Anda di halaman 1dari 31

Outline

1 2
Outlook Ekonomi Potret Industri
2022 BPR-BPRS

AGENDA
3 4 5
Tantangan Industri Peran strategis BPR-BPRS Strategi BPR-BPRS dalam
BPR-BPRS terhadap UMKM dalam menghadapi masa pandemi &
masa pandemi pasca pandemi Covid-19
Bagian Pertama
Outlook Ekonomi
2022
CATATAN PERISTIWA TRIWULAN 3-2021
PEREKONOMIAN GLOBAL

❖ Perekonomian global pada Triwulan 3-2021 mengalami perbaikan, terlihat dari indikator Purchasing Managers Index (PMI)
global pada bulan Juli, Agustus dan September 2021 yang mencapai lebih dari 50.
❖ Harga komoditas makanan (minyak kelapa sawit, cokelat, dan kopi) dan komoditas hasil tambang (timah, nikel, dan
alumunium) di pasar internasional pada Triwulan 3-2021 mengalami peningkatan baik secara (q-to-q) maupun (y-on-y).
❖ Ekonomi beberapa mitra dagang Indonesia pada Triwulan 3-2021 menunjukkan pertumbuhan positif.

Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Beberapa Mitra Dagang Indonesia (y-on-y)


12,2 15,2 13,7
4,97,9 4,9 4,9 6,5 6,0 4,0 2,7
6,6 7,6 5,4
3,9

-2,9 -1,0 -3,6 -3,9


-5,8 -6,2

Tiongkok Amerika Serikat Singapura Korea Selatan Vietnam Hong Kong Uni Eropa
Q3-2020 Q2-2021 Q3-2021

Sumber: Berita Resmi Statistik BPS RI (November 2021) Halaman 4


Ekonomi

PEREKONOMIAN DOMESTIK: Terus Melanjutkan Pertumbuhan Yang Positif


Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Q3-2021 masih menunjukkan perbaikan meskipun pertumbuhannya sedikit
melambat akibat adanya Varian Delta Covid-19. Perekonomian Indonesia pada Q3-2021 tumbuh sebesar 3,51 persen (YoY)
atau 1,55 persen (QtQ).
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (%YoY) Momentum Pemulihan Ekonomi Tetap Terjaga,
Meskipun Tertahan Varian Delta Covid-19
Pada Q3-2021, kinerja Perekonomian Indonesia masih
8 7,07 mampu kembali tumbuh positif sebesar 3,51%
6 5,07 5,05 5,02 4,97 Kinerja Pertumbuhan
4 2,97
• Penerapan PPKM Darurat dan Level 4 di permulaan Triwulan III
3,51 berdampak pada perlambatan Konsumsi masyarakat serta
2
tertahannya aktivitas Investasi sektor swasta.
-0,74
0 • Momentum pemulihan masih relatif terjaga, tercermin pada
-2,19
-2 pertumbuhan antar-triwulan (QtQ) yang masih positif (1,55%).
-3,49
-4
• Terjaganya momentum pemulihan tersebut turut ditopang oleh
-5,32
pertumbuhan positif semua komponen pengeluaran,
-6 khususnya Ekspor.
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
2019 2020 2021 • Dari sisi Lapangan Usaha, kontributor utama seperti Industri
Pengolahan, Pertanian, Perdagangan dan Konstruksi juga
Sumber: BPS, 5 November 2021 mencatatkan pertumbuhan positif.

Sumber : Kemenko Perekonomian RI Halaman 5


PDB (PENGELUARAN): Semua Komponen Pengeluaran PDB Masih Tumbuh Positif
• Kontributor utama pertumbuhan ekonomi dari sisi demand adalah Konsumsi RT dan PMTB (share 83,54%)
• Semua komponen pengeluaran masih tumbuh positif, terutama pertumbuhan tinggi pada Ekspor dan Impor
Konsumsi Pemerintah (Share=8,90%)
Konsumsi RT (Share=53,09%)
9,76
5,96 8,23
5,02 5,18 5,01 4,97 8,03
2,83 5,25
3,77
1,03 1,76 2,58
0,99 0,50 0,66
-3,61
-2,21
-5,52 -4,05
-6,90
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
2019 2020 2021
2019 2020 2021

