Anda di halaman 1dari 6

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

1. Nama : Much Syafi’ Al Muarrrof


2. Mapel/Kelas : Akidah Akhlak / A.1
3. Judul Modul : Evaluasi Pembelajaran
4. Kegiatan Belajar : KB 4

BUTIR
NO RESPON/JAWABAN
REFLEKSI

Pencapaian siswa

Pengertian AKM
Memperbaiki kualitas
belajar-mengajar
Tujuan AKM
Meningkatkan hasil
belajar siswa

Membantu guru
menyusun strategi
pembelajaran

konten
ASESMEN NASIONAL DANRAPORT PENDIDIKAN

Deskripsi Komponen AKM konteks


Peta Konsep
(Beberapa
Asesmen Kompetensi
istilah dan tingkat kognitif
1 Minimum (AKM)
definisi) di
modul
bidang studi Asesmen Survey Perlu Intervensi
Karakter Khusus

Asesmen Survei
Lingkungan Dasar
Laporan Hasil AKM
Raport Pendidikan Cakap

Mahir

Menguasai Konten
Pemanfaatan Hasil
AKM
Menguasai Literasi
dan Numerasi
Asesmen Nasional

Asesmen Nasional adalah evaluasi penting dalam sistem pendidikan Indonesia yang
bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran dan hasil belajar siswa secara
keseluruhan. Melalui pengukuran kompetensi dasar siswa dalam literasi membaca dan
matematika, yang dikenal sebagai Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), asesmen
ini memberikan informasi yang akurat tentang kualitas pendidikan di Indonesia. Selain
itu, Asesmen Nasional menggunakan instrumen evaluasi seperti asesmen survei
karakter dan asesmen survei lingkungan belajar yang melibatkan siswa, guru, dan
kepala sekolah. Dengan mengumpulkan data yang komprehensif dan akurat, tujuan
utama dari Asesmen Nasional adalah meningkatkan mutu pembelajaran dan hasil
belajar siswa serta memperbaiki kualitas pendidikan di seluruh negara.

Asesmen Nasional memiliki sasaran yang meliputi siswa, guru, dan kepala sekolah.
Siswa dinilai dalam aspek hasil belajar kognitif, sementara survei karakter mengukur
aspek hasil belajar dalam bidang sosial dan emosional. Asesmen survei lingkungan
belajar dilakukan oleh guru dan kepala sekolah untuk mengevaluasi karakteristik input
dan proses pembelajaran. Dengan menggunakan hasil evaluasi yang diperoleh melalui
Asesmen Nasional, pendidikan di Indonesia diharapkan dapat ditingkatkan secara
menyeluruh, memberikan kesempatan yang setara bagi semua siswa, dan mencapai
mutu pembelajaran yang lebih baik.

A. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)

1. Pengertian Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)


- Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah penilaian kompetensi mendasar
siswa dalam literasi membaca dan numerasi.
- AKM mengukur keterampilan berpikir logis-sistematis, bernalar dengan konsep
dan pengetahuan, serta kemampuan memilah dan mengolah informasi.
- AKM menyajikan masalah dengan beragam konteks yang diharapkan dapat
diselesaikan oleh siswa menggunakan literasi membaca dan numerasi.
- Literasi membaca adalah kemampuan memahami, menggunakan,
mengevaluasi, dan merefleksikan berbagai jenis teks untuk pengembangan diri
dan kontribusi pada masyarakat.
- Literasi numerasi adalah kemampuan berpikir menggunakan konsep
matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari dalam berbagai konteks
yang relevan. AKM bertujuan mengukur kompetensi secara mendalam, bukan
hanya penguasaan konten.

2. Tujuan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)


- Tujuan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah untuk mendapatkan
informasi tentang pencapaian siswa terhadap kompetensi yang diharapkan.
- AKM dirancang untuk memperbaiki kualitas belajar-mengajar dan
meningkatkan hasil belajar siswa.
- Hasil AKM digunakan dalam pelaporan untuk membantu guru menyusun
strategi pembelajaran yang efektif sesuai dengan tingkat pencapaian siswa.

