PT REXAUDIA SASADA SENTOSA SAFETY AND HEALTH

BEKERJA DI ATAS AIR ATAU DEKAT AIR

Berikut adalah kepedulian PT Rexaudia Sasada Sentosa dalam mengaplikasikan instruksi kerja
bekerja dekat air yaitu RSS-K3LL-IK-09.
1. Kompetensi dan Wewenang
a. Pekerjaan di atas atau dekat air dimana berpotensi tenggelam yang belum termuat
dalam Prosedur Kerja Aman (SOP) harus menjadi subyek dalam Identifikasi Bahaya
dan Penilaian Risiko (IBPR).
b. Karyawan dan pengawas wajib mengindentifikasi dan mengendalikan bahaya sebelum
suatu kegiatan atau suatu pekerjaan di atas atau dekat air dilakukan.
c. Rapat di awal pekerjaan wajib dilakukan untuk beritahukan konsekuensi tenggelam.
d. Pengawas harus memastikan kru atau karyawan yang terlibat sudah mendapatkan
pelatihan first aid atau pertolongan pertama pada kecelakaan.
e. Untuk pekerjaan di atas atau di dekat air laut maka karyawan harus sudah mengikuti
pelatihan dan memiliki sertifikat Basic Sea Survival dan mampu berenang.

2. Mengembangkan identifikasi atau survei kegiatan yang berpotensi tenggelam:

a. Menentukan dan mencatat siapa saja yang berwenang atau yang berkompeten untuk
melakukan kegiatan bekerja di dekat air tersebut.
b. Mengidentifikasi para pekerja yang melakukan pekerjaan di atas atau di dekat air.
c. Mengidentifikasi lokasi dimana kegiatan tersebut dilakukan.
d. Memberikan perincian untuk menilai risiko yang berhubungan dengan pelaksanaan
kegiatan tersebut.
e. Memberikan perincian untuk pengidentifikasian tindakan pengendalian untuk setiap
risiko yang di identifikasian. Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko (IBPR)
Survei tersebut harus mencatat penilaian risiko untuk setiap kegiatan yang dilakukan di
dekat air. Semua kegiatan yang dinilai mengandung risiko yang tidak bisa diterima, harus
dikendalikan untuk memastikan bahwa semua risiko yang ada telah dikurangi atau
dihilangkan.
PT REXAUDIA SASADA SENTOSA SAFETY AND HEALTH

3. Tindakan Pengendalian
a. Penghilangan dimana Keselamatan paling aman adalah menghindari bekerja di atas
atau di dekat air.
b. Subtitusi jika penghapusan kebutuhan bekerja di dekat air tidak bisa dilakukan
pertimbangan, dapat dilakukan pada proses atau tindakan penggantian untuk
mengurangi risiko tenggelam tersebut.
c. Tindakan Pengendalian Teknik adalah tindakan pengendalian teknik terdiri dari
tindakan perubahan pada disain atau konstruksi bagian instalasi atau alat, hal ini bisa
mengakibatkan perubahan pada cara operasi instalasi tersebut. Jika disain di ubah
proses pengidentikasian bahayanya, penilaian risiko harus diulangi. Seperti:
 Menyediakan perahu atau boat dan dipelihara agar selalu siap beroperasi.
 Memberi pagar pembatas pada area aktif dilalui pekerja di sekitar dekat air.
 Memeriksa semua peralatan setiap 3 bulan dan hasilnya dicatat serta diarsipkan.
 Sediakan rambu peringatan: “Dilarang Berenang” atau “Dilarang Bekerja di Atas
atau di Dekat Air tanpa izin” sekitar 2 meter dari ujung kali, danau atau pantai.
d. Tindakan Pengendalian Administratif adalah tindakan pengendalian administratif
melibatkan penggunaan sistem yang aman untuk mengendalikan risiko atau kegiatan
bekerja di atas atau di dekat air. Seperti:
 Melakukan identifikasi pekerjaan di air yang berpotensi bahaya.
 Petugas atau pengemudi perahu atau boat merupakan personil yang kompeten.
 Meregister semua jaket pelampung atau alat pelampung yang memadai harus
dipakai oleh semua pekerja yang bekerja diatas atau dekat air.
 Semua jaket pelampung harus dirancang agar dapat membalik secara otomatis dan
menopang pekerja yang pingsan, mengambang dan menghadap keatas.
 Latihan-latihan harus diberikan kepada pekerja yang memakai jaket pelampung
atau alat pelampung atau bantu mengambang.
e. Alat Pelindung Diri (APD): Ketika perlengkapan pelindung
diri digunakan untuk mengendalikan risiko, perlengkapan
tersebut harus diseleksi, dipelihara dan digunakan secara
tepat sesuai dengan fungsi masing masing. Menyediakan
alat pelindung diri seperti jaket pelampung dan pluit yang
memadai. Semua wajib pakai jaket pelampung jika bekerja
di atas atau di dekat air.