PMTB (Share=30,45%)
Ekspor (Share=22,71%) Impor (Share=18,68%)
7,54 31,98 29,16 31,72 30,11
5,03 4,55 4,21
4,08 3,74
1,70
5,27
6,74
-6,47 -6,73 -8,34 -7,90 -3,62
-1,46 -1,84 0,12 -0,38 0,36 -7,21
-11,66 -23,00
-6,15 -0,23 -13,52
-18,29
-12,02
-6,48 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
-8,61 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
2019 2020 2021 2019 2020 2021
2019 2020 2021
Sumber: BPS, 2021
Sumber : Kemenko Perekonomian RI
PEREKONOMIAN INDONESIA SECARA SPASIAL
TRIWULAN 3 -2021

Struktur perekonomian Indonesia secara spasial pada Triwulan 3–2021 masih didominasi oleh
kelompok provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar 57,54 persen.
Sumatera Kalimantan Sulawesi

3,78% 4,52%
4,58% Maluku & Papua

21,95 8,32% 6, 98%


21,95%%
8,32% 6,98%
9,15%
2,45%
2,45%

,75%
57,55
22,75%
57,55%%
-0,09%
Jawa
Keterangan
3,03%
Bali & Nusa Tenggara Distribusi PDB ADHB Triwulan 3– 2021
Pertumbuhan Ekonomi Triwulan 3– 2021 (y-on-y) Halaman 7
INDIKATOR SEKTOR RIIL : Menunjukkan Sinyal dan Prospek Perbaikan Ekonomi
Sepanjang Semester I-2021, indikator sektor riil terus membaik (terutama indikator utama konsumsi dan investasi). Pada awal Q3-3021, peningkatan kasus-
covid-19 memaksa penurunan yang dalam beberapa indikator utama. Namun sejak akhir Q3-2021 sudah mulai membaik.
Impor Barang (%YoY)
Penjualan Eceran Ritel (%YoY) Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Penjualan Kendaraan Bermotor
(%YoY) 100
20 130 1.500 300,0
15,6
55,8
5,2 120 113,4 1.000 200,0
10 Optimis >100 50
67,6 53,4
110
0 500 100,0
29,4
100 0
0 0,0
-10 90 22,0
-500 -100,0
-20 80 -50

Sep-20
Jan-20
Mar-20
Mei-20
Jul-20

Nov-20
Jan-21
Mar-21
Mei-21
Jul-21
Sep-21
Pesimis < 100

Mar-21
Feb-20
Mar-20
Jan-20

Apr-20
Mei-20
Jun-20
Jul-20
Agu-20
Sep-20
Okt-20
Nov-20
Des-20
Jan-21
Feb-21

Apr-21
Mei-21
Jun-21
Jul-21
Agu-21
Sep-21
Okt-21
-30 70 77,3

Jul-21
Jan-20
Feb-20
Mar-20
Apr-20
Mei-20
Jun-20
Jul-20
Agu-20
Sep-20
Okt-20
Nov-20
Des-20
Jan-21
Feb-21
Mar-21
Apr-21
Mei-21
Jun-21

Agu-21
Sep-21
Okt-21
Jul-20
Jan-20
Feb-20
Mar-20
Apr-20
May-20
Jun-20

Aug-20
Sep-20
Oct-20
Nov-20
Dec-20
Jan-21
Feb-21
Mar-21
Apr-21
May-21
Jun-21
Jul-21
Aug-21
Sep-21
*Oct-21

Penjualan Motor Domestik Impor Barang Modal


Penjualan Retail Mobil-rhs Impor Bahan Baku
Impor Barang Konsumsi

PMI Manufaktur Konsumsi Semen (%YoY) Penjualan Mesin Konstruksi Survey Kegiatan Dunia Usaha
60 57,2 40 (%YoY) 30,00
30 18,98
55 Ekspansi > 50 300 20,00
20 4,6 250
50 10 10,00 7,46
200
45 0 150 0,00
-10 100
40 105,4 -10,00
-20 50
35 -30 -20,00
0
Kontraksi < 50 -40
30 -50 -30,00
-50
25 27,5 -100 -40,00
Mar-21
Jan-20
Feb-20
Mar-20
Apr-20
Mei-20
Jun-20
Jul-20
Agu-20
Sep-20
Okt-20
Nov-20
Des-20
Jan-21
Feb-21