3. Komponen Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)


- Komponen Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) meliputi konten, konteks,
dan tingkat kognitif.
- AKM dirancang untuk mengukur berbagai konten dan konteks, serta berbagai
tingkat proses kognitif.
- Pada literasi membaca, konten dibedakan menjadi teks informasi dan teks fiksi.
- Pada numerasi, konten dibagi menjadi bilangan, pengukuran dan geometri,
data dan ketidakpastian, serta aljabar.
- Tingkat kognitif terdiri dari tiga level: pada literasi membaca, level tersebut
adalah menemukan informasi, interpretasi dan integrasi, evaluasi dan refleksi,
sedangkan pada numerasi, level tersebut adalah pemahaman, penerapan, dan
penalaran.
- Konteks pada AKM dibedakan menjadi tiga, yaitu personal, sosial
budaya, dan saintifik.
-
4. Laporan Hasil AKM
Laporan hasil AKM memberikan informasi terperinci tentang tingkat kompetensi
siswa dalam literasi membaca dan numerasi. Dalam tiap komponen terdapat
empat tingkat kompetensi yang dapat diidentifikasi:

a. Tingkat Kompetensi Literasi Membaca


1. Perlu Intervensi Khusus:
- Siswa belum mampu menemukan dan mengambil informasi eksplisit yang
terdapat dalam teks.
- Siswa belum mampu membuat interpretasi sederhana berdasarkan teks
yang dibaca.
2. Dasar:
- Siswa mampu menemukan dan mengambil informasi eksplisit yang ada
dalam teks.
- Siswa mampu membuat interpretasi sederhana berdasarkan teks yang
dibaca.
3. Cakap:
- Siswa mampu membuat interpretasi dari informasi implisit yang ada dalam
teks.
- Siswa mampu membuat simpulan dari hasil integrasi beberapa informasi
dalam suatu teks.
4. Mahir:
- Siswa mampu mengintegrasikan beberapa informasi dari berbagai teks.
- Siswa dapat mengevaluasi isi, kualitas, dan cara penulisan teks dengan
sikap reflektif.

b. Tingkat Kompetensi Numerasi


1. Perlu Intervensi Khusus:
- Siswa memiliki pengetahuan matematika yang terbatas.
- Siswa menunjukkan penguasaan konsep yang parsial dan keterampilan
komputasi yang terbatas.
2. Dasar:
- Siswa memiliki keterampilan dasar matematika, termasuk komputasi
dasar, konsep geometri, statistika dasar, dan penyelesaian masalah
matematika sederhana
3. Cakap:
- Siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan matematika dalam konteks
yang lebih beragam.
4. Mahir:
- Siswa mampu menggunakan pemikiran logis-sistematis untuk
menyelesaikan masalah matematika kompleks dan non-rutin berdasarkan
konsep matematika yang dimilikinya.

Dengan laporan hasil AKM ini, guru dapat memahami tingkat kompetensi siswa
dalam literasi membaca dan numerasi, serta menyusun strategi pembelajaran
yang efektif dan sesuai dengan tingkat capaian siswa.
5. Pemanfaatan Hasil AKM
a. Menguasi Konten
Laporan hasil AKM dapat digunakan oleh guru untuk menyusun strategi
pembelajaran yang efektif dan berkualitas di berbagai mata pelajaran. Hal ini
membantu siswa dalam menguasai konten secara lebih baik.

Contoh : Strategi Penguasaan Konten di Mata Pelajaran Pendidikan Agama


Islam Guru PAI menyajikan tentang jual beli melalui online dengan segala
kasusnya, kemudian siswa diminta untuk mengidentifikasi kasus-kasus jual beli
online yang menimbulkan kerugian bagi si penjual maupun si pembeli dan
mencatatnya, melakukan penyajian data, melakukan interpretasi berdasarkan
fiqih mu’amalah, serta menarik kesimpulan.

Dari contoh ini, diinformasikan empat tingkat kompetensi dengan tindak lanjut
yang perlu diberikan:
- Perlu Intervensi Khusus: Pemahaman siswa tentang jual beli online sangat
terbatas. Mereka membutuhkan pendampingan, pencatatan data, dan
diskusi dengan teman sekelas yang kompeten.
- Dasar: Siswa sudah menguasai konsep dasar fiqih mu'amalah jual beli,
tetapi kesulitan menerapkannya secara relevan. Mereka perlu contoh
penyajian data dan diskusi interpretasi sebelum menarik kesimpulan.
- Cakap: Siswa memahami konsep dengan baik, tetapi perlu mengasah
kemampuan deteksi kesalahan atau anomali data. Tugasnya termasuk
membandingkan data dengan kelompok lain, membuat simpulan, dan
justifikasi data anomali.
- Mahir: Siswa mampu menerapkan konsep fiqih mu'amalah secara luas dan
berpikir analitis. Tugas mereka meliputi pembandingan data, analisis
sumber lain, dan membuat generalisasi hasil percobaan.

b. Menguasai Literasi dan Numerasi


Implikasi Pembelajaran Lintas Mata Pelajaran dapat dilihat pada
Contoh Strategi Meningkatkan KompetensiLiterasi Membaca pada Mata
Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya berikut ini.

