Anda di halaman 1dari 3

KRONOLOGIS WIRE MESH PRODUKSI PT.

INTAN METALINDO MENJADI


VENDOR PT. FREEPORT INDONESIA

I. Latar Belakang dan Permasalahan

Pada akhir tahun 2012, PT. Intan Metalindo (PT. IMT) telah berhasil memproduksi WIRE MESH
untuk memenuhi kegiatan industri pertambangan dengan menggunakan kawat galvanis kualitas
prima dan PT. IMT telah mendapatkan kesempatan dan kepercayaan dari PT. Prima Source Asia
(PSA) dengan skema bisnis maklun/jasa produksi, dimana semua bahan baku disediakan dan
dipasok oleh PT. PSA dan sebagian besar produk Wire Mesh Galvanis (Pre-galvanized Wire
Mesh) hasil produksi PT. IMT tersebut dipasok dan dipergunakan oleh PT. Freeport Indonesia.

Kerjasama tersebut telah berlangsung sampai dengan Juli 2014 dan dihentikan karena PT. IMT
memandang bahwa sistim jasa produksi dengan bisnis maklun tersebut tidak sehat dan tidak adil
karena justeru pihak pemberi order produksi yang tidak melakukan produksi, mengambil
keuntungan terlalu besar.

Pada akhir tahun 2015, PT. IMT berupaya untuk langsung menjadi rekanan PT. Freeport Indonesia
(PT. FI), dengan Nomor Vendor 143774 dan telah diberikan kesempatan untuk trial order Wire
Mesh Galvanis (Post Galvanized Wire Mesh) sebanyak 200 (dua ratus) lembar. Kemudian PT.
IMT segera melakukan pengiriman contoh sebanyak 200 (dua ratus) lembar untuk melakukan uji
coba pemasangan disertai dengan beberapa metode pengujian sesuai dengan standar yang berlaku
di PT. FI khusus untuk tambang bawah tanah.

Berdasarkan laporan hasil pengujian pada Maret 2016, PT. FI telah memberikan 15 (lima belas)
butir rekomendasi untuk perbaikan kepada PT. IMT. Salah satu butir rekomendasi perbaikan
kepada PT. IMT berkaitan dengan proses Hot-Dip Galvanizing dan sampai dengan saat ini kedua
belah pihak (PT. IMT dan PT. FI) belum menemukan titik temu untuk menjawab rekomendasi
perbaikan dari PT. FI padahal PT. IMT sudah melaksanakan perbaikan sesuai dengan rekomendasi
dari PT. FI.

Disamping itu untuk memenuhi rekomendasi perbaikan berkaitan dengan peningkatan kegunaan
Welding Machine (Mesin Las), PT. IMT telah melaksanakan dan memenuhi rekomendasi PT. FI
dengan melakukan peningkatan (upgrading) total terhadap Welding Machine (Mesin Las) dengan
peningkatan sistim software dan hardware Mesin Las yang bersangkutan dalam rangka
meningkatkan kualitas hasil pengelasan supaya pengelasan merata. Namun peningkatan kualitas
pengelasan tersebut belum diuji oleh PT. FI karena mewabahnya Covid-19 antara akhir 2019/awal
2020 sampai dengan 2022.

Bahwa berkat rekomendasi teknis dari Prof Dr Ir ANTON ADIBROTO, MSc yang telah
bergabung dengan PT. IMT maka PT. IMT telah melakukan komunikasi dan konsultasi teknis
dengan Laboratorium Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan, Institut Teknologi
Bandung untuk melakukan pengujian secara menyeluruh untuk Pre-Galvanized Wire Mesh dan
PT. IMT telah mendapatkan laporan hasil pengujian di Bulan Mei 2021 dengan hasil pengujian
bahwa produk PT. IMT bisa menjadi acuan dalam menetapkan standar parameter untuk produksi
massal.

Berdasarkan laporan hasil pengujian tersebut, PT. IMT berusaha untuk melanjutkan komunikasi
dengan PT. FI dengan melampirkan hasil pengujian dari ITB tersebut namun sampai dengan saat
ini belum ada tindak lanjut dari PT. FI dan semoga PT. FI segera membukakan pintu kepada
industri Wire Mesh dalam negeri (PT. IMT) untuk turut berpartisipasi dengan jaminan mutu yang
memenuhi standar dan parameter yang dibutuhkan oleh PT. FI.