Apr-21
Mei-21
Jun-21
Jul-21
Agu-21
Sep-21

Feb-20
Jan-
20
Mar-
20
Apr-20
Mei-20
Jun-20
Jul-20
Agu-20
Sep-20
Okt-20
Nov-
20
Des-20
Jan-21
Feb-21
Mar-
21
Apr-21
Mei-21
Jun-21
Jul-21
Agu-21
Sep-21
Mei-20
Jun-20
Feb-20
Mar-20
Apr-20

Jul-20
Agu-20
Sep-20
Okt-20
Nov-20
Des-20
Jan-21
Feb-21
Mar-21
Apr-21
Mei-21
Jun-21
Jul-21
Agu-21
Sep-21
Okt-21

Sumber: BI, BPS, CEIC


Sumber : Kemenko Perekonomian RI Halaman 8
KONSUMSI: Kelompok Kelas Menengah Atas Mulai Meningkatkan Konsumsi
Nominal simpanan kelas menengah atas (> 5 M) yang mendominasi sekitar 50,2% mengalami perlambatan
pertumbuhan per September 2021 menjadi 10,72% (YoY). Kondisi tersebut mengindikasikan kelompok ini mulai
meningkatkan konsumsi

Pertumbuhan Simpanan Berdasarkan Tiering Nominal(%YoY)


Total Simpanan Tier 0-100 Juta Tier 101-200 juta Tier 201-500 juta
13,0 (share: 13,2%) (share: 5,4%) (share: 8,7%)
12,0 10,0 11,0
11,0 10,0 10,0
9,0
9,0 8,0 8,0 9,0
6,0 8,0
7,48 4,0 7,0
7,0 7,0
2,0 3,17 6,0 5,93 6,0
5,0 0,0 5,0 5,0 5,32

01/2019
04/2019
07/2019
10/2019
01/2020
04/2020
07/2020
10/2020
01/2021
04/2021
07/2021
07/2019

04/2021
01/2019
04/2019

10/2019
01/2020
04/2020
07/2020
10/2020
01/2021
04/2021
07/2021

01/2019
04/2019
07/2019
10/2019
01/2020
04/2020
07/2020
10/2020
01/2021

07/2021
04/2020
01/2019
04/2019
07/2019
10/2019
01/2020

07/2020
10/2020
01/2021
04/2021
07/2021
Tier 501 juta-1 miliar Tier 1,01-2 miliar Tier 2,01-5 miliar Tier > 5 miliar
(share: 7,5%) (share: 6,6%) (share: 8,5%) (share: 50,2%)
11,0 12,0 10,0 20,0
9,0 10,0 8,0 15,0
7,0 8,0
6,0 4,55 10,0
5,0 6,0 10,72
3,0 4,15 4,0 4,0 5,0
4,03
1,0 2,0 2,0 0,0
07/2019

04/2020

04/2021
01/2019
04/2019

10/2019
01/2020
04/2020
07/2020
10/2020
01/2021
04/2021
07/2021

01/2019
04/2019
07/2019
10/2019
01/2020

07/2020
10/2020
01/2021
04/2021
07/2021

01/2019
04/2019
07/2019
10/2019
01/2020
04/2020
07/2020
10/2020
01/2021

07/2021

01/2019
04/2019
07/2019
10/2019
01/2020
04/2020
07/2020
10/2020
01/2021
04/2021
07/2021
Halaman 9
Sumber: LPS, September 2021, simpanan terdiri dari DPK dan Simpanan dari Bank Lain
KINERJA EKONOMI 2021 & 2022: Diproyeksikan Masih Tumbuh Positif
▪ Memasuki Q4-2021, berbagai leading indicator telah menunjukkan perbaikan. Seiring perkembangan kasus positif Covid-19 yang terus membaik. Dengan
prospek yang positif tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan berada di atas level 5% pada Q4-2021 dan mencapai target pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan ke depannya.
▪ Mayoritas Lembaga Internasional memperkirakan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Q4-2021 berada di atas 4% (YoY)
▪ Untuk pertumbuhan ekonomi FY 2021, mayoritas Lembaga melakukan koreksi ke bawah proyeksinya, dari yang sebelumnya berkisar
3,1% s.d 6,1% menjadi 2,3% s.d 4,4% yoy begitu juga dengan poin komposit yang sebelumnya berada di level 3,8% menjadi 3,7%. Hal
ini tidak terlepas dari pilihan kebijakan yang diambil pemerintah dalam menangani varian delta Covid-19 (Penerapan PPKM).

