Anda di halaman 1dari 6

Laporan Praktikum Pembedahan Nyamuk

A. Dasar Teori

Dalam pemeriksaan parasit malaria dan parity di dalam tubuh nyamuk betina mempunyai tiga cara,
yaitu:

1. Mengadakan seksi (pembedahan) kelenjar ludah nyamuk yang bermaksud untuk mengetahui /
mendapatkan parasit malaria dalam bentuk sporozoit.

2. Mengadakan seksi (pembedahan) perut besar nyamuk, yaitu untuk mengetahui / mendapatkan
parasit malaria dalam bentuk ookista.

3. Mengadakan seksi (pembedahan) indung telur atau ovarium nyamuk, untuk mengetahui umur
nyamuk yang sudah bertelur (Porous) dan nyamuk yang belum pernah bertelur (Nulliporous), dan
kegunaannya untuk menilai penularan penyakit di suatu daerah, terutama di titik beratkan pada
penilaian tindakan (spraying, fogging, dsb)

Sebelum melakukan seksi nyamuk seperti yang tersebut di atas, lebih dahulu harus mengetahui susunan
anatomi nyamuk bagian dalam, karena di dalam tubuh nyamuk betina yang perlu diketahui ada 4 bagian
yang penting, terutama letak dan bentuknya dari masing – masing bagian, yakni:

1. Saluran Pencernaan Makanan

a. Perut besar (stomach = mid gut)

b. Malphigia (malphigian Tubes)

c. Usus Kecil (small intestine)

d. Rektum papila (rectal papilla)

e. Otot Lambung melingkar (cardiac sphincter)

2. Penampang membujur susunan dalam tubuh

a. Kelenjar Ludah (salivary Glands)

b. Simpull saraf otak besar (cerebral ganglion)

c. Pompa Kelenjar (salivary pomp)

d. Farink (pharynx)

e. Benjolan bagian punggung (dorsal diverticula)

f. Simpul saraf thorak (thoracic ganglia)


g. Saluran Malpigia (Malphigian ganglia)

h. Indung Telur (ovary), hati, pelepasan (anus), alat kelamin (cercus)

3. Susunan perkembangbiakan

a. Indung Telur (ovary)

b. Batang indung telur (oviduct)

c. Ampula (ampullae), pangkal indung telur (common oviduct), kelamin betina (vagina), cairan
accersora (accersory glands)

4. Gelembung kelenjar ludah

a. Keping tengah (middle lobe) dan keping lateral (lateral lobe)

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui ada tidaknya parasit dalam tubuh nyamuk

2. Untuk mengetahui umur nyamuk

3. Untuk mengetahui nyamuk yang belum bertelur (Parous) dan sudah bertelur (Nulliparous)

C. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Jarum Seksi

b. Skalpel (pisau)

c. Pinset

d. Dekglass

e. Preparat

f. Petridish

g. Gelas Ukur

h. Mikroskop

2. Bahan
a. Sampel (Nyamuk segar)

b. Choloroform

c. Kapas

d. Aquadest

D. Prosedur Kerja

1. Seksi Kelenjar Ludah

a. Menagkap nyamuk pada kandang dengan menggunakan aspirator.

b. Memasukan nyamuk kedalam breeder, lalu membius dengan memasukan kapas yang telah diberi
klorofom ke dalam breeder.

c. Setelah nyamuk mati/pingsan meletakkan nyamuk ke cawan petri.

d. Mengidentifikasi nyamuk menggunakan mikroskop compound (hasil (An.Barbirostris).

e. Objeck glass diberi setetes aquades pada tengahnya, meletakkannya di bawah lensa mikroskop
disekting.

f. Kepala nyamuk diletakkan pada aquades yang ada di objeck glass (dilakukan dibawah mikroskop
disekting).

g. Menggunakan 2 jarum bedah untuk melakukan pembedahan salifa, jarum yang satu ditusukkan
pada torak sedangkan jarum yang satunya digunakan untuk membedah (dilakukan dibawah mikroskop
disekting).

h. Jarum yang digunakan untuk memebedah diletakkan diantara kepala dan thoraks nyamuk sedikit
ditekan dan menarik jarum agar kepala nyamuk terpisah dari thoraks secara pelan-pelan (dilakukan di
bawah mikroskop disekting).

i. Setelah slifari gleen dapat dikeluarkan, pecahkan salifa dan amati dengan menggunakan mikroskop
compound, apakah pada salifa nyamuk terdapat plasmodium atau tidak.

2. Seksi Perut Besar Nyamuk

a. Nyamuk dimatikan dengan Choloroform.

b. Kaki dan sayap dibersihkan (dipotong).

c. Teteskan cairan garam fisiologis di atas slide.


d. Letakkan nyamuk di atas slide dengan posisi miring atau terlentang, di bawah disecting microscope.

e. Jarum seksi di tangan kiri tusukkan pada bagian thorax dan jarum seksi di tangan kanan tusukkan
pada bagian abdomen segment 7.

f. Abdomen segmen 7 ditarik pelan-pelan dalam cairan garam fisiologis, disini akan kelihatan ovarium,
pembuluh malpigia dan perut besar.

g. Pisahkan perut besar (lambung) dan pindahkan ke slide yang bersih, dan teteskan garam fisiologis
dan methyline blue 1% (10 cc gram fisiologis +1 tetes methylene blue).

h. Preparat perut besar tutup dengan dekglas dan periksa di bawah mikroskop.

i. Jika perut besar positif Ookista.

