TINJAUAN PUSTAKA
A. Motivasi Belajar
Mularsih (2017: 49) dalam konteks pembelajaran, motivasi berarti seni atau
belajar dalam rangka mencapai tujuan belajar. Menurut Noehl Nasution (dalam
seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi motivasi untuk belajar adalah kondisi
timbul pada diri seseorang baik sadar maupun tidak sadar, untuk melakukan
sangat strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seseorang belajar
tanpa didasari motivasi (dalam Islamuddin, 2012: 263). Motivasi belajar adalah
belajar.
internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan
14
15
perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur
berupa keinginan, perhatian, kemauan atau cita-cita itu menurut Dimyati dan
suatu pendorong untuk bertindak secara nyata dalam proses mencari ilmu
Menurut Rohmah (2015: 249) motivasi yang ada pada diri seseorang itu
dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas
sebagainya).
e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis,
Ciri-ciri motivasi seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan belajar
Individu yang tekun akan mampu bekerja terus-menerus dalam waktu yang
Individu yang ulet memiliki sifat tidak lekas putus asa, tidak memerlukan
dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin dan tidak cepat puas
Individu yang merasa senang saat bekerja akan memilki inisiatif dalam
Individu yang mudah bosan pada tugas yang sifatnya rutin tidak menyukai
kreativitas.
Jika individu sudah merasa yakin terhadap suatu hal dengan menggunakan
pikiran secara rasional dan dapat diterima serta masuk akal, maka individu
setiap situasi.
Sesuatu yang menjadi keyakinan hidup dalam diri individu, apapun bentuk
antaranya:
a. Durasi kegiatan
b. Frekuensi kegiatan
18
kesulitan
g. Tingkat kualifikasi prestasi atau produk (output) yang dicapai dari kegiatan
yang dilakukan
Menurut Irham dan Wiyani (2014: 57) motivasi yang tinggi pada seorang
siswa untuk belajar dapat terlihat dari ketekunannya serta tidak mudah putus
kesulitan. Motivasi belajar yang tinggi tercermin dalam ketekunan yang tidak
mudah patah semangat atau pantang menyerah sebelum mendapatkan apa yang
diinginkan.
antaranya adalah:
b. Penuh semangat
ciri motivasi belajar yaitu adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil, penuh
Ali Imron (dalam Siregar & Nara, 2011: 53) mengemukakan enam unsur
a. Cita-cita/aspirasi pembelajar.
b. Kemampuan pembelajar.
c. Kondisi pembelajar.
Menurut Uno (2016: 23) motivasi belajar dapat timbul karena faktor
intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar,
menarik. Selain itu Uno (2016: 23) juga mengemukakan indikator motivasi
macam dorongan atau motif yaitu intrinsic motive, dorongan yang datangnya
dalam diri manusia dan extrinsic motive yaitu dorongan yang datang dari luar
sadar untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran yang dapat menarik dan
mendorong peserta didik untuk tertarik melakukan aktivitas belajar. Motif yang
terdapat pada diri seseorang mampu mendorong dirinya untuk berusaha lebih
Menurut Soemanto (dalam Kompri 2016: 226) ada banyak faktor yang
b. Faktor metode belajar dipengaruhi oleh kegiatan berlatih dan praktik, over
learning dan drill, resistansi selama belajar, pengenalan hasil belajar, belajar
21
keluarga adalah pilar utama dan pertama dalam membentuk anak untuk
perbuatannya.
banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu
faktor intern dan ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri
individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada
di luar individu.
22
a. Faktor Intern
1) Faktor jasmaniah
a) Faktor Kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian bebas
b) Cacat Tubuh
2) Faktor Psikologis
a) Inteligensi
b) Perhatian
c) Minat
beberapa kegiatan.
23
d) Bakat
berlatih.
e) Motif
belajar.
f) Kematangan
g) Kesiapan
melaksanakan kecakapan.
3) Faktor Kelelahan
b. Faktor Ekstern
1) Faktor Keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara
yang tidak baik, bahkan membiarkan saja jika anaknya tidak belajar
dengan alasan segan adalah tidak benar, karena jika hal itu dibiarkan
b) Suasana Rumah
Suasana rumah juga merupakan faktor yang penting dan faktor yang
Jika anak hidup dalam keluarga miskin, kebutuhan pokok anak kurang
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orangtua bila anak sedang
proses belajarnya.
2) Faktor Sekolah
a) Metode Mengajar
c) Metode belajar
Dalam cara belajar yang tepat akan afektif pula hasil belajar siswa.
Kadang siswa belajar tidak teratur atau belajar terus menerus karna
besok ada tes, dengan begitu siswa akan kurang istirahat dan
d) Tugas Rumah
3) Faktor Masyarakat
b) Teman Bergaul
dalam jiwanya daripada yang kita duga, teman bergaul yang baik akan
lingkungan tersebut.
a. Faktor Internal
1) Faktor Jasmaniah
2) Faktor Psikologis
b. Faktor Eksternal
1) Faktor Keluarga
2) Faktor Sekolah
3) Masyarakat
yaitu faktor intern atau faktor dalam diri seseorang (adanya motivasi dan cita-
cita), sedangkan faktor ekstern yaitu faktor adanya dukungan dari keluarga,
terhadap anak.
suatu proses hubungan antara keluarga dengan lingkungan sosial. Dalam semua
sebagai informasi dari orang yang dicintai dan dipedulikan, dihormati dan
dihargai, serta bagian dari hubungan dan kewajiban bersama. Dukungan sosial
dapat datang dari orangtua, pasangan atau kekasih, kerabat lain, teman, kontak
rikan oleh orangtua kepada anaknya baik secara emosional, penghargaan, ins-
sesan akademis remaja, gambaran diri yang positif, harga diri, percaya diri,
gambaran diri yang positif, harga diri, percaya diri, dan motivasi.
French, dkk (2010: 284) membagi dukungan sosial menjadi empat ben-
Menurut Van Beest dan Baerveldt dukungan orangtua kepada anak dapat
rah pada aspek emosi dalam relasi orangtua-anak, yang mencakup perilaku-
perilaku yang secara fisik atau verbal menunjukkan afeksi atau dorongan dan
yang dibutuhkan dan informasi ini dapat disampaikan kepada orang lain
orang lain, dukungan ini berupa dukungan simpatik dan empati, cinta,
Jadi dukungan sosial orangtua dapat dibagi menjadi empat bentuk atau
tipe, seperti dukungan yang diberikan oleh orangtua kepada anaknya baik
remaja yang tidak melanjutkan sekolah setelah lulus Sekolah Dasar ataupun
tidak melanjutkan dari SD ke SMP atau yang keluar dari SD dan keluar dari SMP.
Estimasi remaja usia sekolah yang memutuskan tidak melanjutkan pendidikan itu
mencapai 18 ribu atau 20 persen dari setiap jenjang mulai SD hingga SMA (dalam
sebagai faktor intern. Dengan motivasi belajar yang tinggi akan memberikan
dengan ekonomi yang tidak memadai. Berbeda dengan remaja yang motivasi
belajarnya rendah, maka semangat untuk bersekolah juga rendah, yang pada
rendahnya motivasi belajar salah satunya adalah dukungan sosial dari lingkungan
sekitar terutama dari lingkungan keluarga (dalam Prasetyo, 2017: 3). Santrock
dan pertama dalam membentuk remaja untuk mandiri, dukungan yang paling
besar di dalam lingkungan rumah adalah bersumber dari orangtua di mana remaja
mengambil keputusan mengenai apa yang ingin dilakukan dan belajar memper-
Remaja putus sekolah tidak hanya disebabkan karena faktor ekonomi yang
rendah, namun juga dapat disebabkan karena tidak adanya dukungan sosial dari
orangtua (Sutiasnah, 2015: 4). Dukungan sosial orangtua menjadi salah satu faktor
32
yang memicu adanya motivasi belajar pada remaja. Adanya motivasi menjadi
daya penggerak di dalam diri remaja untuk memenuhi kegiatan belajar sehingga
tidak terjadi putus sekolah. Sebaliknya jika dukungan sosial orangtua tidak
diberikan, daya penggerak di dalam diri remaja lemah dalam memenuhi kegiatan
D. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif
antara dukungan sosial orangtua dengan motivasi belajar pada remaja putus
tinggi dukungan sosial orangtua maka semakin tinggi pula motivasi belajar pada