Proyeksi Ekonomi Indonesia (%, YoY)


8,0 IMF (Oct’21) ADB (Sep’21) World Bank (Oct’21) OECD (Sep’21)
7,1
6,23
6,0
5,12 7
4,0 6,5
6,4
3,0 3,51
2,0 6
5,9

0,0 5,5 5,2


-0,7 5,1
5 4,8 4,9
-2,0 -2,
2 FY 2021: 3,7 s.d 4,0% (YoY)
-3,5 4,5
-4,0 FY 2022: 5,2% YoY
4 3,7 3,7
-5,3
-6,0 3,5
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 3,5 3,2
2020 2021
3
Actual Batas Bawah Batas Atas
2021 2022 2023
Sumber : Kemenko Perekonomian RI Halaman 10
www.ekon.go.id
Bagian Kedua
Potret Industri
BPR-BPRS
Kinerja BPR dan BPRS Masih Terjaga dan Tumbuh Positif
Perkembangan Total Aset, Kredit/Pembiayaan, DPK ➢ Pertumbuhan Aset, DPK dan
BPR dan BPRS Kredit/Pembiayaan melandai sejak awal
170.026 178.393 pandemi Covid-19
163.381
148.055 ➢ Industri BPR dan BPRS juka makin selektif
136.786 121.452 126.141 dalam penyaluran kredit/pembiayaan di
122.659 118.728
107.257 tengah pesepsi tingginya risiko kredit
88.346 97.246
123.764 seiring dapak pandemi COVID-19
111.270 115.970
91.848 100.060
81.549
Per September 2021, total asset BPR
tumbuh 8,90% (yoy), penyaluran kredit
Total Aset DPK Kredit/Pembiayaan
tumbuh 4,33% (yoy), dan DPK tumbuh
sebesar 11,27% (yoy).
2016 2017 2018 2019 2020 Sep-21

Jumlah BPR & BPRS


RISIKO KREDIT KETAHANAN BANK PROFITABILITAS Jumlah BPR terus menurun sebagai dampak penguatan industri melalui
Mekanisme Penggabungan, Peleburan dan pengambilalihan
BPR Des-20 Sep-21 BPR Des-20 Sep-21 BPR Des-20 Sep-21
NPL Gross 7,22% 7,53% CAR 29,89% 32,01% ROA 1,87% 1,76% 1.799 1.786
1.764
NPL Net 5,33% 5,02% LDR 75,44% 74,90% BOPO 84,24% 84,35%
1.709
1.669
1.646
BPRS Des-20 Sep-21 BPRS Des-20 Sep-21 BPRS Des-20 Sep-21
NPF Gross 7,24% 7,94% CAR 28,60% 23,86% ROA 2,01% 1,84%
NPF Net 5,85% 6,56% FDR 108,78% 106,20% BOPO 87,62% 81,81%
2016 2017 2018 2019 2020 Sep-21

Data Posisi September 2021, OJK, diolah Halaman 12


Industri BPR masih
didominasi oleh BPR
skala kecil

❖ Jumlah BPR mengalami penurunan


sebesar -9,53% (-156 BPR) sejak
2015 utamanya akibat
merger/konsolidasi.
❖ Trend 5 tahun terakhir menunjukan
cukup banyak BPR yang berhasil
"naik kelas", terlihat dari jumlah
BPRKU 1 berkurang 300 BPR, BPRKU
2 bertambah 112 BPR, dan BPRKU 3
bertambah 35 BPR.
❖ Jumlah industri BPR didominasi
oleh BPRKU 1. Namun BPR skala
besar (BPRKU 3) menguasai pangsa
total Aset, DPK dan Total Kredit.