3. Seksi Indung Telur / Ovarium

a. Setelah nyamuk yang telah dilakukan pembedahan salifa, kemudian nyamuk tersebut digunakan
untuk pembedahan ovarium.

b. Objeck glass diberi setetes aquades pada tengahnya, meletakkannya di bawah lensa mikroskop
disekting.

c. Tempelkan/letakkan abomen bagian belakang yang akan dibedah pada aquades yang ada pada
objeck glass (dilakukan di bawah mikroskop disekting).

d. Menggunakan 2 jarum bedah untuk melakukan pembedahan salifa, jarum yang satu ditusukkan
pada torak sedangkan jarum yang satunya digunakan untuk membedah (dilakukan dibawah mikroskop
disekting).

e. Jarum yang digu nakan untuk memebedah diletakkan diantara sela abdomen ke 2 dan ke 3 dari
belakang (dilakukan dibawah mikroskop disekting).

f. Tarik jarum secara perlahan-lahan hingga ovarium keluar dari tubuh nyamuk (dilakukan dibawah
mikroskop disekting).

g. Melakukan pemisahan ovarium agar dapat dilakukan pemeriksaan ovarium dan simpul dilatasinya
dapat terlihat dengan jelas , dengan cara 1 jarum ditusukkan ke ovarium sedangkan jarum yang satunya
digunakan untuk menggetar-getarkan jarum yang ditusukkan ke ovarium.

h. Lakukan pemeriksaan dibawah mikroskop compound, amati ada berapa simpul dilatasi yang terlihat
atau tidak ada simpul dilatasinya.

E. Hasil
Adapun hasil dari praktikum yang telah dilakukan adalah :

1. Pembedahan untuk identifikasi kelenjar ludah / salivary glands menunjukan bahwa nyamuk culex
yang telah dibedah dan diamati, didalam kelenjar ludahnya terdapat parasit.

2. Pembedahan untuk identifikasi perut besar nyamuk menunjukkan umur nyamuk yang telah diamati
dan pada praktikum ini nyamuk yang belum bertelur atau NulliParous, sehingga umurnya belum dapat
diketahui .

3. Pembedahan untuk identifikasi ovarium menunjukan bahwa nyamuk culex yang dibedah belum
bertelur (Nulliparous).

F. Analisa Hasil

Dari hasil di atas dapat dikatakan bahwa dari 3 nyamuk culex yang telah diidentifikasi dapat dianalisa
sebagai berikut:

1. Pembedahan Kelenjar ludah

Pembedahan kelenjar ludah pada praktikum ini didapatkan hasil bahwa dalam nyamuk culex tersebut
positif terdapat parasit, ini menunjukkan bahwa nyamuk tersebut dapat dikonfirmasi sebagai vektor.
Karena salah satu syarat arthropoda bertindak sebagai vektor adalah dengan adanya parasit di dalam
tubuh arthtropoda tersebut. Sehingga jika dianalisis nyamuk tersebut sudah dapat menularkan penyakit
kepada hostnya.

Selain itu pembedahan kelenjar ludah (salivary glands) bertujuan untuk mengetahui apakah nyamuk
tersebut terinfeksi plasmodium atau tidak, dengan memeriksa apakah ada plasmodium atau tidak pada
salifari glenn nyamuk tersebut.

2. Pembedahan Perut Besar

Pembedahan perut besar nyamuk pada praktikum ini didapatkan hasil bahwa nyamuk tersebut belum
bertelur (NulliParous) sehingga umur nyamuk ini belum dapat di ketahui. Ciri yang dapat dilihat dari
pembedahan ini adalah perutnya kosong (unfed). Pembedahan perut besar juga ditujukan untuk
mengetahui / mendapatkan parasit dalam bentuk ookista.

Umur nyamuk dapat diketahui dengan 1 simpul dilatasi mewakili 1 siklus gonotropik daerah tersebut,
karena daerah satu dengan yang lain siklus gonoropiknya bisa berbeda. Sedangkan umur populasi dapat
dihitung dengan rumus: p = A x B.

3. Pembedahan Ovarium

Pembedahan ovarium nyamuk pada praktikum ini didapatkan hasil bahwa nyamuk tersebut belum
bertelur (NulliParous), ini dibuktikan dengan ujung tracheolinya berbentuk spiral rapat ( ujung
tracheolinya melingkar-lingkar ). Selain itu kaitannya dengan penghitungan kepadatan nyamuk,
pembedahan ovarium untuk mengetahui tingkat keberhasilan pemberantasan vector nyamuk. Sehingga
dapat ditentukan pemberantasan vektor yang cocok dapat dilakukan ketika mengetahui ovarium
nyamuk.

G. Kesimpulan

1. Nyamuk yang telah dibedah telah mengadung parasit di dalam tubuhnya sehingga nyamuk tersebut
dikonfirmasi sebagai vektor.

2. Nyamuk yang telah dibedah belum diketahui umurnya karena perut dari nyamuk tersebut kosong
dan ovariumnya NulliParous.

3. Nyamuk yang telah diperiksa belum bertelur karena ujung tracheolinya berlingkar-lingkar (berbentuk
spiral rapat).

DAFTAR PUSTAKA

Andi Hermawan, 2013,LAPORAN PRAKTIKUM


ENTOMOLOGI,http://andizone.blogspot.com/2013/01/laporan-praktikum-entomologi.html, diakses
pada 05 Juni 2015.

Budidarma, 2011, Pembedahan Nyamuk,http://www.budidarma.com/2011/05/pembedahan-


nyamuk.html, diakses pada 05 Juni 2015

Anonim,2015, http://www.budidarma.com/2011/05/pembedahan-nyamuk.html, diakses pada 05 Juni


2015.

Sulasmi,SKM.,M.Kes,dkk, 2015, Penuntun Praktek Lab.Terapan & Rekayasa Lingkungan Pengendalian


Vektor dan Binatang Pengganggu – A Prodi D.IV, Kesling Press: Makassar.

Anda mungkin juga menyukai