Anda di halaman 1dari 11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Gaya Belajar
Gaya belajar adalah segala faktor yang mempermudah dan mendorong
siswa untuk belajar dalam situasi yang telah ditentukan, dikemukakan oleh
Kosasih A Jihiri (1978:7). Sementara itu menurut A Gafur (1980:3-4) siswa yang
mempunyai gaya belajar mandiri ditandai oleh sifat-sifat suka berfikir untuk
kemajuan diri sendiri, belajar sesuai dengan kecepatan dan kesempatan diri
sendiri, dan lain-lain.
Menurut Deporter dan Hernacki (2002: 112) terdapat tiga gaya belajar
seseorang yaitu gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik.
1. Gaya Belajar Visual
Gaya belajar visual yaitu belajar dengan cara melihat. Gaya belajar ini
mengakses citra visual, yanng diciptakan maupun diingat. Warna, hubungan
ruang, potret mental, dan gambar sangat dominan dalam gaya belajar ini.
2. Gaya Belajar Auditorial
Gaya belajar auditorial yaitu dengan cara mendengar, berbicara pada diri
sendiri, dan gaya mendiskusikan ide dan pemikiran kepada orang lain. Gaya
belajar ini mengakses segala bunyi dan kata yang diciptakan maupun diingat.
Musik, nada, irama, dialog, internal, dan suara. Orang yang cenderung auditorial
suka berbicara kepada diri sendiri saat bekerja.
3. Gaya Belajar Kinestetik
Gaya belajar kinestetik yaitu belajar dengan menggerakkan otot tubuh.
Gaya belajar ini mengakses segala jenis gerak dan emosi yang diciptakan maupun
diingat. Gerakan dan koordinasi, irama, tanggapan emosional, dan kenyamanan
fisik.

6
7

Pada dasarnya, setiap siswa mempunyai satu dari ketiga gaya belajar
tersebut karena mereka mempunyai minat yang berbeda-beda. Menurut Warren
dan Witkin bahwa gaya belajar ada 2 macam yaitu Gaya belajar Competitive
(Siswa yang mempunyai gaya belajar demikian dalam mempelajari suatu
pelajaran selalu ditujukan kearah pencapaian prestasi agar lebih baik dari teman
lainnya) dan Gaya belajar Collaborative/ bekerjasama (siswa yang mempunyai
gaya belajar ini selalu merasa bahwa meraka akan lebih berhasil jika sling tukar
pikiran).

Berdasarkan uraian mengenai gaya belajar tersebut, bahwa setiap orang


mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda. Misalnya jika ingin mempelajari
mengenai informasi yang baru, ada yang lebih tertarik belajar melalui video, ada
yang lebih paham hanya dengan mendengar, ada yang lebih paham dengan
mencatat informasi baru. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat banyak cara atau
gaya yang dapat membantu seseorang menguasai pengetahuan baru.

Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud gaya belajar dalam


penelitian ini adalah segala faktor yang mempermudah dan mendorong siswa
untuk belajar dalam situasi yang telah ditentukan untuk kemajuan diri sendiri,
belajar sesuai dengan kecepatan dan kesempatan diri sendiri.

2.1.2 Motivasi Belajar


2.1.2.1 Hakekat Motivasi Belajar
Manusia hidup memiliki tujuan tertentu. Perilaku manusia dalam
kehidupan didasari usaha untuk memenuhi kebutuhan. Dengan adanya motivasi,
manusia dapat melakukan sesuatu yang diinginkan dengan lebih baik. Motivasi
berperan penting dalam kegiatan sehari-hari. Agus Suprijono (2009: 163)
menjelaskan bahwa motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat
belajar, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah
perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama.
Dimyati dan Mudjiono (2009: 80) menjelaskan bahwa motivasi dipandang
sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan pengarahkan perilaku manusia,
termasuk perilaku belajar. Hall & Linzey dalam Wirabayu (2005: 18) menyatakan
8