Data Posisi September 2021, DPIP OJK, diolah Halaman 13


Optimisme di Situasi Pandemi

Menurunnya kasus harian covid yang diimbangi dengan semakin masifnya vaksinasi di Indonesia
Sumber : Bank BRI
berdampak psitif pada perekonomian sehingga semakin memperkuat optimisme masyarakat untuk
bangkit dari pandemic covid-19
Halaman 14
Bagian Ketiga
Tantangan
Industri BPR - BPRS
Permodalan Peran BPR bagi
Tantangan Perekonomian wilayah
▪ Industri BPR dan BPRS Struktural
masih didominasi oleh
BPR skala kecil.
Isu Strategis Kontribusi BPR dan BPRS
▪ Diperlukan permodalan Industri BPR terhadap perekonomian di
BPR dan BPRS yang masing-masing wilayah
dan BPRS provinsi masih relatif rendah,
memadai untuk
mendukung daya saing meskipun penyerapan tenaga
BPR dan BPRS di era kerja industry BPR dan BPRS
digital. terbilang cukup baik.

Tata Kelola, infrastruktur produk & layanan

Beberapa aspek yang dibutuhkan untuk bersaing di era digital :


a. Penerapan tata Kelola yang optimal.
b. Kualitas dan kuantitas pengurus SDM yang memadai
c. Infrastruktur TI yang memadai dengan adopsi TI terkini
d. Menajemen risiko termasuk potensi risiko baru
(dampak perkembangan pemanfaatan TI dan kerja sama)
e. Inovasi produk dan layanan yang bersifat consumer centric
Halaman 16
PETA PERSAINGAN PENYEDIA JASA KEUANGAN UNTUK SEGMEN MKM 17

Segmen mikro, kecil dan menengah merupakan segmen yang


banyak dijadikan idola bagi LJK dalam menjalankan bisnisnya

+
Penyedia Jasa Keuangan
untuk Segmen MKM
Pergeseran perilaku Kemunculan berbagai
masyarakat inovasi keuangan

Semakin banyak LJK yang menjalankan bisnis


jasa keuangannya pada segmen MKM sehingga
BPR harus dapat menaikkan daya saingnya
untuk bertahan di segmen ini

Halaman 17
The Need for Digital Banking
Potensi Digital yang Besar

Total Populasi Saluran Seluler Pengguna Internet Pengguna Aktif Sosmed

274,9 Juta 345,3 Juta 202,6 Juta 170,0 Juta


Urbanisasi
57,0%
1 Vs Populasi
125,6%
2 Vs Populasi
73,7%
3 Vs Populasi
61,8% 4
Pertumbuhan (yoy) Pertumbuhan (yoy) Pertumbuhan (yoy) Pertumbuhan (yoy)
1,1% 1,2% 15,5% 6,3%
+2,9 Juta +4 Juta +27 Juta +10 Juta

Waktu yang dihabiskan Mobile Apps yang digunakan

Chat App Medsos Shopping Banking


Internet Media Sosial Bermain 96,5% 96,3% 96,3% 39,2%
8 Jam 2 Jam Game
1 Jam

Halaman 18
Perpanjangan Kebijakan Stimulus Antisipasi Dampak Covid-19

(POJK PERUBAHAN KEDUA ATAS POJK STIMULUS COVID-19)


1) Penerapan kebijakan yang mendukung stimulus
pertumbuhan ekonomi terhadap debitur yang 1) PPAP dengan kualitas Lancar, AYDA dan BMPK
terkena dampak penyebaran coronavirus disease diperpanjang sampai dengan 31 Maret 2023
2019 (covid-19) termasuk debitur usaha mikro, kecil
dan menengah berlaku sampai dengan tanggal 2) Dana pendidikan dan pelatihan untuk
31 Maret 2023 pengembangan SDM tahun 2022 dapat
dicadangkan sebesar kurang dari 5% dari realisasi
2) Manajemen risiko dalam rangka implementasi biaya SDM tahun sebelumnya
stimulus sebagaimana telah diatur dalam POJK No.
48/POJK.03/2020 tetap harus diterapkan oleh 3) Penerapan prinsip kehati-hatian dan menajemen
perbankan, antara lain assessment terhadap risiko berupa penyesuaian pedoman, dokumentasi
debitur yang eligible untuk direstrukturisasi, dan administrasi, pelaksanaan simulasi dampak
kecukupan pembentukan CKPN, serta stress testing penerapan kebijakan termasuk dalam rangka
dampak restrukturisasi terhadap permodalan dan pembagian dividen/tantiem, sebagaimana POJK
likuiditas bank 2/2021, tetap harus dilakukan oleh BPR dan BPRS

