullah.
Al-Bukhari mengatakan, adab yang diambil dari Muhammad saw, bukan adab yang diambil dari
al-Hathiah, Umru'ul Qais, Jarir, atau Farazdaq, karena apabila seorang yang beradab tidak
mempunyai iman atau pesan maka ia tidak memiliki manfaat dalam agama dan tidak pula di
akhirat. Syair yang tak memiliki pesan, kisah-kisah yang tak memiliki pesan, dan drama yang tak
memiliki misi, di sisi Allah tidak mempunyai pengarah maupun manfaat.
SIKAP
Pengertian sikap adalah merupakan reaksi atau proses seseorang yang masih tertutup terhadap
suatu stimulus atau obyek. Sikap tidak dapat dilihat langsung tetapi hanya dapat di tafsirkan
terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya
kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari adalah merupakan
reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial
Newcomb dalam Notoatmodjo (1993), menyatakan bahwa definisi sikap itu merupakan
kesiapan atau kesediaan seseorang untuk bertindak. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup,
bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Dan sikap merupakan kesiapan
untuk bereaksi terhadap obyek
Menurut Sarnoff (dalam Sarwono, 2000) mengidentifikasikan sikap sebagai kesediaan untuk
bereaksi (disposition to react) secara positif (favorably) atau secara negatif (unfavorably)
terhadap obyek – obyek tertentu
D.Krech dan R.S Crutchfield (dalam Sears, 1999) berpendapat bahwa sikap sebagai organisasi
yang bersifat menetap dari proses motivasional, emosional, perseptual, dan kognitif mengenai
aspek dunia individu.
La Pierre (dalam Azwar, 2003) memberikan definisi sikap sebagai suatu pola perilaku, tendensi
atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara
sederhana, sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan.
Soetarno (1994) memberikan definisi sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai
kecenderungan untuk bertindak terhadap obyek tertentu. Sikap senantiasa diarahkan kepada
sesuatu artinya tidak ada sikap tanpa obyek. Sikap diarahkan kepada benda-benda, orang,
peritiwa, pandangan, lembaga, norma dan lain-lain.
WATAK
Para ahli psikologi pada umumnya berpendapat bahwa yang dimaksud dengan
kepribadian/personality itu tidak hanya mengenai tingkah laku yang dapat diamati saja, tetapi
juga termasuk di dalamnya apakah individu itu. Jadi, selain tingkah laku yang tampak perlu
diketahui faktor yang mendasari pernyataan tingkah laku tersebut, salah satunya adalah watak.
Watak atau karakter mengandung pengertian strukur batin manusia yang tampak pada
tingkah laku dan perbuatannya, yang tertentu dan tetap. Ia merupakan ciri khas pribadi orang
yang bersangkutan. I.R. Poedjawijatna mengemukakan bahwa watak atau karakter ialah
seluruh aku yang ternyata dalam tindakannya terlibat dalam situasi Jadi memang di bawah
pengaruh dari pihak bakat, temperamen, keadaan tubuh, dan lain sebagainya (Poedjawijatna,
1970: 129)
Watak dapat dipengaruhi dan dididik, tetapi pendidikan watak itu tetap merupakan pendidikan
yang amat individual dan bergantung pada kehendak bebas dari orang yang dididiknya. Watak
pun diartikan sebagai struktur batin manusia yang nampak dalam tindakan tertentu dan tetap baik
tindakan itu baik maupun buruk. Lebih dari temperamen yang sangat dipengaruhi oleh kontitusi
tubuh dan pembawaannya lainnya maka watak atau karakter lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor
lingkungan, seperti pengalaman, pendidikan, intelijensi, dan kemauan.
Dalam hubungan ini, Kerchensteiner mengemukakan bahwa watak adalah keadaan
jiwa yang tetap, tempat semua perbuatan kemauan ditetapkan/ditentukan oleh prinsip-prinsip
yang ada dalam ala kejiwaan. Jadi, menurut Kerchensteiner watak manusia terbukti dalam
kemauan dan perbuatannya.