bahwa motivasi belajar adalah dorongan yang berhubungan dengan prestasi yaitu
menguasai, memanipulasi, mengatur lingkungan sosial atau fisik, menguasai
rintangan dan memelihara kualitas kerja yang tinggi, bersaing untuk melebihi
yang lampau dan mengungguli orang lain. Sementara itu, Mcrahbian dan Bank
dalam Sri Hapsari (2005: 73) menyatakan bahwa pada umumnya motivasi belajar
merupakan dorongan dan individu untuk melakukan aktivitas dan usaha yang
maksimal agar dapat mencapai prestasi yan sebaik-baiknya. Berdasarkan uraian
beberapa pendapat tersebut, maka yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah
dorongan yang ada dalam diri individu untuk melakukan aktivitas tertentu dengan
usaha maksimal, mampu mengatasi rintangan yang ada guna mencapai prestasi
sebaik-baiknya.

2.1.2.2 Fungsi Motivasi Belajar dalam Proses Pembelajaran


Dalam proses pembelajaran, motivasi perlu dipahami oleh pendidik agar
dapat melakukan berbagai bentuk tindakan atau bantuan kepada siswa. Motivasi
dirumuskan sebagai dorongan, baik diakibatkan faktor dalam maupun faktor luar
siswa, untuk mencapai tujuan tertentu guna memenuhi/memuaskan suatu
kebutuhan. Dalam konteks pembelajaran maka kebutuhan tersebut berhubungan
dengan kebutuhan untuk pelajaran.
Sardiman (2003: 85) menjelaskan bahwa fungsi motivasi dalam belajar
adalah sebagai berikut:
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau
motor yang melepaskan energi.
b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak
dicapai.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan mana yang
harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi
tujuan tersebut.

Sementara itu Oemar Hamalik (2004: 175) menjelaskan fungsi motivasi


antara lain mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, sebagai pengarah
yang dapat menjadi jalan agar mampu menuju arah yang ingin dicapai, sebagai
penggerak berfungsi seperti mesin bagi mobil. Berdasarkan beberapa pendapat
tersebut, fungsi motivasi dalam belajar antara lain adalah untuk mendorong,
9

menggerakan dan memberikan arah pada aktivitas-aktivitas siswa dalam belajar


sehingga siswa dapat mencapai sikap atau hasil yang diinginkannya dengan
maksimal.
2.1.2.3 Ciri Individu yang Memiliki Motivasi Belajar
H. Djali (2009: 109-110) menyebutkan bahwa individu yang memiliki
motivasi yang tinggi memiliki karakteristik sebagai berikut:
(1) Menyukai situasi atau tugas yang menuntut tanggung
jawab pribadi; (2) Memilih tujuan yang realistis; (3) Mencari
situasi atau pekerjaan dimana ia memperoleh umpan batu dengan
segera dan nyata untuk menentukan baik atau tidaknya hasil atau
pekerjaannya; (4) Senang berkerja sendiri dan bersaing untuk
mengungguli orang lain; (5) Mampu menggunakan pemuasan
keinginannya demi masa depan yang lebih baik; (6) Tidak tergugah
untuk sekedar mendapatkan uang, status atau keunggulannya tetapi
lambang prestasilah yang dicarinya.

Sementara itu Hamzah B.Uno (2008: 23) mengemukakan bahwa ciri-ciri


atau indikator motivasi antara lain (1)Adanya hasrat dan keinginan berhasil,
(2)Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, (3)Adanya harapan dan cita-
cita masa depan, (4)Adanya penghargaan dalam belajar, (5)Adanya kegiatan yang
menarik dalam kegiatan, (6)Adanya lingkungan belajar yang kondusif.
Mc Cleland dan Weiner (2005) juga mengemukakan ciri-ciri tingkah laku
individu yang memiliki motivasi belajar tinggi yaitu :
a. Menempatkan tujuan yang sedang dan bekerja lebih keras, oleh
karena itu individu berusaha memaksimalkan kepuasan akan
prestasinya.
b. Memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan bertanggung jawab
secara pribadi atas tindakan yang dilakukan dalam rangka
mencapai tujuan
c. Lebih berinisiatif dalam meneliti lingkungan, individu banyak
melakukan perjalanan dan mencobahal-hal baru yang bersifat
inovatif.