Halaman 19
May-20 Mar-20

120
710
Jun-20 Apr-20
May-20
Jul-20
Jun-20
Aug-20
Jul-20
Sep-20
Aug-20
Oct-20 Sep-20
Nov-20 Oct-20

133
Dec-20 Nov-20
Jan-21 Dec-20
1.282

Jan-21
Feb-21
Feb-21
Mar-21
BPR | Bank Perkreditan Rakyat

Mar-21
Apr-21
Apr-21
May-21 May-21
Jun-21 Jun-21

133
BPRS | Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
1.308

Jumlah BPR (Unit)

Jumlah BPRS (Unit)


Mar-20

Sumber : DPIP OJK (Juli 2020)


May-20
Apr-20
Jun-20
35.578

20.374
May-20
Jul-20
Jun-20
Aug-20 Jul-20
Sep-20 Aug-20
Oct-20 Sep-20
39.678

Nov-20 Oct-20
338.666

Dec-20 Nov-20
Dec-20
Jan-21
Jan-21
Feb-21
Feb-21
Mar-21
Mar-21
Apr-21 Apr-21
Perkembangan Restrukturisasi BPR - BPRS

May-21 May-21
Jun-21 Jun-21
Jumlah Debitur (Rekening)
Jumlah Debitur (Rekening)

30.602
297.829

May-20 Mar-20
1.616
2.938

Jun-20 Apr-20
May-20
Jul-20
Jun-20
Aug-20
Jul-20
Sep-20 Aug-20
Oct-20 Sep-20
Nov-20 Oct-20
2.041

Dec-20 Nov-20
Jan-21 Dec-20
21.699

Jan-21
Feb-21
Feb-21
Mar-21
Mar-21
Apr-21 Apr-21
May-21 May-21
Jun-21 Jun-21
Nominal (Rp Milyar)
Nominal (Rp Milyar)

2.028
21.330

Halaman 20
RPOJK Penyelenggaraan Produk BPR – BPRS
Penyusunan Rancangan POJK bertujuan untuk mendukung
pengembangan bisnis BPR dan BPRS serta memperluas ruang
kolaborasi BPR dan BPRS dengan lembaga lain.

Sumber : Materi Rapat Dengar Pendapat OJK (7 Semptember 2021) Halaman 21


Pengembangan SDM Kunci Meningkatkan Daya Saing
Kurangnya SDM yang berkualitas merupakan tantangan utama pengembangan SDM perbankan
01
Voluntary Turnover Rate
Prospek Tidak puas
karir yang terhadap
Ketidakcocokan budaya kerja 9% lebih baik kepemimpinan 19% 26%
Ketidakcocokan permintaan
16%
remunerasi 37% 4%
Paket Peran yang
18%
Kurangnya kuantitas SDM 32% kompensasi lebih Lainnya
37%
yang lebih menantang
baik <5% per tahun 5-10% per tahun
Kurangnya SDM berkualitas 44%
10-15% per tahun >15% pertahun
54% 4% 2%
Sumber: Survey Perbankan Indonesia oleh PwC tahun 2014

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh PwC, 44% responden (bank) menyatakan bahwa kurangnya SDM berkualitas sebagai kesulitan utama dalam
memenuhi kebutuhan SDM bank. Selain itu, voluntary rate perbankan relatif tinggi pada tingkat 5-10% per tahun, dimana alasan utama peralihan karyawan di
industri perbankan disebabkan oleh paket kompensasi yang lebih baik.

Oleh karena itu, dalam rangka menjamin kualitas SDM BPR perlu dilakukan upaya untuk mendukung pengembangan SDM BPR antara lain melalui pelaksanaan
program sertifikasi secara berkelanjutan untuk seluruh level jabatan dan pemberian remunarasi dan jenjang karir yang lebih baik sehingga dapat mengurangi
tingkat voluntary turnover pegawai BPR.

