Anda di halaman 1dari 2

Makna Poster

“ Berdigital dengan bijak “


Apasih flexing itu? Dalam konteks sosial dan budaya di media sosial, 'flexing' sebenarnya
mengacu pada perilaku seseorang yang memamerkan atau menunjukkan kekayaan atau
kemewahan yang dimilikinya.
Nah saya sendiri mengangkat poster tersebut dari kisah nyata seorang crazy rich yang
sempet terkenal akibat kekayaan hartanya dan tidak lupa pada akhlak membantu sesama.
Saya mengambil banyak makna dari sana tidak hanya dari satu sisi saja, mungkin
kebanyakan orang menghapus ribuan kebaikan dengan satu kesalahan. Disini saya rangkum
melalui poster agar kita semua lebih baik lagi kedepannya mencari literasi dengan cara yang
baik dan menggunakan sosial media dengan benar, sesuai dengan kegunaannya.
Point satu bawah ada seorang yang sedang melihat di sosial media tentang maraknyaa
pamer atau biasa disebut di masa sekarangg dengan makna FLEXING.
Point gambar dua kiri tersebut ada dua sisi, sisi satu memberi tanpa sepengetahuan orang
dengan hati yang ikhlas memberi dan dilain sisi memberi dengan menampilkan ke publik,
tapi ada makna tertentu tapi ga semuanya itu bermaksud negatif ada juga yang positif agar
memotivasi untuk memberi.
Point gambar tiga kanan ada seorang crazy rich yang memamerkan hartanya di sosial media
dengan cara menarik perhatian dimana bisa mendapatkan uang tersebut dan alhasil sang
crazy ditangkap karena modus penipuan untuk meraup duit dan dipenjara, hasil
mendapatkan itu dengan judi atau trader ilegal. Nah sebelum kita harus tau darimana si
crazy rich mendapatkan kekayaan tersebut, mau dari judi atau trader kita gatau. Sebab dari
itu kita harus lebih berhati-hati untuk berdigital dan menggunakannya dengan bijak.
Point gambar empat atas saya disini mengambil konsep agar anak anak bangsa untuk
menggunakan sosial media dengan baik, dengan cara mencari hal baru tentang budaya
Indonesia yang beragam. Tidak selalu menghujat atau menghate dengan cara yang tidak
baik atas FLEXING. Jadi, dibanding menanggapi apa yang mereka pamerkan, akan
membuat situasi lebih netral dengan menanyakan hal lain seperti budaya di provinsi
kamu atau berita terbaru yang sedang banyak diperbincangkan.
Tak sedikit orang yang menganggap jika fenomena FLEXING di media sosial ini
menjengkelkan dan bikin insecure. Mereka yang melakukannya beralasan untuk memotivasi
orang lain supaya sukses seperti dirinya. Namun kebanyakan orang masih labil, banyak yang
meniru gimana mereka mendapatkan uang tersebut dan alhasil mereka terjebak dalam hal
yang ga mereka inginkan. Kita sebaiknya menyadari bahwa para pelajar SMA seperti kita ini
adalah pribadi-pribadi yang masih mencari identitas diri, dan masih berubah-ubah. Mudah
sekali dipengaruhi oleh media dan lingkungan sekitarnya, termasuk ajakan untuk mengajak
tetap rendah hati dan juga berusaha apa adanya menjadi diri sendiri.
Tak mehiraukan terkecuali saat orang tersebut melakukan flexing dalam hal positif dan
memotivasi, mungkin kamu bisa menirunya. Sebisa mungkin hindari perasaan ingin bersaing
dengan pelaku flexing. Hadapi dengan cara santai tidak usah bereaksi berlebihan saat
menghadapi orang yang suka pamer harta.

Jadi, secara tidak langsung hal ini akan mengurangi paparan konten serupa. Kebijakan untuk
menggunakan media sosial dan meregulasi respons adalah tanggung jawab masing-masing
orang. Maka, jika kita merasa adanya ketidaknyamanan dari paparan konten serupa yang
mungkin dilakukan orang-orang yang kita temui di media sosial, jangan hiraukan mereka.

Anda mungkin juga menyukai