II. Kesimpulan dan Tindak Lanjut

1. PT. IMT secara tidak langsung telah memasok pre-galvanized wire mesh ke PT. FI
sejak tahun 2012 melalui PT. PSA dengan sistem maklun.
2. Kerjasama tersebut dihentikan pada bulan Juli 2014 karena ketidakadilan dalam
pembagian keuntungan.
3. PT. IMT pada akhir tahun 2015 telah berusaha memasok langsung ke PT. FI dengan
nomor vendor 143774 dan mendapatkan trial order untuk post-galvanized wire mesh
sebanyak 200 lembar.
4. Pada bulan Maret 2016, PT. FI memberikan 15 rekomendasi perbaikan hasil trial order
post-galvanized wire mesh PT. IMT.
5. PT. IMT telah melakukan rekomendasi perbaikan tersebut termasuk berinvestasi dalam
system software dan hardware untuk pengelasan. Akan tetapi belum sempat diuji coba
oleh PT. FI dengan mewabahnya pandemi di awal tahun 2020.
6. Pada bulan Mei 2021, telah keluar laporan pengujian dari Laboratorium Fakultas
Teknik Perminyakan dan Pertambangan ITB bahwa produk PT. IMT dapat menjadi
acuan standar parameter produksi massal.
7. Berdasarkan perbaikan atas rekomendasi PT. FI dan ditambah dengan hasil pengujian
dari ITB, berusaha untuk membuka komunikasi kembali dengan PT. FI yang belum
berhasil hingga saat ini.
8. Diharapkan adanya bantuan dari pihak-pihak yang mumpuni dan cinta produksi dalam
negeri yang telah memenuhi standar mutu, dan juga sebagaimana arahan dari Presiden
Joko Widodo, agar dapat membuka kesempatan produk dalam negeri hasil produksi
PT. IMT dipergunakan oleh PT. FI, yang saat ini telah menjadi BUMN dan semestinya
mendukung karya anak bangsa yang telah memenuhi standar baku mutu.
III. Potensi Kebutuhan dan Penjualan Wire Mesh berdasarkan data tahun 2019

Pemakaian dan Harga Rata-Rata Welded Mesh Di Freeport Indonesia Tahun 2019
1 USD= IDR 15,000
Welded
Diameter Avg
Spacing Galvanized Unit Price Monthly Value
Wire Consumption Monthly Value (IDR)
(mm) mesh sizes (sheet) (USD)
(mm) (sheet/ mth)
(mm)
5.00 100x100 3,300x2,300 2,550 $ 60.77 $ 154,963.50 Rp 2,324,452,500.00
5.00 100x100 4,000x2,400 255 $ 79.06 $ 20,160.30 Rp 302,404,500.00
5.60 100x100 5,000x2,400 15,403 $ 122.91 $ 1,893,182.73 Rp 28,397,740,950.00
8.00 100x100 4,000x2,400 5,084 $ 147.02 $ 747,449.68 Rp 11,211,745,200.00
Total 23,292 - $ 2,815,756.21 Rp 42,236,343,150.00

Target Produk Welded Mesh Intan Metallindo di Freeport Indonesia


1 USD= IDR 15,000
Welded
Diameter Avg
Spacing Galvanized Unit Price Monthly Value
Wire Consumption Monthly Value (IDR)
(mm) mesh sizes (sheet) (USD)
(mm) (sheet/ mth)
(mm)
5.60 100x100 5,000x2,400 15,403 $ 122.91 $ 1,893,182.73 Rp 28,397,740,950.00
Target Min 10,000 $ 122.91 $ 1,229,100.00 Rp 18,436,500,000.00
Catatan:
1. Target produk berdasarkan kemudahan pengadaan bahan baku
2. Produksi dalam negeri dengan kandungan 58.1% TKDN dan pabrik di Tangerang, Banten
3. Lulus standard ASTM di lab metalurgi & pertambangan ITB dan sudah pernah uji coba di Freeport Indonesia
4. Pemakaian tahun 2023 dapat mencapai 3-4 kali lipat
5. Harga tahun 2023 jauh lebih tinggi dari tahun 2019

Anda mungkin juga menyukai