02 Manajemen Risiko APU PPT


Pengembangan SDM BPR
diperlukan untuk
mendukung efektifitas
implementasi ketentuan Tata Kelola Audit Internal Perlindungan Konsumen

Halaman 22
TATA KELOLA, RISIKO & KEPATUHAN
Kasus-kasus fraud, accounting scandals dan
kegagalan bisnis yang biasanya berujung pada
permasalahan hukum atau kebangkrutan
(Djokic & Duh, 2016)
GRC
Kegagalan dari tata kelola lembaga keuangan Lemahnya Signifikasi
berakibat pada krisis finansial (Lipton dan
Lorsch,1992; Brownbridge, 2002)
GRC GRC

Krisis keuangan tahun 2008-2012


(Lenssen, et. al, 2014) R
G C
Governance Risk Compliance

Pentingnya Peran SDM dalam Meningkatkan GRC:


Lembaga Keuangan mengelola Industri jasa keuangan adalah Lembaga Keuangan sangat ketat
Peningkatan kompetensi sumber daya manusia menjadi dana masyarakat sehingga suatu industri yang sarat dengan regulasinya sehingga patut dijaga
salah satu syarat utama yang harus dilakukan oleh diperlukan tata kelola yang baik risiko (Hopt, 2013) kepatuhanya (highly regulated &
lembaga keuangan agar mampu menerapkan GRC supervised)
dengan baik.

Sumber daya manusia harus dibekali dengan kualifikasi


dan kompetensi yang memadai di bidang GRC serta Tata Kelola, Risiko & Kepatuhan (GRC) berdampak langsung pada
standar profesi dan kode etik untuk meningkatkan
kualitas GRC industri keuangan di Indonesia. kinerja Lembaga Jasa Keuangan (NPL, ROA, ROE, CAR, dll.)
(Ajhantan, 2013; Sianipar dan Wiksuana, 2019; Zabri, 2015)

Halaman 23
Sistem Sertifikasi

Sertifikasi kompetensi kerja pada BPR telah dimulai


Sebagaimana dimaksud dalam SKKNI nomor
sejak tahun 2006, yaitu untuk level 6, okupasi Direksi
322/2016, bahwa tujuan penyusunan SKKNI
dan Anggota Dewan Komisaris. Secara keseluruhan
adalah untuk meningkatkan kualitas dan
sertifikasi pada BPR ditetapkan sebagai berikut:
kompetensi sumber daya manusia bidang BPR.
Pengelola BPR yang sehat dan berkelanjutan
tentu harus didukung oleh SDM yang Level 6 2006 Level 5 2021
kompeten dan berintegritas di semua level
jenjang organisasi, mulai dari level staff ➢ PE Bisnis &
➢ Komisaris Operasional
pelaksana, supervisor, pejabat eksekutif hingga
➢ Direktur Tingkat 1 ➢ PE Audit Intern
Direksi dan Dewan Komisaris. ➢ Direktur Tingkat 2 ➢ PE Kepatuhan/
Pemantau Risiko
Penyusuan SKKNI nomor 322/2016 didasari oleh
pemetaan kompetensi pada BPR yang merupakan Level 4 2022 Level 3 2022
penjabaran dari tujuan utama BPR mencakup fungsi-fungsi
kunci, fungsi-fungsi utama, hingga fungsi-fungsi dasar ➢ Supervisor Kredit
dalam pengelolaan BPR. ➢ Pelaksana Kredit
➢ Supervisor
➢ Pelaksana Layanan
Operasional dan
➢ Pelaksana Akuntansi
Layanan
& Pelaporan
➢ Audit Intern
Halaman 24
Bagian Keempat
Peran strategis BPR-BPRS
terhadap UMKM dalam
masa pandemi
Peran Strategis Industri BPR kepada UMKM
dalam Masa Pandemi

Berperan aktif dalam Berperan Aktif dalam pelaksanaan


pemberian stimulus bagi Program PEN yaitu Subsidi Bunga, Terus melakukan Edukasi
UMKM khususnya Bantuan Pelakua Usaha Mikro dan dan Literasi Keuangan
restrukturisasi kredit Insentif lainnya bagi UMKM

Tetap melayani
Kebutuhan berbagai
Transaksi Keuangan di Melakukan
Masa Pandemi baik Pendampingan secara
simpanan dana konsisten dan kontinu
maupun kredit