Contoh Strategi Meningkatkan KompetensiLiterasi Membaca di Mata Pelajaran


Seni Budaya dan Prakarya

Pelajaran Keterampilan SMP: Praktek Memasak Cireng, guru memberikan teks


resep cara membuat cireng
- Perlu Intervensi Khusus: Siswa kesulitan memahami resep, perlu latihan
literasi membaca dan membuat catatan singkat tentang cara membuat
cireng.
- Dasar: Siswa memahami resep secara umum, membuat catatan singkat
dengan penanda bagian penting atau yang dapat dimodifikasi.
- Cakap: Siswa memahami resep secara komprehensif, dapat memodifikasi
resep, dan membuat laporan perbandingan antara resep asli dan hasil
modifikasi.
- Mahir: Siswa mengevaluasi dan merefleksikan resep guru, mencari resep
lain, dan membuat keputusan langkah-langkah pembuatan cireng yang
akan dipraktikkan.
-
B. Asesmen Survey Karakter

- Asesmen Survey Karakter adalah pengukuran capaian peserta didik dalam hal
belajar sosial-emosional dan pilar karakter untuk Profil Pelajar Pancasila.
- Profil tersebut mencakup berbagai nilai, seperti beriman, bertakwa, berakhlak
mulia, bernalar kritis, mandiri, kreatif, gotong royong, dan berkebhinekaan global.
- Asesmen ini ditujukan kepada siswa di seluruh sekolah, dengan menggunakan
sampel yang dipilih secara acak.
- Tujuannya adalah untuk memberikan informasi tentang kesiapan siswa dalam
menghadapi kompetensi global dengan membawa karakter yang baik dan sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila.

C. Asesmen Survei Lingkungan

- Asesmen Survei Lingkungan merupakan penilaian yang bertujuan untuk


mengevaluasi dan memetakan berbagai aspek yang mendukung kualitas
pembelajaran di lingkungan sekolah.
- Survei ini menggunakan instrumen yang mengukur kualitas input dan proses
belajar-mengajar di kelas dan satuan pendidikan.
- Survei ini melibatkan partisipasi guru dan murid, dengan pertanyaan yang
disesuaikan dengan perspektif mereka masing-masing.
- Tujuannya adalah untuk menilai kondisi dan iklim sekolah serta faktor-faktor yang
mendukung pembelajaran.

D. Raport Pendidikan

Raport Pendidikan adalah laporan kemajuan belajar yang berisi hasil penilaian atau
asesmen peserta didik. Laporan hasil belajar memberikan informasi tentang
pencapaian hasil belajar peserta didik.
- Pada PAUD, raport juga mencakup informasi mengenai pertumbuhan dan
perkembangan anak. Raport peserta didik PAUD minimal mencakup identitas
peserta didik, nama satuan pendidikan, kelompok usia, semester, perkembangan
dan pertumbuhan anak, deskripsi perkembangan capaian pembelajaran, dan
refleksi orang tua.
- Komponen raport peserta didik SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK
minimal mencakup identitas peserta didik, nama satuan pendidikan, kelas,
semester, mata pelajaran, nilai, deskripsi, catatan guru, presensi, dan kegiatan
ekstrakurikuler. Raport perlu disusun dengan sederhana dan informatif,
memberikan informasi yang bermanfaat bagi pendidik, satuan pendidikan, dan
orang tua. Satuan pendidikan memiliki keleluasaan dalam menentukan deskripsi
dan format pelaporan hasil belajar.

Pelaporan hasil belajar disampaikan setidaknya pada akhir semester. Pelaporan raport
peserta didik dapat dilakukan secara berkala melalui e-rapor/dapodik.

Terdapat tiga opsi dalam menyusun deskripsi capaian kompetensi pada raport, yaitu :
- berdasarkan capaian pembelajaran,
- alur tujuan pembelajaran
- poin-poin penting dari materi yang diajarkan.

Daftar materi
Perbedaan antara AKM dan instrumen evaluasi lainnya, modul yang ada tidak
bidang studi
membandingkan AKM dengan instrumen evaluasi lainnya seperti tes, tugas, atau
2 yang sulit
proyek. Ini mungkin membuat orang sulit memahami bagaimana AKM berbeda dan
dipahami
apa keunggulan atau kelemahan relatifnya.
pada modul
Daftar materi
Jika tidak memperhatikan konteks dan tujuan AKM: Mungkin terjadi miskonsepsi
yang sering
bahwa AKM memiliki tujuan dan konteks yang seragam di semua situasi pendidikan.
mengalami
3 Padahal, tujuan dan konteks AKM dapat bervariasi tergantung pada tingkat
miskonsepsi
pendidikan, mata pelajaran, dan kebutuhan pengukuran kompetensi yang spesifik.
dalam
pembelajaran

Wonosobo, 20 Mei 2023


Mahasiswa

( Much Syafi’ Al Mu’arrof)

Anda mungkin juga menyukai