2.1.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar


Terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi motivasi belajar siswa
yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri yang disebut faktor
intrinsik dan faktor dari luar yang disebut faktor ekstrinsik.
10

Purwanto (2008: 34) menjelaskan bahwa “faktor intrinsik yang


mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah minat, cita-cita dan kondisi siswa”.
Ketiga hal ini saling berhubungan. Minat belajar yang tinggi akan menyebabkan
belajar siswa menjadi lebih mudah dan cepat, sehingga memiliki motivasi yang
tinggi untuk belajar. Seseorang dengan kemauan besar serta didukung oleh cita-
cita yang sesuai maka akan menimbulkan semangat dan dorongan yang besar
untuk bisa meraih apa yang diinginkan. Sementara itu kondisi siswa baik fisik
maupun emosi akan mempengaruhi keinginan siswa untuk belajar, kondisi fisik
serta pikiran yang sehat akan menumbuhkan motivasi belajar yang tinggi.
Selain faktor intrinsik, ada faktor ekstrinsik yang mempengaruhi motivasi
belajar siswa. Menurut Elliot dalam Prasetyo Handrianto (2012: 2) faktor
ekstrinsik yang dimaksud adalah (a)kecemasan terhadap hukuman,
(b)penghargaan dan pujian, (c)peran orang tua, (d)peran pengajar, dan (e)kondisi
lingkungan.

2.1.2.5 Aspek-aspek Motivasi Belajar


Sardiman (2007: 83) mengemukakan motivasi yang ada pada setiap orang
itu memiliki ciri atau aspek-aspek sebagai berikut :
a. Tekun menghadapi tugas
b. Ulet menghadapi kesulitan
c. Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah
d. Lebih senang bekerja mandiri
e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin
f. Dapat mempertahankan pendapatnya
g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu
h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal

Mc Clleland dalam Dwi Rinti Astutik (2009: 9) mengemukakan 6 aspek


motivasi belajar pada individu yaitu:
a. Tanggung jawab pribadi terhadap tugas, individu yang
mempunyai motivasi belajar tinggi akan bertanggung jawab
terhadap pekerjaannya dan menerima tugas dengan senang hati.
b. Umpan balik atau perbuatan (tugas) yang dilakukannya, yaitu
individu akan selalu mengharapkan hasil atau feedback dari
setiap pekerjaan yang dilakukannya.
c. Tugas yang bersifat moderat yang tingkat kesulitannya tidak
terlalu sulit tetapi juga tidak terlalu mudah.
11

d. Tekun dan ulet dalam bekerja, individu yang mempunyai


motivasi belajar tinggi akan selalu berusaha melakukan tugas
pekerjaannya sebaik mungkin dan pantang menyerah.
e. Dalam melakukan tugas penuh pertimbangan dan perhitungan
(spekulasi dan untung-untungan).
f. Keberhasilan tugas merupakan faktor yang penting bagi dirinya
yang akan meningkatkan aspirasi dan tetap bersifat relisties,
yaitu individu yang mempunyai motivasi belajar tinggi kan
selalu bersikap realistis dan mengutamakan keberhasilan dalam
tugas.

Clegg dalam Sri Hapsari (2004: 84) menyatakan bahwa timbulnya


motivasi belajar karena ada keinginan kebutuhan, dorongan dan desakan hati
untuk mencapai tujuan. Berdasarkan hal tersebut, Clegg mengemukakan aspek-
aspek motivasi sebagai berikut:
a. Harapan untuk sukses yaitu adanya usaha untuk berusaha lebih
baik dan mengulang memperbaiki kegagalan.
b. Kecenderungan untuk menghindari kegagalan atau kesalahan
yaitu berupa dorongan dari dalam diri untuk berusaha tidak
mengulangi kesalahan yang telah dilakukan.
c. Gigih tidak mudah menyerah yaitu memandang suatu kegagalan
sebagai cambuk pemicu untuk terus berusaha bukan pembuat
putus asa.
d. Dorongan untuk belajar yaitu adanya keinginan dari dalam diri
untuk belajar.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat dimodifikasi aspek atau


indikator untuk mengukur motivasi belajar adalah:
a. Tanggung jawab dan respon terhadap pelajaran.
b. Umpan balik atas tugas yang dilakukannya.
c. Tingkat kesulitan tugas.
d. Ketekunan dan keuletan individu.
e. Penuh pertimbangan dan perhitungan (tidak berspekulasi).
f. Dorongan untuk belajar.

Berdasarkan uraian dari beberapa pendapat tersebut maka yang


dimaksud dengan motivasi belajar dalam penelitian ini merupakan dorongan
yang ada dalam diri siswa untuk melakukan aktivitas belajar dengan usaha
maksimal serta mampu mengatasi rintangan yang ada guna mencapai prestasi
12

yang maksimal untuk mengukur aspek afektif dengan 6 indikator utama yaitu
tanggung jawab dan respon terhadap pelajaran, umpan balik atas perbuatan
(tugas) yang dilakukannya, tingkat kesulitan tugas, ketekunan dan keuletan
individu, penuh pertimbangan dan perhitungan (tidak berspekulasi), dan
dorongan untuk belajar.

2.1.3 Hasil Belajar


2.1.3.1 Hakekat Hasil Belajar
Setelah siswa belajar, maka ada hasil yang akan diperolehnya sebagai
konsekuensi dari belajarnya. Beberapa definisi hasil belajar menurut para ahli
dijabarkan sebagai berikut. Menurut tim penyusun KBBI (2005), hasil belajar
adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh
guru. Sementara itu Nana Sudjana (2011: 22) menjelaskan bahwa hasil belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya.
Suratinah Tirtonegoro (2001: 43) mengemukakan bahwa hasil belajar
adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk
simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah
dicapai oleh setiap siswa dalam periode tertentu. Sedangkan Syaiful Bahri
Djamarah (1996:23) mengungkapkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang
diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu
sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.
Menurut Purwanto (2008: 46) hasil belajar adalah perubahan perilaku
seseorang akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai
penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar.
Pencapaian itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Hasil itu
dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan para ahli dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu hasil akhir dari proses belajar
yang telah dilakukan siswa untuk mencapai kompetensi tertentu yang telah
13

ditetapkan. Hasil belajar dapat berupa nilai, angka, atau huruf. Semakin tinggi
nilai atau angka atau huruf maka semakin tinggi juga hasil dari belajar siswa.

2.1.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Dalam pencapaian hasil belajar siswa, terdapat faktor-faktor tertentu yang
dapat mempengaruhi tinggi atau rendahnya hasil belajar siswa. Nana Sudjana
(2011: 39) menyatakan bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi
oleh dua faktor yakni dari faktor dari dalam siswa itu sendiri dan faktor yang
datamg dari luar diri siswa atau lingkungan. Faktor yang datang dari dalam diri
siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar
sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai.
Hasil belajar setiap individu tentunya dipengaruhi oleh belajar masing-
masing siswa. Muhabbibin Syah (2003: 144) menjelaskan bahwa terdapat tiga
faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu faktor internal, eksternal dan
pendekatan belajar.
a. Faktor dari dalam yaitu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
belajar yang berasal dari siswa belajar. Faktor dari dalam
(internal) meliputi dua aspek, fisiologi dan psikologis. 1)
Fisiologi, faktor ini meliputi kondisi jasmaniah secara umum
dan kondisi panca indra. 2) Kondisi psikologis, faktor ini
meliputi kecerdasan, bakat, minat, motivasi, emosi dan
kemampuan kognitif.
b. Faktor dari luar yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar siswa
yang mempengaruhi proses dan hasil belajar. Faktor-faktor ini
meliputi lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. 1)
Lingkungan sosial yang dimaksud adalah manusia atau sesame
manusia, baik manusia itu ada (kehadirannya) ataupun tidak
langsung hadir. Dalam lingkungan sosial yang mempengaruhi
belajar siswa ini dapat dibedakan menjadi tiga yaitu rumah,
sekolah dan masyarakat. 2) Lingkungan non sosial meliputi
keadaan udara, waktu belajar, cuaca, lokasi gedung sekolah dan
alat-alat pembelajaran.
c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning) yaitu jenis
upaya belajar yang meliputi strategi, model dan metode yang
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran
materi-materi pelajaran.

Dalam kenyataan, tentunya faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar


seseorang sangat banyak. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh
14

Slameto (2010: 54-72), bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak


jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.
a. Faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam individu yang sedang
belajar, meliputi jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh), psikologis
(intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan) dan
kelelahan.
b. Faktor eksternal faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu
meliputi keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang
tua, latar belakang kebudayaan), sekolah (metode mengajar, kurikulum,
relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah,
alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan
gedung, metode belajar, tugas rumah) dan masyarakat (kegiatan siswa
dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan
masyarakat).

Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan hasil belajar


dalam penelitian ini adalah hasil akhir dari proses belajar yang telah dilakukan
siswa untuk mengukur aspek kognitif melalui tes formatif agar mampu mencapai
kompetensi yang telah ditetapkan.

2.2 Penelitian yang Relevan

Adnyana, I Wayan Ari. 2015. HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN HASIL


BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS TERPADU DI KELAS VIIID
DAN VIIIE SMP NEGERI 5 PALU. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
hubungan motivasi dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS Terpadu di
kelas VIIID dan VIIIE SMPN 1 Getasan. Hasil dari penelitian menunjukkan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara motivasi dengan hasil belajar. Hasil
analisis diperoleh nilai korelasi sebesar 0,98 dengan koefisien determinasi sebesar
96,04% yang artinya bahwa motivasi memberikan kontribusi sebesar 96,04 persen
terhadap hasil belajar siswa, selebihnya didukung faktor lain. Kesimpulan dari
15

penelitian ini adalah ada korelasi yang signifikan antara motivasi dengan hasil
belajar siswa.

2.3 Kerangka Pikir

Dalam kerangka dasar penelitian akan diuraikan variabel-variabel yang


digunakan. Penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diteliti, yaitu variabel
bebas dan terikat. Variabel bebas yang dikaji diberi notasi (X) yaitu gaya belajar
(X1)dan motivasi belajar (X2), sementara variabel terikat diberi notasi (Y) yaitu
hasil belajar. Model hipotetis adalah:

X1

X2

Gambar 1. Model kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian

Keterangan :

X1 : Gaya Belajar

X2 : Motivasi Belajar

Y : Hasil Belajar

: Hubungan gaya belajar terhadap hasil belajar dan motivasi


belajar terhadap hasil belajar.
16

2.4 Hipotesis
Berdasarkan pada kerangka berpikir yang telah diuraikan, maka diajukan
hipotesis penelitian sebagai berikut.
1. Hipotesis kerja
Terdapat hubungan yang kuat dan signifikan antara gaya belajar terhadap
hasil belajar mata pelajaran IPS di kalangan siswa kelas VIII SMPN 1
Getasan

Hipotesis Statitik
H0 : β = 0
H1 : β > 0

2. Hipotesis kerja
Terdapat hubungan yang kuat dan signifikan antara motivasi belajar
terhadap hasil belajar mata pelajaran IPS di kalangan siswa kelas VIII SMPN
1 Getasan

Hipotesis Statitik
H0 : β = 0
H1 : β > 0

Anda mungkin juga menyukai