Halaman 26
Fase Inisiasi 1 Fase Berkembang 2 Fase Ekspansif 3 Fase Go Global 4
Kondisi UMKM Kondisi UMKM Kondisi UMKM Kondisi UMKM
➢ Usaha baru berdiri ➢ Usaha Sudah Tetap ➢ Usaha berkembang dan ➢ Usaha menjadi besar dan
maju maju
➢ Belum feasible dan dan berkembang
➢ Feasible dan Bankable ➢ Feasible dan bankable
bankable ➢ Feasible dan belum ➢ Butuh pembiayaan besar
bankable Peran BPR-BPRS
Peran BPR-BPRS Peran BPR-BPRS
➢ Menyambungkan dengan
Peran BPR-BPRS
➢ Pendampingan dan pasar Regional dan ➢ Dihubungkan dengan
Peningkatan kapasitas ➢ Pendampingan dan Nasional distributor nasional
➢ Pemberian modal Peningkatan Kapasitas ➢ Menggunakan Pemasaran berskala ekspor
kerja terbatas ➢ Menyambung dengan
secara Digital ➢ Menghubungkan dengan
➢ Diikutsertakan dalam bank umum dengan
akses pemasaran lokal pemasaran dan event- Kerjasama linkage melalui
dan regional event pameran skala BPR
➢ Pemberian modal yang nasional ➢ Pembiayaan dengan
lebih baik ➢ Pemberian modal kerja model sindikasi dari
➢ Dihubungankan dengan plafond sesuai beberapa BPR
dengan dinas tekait kebutuhannya

Halaman 27
Bagian Kelima
Strategi BPR-BPRS dalam
menghadapi masa pandemi
& pasca pandemi Covid-19
Strategi Meningkatkan Daya Saing BPR – BPRS
Dalam Masa Pandemi
Dukungan yang
diperlukan :
Optimalisasi
Laba

Meningkatkan Memenuhi
Kebijakan Relaksasi
Finansial Meningkatkan Fee pertumbuhan kredit Menurunkan
Covid-19
Based Income PPAP
CKPN
“low risk”

Menurunkan suku Mengurangi Meningkatkan


Meningkatkan
bunga kredit Cost of Fund dana murah
CASA Program PEN terus
dilanjutkan
Pelayanan Prima pada
Pelanggan Meningkatkan transaksi
nasabah utama (prime
digital nasabah Pengembangan
customer)
program
Proses Meningkatkan Cross Mengembangkan Optimalisasi digitalisasi
Bisnis Selling Produk &
Digital Ecosystem Pengelolaan LaR
Layanan
Pengembangan
Penguatan Mempertahankan SDM
Enablers Digital Mindset Kapabilitas Keunggulan
SDM Kompetitif

Halaman 29
Strategi Pengembangan BPR – BPRS

Demand Side Strategi Pengembangan BPR - BPRS Supply Side


Bisnis Kapasitas
• Kapasitas SDM ➢ Peningkatan kompetensi melaui • Roadmap
➢ Positioning BPR – BPRS
• Permodalan yang sertifikasi profesi sesuai level Pengembangan BPR
di wilayahnya SDM
memadai ➢ Sinergi dengan Bank – BPRS 2021 - 2025
➢ Peningkatan Tata Kelola,
• Optimalisasi TI dan Umum, vendor TI, manajemen risiko dan • Mitra vendor TI,
Asuransi dan lain – lain kepatuhan (GRC) perbankan dan
produk layanan ➢ Optimalisasi ➢ Pemanfaatan aplikasi lainnya
• Akses terhadap pengembangan digital pendukung dalam operasional
program Pemerintah yang telah dilakukan (credit scoring, data dukcapil, • LSP LKM Certif
(dana desa, KUR dan oleh Perbarindo (BPR E- dll)
cash, BPR Digi, dan lain ➢ Peningkatan literasi digital
PEN) –lain) ➢ Membina hubungan baik
➢ Berperan aktif dalam dengan Regulator dan
Program PEN Pemerintah
➢ Sinergi dengan fintech ➢ Menjaga kebersamaan dengan
Pelaku Industri BPR – BPRS

Perbarindo berperan sebagai Inisiator dan Fasilitator untuk


mewujudkan Industri BPR – BPRS Tangguh dan Berdaya Saing
Halaman 30
Penutup

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai